Anda di halaman 1dari 10

Vol. 3, No.

1, Januari – Juni 2019

https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia

MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM (TELAAH PEMIKIRAN


FAZLUR RAHMAN)

Moch. Tohet1
Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Info Artikel Abstract


Sejarah Artikel:
Diterima Nopember 2018 As a thinker was born in the early 20th century AD, Fazlur
Disetujui Januari 2018 Rahman had lived at a time when science and technology had
Dipublikasikan Pebruari developed. According to him, the development of science and
2019
technology is felt to bring currents and impacts on education,
especially Islamic education. In Fazlur Rahman's view, what
must be done to renew Islamic education is to bring Islamic
Keywords:
education to the right vision and mission, namely education that
Fazlur Rahman,
has the vision and mission of the Qur'an. Where the main vision
Modernization of Islamic
and mission of the Qur'an is to "repair the damage on this earth
Education
and improve its condition", to "call for a good condition and
forbid a bad condition", and to build a social order on a solid
ethical foundation. According to him, basically all the problems
of "modernization" of Islamic education must be able to make it
increase the creative intellectual productivity of Islam in all
fields. Modernization of Islamic education is not only about
physical equipment and teaching equipment such as books, but
more than that modernization must be sought more on building
Islamic intellectualism itself.

Korespondensi: ISSN 2549-4821


1
Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo E-ISSN 2579-5694
Email : alheds78@gmail.com

7
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019

PENDAHULUAN sebuah pertanyaan tentang perubahan yang


baru mengikuti perkembangan zaman,
Seiring dengan zaman yang sudah modern
merujuk pada konsep Islam ideal, yaitu
ini, pendidikan masih dianggap sebagai
Islam yang mencapai cita-cita ajarannya,
kunci pembuka dalam komunitas sosial
nilai-nilainya, Sesuai dengan misi risalah
untuk mengimbangi laju berkembangnya
Nabi Muhamad SAW, yang termaktub di
ilmu dan teknologi. Persepsi masyarakat ini
dalam al-Qur’an Surat al-Anbiya ayat 107:
kiranya telah mampu memobilisasi kaum
cerdik cendikia untuk selalu merespon secara َ ‫َو َما أَ ْر‬
َ‫س ْلنَاكَ ِإ َّل َرحْ َمة ِل ْل َعالَمِ ين‬
stimulan terhadap perkembangan dan sistem
Artinya : Dan tiadalah Kami mengutus
pendidikan berikut unsur-unsur terkait yang
kamu (Muhammad), melainkan untuk
berpotensi positif bagi keberhasilan
(menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS.
pendidikan. Hal ini disadari karena,
Al-Anbiya; 107)
pendidikan merupakan perkara penting
dalam membangun sebuah negeri. Dan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sayyid Imam Bukhari:
Ahmad Khan, bahwa kemajuan suatu
‫إنما بعثت ألتمم مكارم األخالق‬
bangsa tergantung pada pendidikannya.
Artinya: Sesungguhnya aku diutuskan
Dalam era globalisasi yang dipenuhi
hanyalah untuk mnyempurnakan akhlak
kemajuan teknologi dewasa ini, kemajuan
manusia. (Hadis sahih yang diriwayatkan
dan perkembangan zaman dapat
oleh Malik, Ahmad, Hakim, At-Tabarani
memengaruhi perkembangan sosial budaya
dan Bukhari dalam "Al-Adab Al-Mufrad"
masyarakat muslim, termasuk dalam bidang
daripada sahabat Abu Hurairah).
pendidikan Islam. Meskipun demikian,
masyarakat muslim tidak bisa menghindari PEMBAHASAN
diri dari arus globalisasi dan kemajuan
teknologi tersbut, apalagi jika bias survive 1. Biografi Fazlur Rahman
dan berjaya di tengah perkembangan dunia
modern yang kian menuntut kompetisi. Fazlur Rahman dilahirkan pada tahun 1919
Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan di distrik Hazara, Punjab, suatu daerah di
zaman, pendidikan Islam telah anak benua India yang sekarang terletak di
menampilkan dirinya sebagai pendidikan sebelah barat laut Pakistan, ketika anak
yang fleksibel, responsif, sesuai dengan benua Indo-Pakistan masih belum pecah ke
perkembangan zaman, berorientasi ke masa dalam dua negara merdeka. Ia sangat
depan, seimbang, berorientasi pada mutu dikenal sebagai tokoh Islam dengan
yang unggul, egaliter, adil, demokratis, pemikirannya yang tajam, radikal dan
dinamis dan seterusnya. Sesuai dengan sifat liberal. Ini tidak mengherankan, sebab
dan karakternya yang demikian itu, Fazlur Rahman dilahirkan di tengah-tengah
pendidikan Islam senantiasa mengalami keluarga dengan tradisi mazhab Hanafi yang
inovasi dari waktu ke waktu, yaitu mulai lebih terbuka dan rasional dibandingkan
dari sistem dan lembaganya yang paling dengan mazhab yang lain, seperti Syafi’i,
sederhana. Hambali, dan Maliki.. Di usia empat belas
tahun, tepatnya tahun 1933 Rahman ikut
Tumbuh dan berkembangnya pendidikan keluarganya pindah ke Lahore “kota taman
Islam sesungguhnya sejalan dengan adanya dan perguruan tinggi”. Di kota ini dia masuk
dakwah Islam yang telah dilakukan Nabi sebuah sekolah modern, disamping itu ia
Muhammad SAW. Berkaitan dengan itu masih mempelajari mata pelajaran
pula pendidikan Islam memiliki corak dan tradisional ayahnya. Namun dalam kurun
karakteristik yang berbeda sejalan dengan ini ia sudah skeptis terhadap hadis, sebuah
upaya pembaharuan yang dilakukan secara sikap yang ia warisi dari Sir Sayyid. Di
terus menerus pasca generasi Nabi hingga belakang hari kritis ini nantinya
saat ini, sehingga dalam perjalanan dikembangkan dengan elaborasi yang
selanjutnya pendidikan Islam terus sistematis dalam karya intelektualnya,
mengalami perubahan dan pembaruan, baik Islamic Methodology in History.
dari muatan atau isi (mata pelajaran),
metode, maupun dari segi manajemen Pada tahun 1949, Fazlur Rahman berhasil
lembaga pendidikan Islam itu sendiri. menyelesaikan studi doktoralnya di
Universitas Oxford di bawah bimbingan
Perkembangan pendidikan Islam semakin
Profesor Simon Van Den Bergh dan H. A.
pesat mengikuti perkembangan zaman yang
juga semakin berkembang yang menyisihkan

2
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019

R. Gibb, dengan disertasi tentang Ibnu Sina Dewan Penasehat Ideologi Islam
(Avicenna). pemerintah Pakistan karena ia terdorong
untuk menafsirkan kembali Islam dalam
Dua tahun kemudian ia menerjemahkan istilah-istilah yang rasional dan ilmiah
karya besar Ibnu Sina, Kitab al-Najat, untuk memenuhi kebutuhan
dengan judul Avicenna’s Psychology. Kitab masyarakat pada saat itu.
tersebut merupakan ringkasan Ibnu Sina
sendiri terhadap karyanya, Kitab al-Syifa. Di Pada Tahun 1969, Fazlur Rahman hijrah
kemudian hari ia juga menyunting karya ke Barat, tepatnya ke Ameriak sekaligus
pengarang yang sama, Kitab al-Nafs, yang sebagai tenaga pengajar di Universitas
juga merupakan bagian dari Kitab al-Syifa, California, Los Angeles, Amerika. Setelah
dengan judul De Avicenna’s De Anima. itu, ia mulai menjabat sebagai Guru Besar
Kedua buku tersebut diterbitkan oleh Oxford bdang Kajian Islam dalam berbagai
university Perss pada tahun 1952 dan 1959. aspeknya di Department of Near Eastern
Kajian Rahman tentang Ibnu Sina secara Languages and Civilization, University of
pasti membuatnya dikenal oleh kalangan- Chicago. Ia menetap di Chicago kurang
kalangan sarjana sebagai ahli tentang Ibnu lebih 18 tahun, sampai akhirnya Tuhan
Sina. memanggilnya pulang pada tanggal tanggal
26 Juli 1988.
Ketika kuliah di Universitas Oxford, Fazlur
Rahman mempunyai kesempatan untuk 2. Definisi Pendidikan Islam
belajar beberapa bahasa barat seperti, bahasa
Latin, Yunani, Inggris, Jerman, Turki, Arab, Tidak seperti pandangan pemikir-pemikir
dan Urdu.Dengan penguasaan bahasa pendidikan Islam yang lain, Fazlur Rahman
tersebut, mampu membantu Rahman dalam memiliki pandangan yang lain sama sekali
memperdalam serta memperluas dalam mendefinisikan pendidikan Islam
keilmuannya, terutama dalam studi-studi yang lebih bersifat teoretis, maka Fazlur
Islam melalui penelusutan literature-literatur Rahman lebih cenderung pada definisi yang
keislaman yang ditulis oleh para orientalis lebih pada pendekatan teknis-operasional.
dalam bahasa-bahasa mereka.
Di sini Fazlur Rahman tampaknya ingin
Sebagai seorang individu Fazlur Rahman mengatakan, bahwa definisi pendidikan
sangat haus akan ilmu pengetahuan. Gairah Islam yang beredar selama ini kurang
inilah yang membawanya pada tingkat memadai jika diimplementasikan pada masa
kreatifitas intelektual yang sangat kekinian yang dihadapkan pada berbagai
mengagumkan. Sehingga pada tahun 1962, masalah yang lebih kompleks. Oleh
Ayyub Khan menunjuk Fazlur Rahman karenanya, definisi pendidikan Islam harus
sebagai direktur The Islamic Research bersifat teknis operasional agar dapat
Institute (Lembaga Riset Islam). menjawab tantangan masa kini dan terutama
masa depan. Menurutnya, istilah
Melalui lembaga ini, ia mampu “intelektualisme Islam” lebih tepat
memprakarsai penerbitan Journal Islamic diterapkan, daripada pendidikan Islam.
Studies yang hingga sekarang masih terbit Dalam pandangan Fazlur Rahman, definisi
secara berkala dan merupakan jurnal bertaraf pendidikan Islam yang ia sebut dengan
Internasional. Ketika mengelola lembaga ini, “intelektualisme Islam” adalah pertumbuhan
Rahman telah berusaha sungguh-sungguh atau suatu pemikiran Islam yang asli dan
untuk memajukannya dengan cara memadai, yang harus memberikan kriteria
mengangkat beberapa lulusan madrasah untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
yang menguasai bahasa Inggris sebagai staf suatu sistem pendidikan Islam.
Yunior dan mencoba melatih mereka dalam
teknik-teknik riset modern dan sebaliknya Di sini tampak jelas kalau Fazlur Rahman
merekrut staf-staf Senior dari kalangan mendefinisikan pendidikan Islam, yang ia
lulusan Universitas di bidang filsafat atau sebut dengan “intelektualisme Islam”
ilmu-ilmu social dan member mereka tersebut, lebih elaboratif di banding dengan
pelajarab bahasa Arab serta disiplin-disiplin definisi-definisi yang beredar selama ini.
Islam klasik yang utama seperti hadits dan Baginya pendidikan Islam bukanlah yang
Ushul Fikih. dimaksud dengan melulu perlengkapan dan
peralatan fisik atau kuasa-fisik pengajaran,
Selain ditunjuk menjadi Direktur Lembaga seperti buku-buku yang diajarkan atau pun
Riset Islam, pada tahun 1964 Fazlur struktur eksternal pendidikan. Tapi
Rahman juga ditunjuk sebagai anggota penekanannya justru terletak pada

3
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019

pertumbuhan suatu pemikiran Islami yang intelektual dari sekelompok kecil orang yang
dapat menyumbangkan kriteria-kriteria yang karir pendidikannya berbeda dari mereka
konkrit bagi keberhasilan pendidikan Islam. yang dimaksudkan untuk memperoleh
pendidikan dasar saja.
Oleh karenanya, ketika Fazlur Rahman
menawarkan sejumlah gagasan modernisasi Kedua, pendidikan sekolah istana yang
pendidikan Islam, ia menekankan pada salah diperuntukkan bagi pengeran-pengeran
satu hal pokok, yaitu bagaimana membuat dengan tujuan mencetak mereka menjadi
pendidikan Islam mampu untuk melakukan pemimpin-pemimpin pemerintahan masa
produktifitas intelektual Islam yang kreatif yang akan datang. Pendidikan jenis ini
dalam semua bidamg usaha intelektual memang mencakup pendidikan agama, tapi
bersama-sama dengan keterikatan yang penekanannya lebih pada ilmu pidato,
serius kepada Islam. Dan faktor utama dari kesusasteraan dan terlebih pada nilai-nilai
upaya ini adalah masalah perluasan kekesatriaan.
intelektual muslim dengan cara menaikkan
standar-standar intelektualnya. Pandangan Ketiga, pendidikan orang dewasa. Disebut
Fazlur Rahman ini bertopang dengan demikian karena diberikan kepada orang
argumentasi dan logika, bahwa karena banyak dengan tujuan utamanya untuk
perluasan adalah fungsi penaikan pada mengajar mereka mengenai masalah agama
katinggian, dan sebaliknya semakin dan bukannya membaca dan menulis. Dari
seseorang turun tingkat intelektualitasnya, jenis pendidikan inilah tumbuh jenis
maka semakin sempit pula ruang yang pendidikan yang keempat, yakni sekolah-
terliput oleh wawasan seseorang yang sempit sekolah tinggi yang tumbuh melalui halaqoh-
tersebut. Al-Qur’an sendiri telah halaqoh atau kelompok-kelompok para
memberikan penghargaan yang tinggi murid yang berkumpul mengelilingi seorang
terhadap ilmu pengetahuan, dan Rasulullah guru tertentu.
SAW sendiri diperintahkan untuk berdoa
kapada Tuhan untuk selalu bertambah ilmu Dari sini Fazlur Rahman menarik
pengetahuannya. kesimpulan, bahwa awal mula tersebarnya
pengetahuan Islam pada masa awal Islam
3. Watak Pendidikan Islam dari Masa ke bepusat pada individu-individu dan
Masa bukannya sekolah-sekolah. Karena itu ciri
utama pengetahuan Islam pada masa itu
Dalam pandangan Fazlur Rahman, adalah pentingnya individu guru. Sehingga
pendidikan Islam mengalami perubahan- Fazlur Rahman tidak menyangkal jika ada
perubahan yang sangat signifikan dalam sejumlah komentator pendidikan Islam yang
setiap perkembangannya sesuai dengan menyakatan bahwa pada akhir abad
tingkat perubahan sosial yang ada pada pertengahan mayoritas ilmuwan-ilmuwan
masyarakat Islam dari waktu ke waktu. yang termasyhur bukanlah produk-produk
Dalam beberapa karyanya ia mencoba madrasah, tetapi merupakan bekas murid-
memetakan watak pendidikan Islam dalam murid informal dari guru-guru individual.
tiga periode: pendidikan Islam zaman awal
hingga abad pertengahan, pendidikan Islam Perjalanan pendidikan Islam seperti itu terus
zaman klasik modern, dan pendidikan Islam berlanjut, namun di penghujung abad ke-4
zaman kontemporer. H/10 M sampai abad ke-5 H/11 M muncul
isu tentang “tertutupnya pintu ijtihad”. Dan
a) Pendidikan Islam zaman awal hingga isu inilah menurut Fazlur Rahman telah
abad pertengahan membawa kemacetan umum dalam ilmu-
ilmu intelektual. Puncak dari kemacetan ini
Menurut Fazlur Rahman, pada masa awal adalah pada abad ke-11 H/17 M dan abad
Islam ada empat jenis pendidikan. Pertama, ke-12 H/18 M ketika suatu rapprochement
pendidikan dasar, yang menekankan pada (proses dekat-mendekati) yang baru telah
pengajaran agama, di samping juga berkembang antara teologi ortodok dan
membaca, menulis dan berhitung sederhana. metafisikan sufi. Dan ketika memasuki abad
Pendidikan dasar ini merupakan dasar yang ke 13 H/19 M, dunia Islam merasakan
memenuhi unit kebutuhannya sendiri dan dampak yang kuat dan tiba-tiba dari
tidak mempunyai hubungan yang organis pendidikan Barat dan dualisme yang baru
dengan pendidikan tinggi. Tujuan dan berjangkauan jauh pun muncul. Sebagai
pendidikan dasar pada zaman pertengan ini akibatnya, menurut Fazlur Rahman,
adalah untuk mengembangkan sebesar lapangan ilmu pengatahuan umum semakin
mungkin kemampuan-kemampuan menyempit melalui tidak adanya pemikirian

4
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019

umum dan sains-sains kealaman, maka karena orang Eropa mengembangkannya


kurikulum dengan sendirinya menjadi sesudah meminjam dari kaum muslim
terbatas pada ilmu-ilmu agama murni sendiri.
dengan gramatika dan kesusasteraan sebagai
alat-alatnya. Secara keseluruhan, dalam pandangan
Fazlur Rahman, watak pendidikan zaman
Yang jelas, demikian menurut Fazlur modern klasik hanya bisa bertindak secara
Rahman, berlawanan dengan sikap modern parsial, tidak sistematis dan lambat. Hal ini
yang memandang ilmu pengetahuan sebagai disebabkan adanya argumen dalam bidang
sesuatu yang pada intinya harus dicari dan teori yang lebih banyak merupakan tindakan
ditemukan oleh pemikiran yang memegang untuk mempertahankan Islam, sementara
peranan aktif di dalamnya, maka sikap dalam bidang praktis kebutuhan paling
zaman pertengahan adalah bahwa ilmu mendesak untuk melaksanakan reformasi
pengetahuan adalah sesuatu yang harus yang tepat dan sistematis seringkali sulit
diperoleh. Sikap pemikiran ini, menurutnya dirasakan karena tidak adanya rasa tanggung
adalah lebih bersifat pasif dan menerima jawab yang hakiki dan konkrit untuk
daripada kreatif dan posistif. menyelesaikan masalah.

b) Pendidikan Islam zaman klasik modern c) Pendidikan Islam zaman modern


kontemporer
Yang dimaksud Fazlur Rahman dengan
zaman klasik modern adalah paruh kedua Periode ini menurut Fazlur Rahman,
abad ke-19 M hingga sekitar pertengahan dimulai sekitar pertengahan abad ke-20 H,
abah ke-20 M. Pada periode ini, menurut yang ditandai dengan tiga hal. Pertama,
Fazlur Rahman muncul lima nama besar terutama sekali karena negara-negara Islam
modernis muslim kenamaan yang berusaha mulai lepas dan merdeka dari hegemoni
merumuskan dan merinci sikap Islam politik Barat. Kedua, kemerdekaan politik
terhadap sains dan penyelidikan yang bebas negeri-negeri muslim dengan sendirinya
terhadap alam lain. Lima orang tersebut mengharuskan kaum muslim memikirkan
adalah Sayyid Amir Ali dan Sayyid Akhmad kembali pendidikan Islam. Ketiga, karena
Khan dari India, Namik Kemal dari Turki, alasan-alasan tersebut, maka masalah-
Jamaluddin al-Afghani dan Syaikh masalah pendidikan, termasuk pendidikan
Muhammad Abduh dari Mesir. agama mengambil bentuk yang realistis dan
memperoleh kesegaran yang tidak diproleh
Implementasi dari pemikiran dan pandangan di masa penjajahan di mana privilege (hak
kelima tokoh-tokoh besar ini diwujudkan istimewa) dan tanggung jawab untuk
dalam beberapa bentuk wajah dan watak mengelola masalah-masalah negeri muslim
pendidikan Islam yang berbeda dengan secara pokok berada di tangan penguasa-
masa-masa sebelumnya. Di Turki misalnya penguasa asing.
karena ulama begitu sengit menentang
perubahan, maka pada tahun-tahun Sebagai contoh dari pernyataan-pernyataan
pertengahan sampai akhir abad ke-19 di atas ialah perubahan-perubahan radikal
dibuatlah jembatan antara pendidikan dasar yang terjadi pada tahun 1960-an di Mesir.
dan pendidikan tinggi. Hal ini dilakukan Pada tahun 1961 sebuah undang-undang
sebagai upaya untuk memperkenalkan disahkan untuk mendirikan fakultas
pendidikan dasar yang tardisional dan murni kedokteran, pertanian, dan teknik sebagai
keagamaan ke arah suatu konsep yang bagian dari universitas Al-Azhar. Perubahan
praktis tentang pendidikan. yang besar ini, dalam pandangan Fazlur
Rahman, pada dasarnya didesak oleh
Sedang di Mesir ditandai dengan kenyataan bahwa mahasiswa Al-Azhar yang
pembaharuan Universitas Al-Azhar pada bertambah besar dengan cepat tidak bisa
tahun 1930, mulai dari manajemen bersaing dengan produk-produk sistem
organisasinya sampai bidang administasinya. pendidikan umum, maka fakultas-fakultas
Tapi yang perlu dicatat di sini bukanlah baru tersebut ditujukan untuk menjawab
masalah pembaharuan manajemennya, tapi kesulitan tersebut. Tapi manfaat nyata yang
perkembangan intektualnya. Di mana lain terlihat dari kenyataan bahwa suatu
seorang Syaikh Al-Azhar, Rif’ah al- kelas profesional yang berbobot akan
Tanthawi, yang pernah tinggal di Paris tercipta, yang memiliki pengetahuan yang
beberapa tahun, dalam bukunya Manahij al- mantap tentang Islam dibanding dengan
Albab menyatakan, kaum muslimin harus produk-produk sistem pendidikan umum,
mempelajari semua sains-sains modern,

5
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019

yang hanya memikirkan pengetahuan agama pengamatan dengan mata dan telinga, tetapi
yang dangkal. pengetahuan inilah akhirnya harus sampai
ke hati dan menghidupkan persepsi batin
4. Visi dan Misi Pendidikan Islam manusia. Ia akan mengubah kecakapan-
kecakapan ilmiah dan teknologisnya sesuai
Setelah melakukan serangkaian perenungan dengan persepsi batin yang akan –seperti
dan pemikiran yang mendalam, akhirnya yang diharapkannya- lahir di dalam dirinya
Fazlur Rahman sampai pada kesimpulan sendiri. Tanpa persepsi ini pengetahuan
bahwa, perubahan Islam yang bagaimana ilmiah dan teknologi tersebut dapat, bahkan
pun yang mau dilakukan sekarang ini, pasti, menjadi sangat berbahaya.
haruslah dimulai dari pendidikan. Sebab
pendidikan adalah satu-satunya pendekatan Pentingnya visi dan misi pendidikan Islam
untuk suatu penyelesaian jangka panjang yang Qur’ani tersebut, karena Fazlur
atas problem-problem yang dialami Rahman melihat bahwa, pasca perang dunia
masyarakat Islam saat ini. Mulai dari II masyarakat dunia masuk dalam ledakan
dikotomi mental dan kehidupan pribadi teknologi yang luar biasa. Namun ironisnya
maupun sosial yang terpecah belah, yang ledakan teknologi yang semakin cemerlang
berakibat pada kekacauan dalam segala ini bercirikan kehampaan yang tidak
usaha dan frustasi serta krisis-krisis yang bertujuan, di mana masyarakat dunia secara
melumpuhkan kehidupan. keseluruhan dan sebagai entitas dalam
situasi eksistensial yang menghadapi
Dalam pandangan Fazlur Rahman, yang masalah-masalah yang konkrit dan pahit,
harus dilakukan untuk pembaruan terabaikan begitu saja. Akibatnya, baik
pendidikan Islam adalah membawa intelektualisme maupun teknologi sekarang
pendidikan Islam kepada visi dan misi ini tidaklah berbicara kepada manusia secara
Qur’ani. Di mana visi dan misi utama al- konkrit dan komprehensif, termasuk dimensi
Qur’an adalah untuk “memperbaiki moral atau manusiawinya. Oleh karena itu,
kerusakan di atas muka bumi ini dan bagi Fazlur Rahman pengembangan ilmu-
memperbaiki keadaannya”, untuk “menyeru ilmu teologi, filsafat, etika, hukum dan ilmu-
kepada kebaikan dan melarang kejahatan”, ilmu sosial yang didasarkan pada al-Qur’an
dan untuk membangun tatanan suatu sosial dan tentu saja model dan prilaku nabi SAW
di atas suatu landasan etis yang kokoh. dalam arti yang sesungguhnya, haruslah
mendahului usaha nyata apapun dalam
Karena itulah menurut Fazlur Rahman, pembaharuan pendidikan Islam.
mengapa al-Qur’an mementingkan tiga
macam pengetahuan bagi manusia. Yang 5. Dinamika Pemikiran dan Modernisasi
pertama adalah pengetahuan mengenai Pendidikan Islam, Analisis Kritis atas
alam yang telah diciptakan Allah tunduk Pemikiran Pendidikan Islam Fazlur Rahman
kepada manusia, inilah yang disebut dengan
sains-sains ilmiah. Dalam beberapa hal, pemikiran pendidikan
Islam Fazlur Rahman terkesan mempunyai
Yang kedua adalah pengetahuan sejarah kemiripan dengan pemikiran pakar-pakar
atau geografi. Al-Qur’an senantiasa pendidikan Islam pada umumnya. Namun
mendesak manusia untuk “berjalan di muka dalam berbagai segmen tertentu, pemikiran
bumi” sehingga dapat menyaksikan apa Fazlur Rahman justru berbeda sama sekali
yang telah terjadi berupa kebudayaan- dengan mainstream yang berkembang di
kebudayaan di masa lampau dan mengapa kalangan pemerhati pendidikan Islam,
kebudayaan-kebudayaan tersebut bisa namun pada hakikatnya pemikiran-
bangkit atau runtuh. Sedangkan yang ketiga pemikiran Fazlur Rahman mengajak semua
adalah pengetahuan mengenai diri sendiri orang untuk memandang masa depan
karena “Kami akan memperlihatkan kepada pendidikan Islam ke arah yang lebih baik.
mereka tanda-tanda kami di dalam
cakrawala (alam eksternal) dan di dalam diri Fazlur Rahman adalah sosok yang sangat
mereka sendiri sehingga mereka dapat kontroversial pada zamannya. Namun, bila
memahami kebenaran. Tidak cukup kah ditelaah secara kritis ide-ide kontroversial
Tuhanmu sebagai saksi terhadap setiap yang dikemukakannya, maka terdapat
sesuatu?” banyak hal yang patut untuk diapresiasi
seobyektif mungkin. Sebab, ternyata ide-
Pengetahuan ketiga inilah yang dalam idenya banyak yang mampunyai makna
pandangan Fazlur Rahman disebut dengan yang cukup cerdas dan kontekstual.
pengetahuan “ilmiah” karena berdasarkan

6
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019

Dalam mendefinisikan pendidikan Islam pengetahuan paedagogis agama yang


misalnya, Fazlur Rahman tidak segan-segan memadai”.
keluar dari arus utama beberapa definisi
yang beredar di kalangan tokoh-tokoh Dari kritik di atas, dapat dikemukakan
pendidikan Islam selama ini. Dengan bahwa definisi pendidikan Islam yang
pendekatan teknis-operasional pada definisi dikemukakan oleh Fazlur Rahman memiliki
pendidikan Islam yang diidentikkan dengan signifikansi yang cukup aktual dalam
“intelektualisme Islam”, tampaknya Fazlur pengembangan pendidikan Islam ke depan.
Rahman ingin mengajak kepada segenap Sebab, definisi pendidikan Islam yang
orang yang mempunyai komitmen pada digunakan oleh Fazlur Rahman menunjuk
perbaikan kualitas pendidikan Islam untuk langsung pada proses belajar mengajar
memberikan semacam perubahan secara dalam sebuah sistem yang Islami di satu sisi,
simultan menuju perbaikan pendidikan dan juga mengandaikan sebuah keharusan
Islam yang sesungguhnya. dalam hal evaluasi apakah proses tersebut
berhasil atau gagal dalam mengemban
Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Fazlur amanatnya di sisi yang lain.
Rahman bahwa pendidikan Islam bukanlah
makna yang hanya tertumpu pada Pada titik inilah kelebihan pemikiran Fazlur
keseluruhan seperangkat alat-alat fisik atau Rahman, sebab dengan definisi ini
non fisik pengajaran atau bahkan struktur pemaknaan pendidikan Islam lebih
eksternal pendidikan. Lebih dari itu implementatif dan operatif yang langsung
menurutnya, pendidikan Islam harus dapat dijadikan sebagai acuan dasar dalam
memberikan suatu langkah untuk mengembangkan pendidikan Islam ke
pertumbuhan bagi pemikiran Islam yang depan. Dan dengan definisi ini pula Fazlur
dapat menyumbangkan kriteria-kriteria yang Rahman sepertinya ingin berharap untuk
komprehensif dan nyata bagi keberhasilan dapat menjadikan pendidikan Islam berhasil
pendidikan Islam itu sendiri. dalam mencetak intelektual Islam yang
kreatif dalam semua bidang, tanpa
Adapun langkah-langkah yang harus mengesampingkan substansi pendidikan
dilakukan demi keberhasilan tersebut adalah Islam yang sesungguhnya dengan tetap
bagaimana membuat pendidikan Islam konsisten kepada ajaran Islam.
mampu untuk melakukan produktivitas
intelektual Islam yang kreatif dalam semua Pada pembahasan tentang watak pendidikan
bidang usaha intelektual yang dibarengi Islam dalam perspektif historis, Fazlur
concern yang tinggi terhadap nilai-nilai dan Rahman memilahnya dalam tiga periode
ajaran Islam. Semangat inilah yang rentang waktu dengan alur kronologis. Di
kemudian disebut-sebut oleh Fazlur Rahman mana dalam bagian ini Fazlur Rahman
sebagai langkah positif menuju gagasan melakukan survey yang sangat teliti dan
modernisasi pendidikan Islam yang kritis terhadap karakteristik pendidikan
sesungguhnya. Islam dalam masing-masing tahapan sejarah
perjalanannya. Dengan berbagai referensi
Memang dalam beberapa hal, definisi yang representatif, Fazlur Rahman
pendidikan Islam yang selama ini dikenal tampaknya ingin mengajak kepada kaum
masyarakat luas seringkali mendapat sorotan muslimin untuk berkaca dari pengalaman
tajam dari beberapa pemikir aktivis Islam. sejarah tersebut.
Sebab definisi-definisi tersebut acap kali
belum menyentuh substansi pendiidkan Artinya jika penggalan-penggalan sejarah
Islam yang sesungguhnya, bahkan dalam pendidikan Islam tersebut mempunyai sisi
beberapa aspeknya kadang kala definisi positif, maka adalah suatu keniscayaan
tersebut sangat teknis-konsepsional yang untuk memakai atau bahkan menirunya.
cukur rumit dalam implementasi proses Sebaliknya, jika dalam pengalaman sejarah
pendidikan itu sendiri. tersebut terdapat hal-hal negatif, maka tidak
ada satu alasan pun untuk melakukannya,
Kesulitan-kesulitan dari definisi pendidikan dan jika memungkinkan perlu adanya
Islam yang lazim beredar di masyarakat itu perbaikan-perbaikan. Karena bagaimana pun
merupakan salah satu kritik yang mungkin juga perjalanan sejarah, selain juga dapat
cukup klasik. Karena makna definisi-definisi digunakan sebagai tonggak perjalanan
tersebut tidak lebih dari proses pembelajaran kebudayaan manusia, ia juga dapat dijadikan
agama Islam, atau lebih tepatnya hanya sebagai sarana akademis lebih lanjut untuk
proses “transisi pengetahuan agama (Islam) mamperkaya kazanah keilmuan .
saja, tanpa sekali pun mengemukakan

7
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019

Dalam bahasa yang lebih sederhana secara luas oleh kaum muslimin pada abad
statemen di atas dapat diartikan bahwa ke-19 dan 20. Bahkan beberapa teoretikus
sejarah pendidikan Islam secara akademis, Islam, seperti Maududi (Pakistan), Ali
disamping memberikan kontribusi Syariati (Iran), dan Sayid Quthb (Mesir)
perbendaharaan perkembangan ilmu dengan lantang memproklamirkan bahwa
pengetahuan baik secara teoritis maupun moderinisasi sebenarnya adalah konsep
praktis juga berfungsi untuk menumbuhkan universal yang dapat dipengaruhi oleh
perspektif baru dalam rangka mencari waktu, bukan oleh Barat. Oleh Karena itu,
relevansi pendidikan Islam terhadap segala Islam, mau tidak mau harus menerima dan
bentuk perubahan dan perkembangan ilmu bahkan mengapresiasi modernisasi tersebut
teknologi. guna meraih posisi yang lebih terhormat di
mata dunia.
Dalam pandangan Fazlur Rahman, yang
harus dilakukan untuk pembaruan Oleh karena itu, pemikiran kelembagaan
pendidikan Islam adalah membawa Islam, termasuk di dalamnya pendidikan
pendidikan Islam kepada visi misi yang Islam, haruslah dimodernisasi, atau dengan
benar, yakni pendidikan yang mempunyai kata lain harus diperbarui sesuai dengan
visi dan misi Qur’ani. Di mana visi dan misi kerangka modernitas. Dan mempertahankan
utama al-Qur’an adalah untuk “memperbaiki pemikiran dan kelembagaan Islam
kerusakan di atas muka bumi ini dan “tradisional” hanya akan memperpanjang
memperbaiki keadaannya”, untuk “menyeru “nestapa” ketidakberdayaan masyarakat
kepada kebaikan dan melarang kajahatan”, muslim dalam berhadapan dengan kemajuan
dan untuk membangun suatu tatanan sosial modern.
di atas suatu landasan etis yang kokoh.
Dengan asumsi di atas, maka apa yang
Visi dan misi pendidikan Islam ini memang dikembangkan oleh Fazlur Rahman dengan
perlu penekanan yang lebih, karena pemikirannya di seputar pendidikan Islam
seringkali ketidakjelasan visi dan misi yang telah dideskripsikan dan di analisis
pendidikan Islam menyebabkan arah dan mempunyai relevansi yang sangat kuat
orientasinya yang tidak jelas pula. Apalagi dengan upaya-upaya modernisasi Islam,
jika dihubungkan dengan era globalisasi khususnya pendidikan Islam saat ini.
sebagai dampak dari kemajuan teknologi. Tentang tawaran Fazlur Rahman untuk me-
Fenomena seperti ini harus diantisipasi oleh redefinisi pendidikan Islam yang berbeda
dunia pendidikan, khususnya pendidikan sama sekali dengan definisi-definisi
Islam, dengan kejelasan visi dan misinya. sebelumya misalnya, pada dasarnya selama
ini sudah menjadi perdebatan yang cukup
Meski terkesan cukup global dan kurang panjang di kalangan umat Islam. Bahkan
spesifik, kiranya konsep pendidikan Islam dalam seminar-seminar baik tingkat nasional
dengan visi dan misi Qur’ani yang maupun internasional, definisi pendidikan
diintodusir oleh Fazlur Rahman tersebut Islam masih terus saja digagas. Di Indonesia
dapat dikatakan sebagai hal yang patut misalnya, pada tahun 1960 diadakan
mendapat respon positif, sebab, paling tidak seminar nasional tentang pendidikan Islam
dengan visi dan misi Qur’ani ini, orientasi yang pada akhir seminar tersebut
pendidikan Islam dapat merujuk langsung menyepakati bahwa definisi pendidikan
dan berada pada rel yang benar. Islam adalah “hikmah, mengarahkan,
mengajarkan, melatih, mengasuh dan
6. Relevansi Pemikiran Fazlur Rahman mengawasi berlakunya semua ajaran Islam”.
dengan Upaya Modernisasi Pendidikan
Islam Di kalangan pemerhati pendidikan Islam
terdapat semacam perdebatan untuk
Sesungguhnya konsep modernisasi dan mendefinisikan pendidikan Islam yang
pembangunan disinyalir sebagai konsep paling tidak mendekati arti yang ideal.
intelektual kontemporer yang berakar pada Setelah mengkaji referensi yang membahas
pencerahan Barat dan merupakan proses pendidikan Islam, akhirnya dapat
ideologis serta sosial ekonomis. Di mana disimpulkan bahwa sejumlah istilah
dampak dari konsep ini menyebar ke semua “pendidikan Islam” dapat dipahami dalam
bangsa, peradaban, dan budaya secara tiga pengertian di bawah ini.
global, dan Islam termasuk di dalamnya.
Walaupun umat Islam cukup beragam Pertama, pendidikan menurut Islam atau
dalam merespon konsep modernisasi ini, pendidikan Islami, yakni pendidikan yang
namun secara umum gerakan ini diterima dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan

8
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019

nilai-nilai fundamental yang terkandung sekarang ini, haruslah dimulai dari


dalam sumber dasarnya, al-Qur’an dan pendidikan.
Hadis. Kedua, pendidikan ke-Islam-an atau
pendidikan agama Islam, yakni upaya Dan di atas segalanya, semua bentuk usaha
mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam pembaruan pendidikan Islam yang
dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life dilakukan selama ini adalah untuk meraih
(pandangan dan sikap hidup) seseorang. Dan kejayaan Islam yang pernah dikuasai oleh
ketiga, pendidikan dalam Islam, atau proses peradaban Islam masa lalu selama hampir
dan praktik penyelenggaraan pendidikan enam abad. Di mana dalam perspektif
Islam yang berlangsung dan berkembangan historis, kegemilangan Islam dapat dibagi
dalam sejarah umat Islam. Dalam arti proses pada masa-masa antara abad ke-7 hingga
bertumbuh kembangnya Islam dan umatnya, pertengahan abad ke-13, atau hampir
baik Islam sebagai agama, ajaran, maupun berbarengan dengan masa-masa kegelapan di
sistem budaya dan peradaban, sejak zaman Eropa. Setelah masa itu, peradaban Islam
nabi SAW sampai sekarang. Jadi dalam menjalani masa-masa kegelapan.
pengertian yang ketiga ini istilah pendidikan
Islam dapat dipahami sebagai proses Perbedaan yang paling nyata antara dua
pembudayaan dan pewarisan ajaran agama, periode dalam Islam tersebut (kegemilangan
budaya dan peradaban Islam dari generasi ke dan kegelapan) adalah bahwa pada masa
generasi sepanjang sejarahnya. kegemilangan, semangat dan pencapaian
budaya, seni, pemikiran dan filsafat Islam
Tentang pemikiran Fazlur Rahman seputar begitu besar. Ratusan ilmuwan dilahirkan
visi dan misi pendidikan Islam, yang ia sebut dan ribuan buku ditulis pada periode ini.
dengan visi Qur’ani, juga masih erat Sementara itu, pada masa kegelapan, produk
hubungannya dengan usaha modernisasi intelektualisme menurun dan ilmuwan besar
pendidikan Islam saat ini. Sebab, gagasan tak lagi dilahirkan.
tentang perlunya pembangunan visi yang
jelas dan terarah bagi pendidikan Islam Dengan demikian, kebangkitan dalam Islam,
masih terus berlanjut seiring dengan format jika menggunakan konsep ini, adalah
gerakan pembaruan pendidikan Islam yang semangat untuk kembali pada nilai-nilai
saat ini terus diupayakan. peradaban yang pernah dicapai pada masa
kegemilangan Islam. Dengan demikian juga,
Memang sampai sekarang pemikiran tentang reformasi adalah pembaruan keagamaan dan
visi pendidikan Islam terus bergulir di tengah protes terhadap model dan cara beragama
perbincangan pendidikan Islam secara pada era kegelapan, era ketika ijtihad,
umum. Sebab, dengan konsep visi yang jelas rasionalitas, intelektualisme, filsafat dan
dan terarah lah, pendidikan Islam dapat pemikiran dikecam dan dicampakkan.
diyakini menjadi ruh, inspirasi dan motivasi
bagi kemajuan pendidikan Islam ke depan. DAFTAR PUSTAKA

PENUTUP Abdurrahman, Moeslim, cet. II, 1995, Islam


Transformatif, (Jakarta: Pustaka
Beberapa pemikiran yang dikembangkan Firdaus)
Fazlur Rahman di seputar pendidikan Islam
mempunyai relevansi yang sangat erat Aibak , Kutbuddin, 2003, Dinamika
dengan upaya dan langkah-langkah umat Pendidikan Islam (Telaah Tantangan
Islam untuk melakukan modernisasi dan Peranan Pendidikan Islam dalam
pendidikan Islam saat ini, khususnya mereka Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
yang memiliki komitmen yang tinggi Teknologi), dalam Jurnal Pendidikan
terhadap pendidikan Islam. Dan yang paling Islam Program Pascasarjana
penting, apa yang dilakukan Fazlur Rahman UNISLA, vol. 1, no. 2.
dengan ide-idenya di seputar pendidikan
Islam, apapun dan bagaimanapun orang Asrohah , Hanun, 2001, Sejarah Pendidikan
menilainya, adalah merupakan sebuah Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu)
langkah besar untuk menjawab tantangan
Azra , Azyumardi, 1999, Pendidikan Islam
dan peluang bagi reformasi, pembaruan dan
Tradisi dan Modernisasi Menuju
perbaikan pendidikan Islam ke depan. Sebab
Millenium Baru, (Jakarta: Logos
bagaimanapun juga, seperti yang ditulis oleh
Wacana Ilmu)
Fazlur Rahman sendiri, pembaruan Islam
yang bagaimanapun yang mau dilakukan

9
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019

Esposito, John L., 2003, Ensiklopedi


Oxford: Dunia Islam Modern, jilid
IV, (Bandung: Mizan)

Fadjar, A. Malik, 2005, Holistika Pemikiran


Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada)

Faisal, Jusuf Amir, 1995, Reorientasi


Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema
Insani Press)

Muhaimin, dkk., 2002, Paradigma


Pendidikan Islam: Upaya
Mengefektifkan Pendidikan Islam di
Sekolah, (Bandung: Remaja
Rosdakarya)

Nata, Abuddin, 2013, Kapita Selekta


Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada)

Naufal, Abdur Razaq, 1987, Umat Islam dan


Sains Modern, terj. M. Abdurrahman,
(Bandung: Husaini)

Rahman, Fazlur, 1982, Islam and


Modernity: Transformation of
Intellectual Tradition, (Chicago, The
University of Chicagho Press)

Rahman, Fazlur, 1996, Tema-Tema Al-


Qur’an, terj. Anas Mahyidin,
(Bandung: Pustaka)

Rahman, Fazlur, 2000, Catatan


Otobiografis: Usaha Membangkitkan
Kembali Visi Al-Qur’an dalam Cita-
cita Islam, terj. Imam Musbikin,
(Yogyakarta, Pustaka Pelajar)

Sutrisno, 2006, Fazlur Rahman (Kajian


Terhadap Metode, Epistemology, dan
System Pendidikan), ( Yogyakarta:
Pustaka Pelajar)

Tim Redaksi, 1997, Ensiklopedi Islam,


(Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve)

Zuhairini, dkk., 2004, Sejarah Pendidikan


Islam, (Jakarta: Bumi Aksara)

10

Anda mungkin juga menyukai