Jejas Persalinan Kelainan Bawaan
Jejas Persalinan Kelainan Bawaan
OLEH:
IKADA SEPTI ARIMURTI, S.KEB.,BD., MKM
Kelainan kongenital adalah kelainan dalam pertumbuhan janin yang
terjadi sejak konsepsi dan selama dalam kandungan.
Cacat bawaan adalah merupakan suatu kesatuan cacat lahir pada
neonatus yang tidak diinginkan kehadirannya oleh orang tua maupun
petugas medis.
1. Caput Suksedaenum
Regangan atau robekan pada akar , flexus brachialis yang mudah mengalami
tegangan ekstrim akibat tarikan ke sebelah sisi sehingga dengan tajam
memfleksikan flexus tersebut ke arah salah satu bahu.
(Endang buda dan Sih sajekti 2011)
GEJALA PENATALAKSANAAN
pada janin contohnya seperti virus atau bahan 4. berat badan tidak bertambah, serta regurgitasi nasal
ketika menyusu (airsusu keluar dari lubang hidung).
kimia.
5. Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
didaerah wajah.
( Vivian Nanny Lia Dewi 2010)
Penatalaksanaan
1. Medis
a) Operasi
b) Setelah bayi berumuar ± 3 bulan (BB > 4,5 kg, Hb >10, Leukosit < 10000)
c) Pengobatan mungkin berlangsung selama bertahun- tahun dan mungkin perlu dilakukan
beberapa kali pembedahan (tergantung kepada luasnya kelainan)
2. Kesehatan
a) Jika hanya sumbing pada bibir → tidak banyak gangguan → dapat minum dari dot biasa (dot
diletakkan pada bibir yang tidak sumbing) → dapat segera diperbaiki.
b) Jika sumbing mencakup palatum → kesulitan minum → resiko tersedak. Untuk memenuhi
kecukupan nutrisi bayi, dapat dilakukan pemasangan selang NGT, dimana selang dimasukkan ke
hidung, dengan tujuan untuk memasukkan minuman atau susu langsung kedalam lambung.
Tidak adanya lubang keluar pada rectum (atresia recti) dan tidak terjadinya
perforasi membran yang memisahkan entoderm mengakibatkan lubang anus
yang tidak sempurna.
Anus tampak rata atau sedikit cekung kedalam atau kadang berbentuk anus
namun tidak berhubungan langsung dengan rectum.
( Vivian Nanny Lia Dewi 2010)
Penyebab
Terjadi akibat ketidaksempurnaan proses pemisahan septum anorektal.
Pada atresia letak tinggi septum anorektal turun secara tidak sempurna atau berhenti disuatu
tempat.
Anus imperforata dapat terjadi dalam beberapa bentuk, rectum dapat berakhir pada kantong
buntu yang tidak terhubung dengan kolon atau dapat memiliki lubang yang terhubung dengan
uretra, kandung kemih, skrotum pada anak laki-laki atau vagina pada anak perempuan.
Kondisi hilangnya anus dapat terjadi, masalah ini disebabkan oleh perkembangan abnormal
pada janin dan kebanyakan bentuk anus imperforata berhubungan dengan kelainan bawaan
lahir lain.
( Vivian Nanny Lia Dewi 2010)
Tanda dan gejala
1. Meconium tidak keluar dalam waktu 24-48 jam setelah bayi lahir. Bayi mengalami muntah-
muntah dan tidak ada defekasi meconium.
2. Feses keluar dari vagina atau uretra
3. Tampak gambaran gerak usus dan bising usus meningkat.
4. Anus tampak merah
5. Perut bayi melembung
6. Pada fistula trakeoesofagus juga dapat masuk kedalam paru sehingga bayi sering kebiruan.
7. Bayi cepat kembung setelah disusui 4-8 jam setelah lahir
(Diane Fraser& Margaret A.Cooper 2009)
Penatalaksanaan
1. Lakukan pemeriksaan radiologi.
2. Tidak ada bayanga udara dalam rongga panggul
3. Jika dipastikan bayi mengalami atresia, lakukan eksisi mambran anal
4. Periksa masalah lain pada bayi terutama pada genital, saluran kemih, dan tulang belakang.
5. Lakukan bedah , jika anus tidak berkembang dengan baik.
6. Jika ujung usus terletak rendah di panggul pembuatan lubang anus dapat dilakukan dengan
operai tunggal.
7. Segera setelah bayi selesai di operasi berikan salep pelindung karena peristaltik bayi meningkat
yang dapat mengakibatkn diaper rush.
Penyebab
Obstruksi duktus biliaris ini sering ditemukan dan
mungkin disebabkan oleh:
1) Batu empedu
2) Karsinoma duktus biliaris
3) Karsinoma kaput pancreas
4) Radang duktus biliaris
5) Ligasi yang tidak disengaja pada duktus
GEJALA PENATALAKSANAAN
1. Ikterus pada akhir minggu pertama
1. Dengan menjalani operasi/ pembedahan
2. Feses putih agak keabu- abuan dan liat
seperti dempul.
2. Perbaiki keadaan umum
3. Warna urin lebih tua karena mengandung
urbilinogen
3. Hindari infeksi dan jaga kebersihan
4. Peningkatan bilirubin langsung dalam serum
5. Bilirubinuria 4. Meminta informed consent dan berikan
6. Hepatomegali
konseling pada orangtua
Penyebab
1. membrane pleuroperitoneal,
2. septum transversum
3. pertumbuhan tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada.
TANDA & GEJALA PENATALAKSANAAN
1. banyaknya organ perut yang masuk ke sebelum menjalani operasi adalah:
rongga dada. 1) Pemberian oksigen secara ET
2. Kasus hernia diafragmatika berat: gangguan 2) Posisi fowler
pernapasan pada hari- hari pertama 3) Pemasangan sonde lambung
4) Bayi tidak diberikan minum hanya pemberian infuse
3. Jantung bergeser ke arah dada yang sehat saja
4. Bunyi pernafasan pada paru- paru yang sakit 5) Pemberian antibiotika profilaksis.
melemah 6) Lakukan tindakan pembedahan
Gejala
gangguan perkembangan
mikrosepalus
gangguan penglihatan
keterbelakangan mental
pertumbuhan,ataksia, serta kejang.
9. HIDROCEPHALUS
Hidrosepalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan
intracranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Darsono,
2005).
Penyebab
Penyumbatan CSS/cairan serebrospinal pada salah satu pembentukan CSS dalam
system ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruangan subaraknoid, sehingga
menyebabkan dilatasi ruangan CSS.
GEJALA PENATALAKSANAAN
1. Terjadi pembesaran tengkorak. 1. Lakukan perawatan bayi
2. Terjadi kelainan neurologis.
2. Lakukan rujukan
3. Gangguan perkembangan motorik.
3. Pasang pirau ventrikuloperitoneal
4. Gangguan penglihatan karena atrofi saraf
penglihatan 4. Beri penyuluhan kepada orangtua tentang
pencegahan komplikasi infeksi dan
decubitus.
( Arief ZR& Weni kristiyana 2009)
10. FIMOSIS
Penyempitan pada prepusium. Kelainan ini juga menyebabkan bayi atau anak
sukar berkemih. Kulit prepusium mengelembung seperti balon. Bayi atau anak
sering menangis keras sebelum urine keluar.
Penyebab
akibat terbentuknya jaringan parut di prepusium yang biasanya muncul karena
sebelumnya terdapat balanopostitis,disertai dengan peradangan penis distal ,
diantara kulup dan penis tidak berkembang dengan baik.
Tanda dan gejala
1. gangguan atau perdarahan dari tepi kulup
2. pedih atau sakit sewaktu BAK (disuria)
3. air kencing tersumbat (terjadi akut atau kronik)
4. kulit penis tidak dapat ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan
5. anak mengejan saat buang air kecil karena muara urethra tertutup.
Penanganan
diperlukan tindakan sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium) atau
teknik bedah plastic lainnya seperti preputioplasty (memperlebar bukaan kulit preputium tanpa
memotongnya).
11. HIPOSPADIA
Suatu keadaan dengan lubang uretra terdapat di penis bagian bawah, bukan di
ujung penis.