Anda di halaman 1dari 17

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu Biologi (zoologi) yang

mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang

dimilikinya. Istilah ini berasal dari Ichthyologia (bahasa Latin: Yunani) dimana

perkataan Ichthys artinya ikan dan logos artinya ajaran. Ilmu pengetahuan tentang

ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu oleh manusia dan kebutuhan akan

informasi untuk kepentingan perdagangan dan industri ataupun pariwisata.

Ikan memiliki bagian anatomi dan morfologi, dari pengamatan pratikum

ini penulis melakukan pengamatan morfologi spesies ikan yang berbeda. Yang

bertujuan untuk memaahami, mempermudah dalam pengklasifikasian jenis-jenis

ikan yang di pratikumkan. Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan

ukuran luas organisme. Morfologi ikan merupakan bentuk luar ikan, yang

merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis

ikan baik itu pada perairan laut , payau maupun tawar.

Variasi dalam bentuk dan ukuran ikan banyak, namun ada satu pola dasar

yang sama yaitu kepala-badan- ekor dan secara umum bentuk tubuhnya bilateral

simetris, artinya bila akan dibelah dari punggung ke arah perut sepanjang dari

kepala kearah ekor maka belahan bagian kiri dan belahan bagian kanan

merupakan bagian yang sama. Ada beberapa pengecualian, untuk ikan yang

bentuk tubuhnya tidak bilateral simetris, misalnya ikan ilat-ilat ( Cynoglosus

bilincalus ). Bantuk tubuh ikan jauh lebih bervariasi dibanding dengan hewan

vertebrata lainya, seperti mamalia, aves, amfibi, maupun reptile.


2

Pada perairan laut berkedalaman sangat dalam ( daerah abisal ), dimana

keadaanya selalu gelap gulita dan tekanan hidrostatik yang amat besar, ikan masih

dapat hidup, sementara hewan vertebrata lain tidak dapat hidup di situ. Tidak

mengherankan jika bentuk ikan bervariasi terutama yang hidup di dasar laut.

Variasi habitat yang luas menjadi factor yang memaksa ikan harus mampu

beradaptasi terhadap kondisi lingkungan setempat, agar bisa memanfaatkan

sumberdaya pakan yang tersedia dan mendapatkan tempat yang cocok untuk

melakukan reproduksi meskipun berjarak sangat jauh dalam mencari makan.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari pratikum Pengenalan Morfometrik dan perhitungan meristik

tubuh ikan ini adalah agar praktikan dapat menegenal dan menggolongkan ikan

yang sedang diamati berdasarkan bentuk tubuh dan ciri ciri kepala, tubuh, dan

ekor ikan yang sedang diamati dalam pratikum pengenalan morfologi spesies ikan

yang berbeda dan dapat mengetahui apa saja bagian tubuh dan kepala ikan yang

sering digunakan dalam identifikiasi.

1.3 Manfaat Praktikum


Agar mahasiswa dapat mengetahui penggolongan ikan dan mengetahui

ciri-ciri dari setiap ikan dan ukuran ikan yang bisa di identifikasi untuk membantu

dalam ukuran ikan-ikan yang sama yang jadi objek praktikum sekaligus

menambah wawasan dalam mengetahui spesies ikan.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Satuan ukuran yang digunakan didalam morfometrik sangat bervariasi. Di

Indonesia, satuan ukuran yang umum digunakan adalah centimeter (cm ),

milimeter (mm), tergantung pada keinginan peneliti. Ukuran -ukuran ini disebut

ukuran mutlak. Untuk memperoleh ukuran yang lebih teliti, sabiknya

menggunakan jangka sorong (calipper ). Pada saat melakukan identifikasi adalah

suatu hal yang tidak mungkin untuk memberikan ukuran bagian- bagian ikan

dalam ukuran mutlak ( misalnya cm ). Ukuran yang digunkan untuk identifikasi

hanyalah merupakan ukuran perbandingan. Seekor ikan yang memiliki panjang

total 25 cm dan panjang kepala 5 cm, maka perbandingan yang dinyatakan di

dalam buku-buku identifikasi adalah panjang kepala sama dengan satu perlima

panjang total tubuhnya.

Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu

titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar

ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip

punggung atau tinggi badan atau ekor (Rajabnadia, 2009)

Menurut Pulungan et al (2015), setiap spesies diukur menggunakan

penggaris meliputi 25 karakter. Istilah dan singkatan dari karakter yang diukur

antara lain:

1. Panjang Total (PT) : Jarak garis lurus yang diukur dari ujung hidung

sampai ke ujung sirip ekor yang disatukan.

2. Panjang Baku (PB) : Jarak garis lurus yang diukur dari ujung hidung

sampai ke dasar sirip ekor (permulaan tulang hypural).


4

3. Panjang Kepala bagian dorsal : Jarak garis lurus mulai dari awal ujung

mulut sampai ke akhir dari tengkorak kepala.

4. Panjang kepala bagian lateral : Jarak garis lurus mulai dari ujung mulut

sampai kebagian terakhir dari operculum.

5. Panjang Pre dorsal : Jarak garis lurus mulai dari bagian akhir tengkorak

kepala sampai keawal dasar sirip punggung.

6. Panjang pangkal ekor-dorsal : Jarak garis lurus dari pangkal sirip ekor

sampai ke dasar bagian belakang pangkal sirip dorsal.

7. Panjang pangkal ekor-anal : Jarak garis lurus dari pangkal sirip ekor

sampai ke dasar bagian belakang pangkal sirip anal.

8. Panjang anal-pelvik : Jarak garis lurus dari pangkal sirip pelvik sampai ke

dasar bagian awal sirip anal.

9. Tinggi kepala di mata : Jarak garis lurus dari sisi atas kepala sampai sisi

bawah kepala yang melewati mata.

10. Tinggi kepala di tengkuk : Jaraak garis lurus dari tengkuk sampai kesisi

bawah kepala.

11. Tinggi badan di pelvik : Jarak garis lurus dari bagian perut sampai

kebagian punggung melalui dasar sirip pelvic.

12. Tinggi badan di awal dorsal : Jarak garis lurus dari awal dorsal sampai

kebagian bawah badan.

13. Tinggi badan di akhir anal : Jarak garis lurus dari akhir anal sampai

kebagian atas badan.

14. Tinggi batang ekor : Jarak garis lurus pada bagian tersempit dari batang

ekor.

15. Tinggi dasar ekor : Jarak garis lurus pada kedua sisi batang ekor.
5

16. Diameter bola mata : Panjang garis tengah bola mata yang diukur dari

pinggir rongga mata.

17. Panjang dasar sirip pectoral : Panjang sirip terpanjang menurut arah jari-

jari sirip diukur dari bagian dasar yang paling kemuka sampai ke puncak

sirip

18. Panjang dasar sirip dorsal : Jarak garis lurus dari awal sampai kebagian

akhir dasar sirip dorsal.

19. Panjang sirip pelvik : Jarak garis lurus dimulai dari dasar sirip pelvic

sampai ke ujung sirip pelvic.

20. Panjang dasar sirip anal : Jarak garis lurus dari awal sampai kebagian akhir

dasar sirip anal.

21. Panjang sungut : Jarak garis lurus yang diukur dari dasar sungut sampai ke

ujung sungut.

22. Panjang sirip dorsal terpanjang : Jarak garis lurus dari dasar sirip dorsal

sampai keujung jari sirip yang terpanjang.

23. Panjang jari sirip pectoral : Jarak garis lurus dari dasar sirip pectoral

sampai keujung jari sirip yang terpanjang.

24. Panjang cuping sirip ekor bagian atas : Jarak garis lurus dari pangkal

batang ekor bagian atasa sampai keujung sirip ekor.

25. Panjang cuping sirip ekor bagian : Jarak garis lurus dari pangkal batang

ekor bagian bawah sampai keujung sirip ekor.

Pratikum ikhtiologi yang kedua ini, pratikan mengamati 1 jenis ikan yang

morfometriknya berbeda diantaranya, ikan pantau (Rasbora caudimaculata) yang

memiliki bentuk tubuh yang kecil.


6

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 19 April 2017 pukul 14.00-

16.00 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

3.2. Bahan dan alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan, serbet, pena

dan pensil, penghapus, penggaris 30 cm, dan penuntun praktikum Ichtiology,

sarung tangan, masker dan tisu gulung. Beberapa spesies ikan yang digunakan

dalam praktikum morfometrik dan perhitungan meristik tubuh ikan yaitu: ikan

pantau(Rasbora argyrotaenia).

3.3. Metode praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan secara

langsung dan pengukuran morfometrik tubuh ikan terhadap objek yang akan

dipraktikumkan.

3.4. Prosedur praktikum

Adapun prosedur praktikum ini adalah menggambar ikan-ikan sampel

yang menjadi objek praktikum, membuat klasifikasi dari ikan tersebut dan

mengukur morfometrik tubuh ikan yang telah digambarkan. Lalu data

pengukuran morfometrik tubuh ikan tersebut dimasukkan ke dalam tabel.


7

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil dari praktikum pengenalan morfologi spesies ikan berbeda dan

morfometrik perhitungan meristik tubuh ikan sebagai berikut:

4.1.1. Tabel klasifikasi dan ukuran Ikan kapiek (Rasbora argyrotaenia).

Klasifikasi
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Spesies : Rasbora argyrotaenia
SKALA 1: 1

Gambar 1. 1 gambar Rasbora argyrotaenia


8

4.2. Pembahasan

4.2.1. Deskripsi ikan Pantau (Rasbora argyrotaenia)

Menurut Djuhanda (1981) ikan Pantau mempunyai warna dasar keperakan yang

cemerlang.Warna siripnya yang kekunungan ditambah dengan masing-masing cuping

sirip ekornya yang memiliki memiliki pita warna hitam melintang.Bentuk tubuh dari

tubuh ikan ini panjang membulat ,sisik-sisiknya besar.Warna tubuh bagian atasnya

kecoklatan –kecoklatan dan bagian bawahnya kekuning-kuningan dipisahkan oleh

gurat sisi yang menghitam mulai dari belakang tutup insang terus ke belakang

badan.Lubang mulut kecil,sekitar mulut tidak ada sungut peraba ,sepintas lalu

kelihatan seperti beunteur.

Ikan Pantau (Rasbora argirotaenia) termasuk dalam genus Rasbora mempunyai

bentuk tubuh memanjang hampir persegi dan ditutupi oleh sisik cycloid yang terdapat

mulai dari belakang kepala sampai kepangkal ekor. Perut membundar, sirip punggung

berukuran pendek tidak memiliki jari-jari lemak yang mengeras serta terletak di

belakang sirip perut bercagak (forked), posisi mulut terminal dan mulut tidak

memiliki sungut. Ikan dengan posisi mulut terminal baik mengarah ke atas maupun

kebawah menurut WHITTEN dan KOTTELAT dalam PAMUNGKAS (2000)

kemungkinan besar hidup di lapisan tengah perairan.

Ikan Pantau memiliki bentuk tubuh mamanjang hampir persegi dan tubuhnya

ditutupi oleh sisik cycloit. Mempunyai bentuk mulut yang non proctractile yaitu

mulut ikan yang tidak dapat disembulkan kedepan. Mulutnya leber, sudut mulut

dengan bola mata sedikit kebelakang bola mata. Bibir tebal dan hanya bibir atas yang

berlipatan. Bentuk bibir atas bergerigi serta moncong ikan yang tumpul. Ikan Pantau
9

ini tidak memiliki sungut. Ikan ini hidup secara bergerombol, tubuh berwarna putih

punggung agak kehitaman. Pada pertengahan punggung terdapat sirip punggung yang

disokong oleh jari-jari sirip, semua sirp berwarna kemerahan dan mempumyai bercakl

hitam, sirip ekor bercagak panjang hampir sam dengan tinggi badan.

Ciri meristik dari ikan rasbora adalah tidak bersungut, sirip dubur dengan 5 jari

yang bercabang, mulut agak kecil dengan berbonggol sambungan, tulang rahang

bawah ,sambungan tulang rahang bawah (di dagu) berbogol dengan rusuk dengan

cekungan pada sambungan tulang rahang atas (SAANIN,1984)

4.2.2 morfometrik tubuh ikan katung

       Ikan pantau (Rasbora argyrotaenia)

Klasifikasi :

Kelas : Pisces

Ordo : Cypriniformes

Family : Cyprinidae

Genus : Rasbora

Spesies : Rasbora argyrotaenia

Tabel 1. Morfometrik Tubuh Ikan kapiek.

No Morfometrik Ukuran tubuh ikan (cm)


1 Panjang total (PT) 6,5 cm
2 Panjang baku (PB) 5 cm
3 Panjang kepala bagian dorsal 0,5 cm
4 Panjang kepala bagian lateral 1 cm
5 Panjang pre dorsal 1,5 cm
6 Panjang pangkal ekor-dorsal 2 cm
10

7 Panjang pangkal ekor-anal 1 cm


8 Panjang anal-pelvik 1,5 cm
9 Tinggi kepala di mata 0,5 cm
10 Tinggi kepala di tengkuk 0,7 cm
11 Tinggi badan di pelvic 1 cm
12 Tinggi badan di awal dorsal 0,9 cm
13 Tinggi badan di akhir anal 0,7 cm
14 Tinggi batang ekor 0,6 cm
15 Tinggi dasar ekor 0,7 cm
16 Diameter bola mata 0,4 cm
17 Panjang dasar sirip pectoral 0,2 cm
18 Panjang dasar sirip dorsal 0,3 cm
19 Panjang sirip pelvic 0,1 cm
20 Panjang dasar sirip anal 0,5 cm

21 Panjang sungut -

Panjang jari sirip dorsal


22 0,4 cm
terpanjang
Panjang jari sirp pectoral 1 cm

23 terpanjang
24 Panjang cuping sirip ekor 1,5 cm

bagian atas
Panjang cuping sirip ekor 1,5 cm

25 bagian bawah

Tabel 2. Perhitungan meristik tubuh ikan

No Sirip Jumlah sirip Keterangan


1. Sirip punggung 5 Kuat
2. Sirip dada 4 Lemah mengeras
3. Sirip perut 3 Lemah mengeras
4. Sirip anus 4 Lemah
5. Sirip ekor 8 Lemah mengeras
11

Tabel 3. Perhitungan jumlah sisik ikan

No Sisik Jumlah sisik


1. Sisik sirip punggung 10
2. Sisik pipih 5
3. Sisik sekeliling badan 7
4. Sisik batang ekor 5
5. Sisik garis rusuk 18
6. Sisik atas dan bawah garis rusuk 12

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

. Dapat disimpulkan bahwa tubuh ikan memiliki bentuk tubuh yang berbeda

antara spesies ikan yang satu dengan spesies ikan yang lainnya dan kita juga dapat

mengetahui perhitungan morfometrik dan perhitungan meristik tubuh ikan.

5.1. Saran

Sebagai manusia yang beradab hendaknya kita menjaga kelestarian ikan-ikan

yang ada disekitar kita dan menjaga ekosistem tempat ikan tersebut hidup agar

spesies – spesies ikan yang telah kita pelajari tetap ada hingga masa yang akan dating.
12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2. 2012. Panduan Praktikum Osteichtyes. Diakses dari


(http://www.scribd.com/doc/37990780/Panduan-Praktikum-Osteichtyes).
Anonim, 2010.Morfometrik dalam populasi stok ikan.
(http://wapedia.mobi/id/morfomertik).
Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2014. Penuntun
PraktikumIchthyologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru.
Rjabnadia, 2009. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Bina Cipta. Bandung, 520
hal.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta,
Jakarta.

Rajabnadia, L. Abdul. 2009. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari.
13

Djuhanda, T. 1981. Dunia ikan. Armico Bandung.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina Cipta.
Bandung.

Pulungan, C. P. 2000. Deskripsi ikan-ikan air tawar dari Waduk PLTA Koto Panjang.
Riau. Puasat Universitas Riau.
14

LAMPIRAN

1. Alat-Alat yang Digunakan saat praktikum

Buku penuntun praktikum Alat tulis


15

Pensil Serbet

Penggaris Nampan

2. Bahan yang digunakan saat pratikum.


16
17

Anda mungkin juga menyukai