Anda di halaman 1dari 6

Konstruksi Sosial Pada Masyarakat Cyber

Afif Hidayatulloh / Sosiologi A / 19107020033

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Alamat email : 19107020033@student.uin-suka.ac.id

Abstrak

Semakin berkembangnya teknologi khususnya teknologi komunikasi maka mengubah


proses bentuk komunikasi yang digunakan manusia. Komunikasi tersebut menjadi mudah
penyebarannya bahkan di dalam ruang yang tak terbatas. Tidak ada batas batas yang dapat
memisahkannya, termasuk negara sekalipun. Hal tersebutlah yang melahirkan sebuah masyarakat
yang kita kenal sebagai Cyber Society atau masyarakat Cyber. Masyarakat dunia maya
menggunakan media sosial sebagai alat mereka untuk dapat menjelajahi dunia mayanya. Proses
pembentukan masyarakat di dalam dunia maya tak bisa terlepas dari proses proses yang
membentuknya. Oleh karena itu penulis di dalam penulisan ini berusaha untuk menjelaskan
bagaimana konstruksi sosial di dalam masyarakat dunia maya dengan menggunakan teori yang
telah dikemukakan oleh Peter L Berger.

Keyword : Masyarakat Cyber, Konstruksi Sosial, Media Sosial

Pendahuluan

Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia yang tidak bisa dihilangkan demi proses
berlangsungnya kehidupan manusia. Komunikasi juga merupakan keniscayaan dalam hidup sosial
yaitu di dalam bermasyarakat. Tidak ada manusia yang tidak berkomunikasi, walaupun terkadang
proses komunikasi terjadi tanpa disadari. Pada zaman dulu komunikasi menggunakan bahasa
isyarat, semakin berkembangnya masa maka ditemukan bahasa yang menjadi alat utama proses
komunikasi yang dilakukan oleh manusia. Pada masa sekarang setelah ditemukannya internet
maka proses komunikasi menjadi lebih berkembang lagi, pesan yang dikirim menjadi lebih cepat
dan bahkan tidak mengenal batas dan tidak mengenal jumlah. Kita dapat berkomunikasi dengan
orang yang berada di tempat jauh seperti kita sedang ada di dekatnya, begitu juga komunikasi bisa
menampung jumlah audien yang tak terbatas. Kita bisa mengirim pesan tidak pada satu orang saja
diwaktu yang sama namun juga banyak orang di dalamnya.

Perkembangan teknologi media komunikasi pada saat ini melahirkan berbagai varian yang
beraneka ragam dan semakin memudahkan manusia untuk berkomunikasi antar individu maupun
antar kelompok. Teknologi media komunikasi bisa dikategorikan sebagai aplikasi. Bentuk aplikasi
yang mulai berkembang saat ini di seluruh lapisan masyarakat dunia adalah aplikasi cyber (maya).
Merupakan bentuk aplikasi yang dapat dirasakan dan digunakan tetapi tidak mempunyai wujud
dan bentuk rupa. Aplikasi ini mulai populer di abad ke 21, kemudian aplikasi cyber salah satunya
lebih populer di sebut sebagai internet.1

Dengan adanya internet mengarah kepada penggunaan media sosial yang tak terbatas. Media sosial
sudah menjadi kebutuhan hidup bagi manusia di zaman modern. Hal tersebut dikarenakan manfaat
yang didapat dari seseorang menggunakan media sosial.

Media sosial merupakan sarana efektif dan efisien dalam menyampaikan suatu informasi kepada
pihak lain. Media sosial sebagai media dengan dinamika sosial yang sangat tinggi dan
memungkinkan komunikasi terbuka kepada berbagai pihak dengan beragam latar belakang dan
kepentingan adalah sarana yang tepat untuk membangkitkan partisipasi warga dalam membangun
kota. 2

Oleh karena itu kita akan mengenal produk produk dari perkembangan berbagai bidang seperti
situs video online ada youtube, tiktok, instagram, di dalam tulisan cepat atau berita seperti tweeter,
facebook dsb, ataupun pada aplikasi personal seperti whatsapp dsb. Semua itu sudah tentu akan
memberikan sebuah dampak besar bagi etika komunikasi masyarakat di dunia tak terkecuali
Indonesia sendiri. Indonesia dalam budaya berkomunikasi sosialnya. Dampak positif maupun
negatif yang ada tidak dapat kita hindari dari perkembangan teknologi aplikasi cyber itu sendiri.
Dunia berkembang dalam skala massal mengubah masyarakat manusia, dari masyarakat dunia
lokal menjadi masyarakat dunia global. Sebuah dunia yang transparan terhadap informasi dan

1
Rohayati.2017. Proses Komunikasi Masyarakat Cyber Dalam Perspektif Interaksi Simbolik.
Jurnal Risalah. Volume 28 Nomor 1
2
Chandra, Edy.2009. Aplikasi Cyber Dalam Kehidupan Masyarakat. Jurnal Komunikologi.
Volume 6, Nomor 1.
komunikasi. Informasi dan komunikasi kian mudah untuk dilakukan tanpa memandang jarak dan
waktu sehingga timbul istilah “the big village” dalam dunia cyber.3 Sebuah bentuk desa yang
besar, dimana dianata para masyarakatnya saling mengenal antara satu dan lainnya. Saling
mengenal dikarenakan semakin dekatnya hubungan mereka melalui media internet dalam dunia
cyber.

Konstruksi Sosial Menurut Peter L Berger

Pemikiran Berger dan Luckman yang dituangkan di dalam karyanya yang berjudul “ The Social
Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge”, menyiratkan bahwa terdapat
realitas yang dipahami oleh individu yang disebut realitas subjektif dan realitas yang didefinisikan
secara institusional yang disebut realitas subjektif.4 Dengan adanya sosialisasi primer
menginternalisasikan realitas yang dipahami tersebut sebagai sesuatu yang tak terelakkan.
Internalisasi tersebut dapat dianggap berhasil jika rasa keniscayaan hadir hampir sepanjang waktu,
setidaknya saat individu aktif dalam dunia kehidupan sehari-hari.

Berger mengemukakan konsep untuk menghubungkan antara yang subjektif dan objektif. Melalui
konsep dialektika, yang dikenal dengan eksternalisasi-objektivasi-internalisasi. Pada tahap
eksternalisasi individu menyesuaikan diri dengan dunia sosio-kultural sebagai produk manusia.
Kemudian berlanjut pada tahap Objektivasi di mana terjadi interaksi sosial dalam dunia
intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami institusionalisasi. Dan yang terakhir ada tahap
internalisasi di mana individu mengidentifikasi diri di tengah lembaga sosial atau organisasi sosial
di mana individu tersebut menjadi anggotanya.5

3
Chandra, Edy.2009. Aplikasi Cyber Dalam Kehidupan Masyarakat. Jurnal Komunikologi.
Volume 6, Nomor 1.

4
Berger, Peter L dan Luckmann, T. 1966. The Social of Construction of Reality.
London: Penguin Books.

5
Anwar,Yesmil.2017.Sosiologi untuk Universitas.Bandung:PT Refika Aditama
Masyarakat Cyber

Internet menjadi fenomena budaya baru (new culture), sebagai sebuah budaya (culture) pada
awalnya internet merupakan model komunikasi yang sederhana bila dibandingkan dengan model
komunikasi secara langsung (face to face). Interaksi secara langsung tidak hanya melibatkan teks
sebagai simbol atau tanda dalam berinteraksi semata. Ekspresi wajah, tekanan suara, cara
memandang, posisi tubuh, agama, usia, ras dan sebagainya merupakan tanda – tanda yang juga
berperan dalam interaksi antar – individu. Adapun dalam komunikasi termediasi komputer
(computer mediated communication) interaksi terjadi berdasarkan teks semata bahkan emosi pun
ditunjukkan menggunakan teks, yakni dengan simbol – simbol dalam emoticon.6 Sebagai sebuah
kultur, internet merupakan konteks institusional maupun domestik di mana teknologi ini juga
menggunakan simbol – simbol yang memiliki makna tersendiri, dan sebagai bentuk metaporical
yang melibatkan konsep – konsep baru terhadap teknologi dan hubungannya dengan kehidupan
sosial.

Pada masyarakat Cyber atau maya posisi media sosial menjadi peran utama di dalam pembentukan
komunikasi tersebut. Para individu akan membentuk sebuah kelompok atau komunitas, di mana
media sosial akan menjadi duniannya. Kelompok yang mereka buat bisa dikarenakan adanya
kesamaan latar belakang, tujuan, ataupun kepentingan yang sama. Hal tersebut tidak berbeda jauh
dengan proses pembentukan kelompok di dalam masyarakat nyata.

Dalam prosesnya, interaksi sosial dan proses sosial yang terjadi dimasyarakat maya bersifat tidak
tetap, dalam artian ada yang bersifat sementara dan ada yang bersifat relatif lama atau menetap.
Masyarakat maya memiliki struktur tersendiri, komunitas tersediri dan gaya hidup tersendiri.
Mereka membangun interaksi sosial diantara para anggota, jika dalam masyarakat nyata harus ada
social contact atau komunikasi secara langsung, maka dalam masyarakat maya juga berlaku
demikian. Namun, bentuk dari interaksi yang terjadi berbeda dari bentuk interaksi yang terjadi di
masyarakat nyata. Dalam masyarakat maya, interaksi yang terjadi berbentuk daring (dalam
jaringan) dan bersifat virtual, walaupun demikian komunikasi tetap terjalin dengan baik dan efektif
selama media yang digunakan untuk berkomunikasi tersedia dan selalu terhubung. Kontak –

6
Rohayati.2017. Proses Komunikasi Masyarakat Cyber Dalam Perspektif Interaksi Simbolik.
Jurnal Risalah. Volume 28 Nomor 1
kontak sosial yang terjadi diantara anggota masyarakt maya memiliki makna yang luas didalam
komunikasi mereka satu dengan lainnya, sehingga darisana mereka saling membangun makna
dalam dunia intersubyektif mereka tentang dunia yang dihuninya.

Konstruksi Masyarakat Cyber

Seperti yang kita tahu sebelumnya bahwa masyarakat Cyber adalah masyarakat yang tidak bisa
kita raba kare di dalam bentuk dunia maya, namun di dalamnya terdapat interaksi dan komunikasi
yang membentuk sebuah kelompok tersendiri atau komunitas. Oleh karena itu bisa disebut sebagai
sebuah masyarakat karena ada yang membentuknya.

Di dalam pemikiran Berger pada tahap Eksternalisasi, maka di sini posisi individu adalah
menyesuaikan diri dengan dunia maya. Sebagai bagian dari produk manusia, dunia sosial di dalam
dunia maya yang kita kenal sebagai medsos terus berjalan. Pada semua media sosial individu akan
memiliki identitas yang asli atau yang disamarkan. Pada tahap ini juga realitas subjektif tumbuh
sehingga individu memandang dunia maya sebagaimana pandangannya sendiri. ada yang
memandangnya sebagai bentuk modernitas, membuka peluang untuk mencari keuntungan, bisa
untuk membuka jaringan, bisa memperluas informasi atau bahkan ada juga untuk membuka
peluang kejahatan. Tapi pada intinya tahap ini individu memiliki kebebasan untuk menjelajahi
dunia yang tidak mengenal batas itu.

Pada tahap kedua yaitu tahap Objektivasi, pada tahap ini individu yang telah menemukan
bidangnya akan bertemu dengan individu lain di dunia maya. Mereka akan berbaur dalam waktu
yang terus berjalan sehingga menghasilkan intersubjektif bersama yang dilembagakan. Oleh
karena itu kita akan mengenal komunitas komunitas atau grup grup di media sosial, di mana
mereka memiliki aturan dan norma yang ada di dalamnya. Kita juga akan mengenal panduan
komunitas di mana ketika ketika kita melanggar maka kita akan diberikan sanksi. Hal inilah yang
tentunya sama dengan masyarakat nyata pada umumnya.

Pada tahap ketiga adalah tahap internalisasi, di mana individu akan mengidentifikasi dirinya
sendiri di tengah masyarakat dunia maya yang sudah menjadi bagiannya. Indvidu tersebut telah
menjadi anggota dan masyarakat dari dunia yang telah ditinggalinya sehingga individu mampu
mengatakan dia itu puas atau tidak.
Di dalam kehidupan sehari hari kita media sosial menjadi hal yang tidak bisa kita hindari.
Facebook, whatsapp, tweeter, Instagram, Tiktok, Youtube dan media sosial lainnya menjadi
sebuah pengetahuan baru, di mana orang tidak perlu menanyakan lagi apa itu Facebook, apa itu
Whatsapp. Karena semua itu sudah menjadi sebuah legalitas baru yang telah muncul pada
masyarakat modern sekarang ini.

Kesimpulan

Masyarakat Cyber merupakan masyarakat dunia maya yang berbeda dengan masyarakat dunia
nyata. Namun perbedaan tersebut hanya dalam bentuknya, karena yang mendasari terbentuknya
dua masyarakat tersebut sama yaitu adanya individu yang membentuk interaksi. Karena
bagaimanapun juga masyarakat Cyber adalah hasil dari produk dunia modern yang berusaha untuk
menghilangkan batas batas sehingga proses interaksi menjadi lebih cepat. Dengan kecepatan
proses interaksi itulah maka semakin tertarik manusia menggunakan media sosial. Hal tersebut
semakin mendorong pengalihan masyarakat menjadi masyarakat dunia maya.

Daftar Pustaka

Sulaiman, Aimie.2016. Memahami Teori Konstruksi Sosial Peter L.Berger. Jurnal Society.
Volume VI, Nomor 1.

Berger, Peter L dan Luckmann, T. 1966. The Social of Construction of Reality.


London: Penguin Books.

Anwar,Yesmil.2017.Sosiologi untuk Universitas.Bandung:PT Refika Aditama

Chandra, Edy.2009. Aplikasi Cyber Dalam Kehidupan Masyarakat. Jurnal Komunikologi.


Volume 6, Nomor 1.
Rohayati.2017. Proses Komunikasi Masyarakat Cyber Dalam Perspektif Interaksi Simbolik.
Jurnal Risalah. Volume 28 Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai