Masalah yang ditemukan dari kasus diatas adalah tentang korupsi yang dilakukan oleh kepala daerah dimasing-masing daerah yang ada di Indonesia. Korupsi dikategorikan sebagai kejahatan yang luar biasa, karena negara mengalami kerugian sangat besar yang nantinya berdampak bagi masyarakat, sehingga dibutuhkan upaya pemberantasan yang luar biasa untuk memberantas kejahatan ini. Hendry Campbell Black, korupsi diartikan sebagai “an act done with an intent to give some advantage inconsistent with official duty and the rigths of others”, (terjemahan bebasnya: suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak lain). Menurut black korupsi adalah perbuatan seseorang pejabat yang secara melanggar hukum menggunakan jabatannya untuk mendapatkan suatu keuntungan yang berlawanan dengan kewajibannya. Ada 7 aktor yang terlibat dalam tindak korupsi berdasarkan kasus diatas, diantaranya adalah : a. Bupati Mesuji periode 2017-2022 / Khamami Khamami merupakan seorang Bupati Mesuji Provinsi Lampung. Pria kelahiran Kebumen ini memulai karier politiknya dengan menjadi anggota DPRD Provinsi Lampung periode 2004-2009. Tak hanya berkarir dalam politik, dia juga mengembangkan produk pupuk dan pestisida pertanian di Tulang Bawang dan Bandar Jaya Lampung Tengah sejak tahun 1989. Suami dari Elviana ini aktif dalam berbagai organisasi sejak tahun 2002 dan pernah menjadi ketua Perguruan Paku Banten Lampung Tengah. Keaktifannya dalam organisasi berakhir saat dia menjabat sebagi Ketua Himpunan Masyarakat Peduli Transmigrasi Indonesian(HMPTI) Tulang Bawang periode 2004-2009. Pada Januari 2019, Bupati Mesuji periode 2017-2022 ini terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK di Provinsi Lamping terkait kasus dugaan suap proyek-proyek infrastruktur di Kabupaten yang digarap pada 2018.