Anda di halaman 1dari 8

Nama : Elvira Novita Sari

Prodi : S1 Kep A

Nim : 1912142010016

Analisa video

Seorang pasien bernama linda menderita penyakit vertigo dan 4 hari lamanya dirumah
sakit,pasien tersebut memanggil perawat dengan kesal karena perawatnya lama merespon karena
sakit kepala,setelah perawatnya datang pasien malah berbicara dengan nada tinggi namun
perawat tetap bersikap sopan dan sabar .pasien bilang dia sudah minum obat namun sakit
kepalanya tidak kunjung sembuh,perawat berusaha menenangkan pasien tersebut .

Kemudiann perawat datang lagi menanyakan keadaan pasien,lalu pasien meminta maaf
kepada pasien karena telah kasar ,namun perawatnya memaklumi hal tersebut.Setelah itu datang
dokter menanyakan keadan pasien tersebut,setelah berbincang dengan pasien dokter memberi
saran agar pasien beristirata dan tidak terlalu stres..Perawat datang lagi ke ruangan pasien
memberikan obat ,setelah meminum obat pasien meminta tolong untuk memamnggil pendeta
atau sejenis layanan untuk mendokan pasien agar cepat sembu,perawat dengan respon sangat
baik dan membantu pasien untuk memanggilkan pendeta yang akan mendoakan pasien tersebut.

Setelah pandeta tersebut datang,pendeta langsung mendoakan pasien dan diikuti oleh
pasien,keluarga pasien dan perawat sesuai dengan kepercayaan masing-masing.Paginya perawat
datang ke ruangan pasien,dan ternyata pasien telah diperbolehkan pulang.Dari video tersebut
,dimana perawat harus memiliki sikap caring terhadap pasien,dimana perawat memliki hubungan
baik denngan pasiendan peduli memenuhi kebutuhan nya .

a. Perawat melakukan komunikasi terapeutik kepada pasein (pengenalan dan tujuan)


b. perawatmemberikansifatempatikepadapasien
c. perawatmemberikandukungandenganrespon yang positifterhadappasien
d. perawanmenerapkanteori human caring alturistik
e. perawatmendekatkandiri pada pasiensecaraperlahansehinggapasiendapatberbicara
f. perawatmemotivasipasien
g. perawatmemberikandukungan moral kepadapasien
h. perawat memberikan keyakinan bahwa pasien harus bias menjadi lebih baik lagi
i. perawat juga melakukan hak-hak pasien dengan tetap menjaga privasi pasien
j. terjalinnyahubunganmtualisme di mana salingmenguntungkanantarapasien dan

Dalam video tersebut perawat sudah berinisiatif untuk melakukan kunjungan kerungan
pasien agar dapat melakukan pedekatan sesuai dengan teori jean watson menjelaskan tentang
transaksi perawatan interpersonal yang dinamis , perawatmerespons dunia subjektif seseorang
untuk membantu klien menemukan makna eksistensi melalui penggalian makna dari
ketidakselarasan, penderitaan dan kekalutan. Transaksoi iini memperjelas misteri kemanusiaan
dan kekuatan energi yang lebih tinggi dialam semesta yang dapat memfasilitasi pengetahuan diri,
kehormatn diri, pengendaliandiri, dn perawatan diri dan meningkatkan proses penyembuhandiri.
Perawat juga memberikan keyakinan tentang kesebuhan kliendengan keyakina nahwa klien bias
sembu jika melaukan

pengobatansecarateratursesuaidengantujuanumumkeperawatanadalahmeningkatkanpertumbuhan
mental – spiritual bagidiri dan orang lain juga untukmenemukankekuatanbatin dan
pengendaliandiriseseorang .lebihkhusus
,tujuankeperawatanadalahmembantuseseorangmencapaisuatutingkatkeselarasanpikiran , tubuh ,
dan jiwa yang lebihtinggi , yang membangkitkan proses pengetahuandiri , penghormatandiri ,
penyembuhandiri , dan perawatandirisertamemungkinkanpeningkatkandiversitaskeberagaman
( 1989;226).

Perawatmencobamenghargaidimensimanusiadalamperawatan dan pengalaman


pengalaman subjektif salah satuny amembangun Nilai-nilai kemanusiaan dan Altruistik
(Humanistic-Altruistic System Value) yang di dapat dari cerita klien mengenai pengalamannya
berbuah pembelajaran dengan nilai nilai kemanusiaan. Perawatsebagai care giver juga
harusmampumembangunkepercayaandengankliensehinggadapatmemotivasidengantujuanmenum
buhkankeyakinan dan harapan(Faith and Hope). Perawa takhirnya mampu Membantu
menumbuh kan kepercayaan,membuathubungandalamperawatansecarammanusiawi,
kliensudahmulaimengekspresikanperasaanpositif dan negative, darikepercyaan yang di bangun
dan salingmenuntungkanperawat dan pasienmampumelakukanProses
pemecahanmasalahperawatansecarakreativ (creative problem-solving caring process).
Kliemulaimenerimakeadaandengansemangat dan nilai spiritual yang meningkat.

Adanyapergeserandemografi, pergeseransosialekonomi, sertameningkat dan bertambah


rumitnyamasalahkesehatanakanberdampakpada tuntutan dan kebutuhanmasyarakatakan
pelayanankesehatantermasukpelayanankeperawatan. Masyarakat lebihsadarakanhak
dan kewajibanuntukmenuntuttersedianyapelayanankesehatan dan keperawatandengan
mutu yang secaraprofesionaldapatdipertanggungjawabkan. Menghadapiglobalisasi
initiadaupaya lain yang perludilakukankecualimengadakanpenyesuaian dan perbaikanterhadap
mutulayanankeperawatan.
Peningkatanmutupelayanankeperawatandidukung oleh pengembanganteori-
teorikeperawatan, salah satunyaadalahteori Caringmenurut Jean Watson. Caring
adalahsentraluntukpraktekkeperawatankarena caring merupakansuatucarapendekatan yang
dinamis,
dimanaperawatbekerjauntuklebihmeningkatkankepeduliannyakepadaklien.Kuncidarikualitaspela
yananasuhankeperawatanadalahperhatian,empati dan kepedulianperawat. Hal
inisangatsesuaidengantuntutanmasyarakat pada saatiniyaitumengharapkanpelayanankeperawatan
yangberkualitas.
JURNAL 1

Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 4 No. 1 (Februari 2019)


ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI h_ps://doi.org/10.22146/jkesvo.40957
Submi_ed 15 November 2018 Revised 12 Januari 2019 Accepted 22 Januari 2019
Caring merupakan bentuk kepedulian perawat terhadap klien sebagai bentuk perhatian,
penghargaan dan mampu memenuhikebutuhannya. Fenemona yang ada empat dari
lima klien yang diwawancarai menyebutkanperawat kurang caring terhadap klien. Kurang
caring-nya perawat ditandai dengan kurangpedulinya perawat terhadap klien, sehingga klien
mengeluh bahwa perawat pada ruangan tersebutkurang memperhatikan kenyamanan klien.
sebagai dasar dan sentral dalam praktekk e p e r a w a t a n . C a r i n g m e m b e r i k a n
kemampuan pada perawat untuk memahamidan menolong klien. Seorang perawat harus
m e m i l i k i k e s a d a r a n t e n t a n g a s u h a nkeperawatan, dalam memberikan bantuan
bagiklien dalam mencapai atau mempertahankankesehatan atau mencapai kematian
Hasil observasi awal diketahui empatdari lima klien yang diwawancaraimenyebutkan perawat
kurang caring terhadapklien ditandai dengan kurang pedulinyaperawat terhadap klien, sehingga
klienmengeluh bahwa perawat pada ruangantersebut kurang memperhatikan kenyamanan
klien, tidak pernah memberikan sentuhan dankurangnya penjelasan dari perawat terkait
prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.Selain itu pembagian tugas perawat tidak
berjalan dengan baik serta jarang memberikanpujian dan sentuhan pada klien.
Memperkuat fenomena penelitian inikemudian peneliti melakukan wawancara kepada klien di
ruang Gelatik dan Rajawali.Berdasarkan survey data awal menemukan dua dari sepuluh klien
yang diwawancaraimengatakan bahwa perawat kurang terbukaterhadap klien dan kurang
memberikan kasihsayang, sehingga perawat jarang komunikasiantara peribadi perawat-klien.
Selain itukurang membantu klien ke toiletuntuk BAK/BAB sedangkan
klienbutuhkehadiranperawat untuk membatu klien dalam mobilitasnya dikarenakan keterbatasan
klien dalam beraktifitas yang disebabkankondisi yang dialaminya.
Karakteristik faktor ini adalah kongruen,
empati dan ramah. Kongruen berarti perawatmenanyakan apa adanya dalam berinteraksi
dan tidak menyembunyikan kesalahan.Perawat bertindak dengan cara yang
lebih terbuka dan jujur. Empati berarti perawatmemahami apa yang dirasakan klien. Ramah
berarti penerimaan positif terhadap orang lainyang sering diekspresikan dengan bahasa
tubuh, ucapan tekanan orang lain yang seringdiekspresikan dengan bahasa tubuh, ucapantekanan
suara, sikap terbuka, ekspresi wajahdan lain-lain.

erilaku Caring Perawat Dengan


JURNAL 2

APLIKASI TEORI KONSEP KEPERAWATAN JEAN WATSON TERHADAP ANAK


“S” DENGAN HIDROCEFALUS DI KELURAHAN SUMUR DEWA KECAMATAN
SELEBAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASUKI RAHMAD
KOTA BENGKULU
APPLICATION OF THE THEORY OF JEAN WATSON CONCEPT WITH TO CHILD
"S" WITH HIDROCEFALUS IN SUMUR DEWA SUBURBS OF SELEBAR DISTRICT
IN WORKING AREA OF BASUKI RAHMAD PUBLIC HEALTH CENTER
BENGKULU CITY
SURYANTI
UPTD PUSKESMAS BASUKI RAHMAT KOTA BENGKULU

Sehat adalah sebuah investasi, asset, dan harta yang paling berharga bagi setiap
individu. Health is not everything but, without health everything is nothing, menjadisebuah
penyempurna jika sehat merupakan starting point untuk pembangunan. Menurut,WHO, sehat
bukan hanya keadaan yang bebasdari penyakit melainkan juga keadaan yangsempurna baik fisik,
mental maupun sosial.(Sudomo, 2014).Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan
chepalon yang berarti kepala.Hidrosefalus merupakan penumpukan cairanserebrospinal secara
aktif yang menyebabkan
dilatasi system ventrikel otak dimana terjadiakumulasi cairan yang berlebihan pada satu
atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid.Kita mengenal “Hydrocephalus” sebagai
suatu kelainan yang biasanya terjadi pada bayi, dan ditandai dengan membesarnya kepala
melebihi ukuran normal. Dalam keadaan normal, tubuh memproduksi cairan
otak (Cairan Serebro Spinal = CSS) dalam jumlah tertentu, untuk kemudian
didistribusikan dalam ruang-ruang ventrikel otak, sampai akhirnya diserap kembali.
Sedangkan pada orang dewasa, tulang tengkorak tidak lagi mampu melebar. Akibatnya
berapapun banyaknya CSS yang tertumpuk, takkan mampu menambah besar diameter kepala
(Nanda, 2013). Hidrosefalus merupakan penimbunan cairan serebrospinalis dalam ventrikel otak,
sehingga kepala menjadi besar. Jumlah cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada sampai 5 liter,
sehingga tekanan intrakranial sangat
tinggi. Hidrosefalus sering di jumpai sebagai kelainan konginetal namun bisa pula oleh
sebab postnatal. Angka kejadian hidrosefalus kira-kira 30 % yang di temui sejak lahir, dan 50%
pada 3 bulan pertama. Frekuensi
hidrosefalus ini utero 2:2000 bayi, dan kirakira 12% dari semua kelainan konginetal.
Hidrosefalus sering menyebabkan distosia persalinan. Dan setelah lahir dan tetap hidup
akan menjadi masalah pediatri dan sosial. Pasien hidrosefalus merupakan pasien yang
sangat menderita dan memerlukan perawatan khusus dan benar karena ada kerusakan saraf yang
menimbulkan kelainan neurologis berupa gangguan kesadaran sampai pada
gangguan pusat vital dan resiko terjadi dekubitus (Cathlyn, 2013). Data WHO tentang
Hidrosefalus di Amerika Serikat insidens hidrosefalus congenital adalah 1 dari 1000 kelahiran
dimana insiden hydrosefalus dapatan tidak diketahui secara pasti. Internasional insiden dari
hidrosefalus dapatan tidak diketahui. Sekitar 100.000 pemasangan shunting dilakukan setiap
tahun pada Negara-negara berkembang tetapi sedikit infromasi yang tersedia untuk negara
lainnya. Hidrosefalus adalah salah satu dari kelainan tersering yang menimpa lebih dari 10.000
bayi setiap tahun,
dan lebih dari 50% kasus hidrosefalus adalah hidrosefalus congenital (Maliawan, 2014). Menurut
penelitian WHO untuk wilayah ASEAN jumlah penderita Hidrosefalus di beberapa negara
adalah sebagai berikut, di Singapura pada anak 0-9 th : 0,5%, Malaysia : anak 5-12 th 15%, India
anak 2-4 th 4%, d Indonesia berdasarkan penelitian dari Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas
Indonesia terdapat 3% (who, 2013).Berdasarkan statistic Medical Record of Indonesia, pada
tahun 2014 jumlah pasien penderita hidrosefalus berjumlah 115 orang. Lalu pada tahun 2015 dari
bulan januari sampai bulan mei jumlah pasien penderita hidrosefalus adalah 210 orang. Pada
tahun 2016 meningkat menjadi 311 orang. Sementara di provinsi Bengkulu pada Rumah
Sakit M. Yunus pada tahun 2015 ada 9 orang
89 Journal of Nursing and Public Healthpenderita hidrosefalus, dan pada tahun 2016 ada 13
orang penderita hidrosefalus, dan 10diantaranya tidak bisa diselamatkan dan 3 orang lainnya
masih dala perawatan rujukan di Jakarta (Rikesdas, 2017). Dilaporkan sekitar 25%-40%
malfungsi
shunt terjadi pada 1 tahun pertama pemasangan (Weprin, 2002). Dari penelitian yang lain
didapatkan data bahwa sekitar 30%- 40% malfungsi shunt terjadi akibat proses mekanis atau
proses infeksi pada tahun pertama pemasangan, dan sekitar 15% kegagalan terjadi pada tahun
kedua. Setelah tahun kedua, tingkat kegagalan turun menjadi 1%-7%. Hal ini menyebabkan
naiknya tingkatmortalitas pasien hidrosefalus menjadi 0,1%.
Model Jean Watson ini bentukkeperawatannya menolong klien untukmencapai atau memelihara
kesehatan dengantenang.Tindakan hubungan dengan prosesperawatan manusia, penguasaan ilmu
pengetahuan adalah utama dalam memberikantindakan perawatan mengenai perilakumanusia
dan respon manusia untukmenentukan masalah yang nyata ataupotensial kebutuhan klien,
menempatkanperilaku sebagai fokus asuhan keperawatandan perhatian dimana perawat tidak
perlumemahami seluruh proses penyakit, tetapilebih berorientasi pada pemberian pendidikan
kesehatan dalam upaya menciptakan perilakuyang baik dalam pencegahan penyakit.
Karena itu konsep model Jean Watsonperawat mengajarkan klien untuk selalumenjaga perilaku
yang baik dalammengontrol penyakit.Seperti kita ketahui bahwa teori Jean
Watson fokus pada cara merawat keluargayang sakit, dimana nantinya orang tua mampu
melakukan perawatan pada anak anaknyayang sakit Hydrocephalus dengan tujuan
untuk peningkatan kesehatan. Keunggulanteori ini dalam berkaitan dengan kasusHydrocephalus
adalah orang tua An “S”faktor penyebab Hydrocephalus yaitu bisakarena Kista Araknoid,
Anomalia pembuluhdarah, infeksi, neoplasma, dan perdarahan.Kelemahan aplikasi teori Jean
WatsonKelemahan teori Jean Watson ini menurutpenulis adalah kurang lengkapnya poin poin
dalam pengkajian yang mencakup kajiantentang pasien dengan penyakit
Hydrocephalus secara spesifik karena terlihatjelas aplikasi teori keperawatan ini hanya
berfokus pada perawatan pasien yang sakitsehingga penulis sedikit kesulitan untukmenentukan
diagnosa keperawatan prioritas.
JURNAL 3

Kesimpulan

Teori Keperawatan Menurut Jean Watson


MANUSIA SEBAGAI FOKUS SENTRAL KEPERAWATAN
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.
Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan
estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985).
Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang
menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson (1985)
" human care is the heart of nursing".
Pandangan tentang keperawatan sebagai sains tentang human care adalah komprehensif.
Ini termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area-area :
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia
2. Eksplikasi dari pengalaman manusia dengan, dan responnya terhadap berbagai kondisi
sehat-sakit
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship
5. Studi tentang sistem untuk bagaimana human care mesti diwujudkan
Dalam eksplikasi sains tentang human care pencarian harus termasuk beragam metoda untuk
memperoleh pemahaman utuh dari human phenomena.
Pencarian ini harus memfasilitasi integrasi pengetahuan dari biomedical, perilaku,
sosiokultural, seni dan humaniora untuk menemukan pengetahuan keperawatan baru.
Melalui strategi integrasi dan analisis, dunia objektifitas dapat dihubungkan dengan dunia
subjektif dari pengalaman manusia untuk mencapai linkage ini.
Perspektif tentang human science memberi kesempatan bagi pemikir/peneliti keperawatan
untuk melakukan telaah terhadap keilmuan keperawatan dan arahnya, guna meletakkan
dasar-dasar subject matter serta tanggung jawab ilmiah dan sosialnya. Melalui perspektif ini,
kajian terhadap makna,nilai etika tentang manusia, kesehatan dan keperawatan dapat
dilakukan.
Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully
functional integrated self.
Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh,
….."the human is viewed as greater than, and different from, the sum of his or her parts ….
(Watson,1985:14)
yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang manusia, secara
bersamasama
berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya.
Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain.

Anda mungkin juga menyukai