Anda di halaman 1dari 8

Zabur 

(bahasa Arab: ‫ )زبور‬disamakan oleh sebagian ulama dengan Mazmur, yang menurut Islam,


adalah salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Qur'an (selain Taurat dan Injil)..[1]
Istilah zabur adalah persamaan dengan istilah Ibrani zimra, bermaksud "lagu, musik." Ia, bersama
dengan zamir ("lagu") dan mizmor ("mazmur" atau psalm), merupakan derivasi zamar, artinya
"nyanyi, nyanyikan pujian, buatkan musik."
Dalam Islam zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada kaum Bani Israil melalui
utusannya yang bernama Nabi Daud.

Zabur menurut hadits[sunting | sunting sumber]


Satu hadits dari sahih Bukhari, mengatakan: Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda,
"Pembacaan Zabur dimudahkan bagi Daud. Dia sering mengarahkan agar binatang
tunggangannya diletakkan pelana, dan mampu menghabiskan bacaan Zabur sebelum
pelana siap diletakkan. Dan dia tidak akan makan tetapi hasil dari kerjanya sendiri":

Kata Zabur dalam Alquran[sunting | sunting sumber]


Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah
didustakan (pula), mereka membawa mu'jizat-mu'jizat yang nyata, zabur dan kitab yang
memberi penjelasan yang sempurna. (ALI 'IMRAN (KELUARGA 'IMRAN) ayat 184).[2][3]
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, 'Isa,
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan zabur kepada Daud. (AN NISAA'
(WANITA) ayat 163)
Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya
telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan
zabur kepada Daud. ( AL ISRAA' (Memperjalankan di malam hari ) ayat 55)
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh,
bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh. (AL ANBIYAA' (NABI-NABI)
ayat 105)
Dan Kami berikan Kitab Zabur kepada Daud . (AL ISRAA' ayat 55))
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia Kami. (Kami berfirman): 'Hai
gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud', dan Kami
telah melunakkan besi padanya.(SABA' ayat 10)
Injil
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Artikel ini berisi uraian tentang Empat bagian dari kitab suci Kristen. Untuk Seluruh kitab suci
Kristen, lihat Alkitab. Untuk Kitab suci dalam Islam, lihat Injil dalam Islam.

Injil (bahasa Yunani: ευαγγέλιον, euangelion – yang berarti Kabar Baik; bahasa


Arab: ‫إنجيل‬, Injīl; bahasa Inggris: Gospel) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut keempat
kitab pertama dalam Alkitab Perjanjian Baru menurut kepercayaan Kristen. Keempat kitab
tersebut, Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes, disebut Kabar Baik, karena orang
Kristen percaya bahwa narasi keempat Injil yang berpuncak pada kematian dan kebangkitan
Yesus tersebut merupakan kisah penyelamatan Allah kepada umat manusia yang berdosa, supaya
manusia dapat kembali mengenal Allah yang sesungguhnya dan dapat masuk ke surga.
Menurut Islam, Injil adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s.

Kata "Injil"[sunting | sunting sumber]

Rylands Library Papyrus P52 mungkin adalah fragmen naskah Perjanjian Baru tertua; memuat Injil


Yohanes pasal 18:31-33 berdasarkan gaya tulisan tangan diperkirakan ditulis tahun 125 M.

Istilah "Injil" berasal dari bahasa Arab ‫ إنجيل‬ʾInǧīl, yang diturunkan dari bahasa
Yunani ευαγγέλιον (euangelion) yang berarti "Kabar Baik" atau "Berita Kesukaan", yang merujuk
pada 1 Peter 1:25 (BIS, TL, & Yunani). Injil dalam bahasa Inggris disebut Gospel, dari bahasa
Inggris Kuno gōd-spell yang berarti "kabar baik", yang merupakan terjemahan kata-per-kata dari
bahasa Yunani (eu- "baik", -angelion "kabar")
Kata "Injil" sendiri dalam Alkitab Terjemahan Baru muncul 124 kali[1] (BIS menggunakan istilah
"Kabar Baik", semuanya di Perjanjian Baru: 23 kali di keempat Injil, 17 kali di Kisah Para Rasul, 78
kali di Surat-Surat Paulus, 5 kali di Surat-Surat Lain, dan 1 kali di Kitab Wahyu.
Beberapa ayat yang penting yang memuat kata ini antara lain Markus 1:1: "Inilah permulaan Injil
tentang Yesus Kristus, Anak Allah."; Markus 1:15: ""Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah
dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"; Markus 8:35: "Karena siapa yang mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya."; 1 Korintus 9:23: "Segala sesuatu
ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya."; Matius 24:14: "Dan Injil
Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu
barulah tiba kesudahannya", dan di dalam Roma 1

Arti[sunting | sunting sumber]
Injil biasanya mengandung arti:

1. Pemberitaan tentang aktivitas penyelamatan Allah di dalam Yesus dari Nazaret atau berita


yang disampaikan oleh Yesus dari Nazaret. Inilah asal usul penggunaan kata "Injil" menurut
Perjanjian Baru (lihat Surat Roma 1:1 atau Markus 1:1).
2. Dalam pengertian yang lebih populer, kata ini merujuk kepada
keempat Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) dan kadang-kadang juga
karya-karya lainnya yang non-kanonik (mis. Injil Tomas), yang menyampaikan kisah
kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus.
3. Sejumlah sarjana modern menggunakan istilah "Injil" untuk menunjuk kepada
sebuah genre hipotetis dari sastra Kristen perdana (bdk. Peter Stuhlmacher, ed., Das
Evangelium und die Evangelien, Tübingen 1983, juga dalam bahasa Inggris: The Gospel
and the Gospels).
Kata "injil" dipergunakan oleh Paulus sebelum kitab-kitab Injil dari kanon Perjanjian Baru ditulis,
ketika ia mengingatkan orang-orang Kristen di Korintus "kepada Injil yang aku beritakan kepadamu"
(1 Korintus 15:1). Melalui berita itu, Paul menegaskan, mereka diselamatkan, dan ia
menggambarkannya di dalam pengertian yang paling sederhana, sambil menekankan penampakan
Kristus setelah kebangkitan (15:3-8):
"... bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia
telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan
Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua
belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara
sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di
antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian
kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga
kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya."
Penggunaan kata injil (atau ekuivalennya dalam bahasa Yunani evangelion) untuk merujuk pada
suatu genre tulisan yang khas yang berasal dari abad ke-2. Kata ini jelas digunakan untuk
menunjuk suatu genre dalam Yustinus Martir (l.k. 155) dan dalam pengertian yang lebih kabur
sebelumnya dalam Ignatius dari Antiokhia (l.k. 117).

Penulisan Injil[sunting | sunting sumber]


Beberapa catatan:

1. Kitab Perjanjian Baru terbit antara tahun 50 dan 100 Masehi. Yang mula-mula adalah
Surat-surat Paulus, kemudian barulah bagian-bagian lain. Beberapa abad sesudah
Masehi, Gereja baru mensahkan kanon Kitab Perjanjian Baru setelah urutannya diubah
dan sedapat mungkin disesuaikan dengan Sejarah Keselamatan (Intisari Iman Kristen
oleh Ds.B.J. Boland, 1964).
2. Umumnya boleh dikatakan bahwa kanon Perjanjian Baru sudah ditetapkan kira-kira
pada tahun 200, secara definitif pada tahun 380 (Sejarah Gereja oleh Dr. H. Berkhof
dan Dr.I.H. Enklaar, 1962).
3. De Arameesche tekst van het Mattheus-evengelie is reeds vroegtijdig gegaan. De
andrere drie evangelien, zijn in het Grieksch geschreven. De boeken van de Heilige
Schrift, zelfs de evengelien, zijn niet volkomen in de zelfds toestand bewaard gebleven,
waarin zijoorspronkelijk zijn geschreven. Daar de boekdrukkeenst niet bestond, warden
zij eeuwen long telkens overgeschreven en hijdat overschrijoen werden soms woorden
uitgelaten, verwisseld of verkeerd geschreven ... Artinya: Injil Matius yang berbahasa
Arami telah lama hilang. Tiga Injil lainnya ditulis dalam bahasa Yunani. Buku-buku dari
Kitab Suci juga injil-injilnya tidak tersimpan dengan sempurna dalam keadaan yang
sama, dalam mana itu asalnya ditulis. Karena tidak adanya cetak-mencetak buku maka
seringkali dilakukan pemindahtulisan berabad-abad lamanya, dan dalam
memindahtuliskan itu kadang-kadang terjadi penghapusan kata-kata, penukaran kata-
kata atau penulisan terbalik ... (Het Evangelie, 1929, Badan Perpustakaan Petrus
Canisius)

Injil kanonik[sunting | sunting sumber]


Dari banyak injil yang ditulis, ada empat injil yang diterima sebagai bagian dari Perjanjian
Baru dan dikanonkan. Hal ini merupakan tema utama dalam sebuah tulisan oleh Irenaeus, l.k.
185.
Dalam tulisannya yang diberi judul "Melawan Kesesatan" Irenaeus menentang beberapa
kelompok Kristen yang menggunakan hanya satu Injil saja, seperti kelompok Marsion - yang
menggunakan versi Injil Lukas yang sudah diubah sedemikian rupa. Irenaeus juga menentang
beberapa kelompok yang menekankan tulisan-tulisan berisi wahyu-wahyu baru, seperti
kelompok Valentinius (A.H. 1.11.9).
Irenaeus menyatakan bahwa ada empat injil yang adalah tiang-tiang gereja.
"tak mungkin ada lebih atau kurang daripada empat," katanya, sambil
mengajukan analogi sebagai logikanya bahwa ada empat penjuru dunia dan empat arah
angin (1.11.8).
Citranya ini, yang diambil dari Kitab Yehezkiel 1:10, tentang takhta Allah yang didukung oleh
empat makhluk dengan empat wajah—"Keempatnya mempunyai muka manusia di depan,
muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang"—
ekuivalen dengan Injil yang "berwajah empat", adalah lambang-lambang konvensional dari
para penulis Injil: singa, lembu, rajawali, dan manusia. Irenaeus berhasil menyatakan bahwa
keempat Injil itu bersama-sama, dan hanya keempat Injil inilah, yang mengandung
kebenaran. Dengan membaca masing-masing Injil di dalam terang yang lainnya, Irenaeus
menjadikan Yohanes sebagai lensa untuk membaca Matius, Markus dan Lukas.
Pada peralihan abad ke-5, Gereja Barat di bawah Paus Innosensius I, mengakui
sebuah kanon Alkitab yang meliputi keempat Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes,
yang sebelumnya telah ditetapkan pada sejumlah Sinode regional, yaitu Konsili
Roma (382), Sinode Hippo (393), dan dua Sinode Kartago (397 dan 419).[2] Kanon ini, yang
sesuai dengan kanon Katolik modern, digunakan dalam Vulgata, sebuah terjemahan Alkitab
dari awal abad ke-5 yang dikerjakan oleh Hieronimus[3] atas permintaan Paus Damasus
I pada 382.
Waktu penulisan[sunting | sunting sumber]
Perkiraan kurun waktu ditulisnya injil kanonik bervariasi, namun tidak lebih dari tahun 100
M. Jadi tidak lebih dari 70 tahun setelah Yesus Kristus meninggalkan dunia. Berikut
perkiraan kurun waktu yang diberikan oleh Raymond E. Brown, dalam buku-nya "An
Introduction to the New Testament", sebagai representasi atas konsensus umum para
sarjana, pada tahun 1996:

 Markus: sekitar tahun 68–73,[4] 65–70.[5]


 Matius: sekitar tahun 70–100,[4] 80–85.[5]
 Lukas: sekitar tahun 80–100 (sebagian berpendapat pada tahun 85),[4] 80–85.[5]
 Yohanes: sekitar tahun 90–100,[5] 90–110.[6]
Sedangkan, perkiraan kurun waktu yang diberikan dalam NIV Study Bible:

 Markus: sekitar tahun 50-an hingga awal 60-an, atau akhir 60-an
 Matius: sekitar tahun 50-70-an
 Lukas: sekitar tahun 59-63, atau tahun 70-an hingga 80-an
 Yohanes: sekitar tahun 85 hingga mendekati 100, atau tahun 50-an hingga 70
Kanon Muratori (170 M) memaparkan urutan pembuatan Injil Lukas dan Yohanes sebagai
berikut (bagian depan hilang, dan yang tersisa dimulai dengan kata "di mana ia" dan
seterusnya; pengembangan terjemahan diletakkan di antara tanda kurung siku. Angka-
angka menunjukkan nomor baris teks aslinya yang tersisa dan dapat dibaca):
"(1) . . . di mana ia bagaimana pun juga turut hadir, dan karenanya ia menempatkannya
[dalam tulisannya]. (2) Kitab Injil ketiga adalah menurut Lukas. (3) Lukas, tabib terkenal itu,
setelah Kenaikan Kristus, (4-5) ketika Paulus membawanya bersama dia sebagai seorang
yang mempelajari tentang hukum [Romawi], (6) menyusunnya atas namanya sendiri,
menurut anggapan [umum]. Namun, ia sendiri tidak pernah (7) melihat Tuhan dalam daging;
dan karenanya, sesuai peristiwa yang dapat dipastikannya, (8) demikianlah sesungguhnya
ia memulai menceritakan kisah dari kelahiran Yohanes [Pembaptis]. (9) Yang keempat dari
kitab-kitab Injil adalah dari Yohanes, [seorang] dari murid-murid. (10) Kepada murid-murid
dan uskup-uskup sejawatnya, yang menghimbaunya [untuk menulis], (11) ia berkata,
'Berpuasalah bersamaku dari hari ini selama tiga hari, dan apa (12) yang akan dinyatakan
kepada setiap orang (13) marilah kita mengatakannya satu dengan yang lain.' Pada malam
yang sama itu dinyatakan (14) kepada Andreas, [salah satu] dari rasul-rasul, (15-16) bahwa
Yohanes harus menuliskan semua hal atas namanya sementara yang lain harus
memeriksanya. Dan demikianlah, meskipun berbagai (17) elemen sudah diajarkan dalam
masing-masing kitab Injil [yang lain], (18) bagaimanapun juga hal ini tidak menyebabkan
perubahan dalam iman (19) orang-orang percaya, karena oleh satu Roh yang berkuasa
segala hal (20) telah dinyatakan dalam semua [kitab-kitab Injil]: mengenai (21) kelahiran,
mengenai kesengsaraan, mengenai kebangkitan, (22) mengenai hidup bersama para murid-
Nya, (23) dan mengenai dua kali kedatangan-Nya; (24) yang pertama dalam kemiskinan
ketika Ia dihina, yang sudah terjadi, (25) yang kedua dalam kemuliaan kekuasaan kerajaan,
(26) yang masih akan terjadi kelak. Apa (27) yang menakjubkan sehingga, jika Yohanes
begitu konsisten (28) menyebutkan poin-poin khusus ini juga dalam surat-suratnya, (29)
mengatakan tentang dirinya sendiri, 'Apa yang telah kami lihat dengan mata kami, (30) yang
telah kami dengar dengan telinga kami dan dengan tangan kami (31) yang telah kami raba
--itulah yang kami tuliskan kepada kamu'? [1 Yohanes 1:1] (32) Karena dengan cara ini Ia
mengaku [dirinya] bukan hanya sebagai saksi mata dan pendengar, (33) melainkan juga
penulis dari semua perbuatan ajaib Tuhan, sesuai urutannya..."[7]

Injil Apokrif[sunting | sunting sumber]


Beberapa injil yang tidak dikanonkan meskipun mempunyai keserupaan dalam hal
sebagian isi dan gaya bahasa, dibandingkan dengan injil-injil kanonik. Kebanyakan
(yang lainnya) adalah gnostik dalam hal isi dan gaya bahasa, mempresentasikan /
mengemukakan ajaran-ajaran dari sudut pandang yang sangat berbeda dan dalam
beberapa kasus dicap sebagai bid'ah.
Injil-injil ini termasuk dalam tulisan-tulisan apokrif:

 Injil Tomas
 Injil Yudas
 Injil Filipus
 Injil Petrus
 Injil Maria Magdalena
 Injil Yakobus
 Injil Bartolomeus
 Injil Barnabas
 Injil Andreas
 Injil Nikodemus
 Injil Matias
 Injil Mesir
 Injil Ibrani
 Injil Nazaret
 Injil Ebionim (Ebionites)
 Injil Hawa
 Injil Kebenaran
 Injil Kesempurnaan
 Injil Empat Alam Surgawi (Four Heavenly Realms)
 Injil Dua Belas
 Injil Tujuh Puluh
 Injil Tadeus
 Injil Cerinthus
 Injil Basilides
 Injil Marsion
 Injil Appelles
 Injil Bardesanes
 Injil Mani

 Lihat juga "Injil Hermes" yang disalah-mengerti.


"Injil Barnabas"[sunting | sunting sumber]
Kitab yang sering disebut sebagai "Injil Barnabas" adalah pemalsuan abad ke-16 M.
Penulisannya menggunakan bahasa Italia dan informasinya mengenai geografi
Palestina banyak yang tidak masuk akal, menunjukkan bahwa penulis tidak pernah
berada di tanah Israel. Selain itu, tidak satupun Injil kanonik yang ditulis menggunakan
bahasa Italia (yang baru muncul sebagai bahasa tulis pada abad pertengahan, yaitu
setelah abad ke-15 M), melainkan umumnya ditulis dalam bahasa Yunani atau Aram
kuno.[8]
Terjemahan dalam bahasa Indonesia yang beredar di Indonesia diterjemahkan dari
buku yang ditulis oleh Lonsdale and Laura Ragg, namun komentar-komentar kritisnya
mengenai bukti pemalsuan tidak diterjemahkan.

Pengaruh Injil terhadap kebudayaan dan pengaruh


Kebudayaan terhadap Injil[sunting | sunting sumber]

Kitab Injil beraksara Arab-Melayu yang disebarkan Belanda di Kalimantan


Selatan (koleksi Museum Lambung Mangkurat).

Injil dan Kebudayaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, pada saat Injil
disampaikan maka kebudayaan ikut serta dalam pemberitaan Injil tersebut. keterkaitan
antara injil dan kebudayaan seperti kulit dan buah, yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lain. kebudayaan bisa saja menimbulkan efek positif terhadap injil namun bisa
juga menimbulkan efek negatif. sebaga contoh, pada saat Injil disampaikan, maka
seorang pembawa injil (misionaris) akan mengunakan kebudayaan masyarakat tersebut
sebagai pendekatan sehingga injil yang disampaikan tersebut dapat dengan mudah
diterima. Namun kebudayaan juga tentunya bisa menimbulkan efek negatif terhadap
pengabaran Injil, jika kebudayaan suatu masyarakat sangat kental, misalnya agama
leluhur suatu masyarakat sangat kental dan memiliki kefanatikan yang kuat maka
tentunya Injil akan sulit untuk masuk menembus kedalam masyarakat tersebut.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


Wikimedia Commons
memiliki media
mengenai Gospels.

 Alkitab
 Kitab Suci
 Septuaginta
 Yesus Kristus
 Perjanjian Lama
 Perjanjian Baru

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


 (Indonesia) Pengantar Alkitab - Injil
 (Inggris) Pengantar ke dalam  The Complete Gospels — sebuah ringkasan dan
informasi mengenai kompilasi injil-injil kanonik dan non-kanonik dalam terjemahan
bahasa Inggris - versi Inggris dari pranala sebelumnya.
 (Indonesia) Lihat Injil Matius di Sabda.org.
 (Indonesia) Lihat Injil Markus di Sabda.org.
 (Indonesia) Lihat Injil Lukas di Sabda.org.
 (Indonesia) Lihat Injil Yohanes di Sabda.org.
 (Indonesia) Perjanjian Baru bahasa Yunani versi Interlinear Greek/Strong lengkap
dengan kamus/leksikonnya.
 (Indonesia) Perjanjian Baru bahasa Yunani khususnya teks Westcott-Hort dari
1881, digabung dengan varian-varian NA26/27.
 [[Templat:{{{1}}}]] ([{{fullurl:Templat:{{{1}}}|action=edit}} edit] | [[Pembicaraan Templat:
{{{1}}}|Pembicaraan]] | [{{fullurl:Templat:{{{1}}}|action=history}} history] |
[{{fullurl:Special:Whatlinkshere/Templat:{{{1}}}|limit=1000}} links] | [{{fullurl:Templat:{{{1}}}|
action=watch}} watch] | logs) Quattuor Evangeliorum Consonantia - Harmoni Kitab-
kitab Injil dalam bahasa Latin
 [[Templat:{{{1}}}]] ([{{fullurl:Templat:{{{1}}}|action=edit}} edit] | [[Pembicaraan Templat:
{{{1}}}|Pembicaraan]] | [{{fullurl:Templat:{{{1}}}|action=history}} history] |
[{{fullurl:Special:Whatlinkshere/Templat:{{{1}}}|limit=1000}} links] | [{{fullurl:Templat:{{{1}}}|
action=watch}} watch] | logs) Quattuor Evangeliorum Consonantia - Harmoni Kitab-
kitab Injil dalam bahasa Latin
 (Inggris) Artikel Catholic Encyclopedia
 (Indonesia) Apakah Injil itu?.
 (Inggris) Diskusi terinci tentang varian-varian tekstual dalam kitab-kitab Injil —
mencakup sekitar 1200 varian dalam 2000 halaman.

Anda mungkin juga menyukai