Anda di halaman 1dari 52

Asuhan pada Neonatus, Bayi dan

Balita dengan Jejas Persalinan dan


Kelainan Bawaan

OLEH:
IKADA SEPTI ARIMURTI, S.KEB.,BD., MKM
Kelainan kongenital adalah kelainan dalam pertumbuhan janin yang
terjadi sejak konsepsi dan selama dalam kandungan.
Cacat bawaan adalah merupakan suatu kesatuan cacat lahir pada
neonatus yang tidak diinginkan kehadirannya oleh orang tua maupun
petugas medis.
1. Caput Suksedaenum

Caput suksedaenum adalah pembengkakan pada kulit kepala yang mengenai


jaringan lunak kulit kepala, batasnya tidak tegas dan menyebrangi sutura serta
biasanya akan hilang dalam beberapa hari setelah kelahiran bayi.
Caput suksedaenum berbentuk benjolan yang berisi cairan serum dan sering
bercampur sedikit darah pada bagian kepala yang tertekan selama proses
persalinan misalnya ( persalinan pada ibu yang memiliki panggul sempit
sehingga kepala sedikit sulit untuk melewati panggul). (Vivian lia vani dewi,
2010 )
PENYEBAB TANDA & GEJALA

1. Tekanan pada Rahim, dinding 1. bengkak setempat di kulit kepala


2. Ketuban yang sudah pecah 2. pada saat lahir benjolan ada dan
mengecil/menghilang beberapa hari
3. Rasa mulas yang kuat, makin kuat rasa setelah bayi lahir
mulas, semakin besar pembengkakan yang
terjadi 3. saat diraba lunak, ada lekukan bila di
tekan, pembengkakan melampaui sela-
(Endang Buda 2011) sela tulang tengkorak
4. letak pembengkakan dapat berubah
5. warna kulit permukaan kemerahan
penatalaksanaan
1. Meyakinkan ibu bahwa keadaan bayi tidak mengkhawatirkan, karena benjolan yang terjadi akan
hilang dalam waktu 2-3 hari
2. Nasehati ibu untuk membawa bayinya kembali, apabila bayi tampak kuning
3. Bayi dirawat seperti perawatan bayi normal
4. Awasi keadaan umum pada bayi
5. Lingkungan yang cukup udara dan matahari
6. Pemberian ASI yang cukup dan ajarkan ibu cara menyusui yang benar dengan berbaring untuk
mengurangi bayi sering diangkat
7. Cegah terjadinya infeksi yaitu perawatan tali pusat dan kebersihan
(Febi sukma, 2017)
2. CEPHAL HEMATOMA

Cephal hematoma adalah pengumpulan darah pada


kepala karena adanya penumpukan darah yang
disebabkan perdarahan selaput tulang, biasanya pada
kondisi jinak terlihat pada bayi baru lahir akibat trauma
tulang.
( Febi sukma dan hamidah 2017)

Cephal hematoma mengacu kepada pengumpulan darah


diatas tulang tengkorak, ada dua tipe :
1. Galeal
2. Sub Periosteum
Penyebab
1. Pendarahan selaput tulang yang disebabkan karena trauma yang biasanya menyebabkan
tulang depan cedera.
2. Tekanan jalan lahir terlalu lama pada saat proses persalinan
3. Persalinan dengan tindakan misalnya forcep, atau vakum
4. Ukuran kepala yang terlalu besar
(Eny meiliya& Esty wahyuningsih 2010)
Tanda dan gejala
1. Baru terlihat setelah 6-8 jam bayi lahir
2. Pada saat diraba awal terasa keras namun setelah lama kelamaan menjadi lunak
3. Bayi tidak menunjukkan keadaan terganggu
4. Tidak ditemukan adanya kelainan syaraf
5. Biasanya tidak melebihi sutura sagitalis
6. cairan tersebut akan hilang dalam waktu beberapa minggu
(paula Kelly 2010)
Penatalaksanaan
Tidak perlu tindakan khusus benjolan akan hilang dengan sendirinya beberapa minggu
Yakinkan ibu bahwa keadaan bayi tidak menghawatirkan karena cepal hematom akan hilang
dalam beberapa minggu
Nasehati ibu untuk membawa bayinya kembali, apabila bayi tampak kuning.
(Endang buda dan Sih sajekti 2011)
3. Trauma pada fleksus brachialis
Cedera flexus brachialis sering ditemukan hampir 1 dalam 500 kelahiran cukup
bulan .Cedera tersebut biasanya terjadi setelah suatu persalinan yang sulit
namun kadang sesudah persalinan yang tampaknya mudah, bayi yang
mengalami kelumpuhan lengan. (Endang buda dan Sih sajekti 2011)
Penyebab:

Regangan atau robekan pada akar , flexus brachialis yang mudah mengalami
tegangan ekstrim akibat tarikan ke sebelah sisi sehingga dengan tajam
memfleksikan flexus tersebut ke arah salah satu bahu.
(Endang buda dan Sih sajekti 2011)
GEJALA PENATALAKSANAAN

1. Lengan dan tangan lemas 1. Hati-hati pada saat memegang


2. Gangguan posisi dan fungsi otot 2. Dalam minggu- minggu pertama
eksremitas atas
3. Jika anak diangkat tangan akan balut lengan bayi
lemas tergantung 3. melakukan latihan pada lengan
4. Refleks moro negatif bayi bila gerakan pada lengan
5. Refleks genggam positif bayi belum normal
6. Tidak ada gerakan spontan pada 4. Lakukan tindak lanjut setiap
salah satu lengan
bulannya
(Naomy Marie Tando 2016)
4. Fraktur klavikula
Fraktur clavicula adalah retaknya tulang penghubung yang
berbentuk huruf s biasanya disertai dengan cedera di jaringan
sekitarnya. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma
dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik
berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.

(Arief ZR& Weni Kristiana.S 2009)


GEJALA PENYEBAB

1. Terjadi perubahan warna pada jaringan


1. Kelahiran letak kepala yang mengalami
yang terkena fraktur
kesulitan pada saat melahirkan bahu atau
2. Bayi tidak normal pada saat bergerak atau
gerakan bayi kurang sering ditemukan kasus seperti ini pada
3. Terjadi pembengkakan pada bagian yang bayi letak sungsang
fraktur
4. Bayi menangis tetapi dengan merintih 2. Tangan bayi menyusun pada saat bokong di
pada saat tulang di gerakkan lahirkan
(Jenny j.s sondakh 2013)
Penatalaksanaan
•Jangan terlalu banyak menggerakan bahu bayi , hati-hati bila menggerakkan.
•Ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian yang sakit (umumnya dalam waktu 7-10 hari rasa
sakit telah berkurang dan pembentukan kalus telah terjadi )
•Menganjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang adekuat Rujuk ke Rumah sakit bila fraktur
belum membaik dalam beberapa bulan.
•Pada bayi yang saat lahir presentasi bokong diberikan vitamin k 1-2 mg
(Naomi Marie Tando 2016)
5. Fraktur Humerus

Fraktur humerus terjadi pada persalinan


letak sungsang, presentasi bokong dengan
kesukaran mengeluarkan bahu / pundak.

( Sukma Febi& Hamidah 2017)


PENYEBAB GEJALA
1. Kesulitan pada saat melahirkan bahu bayi 1. Refleks moro tidak normal
dan tarikan nya berlebihan
2. Berkurangnya gerakan tangan yang terasa
2. Biasanya terjadi pada bayi yang presentasi sakit
nya letak sungsang dan tangan menjungkit
keatas 3. Adanya tangisan bayi pada saat gerakan
3. Pada persalinan yang presentasinya kepala tidak aktif
bisa juga terjadinya fraktur bila adanya ( Eny meiliya& Esty wahyuningsih 2010)
tekanan yang keras yang langsung pada
tulang humerus.
( Sukma Febi& Hamidah 2017)
Penatalaksanaan
1. Beri bantalan kapas atau kasa antara lengan yang terkena dan dada dari ketiak sampai siku.
2. Balut lengan atas sampai ke dada dengan kasa pembalut.
3. Daya penyembuhan fraktur tulang bayi yang berupa fraktur tumpang tindih ringan dengan
deformitas, umumnya akan baik.
4. Pengobatan dilakukan dengan jalan imobilisasi selama 2 - 4 minggu dengan pengikatan
bidai.
5. Nasihati ibu agar melakukan kunjungan ulang 10 hari lagi untuk mengganti pembalut.
(Paula Kelly 2010 )
BAYI BARU LAHIR DENGAN KELAINAN BAWAAN

1. labioskizis dan labiopalatoskizis

◦ Celah bibir atau labioskizis adalah suatu ketidaksempurnaan pada


penyambung bibir bagian atas yang biasanya berlokasi tepat
dibawah hidung.

◦ Celah langit-langit atau palatoskizis adalah suatu saluran abnormal


yang melewati langit-langit mulut menuju kesaluran hidung.

(Sukma Febi& Hamidah 2017)


PENYEBAB GEJALA
1. Berupa pemisahan bibir, pemisahan langit- langit,
Penyebabnya mungkin bisa disebabkan
pemisahan bibir dan langit langit,
karena mutasi genetic atau teratogen yaitu 2. distorsi hidung,
zat yang menyebabkan terjadinya kelainan 3. infeksi telinga berulang,

pada janin contohnya seperti virus atau bahan 4. berat badan tidak bertambah, serta regurgitasi nasal
ketika menyusu (airsusu keluar dari lubang hidung).
kimia.
5. Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
didaerah wajah.
( Vivian Nanny Lia Dewi 2010)
Penatalaksanaan
1. Medis
a) Operasi
b) Setelah bayi berumuar ± 3 bulan (BB > 4,5 kg, Hb >10, Leukosit < 10000)
c) Pengobatan mungkin berlangsung selama bertahun- tahun dan mungkin perlu dilakukan
beberapa kali pembedahan (tergantung kepada luasnya kelainan)

2. Kesehatan
a) Jika hanya sumbing pada bibir → tidak banyak gangguan → dapat minum dari dot biasa (dot
diletakkan pada bibir yang tidak sumbing) → dapat segera diperbaiki.
b) Jika sumbing mencakup palatum → kesulitan minum → resiko tersedak. Untuk memenuhi
kecukupan nutrisi bayi, dapat dilakukan pemasangan selang NGT, dimana selang dimasukkan ke
hidung, dengan tujuan untuk memasukkan minuman atau susu langsung kedalam lambung.

(Naomi Marie Tando 2016 )


2. ATRESIA ESOFAGUS
Atresia esophagus adalah gangguan dengan trachea atau
esophagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara
sempurna. variasi dari atresia esophagus ini antara lain :
◦ Bagian atas esophagus berakhir pada kantong buntu,
◦ Bagian atas esophagus berakhir dalam trachea,
◦ Serta bagian atas dan bawah esophagus berhubungan dengan
trachea setinggi karina (atresia esophagusdengan fistula).
(Wafi Nur Muslihatun 2010)
PENYEBAB GEJALA
Sebagian besar penyebabnya tidak diketahui 1. Air liur yang menetes terus-menerus
dan kemungkinan terjadi secara multifactor. 2. Air liur berbuih
Faktor genetic yaitu syndrome trisomi 21, 13,
dan 18 kemungkinan dapat meningkatkan 3. Bayi tersedak ketika diberi air minum
kejadian atresia esophagus. Faktor lain secara 4. Bayi akan mengalami batuk seperti leher
sporadic dan rekurens pada saudara kandung tercekik pada saat diberi minum
(2%). 5. Bayi akan mengalami muntah
(Jenny J.S Sondakh 2013)
(Eny meiliya&Esty wahyuningsih 2010)
Penatalaksanaan
1. Posisikan bayi setengah duduk apabila atresia esophagus disertai dengan fistula, jika atresia tidak
disertai dengan fistula maka posisikan kepala bayi lebih rendah dan seringlah mengubah posisi.
2. Segera lakukan pemasangan kateter dan bila memungkinkan lakukan pengisapan terus-menerus
secara lembut.
3. Berikan perawatan seperti bayi normal lainnya, seperti pencegahan hipotermi, pemberian nutrisi
yang cukup
4. Lakukan informed consent dan informed choice kepada keluarga untuk melakukan rujukan pada
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
5. segera kolaborasi dengan dokter untuk dilakukan operasi
(Febi sukma& Hamidah 2017)
3. ATRESIA ANI

Tidak adanya lubang keluar pada rectum (atresia recti) dan tidak terjadinya
perforasi membran yang memisahkan entoderm mengakibatkan lubang anus
yang tidak sempurna.
Anus tampak rata atau sedikit cekung kedalam atau kadang berbentuk anus
namun tidak berhubungan langsung dengan rectum.
( Vivian Nanny Lia Dewi 2010)
Penyebab
Terjadi akibat ketidaksempurnaan proses pemisahan septum anorektal.
Pada atresia letak tinggi septum anorektal turun secara tidak sempurna atau berhenti disuatu
tempat.
Anus imperforata dapat terjadi dalam beberapa bentuk, rectum dapat berakhir pada kantong
buntu yang tidak terhubung dengan kolon atau dapat memiliki lubang yang terhubung dengan
uretra, kandung kemih, skrotum pada anak laki-laki atau vagina pada anak perempuan.
Kondisi hilangnya anus dapat terjadi, masalah ini disebabkan oleh perkembangan abnormal
pada janin dan kebanyakan bentuk anus imperforata berhubungan dengan kelainan bawaan
lahir lain.
( Vivian Nanny Lia Dewi 2010)
Tanda dan gejala
1. Meconium tidak keluar dalam waktu 24-48 jam setelah bayi lahir. Bayi mengalami muntah-
muntah dan tidak ada defekasi meconium.
2. Feses keluar dari vagina atau uretra
3. Tampak gambaran gerak usus dan bising usus meningkat.
4. Anus tampak merah
5. Perut bayi melembung
6. Pada fistula trakeoesofagus juga dapat masuk kedalam paru sehingga bayi sering kebiruan.
7. Bayi cepat kembung setelah disusui 4-8 jam setelah lahir
(Diane Fraser& Margaret A.Cooper 2009)
Penatalaksanaan
1. Lakukan pemeriksaan radiologi.
2. Tidak ada bayanga udara dalam rongga panggul
3. Jika dipastikan bayi mengalami atresia, lakukan eksisi mambran anal
4. Periksa masalah lain pada bayi terutama pada genital, saluran kemih, dan tulang belakang.
5. Lakukan bedah , jika anus tidak berkembang dengan baik.
6. Jika ujung usus terletak rendah di panggul pembuatan lubang anus dapat dilakukan dengan
operai tunggal.
7. Segera setelah bayi selesai di operasi berikan salep pelindung karena peristaltik bayi meningkat
yang dapat mengakibatkn diaper rush.

(Endang buda& Sih sujekti 2011)


4. HIRSCHPRUNG
Hirschprung adalah penyumbatan yang
terjadi pada usus besar yang disebabkan
oleh penurunan pergerakan usus besar
karena sebagian usus besar tersebut tidak
memiliki sistem syaraf seperti fleksus
auerbach dan fleksus missner yang
mengendalikan pergerakan ototnya.

(Naomi Marie Tando 2016)


Penyebab
1. Kegagalan pembentukan saluran pencernaan selama masa perkembangan
janin
2. Adanya masalah persarafan usus besar paling bawah, mulai dari anus hingga
usus diatasnya.

Klasifikasi penyakit hirschprung sebagai berikut:


1. Hirschprung segmen pendek
2. Hirschprung segmen panjang
TANDA & GEJALA PENATALAKSANAAN
1. Tidak ada mekonium sampai 3 hari
1. Pertahankan pemberian nutrisi
2. Abdomen kembung dan terlihat besar.
3. Adanya peristaltic dan bising usus yang nyata 2. Lakukan pencegahan obstipasi
4. Obstruksi berlanjut terdapat muntah yang 3. Lakukan pencegahan infeksi pada neonatus
bersemu empedu
5. Diare berganti- ganti dengan konstipasi (tidak 4. Lakukan pengangkatan usus yang dilatasi
umum)
6. Flatusnya sangat berbau busuk 5. Lakukan tindakan kolostomi
7. Komplikasi enterokolitis anak menyebabkan feses
besar mengandung darah dan sangat berbau.
( Arief ZR& Weni kristiyana 2009) ( Vivian Nanny Lia Dewi 2010)
5. OBSTRUKSI BILIARIS
Tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk
dikeluarkan (sebagai sterkobilin) di dalam feses (Astuti, et al. 2011)

Penyebab
Obstruksi duktus biliaris ini sering ditemukan dan
mungkin disebabkan oleh:
1) Batu empedu
2) Karsinoma duktus biliaris
3) Karsinoma kaput pancreas
4) Radang duktus biliaris
5) Ligasi yang tidak disengaja pada duktus
GEJALA PENATALAKSANAAN
1. Ikterus pada akhir minggu pertama
1. Dengan menjalani operasi/ pembedahan
2. Feses putih agak keabu- abuan dan liat
seperti dempul.
2. Perbaiki keadaan umum
3. Warna urin lebih tua karena mengandung
urbilinogen
3. Hindari infeksi dan jaga kebersihan
4. Peningkatan bilirubin langsung dalam serum
5. Bilirubinuria 4. Meminta informed consent dan berikan
6. Hepatomegali
konseling pada orangtua

( Endang buda& Sih sajekti 2011)


6. OMFALOKEL
 Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut
lainnya melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh
peritoneu(selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit.

 Penyebab pasti terjadinya omfalokel belum jelas sampai


sekarang.Beberapa faktor risiko infeksi, penggunaan obat
dan rokok pada ibu hamil, defisiensi asam folat, hipoksia,
penggunaan salisilat, kelainan genetic polihidramnion
menjadi penyebab omfolakel.
Penatalaksanaan
Sebelum dilakukan operasi, bila kantong belum pecah, harus diberi merkurokrom
dan diharapkan akan terjadi penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut
sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya operasi
dilakukan segera sesudah lahir

( Naomi Marie Tando 2016)


7. HERNIA DIAGFRAMATIKA
Hernia diafragmatika adalah sekat yang membatasi
rongga dada dan rongga perut yang hanya ditutup oleh
lapisan pleura dan peritoneum yang memungkinkan isi
rongga perut dapat masuk ke dalam rongga dada

Penyebab
1. membrane pleuroperitoneal,
2. septum transversum
3. pertumbuhan tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada.
TANDA & GEJALA PENATALAKSANAAN
1. banyaknya organ perut yang masuk ke sebelum menjalani operasi adalah:
rongga dada. 1) Pemberian oksigen secara ET
2. Kasus hernia diafragmatika berat: gangguan 2) Posisi fowler
pernapasan pada hari- hari pertama 3) Pemasangan sonde lambung
4) Bayi tidak diberikan minum hanya pemberian infuse
3. Jantung bergeser ke arah dada yang sehat saja
4. Bunyi pernafasan pada paru- paru yang sakit 5) Pemberian antibiotika profilaksis.
melemah 6) Lakukan tindakan pembedahan

5. Perkusi pada paru- paru yang sakit lebih


pekak
( Vivian Nanny Lia Dewi 2010)
6. Dinding perut tampak cekung
8. MENINGOKEL
Meningokel adalah selaput otak yang menonjol
keluar pada salah satu sela tengkorak, namun
biasanya didaerah belakang kepala, meningokel
merupakan benjolan berbentuk kista digaris tulang
belakang yang umumnya terdapat didaerah
lumbosacral.
PENYEBAB GEJALA
Adanya defek pada penutupan spina bifida
1. Gangguan persarafan,
Kekurangan asam folat pada awal kehamilan.
2. Kelainan mental
Adanya penonjolan medulla spinalis dan
meningen
3. Penurunan tingkat kesadaran
Adanya kelainan bawaan
( Febi Sukma& Hamidah 2017)
( Endang Buda & Sih sajekti 2011)
Penatalaksanaan
1. Sebelum operasi bayi dimasukan kedalam incubator dengan kondisi
tampa baju.
2. Bayi daam posisi telungkup atau tidur jika kantongnya besar untuk
mencegah infeksi.
3. Berkolaborasi dengan dokter anak, ahli bedah saraf, ahli ortopedi,
dan ahli urologi
4. Terapi fisik untuk memperkuat fungsi otot.
5. Diberikan antibiotic jika untuk mengobati dan mencegah meningitis,
infeksi saluran kemih dan infeki lainnya.

(Jenny J.S Sondakh 2013)


ENSEFALOKEL
kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya
penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang
berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang
tengkorak

Gejala
gangguan perkembangan
mikrosepalus
 gangguan penglihatan
 keterbelakangan mental
pertumbuhan,ataksia, serta kejang.
9. HIDROCEPHALUS
Hidrosepalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan
intracranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Darsono,
2005).
Penyebab
Penyumbatan CSS/cairan serebrospinal pada salah satu pembentukan CSS dalam
system ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruangan subaraknoid, sehingga
menyebabkan dilatasi ruangan CSS.
GEJALA PENATALAKSANAAN
1. Terjadi pembesaran tengkorak. 1. Lakukan perawatan bayi
2. Terjadi kelainan neurologis.
2. Lakukan rujukan
3. Gangguan perkembangan motorik.
3. Pasang pirau ventrikuloperitoneal
4. Gangguan penglihatan karena atrofi saraf
penglihatan 4. Beri penyuluhan kepada orangtua tentang
pencegahan komplikasi infeksi dan
decubitus.
( Arief ZR& Weni kristiyana 2009)
10. FIMOSIS
Penyempitan pada prepusium. Kelainan ini juga menyebabkan bayi atau anak
sukar berkemih. Kulit prepusium mengelembung seperti balon. Bayi atau anak
sering menangis keras sebelum urine keluar.

Penyebab
akibat terbentuknya jaringan parut di prepusium yang biasanya muncul karena
sebelumnya terdapat balanopostitis,disertai dengan peradangan penis distal ,
diantara kulup dan penis tidak berkembang dengan baik.
Tanda dan gejala
1. gangguan atau perdarahan dari tepi kulup
2. pedih atau sakit sewaktu BAK (disuria)
3. air kencing tersumbat (terjadi akut atau kronik)
4. kulit penis tidak dapat ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan
5. anak mengejan saat buang air kecil karena muara urethra tertutup.
Penanganan
diperlukan tindakan sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium) atau
teknik bedah plastic lainnya seperti preputioplasty (memperlebar bukaan kulit preputium tanpa
memotongnya).
11. HIPOSPADIA
Suatu keadaan dengan lubang uretra terdapat di penis bagian bawah, bukan di
ujung penis.

Penyebab pasti terjadinya hipospadia tidak diketahui, beberapa penyebab


hipospadia dikemukakan termasuk faktor genetic, endokrin, dan lingkungan.
Ditemukan adanya hubungan keluarga pada sekitar 28% penderita hipospadia.
TANDA & GEJALA PENATALAKSANAAN
1. Lubang penis tidak terdapat diujung penis,
Pembedahan
tetapi berada di bawah atau didasar penis.
Pembedahan dapat mulai dikerjakan saat anak
2. Penis melengkung kebawah.
berusia 6-18 bulan, diharapkan pembedahan
3. Penis tampak seperti berkerudung karena
adanya kelainan ada kulit depan penis. selesai sebelum usia sekolah. Pembedahan
4. Jika berkemih anak harus duduk pada hipospadia yang terlambat pada usia
( Vivian Nanny Lia Dewi 2010) pubertas atau postpubertas, berhubungan
dengan stress psikologis dan masalah perilaku.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai