https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia
Moch. Tohet1
Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo
7
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
2
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
R. Gibb, dengan disertasi tentang Ibnu Sina Dewan Penasehat Ideologi Islam
(Avicenna). pemerintah Pakistan karena ia terdorong
untuk menafsirkan kembali Islam dalam
Dua tahun kemudian ia menerjemahkan istilah-istilah yang rasional dan ilmiah
karya besar Ibnu Sina, Kitab al-Najat, untuk memenuhi kebutuhan
dengan judul Avicenna’s Psychology. Kitab masyarakat pada saat itu.
tersebut merupakan ringkasan Ibnu Sina
sendiri terhadap karyanya, Kitab al-Syifa. Di Pada Tahun 1969, Fazlur Rahman hijrah
kemudian hari ia juga menyunting karya ke Barat, tepatnya ke Ameriak sekaligus
pengarang yang sama, Kitab al-Nafs, yang sebagai tenaga pengajar di Universitas
juga merupakan bagian dari Kitab al-Syifa, California, Los Angeles, Amerika. Setelah
dengan judul De Avicenna’s De Anima. itu, ia mulai menjabat sebagai Guru Besar
Kedua buku tersebut diterbitkan oleh Oxford bdang Kajian Islam dalam berbagai
university Perss pada tahun 1952 dan 1959. aspeknya di Department of Near Eastern
Kajian Rahman tentang Ibnu Sina secara Languages and Civilization, University of
pasti membuatnya dikenal oleh kalangan- Chicago. Ia menetap di Chicago kurang
kalangan sarjana sebagai ahli tentang Ibnu lebih 18 tahun, sampai akhirnya Tuhan
Sina. memanggilnya pulang pada tanggal tanggal
26 Juli 1988.
Ketika kuliah di Universitas Oxford, Fazlur
Rahman mempunyai kesempatan untuk 2. Definisi Pendidikan Islam
belajar beberapa bahasa barat seperti, bahasa
Latin, Yunani, Inggris, Jerman, Turki, Arab, Tidak seperti pandangan pemikir-pemikir
dan Urdu.Dengan penguasaan bahasa pendidikan Islam yang lain, Fazlur Rahman
tersebut, mampu membantu Rahman dalam memiliki pandangan yang lain sama sekali
memperdalam serta memperluas dalam mendefinisikan pendidikan Islam
keilmuannya, terutama dalam studi-studi yang lebih bersifat teoretis, maka Fazlur
Islam melalui penelusutan literature-literatur Rahman lebih cenderung pada definisi yang
keislaman yang ditulis oleh para orientalis lebih pada pendekatan teknis-operasional.
dalam bahasa-bahasa mereka.
Di sini Fazlur Rahman tampaknya ingin
Sebagai seorang individu Fazlur Rahman mengatakan, bahwa definisi pendidikan
sangat haus akan ilmu pengetahuan. Gairah Islam yang beredar selama ini kurang
inilah yang membawanya pada tingkat memadai jika diimplementasikan pada masa
kreatifitas intelektual yang sangat kekinian yang dihadapkan pada berbagai
mengagumkan. Sehingga pada tahun 1962, masalah yang lebih kompleks. Oleh
Ayyub Khan menunjuk Fazlur Rahman karenanya, definisi pendidikan Islam harus
sebagai direktur The Islamic Research bersifat teknis operasional agar dapat
Institute (Lembaga Riset Islam). menjawab tantangan masa kini dan terutama
masa depan. Menurutnya, istilah
Melalui lembaga ini, ia mampu “intelektualisme Islam” lebih tepat
memprakarsai penerbitan Journal Islamic diterapkan, daripada pendidikan Islam.
Studies yang hingga sekarang masih terbit Dalam pandangan Fazlur Rahman, definisi
secara berkala dan merupakan jurnal bertaraf pendidikan Islam yang ia sebut dengan
Internasional. Ketika mengelola lembaga ini, “intelektualisme Islam” adalah pertumbuhan
Rahman telah berusaha sungguh-sungguh atau suatu pemikiran Islam yang asli dan
untuk memajukannya dengan cara memadai, yang harus memberikan kriteria
mengangkat beberapa lulusan madrasah untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
yang menguasai bahasa Inggris sebagai staf suatu sistem pendidikan Islam.
Yunior dan mencoba melatih mereka dalam
teknik-teknik riset modern dan sebaliknya Di sini tampak jelas kalau Fazlur Rahman
merekrut staf-staf Senior dari kalangan mendefinisikan pendidikan Islam, yang ia
lulusan Universitas di bidang filsafat atau sebut dengan “intelektualisme Islam”
ilmu-ilmu social dan member mereka tersebut, lebih elaboratif di banding dengan
pelajarab bahasa Arab serta disiplin-disiplin definisi-definisi yang beredar selama ini.
Islam klasik yang utama seperti hadits dan Baginya pendidikan Islam bukanlah yang
Ushul Fikih. dimaksud dengan melulu perlengkapan dan
peralatan fisik atau kuasa-fisik pengajaran,
Selain ditunjuk menjadi Direktur Lembaga seperti buku-buku yang diajarkan atau pun
Riset Islam, pada tahun 1964 Fazlur struktur eksternal pendidikan. Tapi
Rahman juga ditunjuk sebagai anggota penekanannya justru terletak pada
3
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
pertumbuhan suatu pemikiran Islami yang intelektual dari sekelompok kecil orang yang
dapat menyumbangkan kriteria-kriteria yang karir pendidikannya berbeda dari mereka
konkrit bagi keberhasilan pendidikan Islam. yang dimaksudkan untuk memperoleh
pendidikan dasar saja.
Oleh karenanya, ketika Fazlur Rahman
menawarkan sejumlah gagasan modernisasi Kedua, pendidikan sekolah istana yang
pendidikan Islam, ia menekankan pada salah diperuntukkan bagi pengeran-pengeran
satu hal pokok, yaitu bagaimana membuat dengan tujuan mencetak mereka menjadi
pendidikan Islam mampu untuk melakukan pemimpin-pemimpin pemerintahan masa
produktifitas intelektual Islam yang kreatif yang akan datang. Pendidikan jenis ini
dalam semua bidamg usaha intelektual memang mencakup pendidikan agama, tapi
bersama-sama dengan keterikatan yang penekanannya lebih pada ilmu pidato,
serius kepada Islam. Dan faktor utama dari kesusasteraan dan terlebih pada nilai-nilai
upaya ini adalah masalah perluasan kekesatriaan.
intelektual muslim dengan cara menaikkan
standar-standar intelektualnya. Pandangan Ketiga, pendidikan orang dewasa. Disebut
Fazlur Rahman ini bertopang dengan demikian karena diberikan kepada orang
argumentasi dan logika, bahwa karena banyak dengan tujuan utamanya untuk
perluasan adalah fungsi penaikan pada mengajar mereka mengenai masalah agama
katinggian, dan sebaliknya semakin dan bukannya membaca dan menulis. Dari
seseorang turun tingkat intelektualitasnya, jenis pendidikan inilah tumbuh jenis
maka semakin sempit pula ruang yang pendidikan yang keempat, yakni sekolah-
terliput oleh wawasan seseorang yang sempit sekolah tinggi yang tumbuh melalui halaqoh-
tersebut. Al-Qur’an sendiri telah halaqoh atau kelompok-kelompok para
memberikan penghargaan yang tinggi murid yang berkumpul mengelilingi seorang
terhadap ilmu pengetahuan, dan Rasulullah guru tertentu.
SAW sendiri diperintahkan untuk berdoa
kapada Tuhan untuk selalu bertambah ilmu Dari sini Fazlur Rahman menarik
pengetahuannya. kesimpulan, bahwa awal mula tersebarnya
pengetahuan Islam pada masa awal Islam
3. Watak Pendidikan Islam dari Masa ke bepusat pada individu-individu dan
Masa bukannya sekolah-sekolah. Karena itu ciri
utama pengetahuan Islam pada masa itu
Dalam pandangan Fazlur Rahman, adalah pentingnya individu guru. Sehingga
pendidikan Islam mengalami perubahan- Fazlur Rahman tidak menyangkal jika ada
perubahan yang sangat signifikan dalam sejumlah komentator pendidikan Islam yang
setiap perkembangannya sesuai dengan menyakatan bahwa pada akhir abad
tingkat perubahan sosial yang ada pada pertengahan mayoritas ilmuwan-ilmuwan
masyarakat Islam dari waktu ke waktu. yang termasyhur bukanlah produk-produk
Dalam beberapa karyanya ia mencoba madrasah, tetapi merupakan bekas murid-
memetakan watak pendidikan Islam dalam murid informal dari guru-guru individual.
tiga periode: pendidikan Islam zaman awal
hingga abad pertengahan, pendidikan Islam Perjalanan pendidikan Islam seperti itu terus
zaman klasik modern, dan pendidikan Islam berlanjut, namun di penghujung abad ke-4
zaman kontemporer. H/10 M sampai abad ke-5 H/11 M muncul
isu tentang “tertutupnya pintu ijtihad”. Dan
a) Pendidikan Islam zaman awal hingga isu inilah menurut Fazlur Rahman telah
abad pertengahan membawa kemacetan umum dalam ilmu-
ilmu intelektual. Puncak dari kemacetan ini
Menurut Fazlur Rahman, pada masa awal adalah pada abad ke-11 H/17 M dan abad
Islam ada empat jenis pendidikan. Pertama, ke-12 H/18 M ketika suatu rapprochement
pendidikan dasar, yang menekankan pada (proses dekat-mendekati) yang baru telah
pengajaran agama, di samping juga berkembang antara teologi ortodok dan
membaca, menulis dan berhitung sederhana. metafisikan sufi. Dan ketika memasuki abad
Pendidikan dasar ini merupakan dasar yang ke 13 H/19 M, dunia Islam merasakan
memenuhi unit kebutuhannya sendiri dan dampak yang kuat dan tiba-tiba dari
tidak mempunyai hubungan yang organis pendidikan Barat dan dualisme yang baru
dengan pendidikan tinggi. Tujuan dan berjangkauan jauh pun muncul. Sebagai
pendidikan dasar pada zaman pertengan ini akibatnya, menurut Fazlur Rahman,
adalah untuk mengembangkan sebesar lapangan ilmu pengatahuan umum semakin
mungkin kemampuan-kemampuan menyempit melalui tidak adanya pemikirian
4
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
5
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
yang hanya memikirkan pengetahuan agama pengamatan dengan mata dan telinga, tetapi
yang dangkal. pengetahuan inilah akhirnya harus sampai
ke hati dan menghidupkan persepsi batin
4. Visi dan Misi Pendidikan Islam manusia. Ia akan mengubah kecakapan-
kecakapan ilmiah dan teknologisnya sesuai
Setelah melakukan serangkaian perenungan dengan persepsi batin yang akan –seperti
dan pemikiran yang mendalam, akhirnya yang diharapkannya- lahir di dalam dirinya
Fazlur Rahman sampai pada kesimpulan sendiri. Tanpa persepsi ini pengetahuan
bahwa, perubahan Islam yang bagaimana ilmiah dan teknologi tersebut dapat, bahkan
pun yang mau dilakukan sekarang ini, pasti, menjadi sangat berbahaya.
haruslah dimulai dari pendidikan. Sebab
pendidikan adalah satu-satunya pendekatan Pentingnya visi dan misi pendidikan Islam
untuk suatu penyelesaian jangka panjang yang Qur’ani tersebut, karena Fazlur
atas problem-problem yang dialami Rahman melihat bahwa, pasca perang dunia
masyarakat Islam saat ini. Mulai dari II masyarakat dunia masuk dalam ledakan
dikotomi mental dan kehidupan pribadi teknologi yang luar biasa. Namun ironisnya
maupun sosial yang terpecah belah, yang ledakan teknologi yang semakin cemerlang
berakibat pada kekacauan dalam segala ini bercirikan kehampaan yang tidak
usaha dan frustasi serta krisis-krisis yang bertujuan, di mana masyarakat dunia secara
melumpuhkan kehidupan. keseluruhan dan sebagai entitas dalam
situasi eksistensial yang menghadapi
Dalam pandangan Fazlur Rahman, yang masalah-masalah yang konkrit dan pahit,
harus dilakukan untuk pembaruan terabaikan begitu saja. Akibatnya, baik
pendidikan Islam adalah membawa intelektualisme maupun teknologi sekarang
pendidikan Islam kepada visi dan misi ini tidaklah berbicara kepada manusia secara
Qur’ani. Di mana visi dan misi utama al- konkrit dan komprehensif, termasuk dimensi
Qur’an adalah untuk “memperbaiki moral atau manusiawinya. Oleh karena itu,
kerusakan di atas muka bumi ini dan bagi Fazlur Rahman pengembangan ilmu-
memperbaiki keadaannya”, untuk “menyeru ilmu teologi, filsafat, etika, hukum dan ilmu-
kepada kebaikan dan melarang kejahatan”, ilmu sosial yang didasarkan pada al-Qur’an
dan untuk membangun tatanan suatu sosial dan tentu saja model dan prilaku nabi SAW
di atas suatu landasan etis yang kokoh. dalam arti yang sesungguhnya, haruslah
mendahului usaha nyata apapun dalam
Karena itulah menurut Fazlur Rahman, pembaharuan pendidikan Islam.
mengapa al-Qur’an mementingkan tiga
macam pengetahuan bagi manusia. Yang 5. Dinamika Pemikiran dan Modernisasi
pertama adalah pengetahuan mengenai Pendidikan Islam, Analisis Kritis atas
alam yang telah diciptakan Allah tunduk Pemikiran Pendidikan Islam Fazlur Rahman
kepada manusia, inilah yang disebut dengan
sains-sains ilmiah. Dalam beberapa hal, pemikiran pendidikan
Islam Fazlur Rahman terkesan mempunyai
Yang kedua adalah pengetahuan sejarah kemiripan dengan pemikiran pakar-pakar
atau geografi. Al-Qur’an senantiasa pendidikan Islam pada umumnya. Namun
mendesak manusia untuk “berjalan di muka dalam berbagai segmen tertentu, pemikiran
bumi” sehingga dapat menyaksikan apa Fazlur Rahman justru berbeda sama sekali
yang telah terjadi berupa kebudayaan- dengan mainstream yang berkembang di
kebudayaan di masa lampau dan mengapa kalangan pemerhati pendidikan Islam,
kebudayaan-kebudayaan tersebut bisa namun pada hakikatnya pemikiran-
bangkit atau runtuh. Sedangkan yang ketiga pemikiran Fazlur Rahman mengajak semua
adalah pengetahuan mengenai diri sendiri orang untuk memandang masa depan
karena “Kami akan memperlihatkan kepada pendidikan Islam ke arah yang lebih baik.
mereka tanda-tanda kami di dalam
cakrawala (alam eksternal) dan di dalam diri Fazlur Rahman adalah sosok yang sangat
mereka sendiri sehingga mereka dapat kontroversial pada zamannya. Namun, bila
memahami kebenaran. Tidak cukup kah ditelaah secara kritis ide-ide kontroversial
Tuhanmu sebagai saksi terhadap setiap yang dikemukakannya, maka terdapat
sesuatu?” banyak hal yang patut untuk diapresiasi
seobyektif mungkin. Sebab, ternyata ide-
Pengetahuan ketiga inilah yang dalam idenya banyak yang mampunyai makna
pandangan Fazlur Rahman disebut dengan yang cukup cerdas dan kontekstual.
pengetahuan “ilmiah” karena berdasarkan
6
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
7
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
Dalam bahasa yang lebih sederhana secara luas oleh kaum muslimin pada abad
statemen di atas dapat diartikan bahwa ke-19 dan 20. Bahkan beberapa teoretikus
sejarah pendidikan Islam secara akademis, Islam, seperti Maududi (Pakistan), Ali
disamping memberikan kontribusi Syariati (Iran), dan Sayid Quthb (Mesir)
perbendaharaan perkembangan ilmu dengan lantang memproklamirkan bahwa
pengetahuan baik secara teoritis maupun moderinisasi sebenarnya adalah konsep
praktis juga berfungsi untuk menumbuhkan universal yang dapat dipengaruhi oleh
perspektif baru dalam rangka mencari waktu, bukan oleh Barat. Oleh Karena itu,
relevansi pendidikan Islam terhadap segala Islam, mau tidak mau harus menerima dan
bentuk perubahan dan perkembangan ilmu bahkan mengapresiasi modernisasi tersebut
teknologi. guna meraih posisi yang lebih terhormat di
mata dunia.
Dalam pandangan Fazlur Rahman, yang
harus dilakukan untuk pembaruan Oleh karena itu, pemikiran kelembagaan
pendidikan Islam adalah membawa Islam, termasuk di dalamnya pendidikan
pendidikan Islam kepada visi misi yang Islam, haruslah dimodernisasi, atau dengan
benar, yakni pendidikan yang mempunyai kata lain harus diperbarui sesuai dengan
visi dan misi Qur’ani. Di mana visi dan misi kerangka modernitas. Dan mempertahankan
utama al-Qur’an adalah untuk “memperbaiki pemikiran dan kelembagaan Islam
kerusakan di atas muka bumi ini dan “tradisional” hanya akan memperpanjang
memperbaiki keadaannya”, untuk “menyeru “nestapa” ketidakberdayaan masyarakat
kepada kebaikan dan melarang kajahatan”, muslim dalam berhadapan dengan kemajuan
dan untuk membangun suatu tatanan sosial modern.
di atas suatu landasan etis yang kokoh.
Dengan asumsi di atas, maka apa yang
Visi dan misi pendidikan Islam ini memang dikembangkan oleh Fazlur Rahman dengan
perlu penekanan yang lebih, karena pemikirannya di seputar pendidikan Islam
seringkali ketidakjelasan visi dan misi yang telah dideskripsikan dan di analisis
pendidikan Islam menyebabkan arah dan mempunyai relevansi yang sangat kuat
orientasinya yang tidak jelas pula. Apalagi dengan upaya-upaya modernisasi Islam,
jika dihubungkan dengan era globalisasi khususnya pendidikan Islam saat ini.
sebagai dampak dari kemajuan teknologi. Tentang tawaran Fazlur Rahman untuk me-
Fenomena seperti ini harus diantisipasi oleh redefinisi pendidikan Islam yang berbeda
dunia pendidikan, khususnya pendidikan sama sekali dengan definisi-definisi
Islam, dengan kejelasan visi dan misinya. sebelumya misalnya, pada dasarnya selama
ini sudah menjadi perdebatan yang cukup
Meski terkesan cukup global dan kurang panjang di kalangan umat Islam. Bahkan
spesifik, kiranya konsep pendidikan Islam dalam seminar-seminar baik tingkat nasional
dengan visi dan misi Qur’ani yang maupun internasional, definisi pendidikan
diintodusir oleh Fazlur Rahman tersebut Islam masih terus saja digagas. Di Indonesia
dapat dikatakan sebagai hal yang patut misalnya, pada tahun 1960 diadakan
mendapat respon positif, sebab, paling tidak seminar nasional tentang pendidikan Islam
dengan visi dan misi Qur’ani ini, orientasi yang pada akhir seminar tersebut
pendidikan Islam dapat merujuk langsung menyepakati bahwa definisi pendidikan
dan berada pada rel yang benar. Islam adalah “hikmah, mengarahkan,
mengajarkan, melatih, mengasuh dan
6. Relevansi Pemikiran Fazlur Rahman mengawasi berlakunya semua ajaran Islam”.
dengan Upaya Modernisasi Pendidikan
Islam Di kalangan pemerhati pendidikan Islam
terdapat semacam perdebatan untuk
Sesungguhnya konsep modernisasi dan mendefinisikan pendidikan Islam yang
pembangunan disinyalir sebagai konsep paling tidak mendekati arti yang ideal.
intelektual kontemporer yang berakar pada Setelah mengkaji referensi yang membahas
pencerahan Barat dan merupakan proses pendidikan Islam, akhirnya dapat
ideologis serta sosial ekonomis. Di mana disimpulkan bahwa sejumlah istilah
dampak dari konsep ini menyebar ke semua “pendidikan Islam” dapat dipahami dalam
bangsa, peradaban, dan budaya secara tiga pengertian di bawah ini.
global, dan Islam termasuk di dalamnya.
Walaupun umat Islam cukup beragam Pertama, pendidikan menurut Islam atau
dalam merespon konsep modernisasi ini, pendidikan Islami, yakni pendidikan yang
namun secara umum gerakan ini diterima dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan
8
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
9
Moch. Tohet / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
10