Anda di halaman 1dari 105

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN AGREGAT REMAJA DI

DUSUN KEBON OMBO RT 1 RW 4 DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS


KABUPATEN SEMARANG

Dosen Pengampu : Ns. Puji Purwaningsih, S.Kep., M.kep

Disusun Oleh :

Tri Utami

(071202039)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2
merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi
COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak
napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada
kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut,
gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada
tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru
coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO
sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.
Pada tanggal 30 Juni 2021 terkonfirmasi pasien positif covid-19 di indonesia yaitu
2.135.998 orang. Di Jawa tengah terkonfirmasi pasien positif Covid-19 yaitu 23.136
orang, pasien terkonfrimasi sembuh yaitu sebanyak 212.386 orang, pasien terkonfirmasi
meninggal yaitu 16.082 orang. Di kabupaten Semarang terkonfirmasi pasien positif yaitu
16.452, pasien terkonfirmasi dirawat dirumah sakit 203 orang, pasien terkonfirmasi
isolasi mandiri 3.217 orang, pasien terkonfirmasi sembuh 12.514 orang, pasien
terkonfirmasi meninggal 518 orang. Di Kecamatan Ungaran Barat terkonfirmasi pasien
positif Covid-19 yaitu 1.875 orang, pasien terkonfirmasi sembuh 1.594 orang, pasien
terkonfirmasi meninggal 60 orang.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda
dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan
beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat
pneumonia luas di kedua paru.
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui
percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang
merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi
adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan
etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar
serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit
pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat.
Pada temuan terbaru dikonfirmasi melalui kementrian kesehatan indonesia bahwa
terdapat varian terbaru virus Covbid-19 yaitu varian B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi
ganda B.1.617 asal India, dan varian B.1.351 asal Afrika Selatan. Begitu juga dengan
tanda gejala dilansir New Scientits gejala Virus B.1.1.7 sebagian besar sama dengan
gejala yang sebelumnya dikaitkan dengan Covid-19, seperti batuk terus-menerus dan
demam, akan tetapi pada varian ini tidak memiliki tingkat kematian atau tingkat gejala
yang lebih tinggi. Pada varian delta (B.167) gejala umum virus Covid-19 yang dilaporkan
sejak awal pandemi adalah hilangnya penciuman atau rasa, batuk terus mennerus, dan
demam. Akan tetapi gejala Covid-19 saat ini mulai mengalami perubahan menurut data
yang dikumpulkan oleh ZOE, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek.
Berdasarkan hasil pengkajian komunitas di RT 3 RW 6 Desa Kalisari Kelurahan
Langensari kecamatan Ungaran Barat, didapatkan data pada remaja 10 orang yaitu
mempunyai masalah dalam pengetahuan tentang Covid-19, 5 remaja tidak menaati
protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan selalu
berkurumun, saat ditanya terkait sikap dan perilaku pencegahan mayoritas menjawab
dengan benar akan tetapi mayoritas dari remaja tersebut masih kurang peduli terkait
protokol kesehatan.
B. TUJUAN PENULIS
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melakukan Asuhan Keperawatan Komunitas pada Agregat
Remaja
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan konsep teori tentang Pengetahuan dan tingkat resiko
terpapar Covid-19
b. Mampu melaksanakan pengkajian pada remaja dengan masalah yang ada
c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas agregrat remaja
d. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada remaja
e. Mampu melaksanakan implementasi asuhan keperawatan komunitas pada
remaja
C. MANFAAT PENULIS
Sesuai dengan masalah dan tujuan di atas asuhan keperawatan yang ditunjukan
kepada komunitas agregar remaja RT 3 Rw 6 Desa Kalisari Kelurahan Lengansari
Kecamatan Ungaran Barat diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Dapat memberikan informasi tehadap remaja terkait pengetahuan dan resiko terpapar
Covid-19
2. Dapat Menambah wawasan dan pengetahuan pada remaja
3. Dapat membantu masyarakat terkait hal-hal apa saja yang perlu di perhatikan terkait
pencegahan penularan Covid-19 pada saat ini
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. CORONAVIRUS DISEASE-19
1. Definisi Coronavirus Disease 19
Corona virus adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan
akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Ini pertama kali diidentifikasi pada Desember
2019 di Wuhan , ibu kota provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global,
mengakibatkan pandemi yang berkelanjutan . Pada tanggal 30 Juni 2021
terkonfirmasi pasien positif covid-19 di indonesia yaitu 2.135.998 orang. Di Jawa
tengah terkonfirmasi pasien positif Covid-19 yaitu 23.136 orang, pasien terkonfrimasi
sembuh yaitu sebanyak 212.386 orang, pasien terkonfirmasi meninggal yaitu 16.082
orang. Di kabupaten Semarang terkonfirmasi pasien positif yaitu 16.452, pasien
terkonfirmasi dirawat dirumah sakit 203 orang, pasien terkonfirmasi isolasi mandiri
3.217 orang, pasien terkonfirmasi sembuh 12.514 orang, pasien terkonfirmasi
meninggal 518 orang. Di Kecamatan Ungaran Barat terkonfirmasi pasien positif
Covid-19 yaitu 1.875 orang, pasien terkonfirmasi sembuh 1.594 orang, pasien
terkonfirmasi meninggal 60 orang.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan
sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS
dan SARS. Penularannya dari hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari
manusia ke manusia sangat terbatas. Untuk 2019-nCoV masih belum jelas bagaimana
penularannya, diduga dari hewan ke manusia karena kasus-kasus yang muncul di
Wuhan semuanya mempunyai riwayat kontak dengan pasar hewan Huanan.
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronaviridae dibagi menjadi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotype dan
karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus, betacoronavirus,
deltacoronavirus, dan gamma coronavirus (Lam, Muravez, & Boyce, 2015).
2. Karakteristik COVID – 19
Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat dan elips, sering pleimorfik
dengan diameter sekiar 50 – 200 mm. Struktur coronavirus membentuk struktur
seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike
protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur
utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya
virus kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang) (Wang,
Qiang, & Ke, 2020).
Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan
oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit,
eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent dan
kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus.
Virus Corona ini secara alami mudah mengalami mutasi sebagai bentuk
kemampuan untuk bertahan hidup. Dalam perkembangannya, ditemukan varian baru
virus COVID-19 yaitu B.117 asal Inggris, kemudian B.1351 asal Afrika Selatan, P.1
asal Brasil, varian mutasi ganda dari India B. 1617, N439k dari Skotlandia, G614G
dari Jerman, dan mutase E484K. Adapun penjelasan masing-masing virus di atas
adalah sebagai berikut:
a. B.117
Pertama kali diidentifikasi di Inggris Raya pada musim gugur tahun 2020.
Kemudian menyebar sangat cepat dan menjadi strain dominan di Inggris Raya.
Varian ini telah terdeteksi setidaknya di 80 negara di seluruh dunia, termasuk
Amerika Serikat. Varian B.117 memiliki beberapa mutasi yang mempengaruhi
protein spike yang ditemukan di permukaan virus, sehingga digunakan virus untuk
mengikat dan memasuki sel inang di tubuh manusia. Varian ini berpindah secara
cepat antara individu satu ke yang lainnya. Pejabat kesehatan masyarakat di Inggris
mencatat bahwa B.117 sekitar 50 persen lebih menular daripada virus korona asli.
b. B.1351
Awalnya diidentifikasi di Afrika Selatan pada awal Oktober 2020. Sejak itu telah
terdeteksi di setidaknya 4 negara lain, termasuk Amerika Serikat. B.1351 berisi
beberapa mutasi protein lonjakan yang ada di B.117. Saat ini tidak ada bukti bahwa
B.1351 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada versi sebelumnya dari
virus korona. Salah satu perhatian utama tentang varian ini adalah efek mutasinya
pada kekebalan. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa mutasi pada
B.1.351 mempengaruhi antibodi. Antibodi adalah protein kekebalan penting yang
dapat mengikat dan menetralkan penyerang asing seperti virus, yang diproduksi
sebagai respons terhadap infeksi alami atau vaksinasi. B.1351 dapat menghindari
antibodi, sehingga orang yang tertular virus corona baru lebih awal dapat tertular
varian baru ini, meskipun kekebalan mereka sudah ada. Ada kemungkinan vaksin
saat ini kurang efektif untuk varian ini, sehingga B.1351 juga dapat menular lebih
cepat. Sebuah studi di Zambia menemukan bahwa 22 dari 23 sampel yang
dikumpulkan selama periode 1 minggu adalah B.1351, yang belum terdeteksi pada
245 sampel yang dikumpulkan sebelumnya
c. P.1
Pertama kali terdeteksi pada awal Januari 2021 pada pelancong dari Brasil
yang diuji saat memasuki Jepang. Pertama kali ditemukan di Amerika Serikat pada
akhir Januari 2021. P.1 berisi 17 mutasi unik termasuk beberapa mutasi protein
lonjakan kunci yang ada di kedua varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris
dan Afrika Selatan, serta beberapa mutasi lainnya. P.1 adalah didapatkan dari
sampel yang dikumpulkan selama lonjakan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi
pada Januari 2021 di Manaus, Brasil. Varian tersebut tidak ada dalam sampel
sebelumnya. P.1 memiliki beberapa mutasi yang sama dengan B.1.351, ada
kemungkinan varian ini memiliki efek pada kekebalan dan keefektifan vaksin
d. B.1617
Varian India terdiri dari dua mutasi protein lonjakan virus. B.1.617 merupakan
hasil dari mutasi ganda E484Q dan L452R. E484Q mirip dengan E484K, yakni
mutasi yang terlihat pada varian Afrika Selatan (B.1.353), dan pada varian Brasil
(P1). Sementara itu, L452R terdeteksi dalam varian virus California (B.1429), yang
sama ditemukan pada varian di Jerman. Protein lonjakan memungkinkan virus
masuk ke tubuh dan menginfeksinya. Virus kemudian dapat menyebar dengan
cepat ke seluruh tubuh, jika lolos dari antibodi apapun dalam sistem kekebalan atau
yang dikembangkan sebagai hasil dari vaksin. Virus ini menyebabkan lonjakan
kasus masyarakat India yang terkonfirmasi infeksi virus Covid-19
e. N439K
Dari Skotlandia, Mutasi virus corona N439K dianggap sama dengan D614G
yang juga ditemukan di Indonesia. Sebuah studi melaporkan, N439K mampu
bersembunyi atau melakukan kamuflase pada antibodi. Varian tersebut disinyalir
melekat lebih kuat dengan ace receptor di tubuh manusia, sehingga berpotensi
lebih menular. Sebuah studi berjudul Circulating SARS-CoV-2 Spike N439K
Variants Maintain Fitness while Evading Antibody-mediated Immunity
melaporkan kondisi tersebut. Menurut peneliti, protein N439K telah meningkatkan
pengikatan ke reseptor ACE2. Virus N439K memiliki kesesuaian replikasi in vitro
yang lebih mirip dan menyebabkan infeksi dibandingkan tipe awal. Mutasi N439K
menunjukkan reaksi resistensi terhadap beberapa penawar, termasuk salah satu
yang diizinkan oleh Food and Drug Administration (FDA) (Thomson et al., 2021).
f. G614G
Dari Jerman, Mutasi D614G sudah mendominasi Sars-Cov-2 atau COVID-19
seluruh dunia, mutase ini tidak ganas dan tidak berbahaya. 78 % virus Sars-Cov-2
di Indonesia sudah mengandung mutase D614G. Mutasi ini bukan termasuk jenis
mutasi baru karena sudah ditemukan di Jerman dan China pada awal Januari 2020.
24 Whole Genome Sequencees (WGS) RI yang dikirim ke Bank Influenza Dunia
(GISAID), 9 diantaranya terdapat mutase virus D614G. Mutasi ini tidak
mengganggu vaksin merah putih atau impor karena tidak mengubah bagian virus
spike atau fungsi RBD yang menjadi target vaksin (Menristek/BRIN).
g. Mutasi E 484K
Mutasi “Eek” atau E484K dilaporkan ditemukan di beberapa negara, antara
lain Brazil, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, jepang, Afrika Selatan, Argentina,
Filipina dan Indonesia. Mutasi “Eek” atau E484K terjadi di spike protein, dimana
spike protein penting untuk menempelnya virus dengan sel manusia dan
pengenalan sel imun terhadap virus. Mutasi “Eek” atau E484K dikenal dengan
sebutan “mutasi yang sedang melarikan diri”. Mutasi ini menyebabkan virus
penyebab Covid-19 bisa “menghindar” dari beberapa jenis antibody terhadap
Covid-19. Mutasi ini berpotensi menurunkan kemampuan antibody untuk
menetralisir virus. (Wise, 2021; The New York Times Coronavirus Variant
Tracker)
3. Etiologi
Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019 (yang
disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan pada
pemahaman sifat fisikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. CoV adalah
virus RNA positif dengan penampilan seperti mahkota di bawah mikroskop elektron
(corona adalah istilah latin untuk mahkota) karena adanya lonjakan glikoprotein pada
amplop. Subfamili Orthocoronavirinae dari keluarga Coronaviridae (ordo
Nidovirales) digolongkan ke dalam empat gen CoV: Alphacoronavirus (alphaCoV),
Betacoronavirus (betaCoV), Deltacoronavirus (deltaCoV), dan Gammacoronavirus
(gammaCoV). Selanjutnya genus betaCoV membelah menjali lima sub-genera atau
garis keturunan. Karakterisasi genom telah menunjukkan bahwa mungkin kelelawar
dan tikus adalah sumber gen alphaCoV dan betaCoV. Sebaliknya, spesies burung
tampaknya mewakili sumber gen deltaCoV dan gammaCoV (Kementrian Dalam
Negri, 2013).
Infeksi virus corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok
virus yang menginfeksikan sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus,
coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu.
Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
pneumonia. Middle – East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).

4. Patofisiologi
Paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh COVID-19 karena virus
mengakses sel inang melalui enzim angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2), yang
paling melimpah di sel - sel alveolar tipe II paru-paru. Virus ini menggunakan
glikoprotein permukaan khusus yang disebut "lonjakan" ( peplomer ) untuk terhubung
ke ACE2 dan memasuki sel inang. Kepadatan ACE2 di setiap jaringan berkorelasi
dengan tingkat keparahan penyakit di jaringan itu dan beberapa menyarankan bahwa
penurunan aktivitas ACE2 mungkin bersifat melindungi, meskipun pandangan lain
adalah bahwa peningkatan ACE2 menggunakan angiotensin II receptor blocker obat-
obatan bisa menjadi pelindung dan hipotesis ini perlu diuji. Seiring perkembangan
penyakit alveolar, kegagalan pernapasan mungkin terjadi dan kematian mungkin
terjadi.
SARS-CoV-2 juga dapat menyebabkan kegagalan pernafasan melalui
memengaruhi batang otak karena coronavirus lain telah ditemukan menyerang sistem
saraf pusat (SSP) . Sementara virus telah terdeteksi dalam cairan otopsi serebrospinal,
mekanisme pasti yang digunakannya untuk menginvasi SSP masih belum jelas dan
mungkin pertama kali melibatkan invasi saraf perifer mengingat rendahnya tingkat
ACE2 di otak.
Virus ini juga mempengaruhi organ-organ pencernaan karena ACE2 diekspresikan
secara melimpah dalam sel-sel kelenjar epitel lambung , duodenum dan rektum serta
sel - sel endotel dan enterosit dari usus kecil. Virus ini dapat menyebabkan cedera
miokard akut dan kerusakan kronis pada sistem kardiovaskular . Cedera jantung akut
ditemukan pada 12% orang yang terinfeksi dirawat di rumah sakit di Wuhan, Cina,
dan lebih sering pada penyakit parah. Tingkat gejala kardiovaskular tinggi, karena
respons inflamasi sistemik dan gangguan sistem kekebalan tubuh selama
perkembangan penyakit, tetapi cedera miokard akut juga mungkin terkait dengan
reseptor ACE2 di jantung. Reseptor ACE2 sangat diekspresikan di jantung dan
terlibat dalam fungsi jantung. Insiden tinggi trombosis (31%) dan tromboemboli vena
(25%) telah ditemukan pada pasien ICU dengan infeksi COVID-19 dan mungkin
terkait dengan prognosis buruk. Disfungsi pembuluh darah dan pembentukan
gumpalan (seperti yang disarankan oleh kadar D-dimer yang tinggi) dianggap
memainkan peran penting dalam mortalitas, insiden gumpalan yang menyebabkan
emboli paru , dan peristiwa iskemik dalam otak telah dicatat sebagai komplikasi yang
menyebabkan kematian pada pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2. Infeksi tampaknya
memicu rantai tanggapan vasokonstriktif dalam tubuh, penyempitan pembuluh darah
dalam sirkulasi paru juga telah diajukan sebagai mekanisme di mana oksigenasi
menurun bersamaan dengan presentasi pneumonia virus.
Penyebab kematian umum lainnya adalah komplikasi yang berkaitan dengan
ginjal SARS-CoV-2 secara langsung menginfeksi sel-sel ginjal, seperti yang
dikonfirmasi dalam penelitian post-mortem. Cidera ginjal akut adalah komplikasi
umum dan penyebab kematian; ini lebih signifikan pada pasien dengan fungsi ginjal
yang sudah terganggu, terutama pada orang dengan kondisi kronis yang sudah ada
sebelumnya seperti hipertensi dan diabetes yang secara spesifik menyebabkan
nefropati dalam jangka panjang.

5. Manifestasi Klinis
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala
klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas.
Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien
timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan
progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa
pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan
pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan
meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020).
Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi :
a) Gejala umum meliputi :
 Gangguan pada indera penciuman (anosmia) dan pengecap
 Peningkatan suhu tubuh alias demam
 Menggigil
 Batuk kering
 Sakit tenggorokan
 Sesak napas
 Nyeri otot
 Kelelahan
b) Gejala virus corona yang lebih jarang
 Ada pula sederet keluhan lain yang lebih jarang terjadi dan
menandakan infeksi virus corona. Beberapa di antaranya meliputi:
 Gangguan pada kulit, contohnya bentol yang gatal serta bintil berair
seperti cacar air
 Mual
 Muntah
 Diare
 Ruam keunguan pada jari-jari kaki yang dialami oleh beberapa
penderita Covid-19. Tapi gejala yang disebut covid toes ini belum bisa
dipastikan sebagai tanda khas dari infeksi virus corona.
c) Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa
gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk,
dapat disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala,
dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan
pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal.
Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan
gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi
diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.
d) Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada
tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat
ditandai dengan batuk atau susah bernapas
e) Pneumonia berat. Pada pasien dewasa:
Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit), distress
pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar
(Yuliana, 2020)
Pada temuan terbaru begitu juga dengan tanda gejala dilansir New Scientits gejala
Virus B.1.1.7 sebagian besar sama dengan gejala yang sebelumnya dikaitkan dengan
Covid-19, seperti batuk terus-menerus dan demam, akan tetapi pada varian ini tidak
memiliki tingkat kematian atau tingkat gejala yang lebih tinggi. Pada varian delta
(B.167) gejala umum virus Covid-19 yang dilaporkan sejak awal pandemi adalah
hilangnya penciuman atau rasa, batuk terus mennerus, dan demam. Akan tetapi gejala
Covid-19 saat ini mulai mengalami perubahan menurut data yang dikumpulkan oleh
ZOE, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek.
6. Penularan Pada COVID-19
COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita dan
melalui kontak langsung. Aerosol kemungkinan ditransmisikan ketika orang memiliki
kontak langsung dengan penderita dalam jangka waktu yang terlalu lama. Konsentrasi
aerosol di ruang yang relatif tertutup akan semakin tinggi sehingga penularan akan
semakin mudah.
Kemudian ketika aerosol jatuh ke lantai atau permukaan, mereka masih dapat
menginfeksi orang lain, jika mereka menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan
kemudian mata, hidung atau mulut mereka dengan tangan yang tidak dicuci. Pada
permukaan, jumlah virus aktif berkurang dari waktu ke waktu hingga tidak lagi
menyebabkan infeksi. Namun, secara eksperimental, virus dapat bertahan di berbagai
permukaan selama beberapa waktu, (misalnya tembaga atau kardus selama beberapa
jam, dan plastik atau baja selama beberapa hari). Permukaan mudah didekontaminasi
dengan desinfektan rumah tangga yang membunuh virus di luar tubuh manusia atau di
tangan. Desinfektan atau pemutih bukanlah pengobatan untuk COVID-19, dan
menyebabkan masalah kesehatan jika tidak digunakan dengan benar, seperti di dalam
tubuh manusia.
Virus ini paling menular selama tiga hari pertama setelah timbulnya gejala,
meskipun penyebaran diketahui terjadi hingga dua hari sebelum gejala muncul
(penularan secara asimptomatik) dan pada tahap selanjutnya dari penyakit. Beberapa
orang telah terinfeksi dan pulih tanpa menunjukkan gejala, tetapi ketidakpastian tetap
dalam hal penularan asimptomatik.

7. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi atau menentukan
diagnosis Covid-19 meliputi:
a) Tes cepat atau rapid test corona
Untuk mendeteksi virus corona dengan segera, telah tersedia tes cepat atau rapid
test corona. Tes ini merupakan skrining awal infeksi virus corona pada orang yang
berisiko tinggi untuk mengalaminya.Sampel yang digunakan adalah darah dari jari
atau pembuluh darah vena. Hasil tes ini bisa keluar dalam waktu 15 menit.Akan
tetapi, tingkat keakuratan (sensitivitas) rapid test sangat beragam, yaitu 33 hingga
93 persen. Orang yang memiliki hasil positif dari tes ini akan direkomendasikan
ke rumah sakit rujukan Covid-19 guna menjalani tes PCR atau swab test corona.
b) Rapid swab test
Rapid swab testatau tes antigen dilakukan dengan swab pada tenggorokan. Tes ini
bertujuan mendeteksi antigen (protein virus). Hasil pemeriksaan ini bisa keluar
dalam waktu sekitar 30 menit. Tapi tingkat keakuratannya juga tergolong rendah,
yaitu 34-80 persen.
c) Antibody serology test
Seperti tes cepat corona, antibody serology test juga menggunakan darah dari
pembuluh darah vena sebagai sampel. Hasil tes ini dapat keluar dalam waktu 18
menit dengan tingkat keakuratan yang berbeda-beda, tergantung pada kapan
pasien menjalaninya.
d) Tes PCR atau swab test corona
Tes PCR dilakukan dengan swab pada tenggorokan atau hidung. Pemeriksaan ini
akan menjadi tes konfirmasi dalam mendeteksi corona.Tes ini akan mendeteksi
materi genetik virus dengan tingkat keakuratan paling tinggi, yakni sebesar 91-98
persen.Selain rapid test dan swab test corona, pasien juga bisa dianjurkan untuk
menjalani:
e) Rontgen dada untuk melihat adakah cairan pada paru
f) CT scan dada guna melihat ada tidaknya gambaran ground-glass opacity pada
paru-paru

8. Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghindari penyebab
terpaparnya virus dalam praktik kehidupan sehari-hari. Beberapa upaya pencegahan
yang dapat dilakukan pada masyarakat :
a. 5 M
1) Memakai Masker
Memakai masker merupakan intervensi non-farmasi yang dapat
diimplementasikan dengan biaya minimum tanpa mengubah kegiatan sosial
secara ekstrem. Menggunakan masker dengan efektif dan menjaga jarak yang
dilaksanakan secara efektif dapat menurunkan kurva epidemik, yaitu grafik
yang menggambarkan frekuensi kasus berdasarkan saat mulai sakit selama
periode wabah (Li, et al., 2020). Berbagai jenis masker bisa digunakan sebagai
perlindungan oleh orang yang sehat untuk mencegah tertular penyakit Menurut
WHO dalam (
Masker efektif menurunkan risiko terpapar/tertular. Tanpa memakai
masker, risiko penularan COVID-19 dalam bentuk aerosol (partikel sangat
kecil yang dapat mengapung di udara) adalah 40% dan bentuk droplet sebanyak
30%. Namun, risiko penularan COVID-19 baik droplet dan aerosol menjadi 0%
dengan memakai masker (Nature Medicine, 2020).
Penggunaan masker memperlambat penyebaran kasus COVID-19
sebanyak 0.9% setelah 5 hari, dan memperlambat sebanyak 2% setelah 3
minggu. Negara yang menerapkan wajib penggunaan masker memiliki angka
kematian yang lebih rendah (UCSF, 2020)
MASKER YANG DISARANKAN
a) Masker K95
Masker ini mampu memfilter setidaknya 95% partikel melayang di
udara, menyaring virus, bakteri, jamur, debu serta menghilangkan partikel
non-berminyak cair seperti semprotan anti serangga atau minyak wangi
(WHO, 2020)
b) Masker Medis/Bedah
Masker ini terbuat dari 3 lapisan bahan non-tenun sintetis, tersedia
dalam beberapa ketebalan, memiliki tingkatan filtrasi dan tahan air. Mampu
menyaring sekitar 80-85% partikel yang dihirup. Melindungi hidung dan
mulut agar tidak bersentuhan dengan tetesan yang bisa membawa kuman.
Masker ini hanya sekali pakai, dengan durasi maksimum 4 jam dan masker
harus diganti jika dalam keadaan lembab dan/atau basah. Setelah itu harus
dibuang sesuai prosedur pembuangan limbah medis. (WHO, 2020).
c) Masker Kain
Masker kain yang baik adalah yang memiliki setidaknya 3 lapis (front-
rear: waterproof non-woven layer, microfiber melt-blown non-woven
fabric, ordinary non-woven fabric). Masker kain memiliki efektivitas 50-
70%. Bisa dicuci kemudian dipakai kembali. Pemakaian maksimal 4 jam,
sehingga disarankan membawa masker cadangan. Masker ini tidak dapat
digunakan oleh tenaga kesehatan sebagai APD.
Masker yang tidak disarankan adalah di luar ketiga jenis masker
tersebut, plus masker katup, karena virus dari dalam tetap dapat keluar,
sehingga masih berisiko untuk menularkan orang lain
2) Menjaga Jarak
Tujuan dari menjaga jarak adalah memperlambat penyebaran COVID-
19 dengan memutus rantai penularan dan mencegah munculnya rantai
penularan baru (WHO, 2020). Droplet yang keluar saat kita batuk, jika tanpa
masker bisa meluncur sampai 2 meter. Saat berbicara tanpa masker, aerosol
(partikel sangat kecil yang dapat mengapung di udara) bisa meluncur sejauh 2
meter. Saat bersin tanpa masker, droplet bisa meluncur sejauh 6 meter. Dengan
menjaga jarak aman sejauh 2 meter, maka kita bisa mengurangi risiko tertular
dan menularkan hingga 85% (Adisasmito, 2020).
Kita tidak bisa mengetahui siapa saja yang terkena COVID-19,
sehingga penting bagi kita untuk tetap berada di rumah dan menerapkan
physical distancing. Ketika bepergian ke luar seperti belanja atau kebutuhan
medis, kita harus menjaga jarak aman sejauh 2 meter dari satu sama lain. Ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum keluar rumah untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya penularan COVID-19, yaitu:
1) Siapa; Semakin banyak bertemu orang, semakin besar risiko kita tertular.
2) Di mana; Tempat umum yang tertutup merupakan tempat yang paling
berisiko sebagai tempat penularan.
3) Bagaimana; Semakin kecil ruang untuk menjaga jarak, semakin besar pula
risiko ruangan tersebut menjadi tempat penularan.
4) Durasi; Semakin lama pertemuan, semakin besar risiko, terlebih apabila
melakukan perbincangan.
Menjaga jarak aman dengan orang lain sejauh 2 meter. Tidak berjabat
tangan, bergandengan tangan, atau berpelukan. Hindari berdekatan dengan
siapa pun dan di mana pun. Membatasi pertemuan dengan orang lain, seperti
aktivitas berkelompok. Pastikan area kerja berjarak aman 2 meter dengan
orang lain. Ketika melakukan interaksi tatap muka, jaga jarak aman 2 meter
dari satu sama lain. Jika mungkin, pertemuan tatap muka diganti menjadi
pertemuan virtual. Hindari penggunaan lift, gunakan tangga jika
memungkinkan. Ketika harus menggunakan lift, maka patuhi pembatasan
jumlah pengguna lift dan protokol kesehatan yang berlaku. Usahakan
pekerja mengendarai kendaraan pribadi pada saat perjalanan ke tempat kerja.
Ada tips yang baik untuk melakukan cara bepergian, yaitu:
a) Pahami kebijakan dan protokol kesehatan yang berlaku sebelum pergi
dan terapkan saat bepergian.
b) Siapkan transportasi yang akan digunakan. Ketika akan menggunakan
transportasi umum, jaga jarak aman sejauh 2 meter dari orang lain.
Namun jika sulit menjaga jarak maka pastikan menggunakan masker
yang aman.
c) Batasi kontak dengan orang lain. Hanya pergi berbelanja ketika memang
sangat diperlukan, jaga jarak aman 2 meter dari orang lain. Apabila
memungkinkan, belanja melalui drive-thru atau layanan pesan antar
untuk minimalisasi kontak.
d) Pilih kegiatan sosial yang aman. Manfaatkan media sosial untuk
bersosialisasi dengan kerabat. Ketika bertemu orang lain secara
langsung, jaga jarak aman sejauh 2 meter dari orang lain.
e) Jaga jarak saat berkegiatan. Tindakan paling aman adalah menjaga jarak
aman sejauh 2 meter dari orang lain, dilengkapi dengan penggunaan
masker.
f) Tetap jaga jarak saat aktif beraktivitas. Ketika berolahraga di luar, misal
jalan atau bersepeda, selalu jaga jarak dengan orang lain. Apabila
memilih untuk mengunjungi taman, trek lari, atau fasilitas lain, cek
terlebih dahulu peraturan di tempat tersebut.
3) Mencuci Tangan
Tangan berperan penting dalam transmisi jasad renik atau
mikroorganisme dan mudah terjadi ketika kita tidak menjaga kebersihan tangan
dengan baik. Mencuci tangan merupakan salah satu langkah paling penting
yang bisa kita lakukan untuk menghindari sakit dan menyebarkan virus ke
orang lain. WHO telah menetapkan sering mencuci tangan dengan sabun dan
air sebagai tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran
virus. Mekanisme sabun dalam membunuh kuman dan menghilangkan virus
didasarkan pada mekanisme pecahnya membran virus, elusi sederhana, dan
penjeratan virus (Caundhary et al., 2020).
Orang-orang sering menyentuh mata, hidung dan mulut tanpa sadar.
Virus bisa masuk ke tubuh melalui mata, hidung dan mulut. Virus dari tangan
yang kotor bisa menyebar ke makanan atau minuman pada saat proses
pembuatan dan saat dimakan. Virus dari tangan kotor bisa menyebar ke barang,
seperti pegangan tangan, meja, mainan yang kemudian menyebar ke tangan
orang lain yang menyentuhnya. Mencuci tangan merupakan kegiatan
pencegahan atau preventif yang bisa dilakukan semua orang dengan mudah dan
secara mandiri. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir selama minimal
20 detik dapat menurunkan resiko tertular hingga 35% atau dengan
menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 70%.
Berdasarkan penelitian, dengan mencuci tangan selama 20 detik, virus
berbahaya yang menempel di tangan dapat mati. Bila dilakukan di bawah 20
detik, kemungkinan virus yang mati akan lebih sedikit. Pastikan juga seluruh
area tangan sudah dibersihkan, termasuk telapak tangan, punggung tangan,
sela-sela jari dan di bawah kuku. Setelah mencuci tangan, tangan harus
dikeringkan dengan menggunakan tisu, handuk bersih, atau alat pengering
tangan karena bakteri lebih mudah menyebar di kulit basah dibandingkan kulit
kering (CDC, 2020).
Air dan sabun yang dibuat menjadi busa dapat mencuci dan
menghilangkan virus dari tangan. Dengan membasahi tangan pakai air sebelum
mengambil sabun menghasilkan busa yang lebih baik dibandingkan menyabuni
tangan kering. Busa yang baik membentuk buih yang dapat mencuci dan
menghilangkan virus dari tangan. Disarankan melakukan enam langkah
mencuci tangan pakai sabun sebagai berikut:
a) Ratakan sabun dengan kedua tangan
b) Gosok punggung tangan dan sela-sela jari
c) Gosok jari-jari bagian dalam
d) Gosok telapak tangan dengan posisi jari saling mengunci
e) Gosok ibu jari secara berputar dalam genggaman
f) Gosok ujung jari pada telapak tangan secara berputar Setelah mencuci
tangan, tangan harus dikeringkan dengan menggunakan tisu, handuk bersih,
atau alat pengering tangan karena bakteri lebih mudah menyebar di kulit
basah dibandingkan kulit kering (CDC, 2020).
Kapan atau seberapa sering mencuci tangan? Direkomendasikan untuk
sering mencuci tangan saat berkegiatan sehari-hari.
a) Sebelum, saat, dan setelah menyiapkan makanan
b) Sebelum dan setelah makan
c) Sebelum dan setelah merawat orang sakit
d) Sebelum dan setelah mengobati luka
e) Setelah menggunakan toilet
4) Mejauhi kerumunan
Selain tiga hal diatas, menjauhi kerumunan merupakan
protokolkesehatan yang juga harus dilakukan. Dalam hal ini juga sangat
penting untuk dilakukan menjauhi kerumunan saat berada di luar rumah. Jika
semakin banyak dan sering bertemu dengan oang, kemungkinan dapat
terinfeksi virus Covid-19 bisa semakin tinggi.dalam menghindari kerumunan
juga harus diiringi dengan jaga jarak dengan orang lain, memakai masker dan
tetap mencuci tangan pakai sabun ataupun handsanitizier.
5) Mengurangi Mobilisasi
Virus penyebab Covid-19 berada dimana saja. Jadi semakin banyak
kotak dengan dunia uar rumah,maka semakin tinggi terpapar virus-19. Oleh
karena itu jika tidak ada keperluan yang mendesak tetaplah berada dirumah.
(Satgas Covid-19, 2021)
b. 3 T (Tes, Telusur, Tindak Lanjut)
3T lebih dilakukan dengan bagaimana kita memberikan notifikasi atau
pemberitahuan pada orang di sekitar kita untuk waspada. Testing/Tes COVID-19
yakni pengecekan kesehatan melalui beberapa jenis tes untuk mendeteksi apakah
seseorang positif COVID-19 atau tidak.
a) Tes
Tes penting dilakukan untuk menghindari potensi penularan virus penyebab
COVID-19 ke orang lain dan agar seseorang bisa mendapatkan perawatan dengan
cepat (covid.go.id). Umumnya, ada tiga jenis tes COVID-19 yang sering
digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2 atau
tidak, di antaranya tes antigen (Swab Antigen), tes molekuler (Swab RNA/PCR),
dan tes hembusan nafas (Tes Genose). Setiap jenis tes memiliki tingkat
keakuratan yang berbedabeda untuk mendeteksi infeksi COVID-19
Kapan kita harus melakukan tes? Tes tidak hanya dapat menangkap kasus
yang berpotensi tanpa gejala, tetapi juga dapat mendeteksi kasus sebelum gejala
berkembang, serta membantu memperlambat penyebaran. Seseorang perlu
melakukan tes apabila mengalami gejala COVID-19 dan/atau memiliki riwayat
kontak dengan pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Selain itu, tes perlu
dilakukan secara rutin pada kelompok rentan seperti tenaga kesehatan, seseorang
dengan daya tahan tubuh rendah/autoimun, memiliki kondisi penyerta seperti
gangguan ginjal atau gangguan jantung, obesitas atau IMB (Indeks Massa Tubuh)
lebih dari 40, ibu hamil dan usia 60 tahun ke atas (SATGAS COVID-19, 2020).
b) Telusur
Telusur Kontak merupakan proses untuk mengidentifikasi, menilai dan
mengelola orang-orang yang berkontak erat dengan kasus konfirmasi/probable
untuk mencegah penularan selanjutnya. Kegiatan ini penting karena kasus
konfirmasi dapat menularkan penyakit sejak 2 hari sebelum hingga 14 hari
sesudah timbulnya gejala (Kemenkes, 2020). Kontak erat adalah orang yang
memiliki riwayat kontak dengan kasus terkonfirmasi positifv COVID-19 atau
kasus probable (orang bergejala COVID-19 namun belum terkonfirmasi positif
COVID-19). Di antaranya berdekatan dalam jarak 1 meter selama 15 menit atau
lebih; bersentuhan fisik; dan memberikan perawatan tanpa Alat Pelindung Diri
(APD).
Telusur Kontak dilakukan bertujuan untuk memutus rantai penularan dan
menemukan penderita lebih dini agar mampu menekan angka kematian juga
kesakitan yang lebih parah. Manfaat Telusur Kontak adalah:
1) Identifikasi: mengidentifikasi waktu dan tempat dari orang-orang yang
berkontak erat dengan pasien penderita COVID-19.
2) Informasi: menginformasikan orang-orang yang mungkin terpapar COVID-
19.
3) Isolasi: mengisolasi orang-orang yang terjangkit COVID-19 untuk mencegah
penyebaran lebih lanjut.
Kapan dilakukan penelusuran? Penelusuran perlu dilakukan segera setelah
terdapat kasus yang terkonfirmasi. Proses penelusuran sulit untuk dilakukan
apabila laju transmisi terjadi secara cepat dan menggurita, sehingga fokus
penelusuran dapat dilakukan kepada kontak rumah tangga, petugas kesehatan,
dan tempat tertutup yang berisiko tinggi, contoh: asrama, panti, rumah
perawatan, dan fasilitas berjangka panjang lainnya (WHO, 2020).
Pengaiban atau stigma negatif dari masyarakat terhadap pasien positif
COVID-19. Hal ini menyebabkan adanya penentangan atau resistensi di
masyarakat serta sikap masyarakat yang tertutup dalam memberikan informasi
kepada petugas kesehatan. Kurangnya sumber daya manusia dalam melakukan
kontak telusur juga menghambat pemeriksaan hasil tes Swab PCR. Dengan
sistem penelusuran yang jelas, tersedianya petugas Tracer yang kompeten dan
dukungan penuh masyarakat, pelaksanaan kontak telusur dapat optimal.
Bagamana agar proses telusur berhasil?
1) Adanya dukungan masyarakat. Keterlibatan masyarakat dapat mendukung
keberhasilan telusur karena dibutuhkan persetujuan individu untuk dipantau
secara harian, bersedia segera melaporkan tanda-tanda atau gejala COVID-19
dan melakukan karantina atau isolasi setidaknya 14 hari jika mengalami
gejala.
2) Perencanaan matang.
3) Manajemen stigma dan komunikasi risiko. Stigma negatif yang terbentuk di
masyarakat dapat menghambat proses kontak telusur karena masyarakat
enggan terbuka terhadap petugas kesehatan.
4) Logistik memadai. Pelaksanaan kontak telusur dapat optimal dilaksanakan
dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk melacak rantai penularan
seperti penggunaan aplikasi pelacak
5) Pelatihan dan supervisi pelacakan. Petugas pelacakan kontak dapat dilatih
mengenai dasar-dasar penularan virus, tindakan pencegahan dan
pengendalian, cara memantau tanda dan gejala, serta etika pengawasan
kesehatan masyarakat dan isolasi.
6) Sistem manajemen data
c) Tindak Lanjut
Tindak Lanjut bertujuan sebagai perawatan kepada pasien yang terkonfirmasi
positif COVID-19. Perawatan ini wajib dilakukan masyarakat, dengan cara
isolasi yang bertujuan untuk memperkecil risiko penyebaran dan keparahan
penyakit. Jika pasien positif tidak ada gejala, wajib melakukan isolasi mandiri di
fasilitas yang disediakan pemerintah atau dapat melakukan isolasi mandiri di
rumah dengan pengawasan dari puskesmas setempat. Sedangkan pasien positif
dengan gejala, maka wajib melakukan isolasi di rumah sakit yang sudah ditunjuk
pemerintah. Apabila pasien setelah melakukan tes menunjukkan hasil negatif tapi
memiliki gejala, maka pasien dapat melakukan isolasi mandiri di rumah. Isolasi
mandiri dilakukan untuk menjaga supaya orang-orang di sekitar kita tidak tertular
dan memudahkan petugas kesehatan untuk memantau kesehatan orang yang
diisolasi (Kemenkes, 2020).
Adapun pencegahan lainnya yaitu :
1) Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Meningkatkan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sederhana. Contohnya, minum vitamin C, vitamin D, Zinc, vitamin B kompleks,
banyak makan sayur dan buah, rutin berolahraga di rumah, serta membersihkan
rumah secara teratur. Bagi yang terbiasa berolahraga di luar rumah atau di gym,
saatnya Anda mencari
alternatif latihan fisik di rumah. Misalnya, push up, yoga, angkat beban, dan
banyak lagi.
2) Hindari kontak dengan pasien yang terinfeksi
3) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
● Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
● Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit
atau segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktifitas di
luar.
● Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang
tissue pada tempat yang telah ditentukan.
● Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang
sering disentuh.
● Menggunakan masker medis adalah salah satu cara pencegahan penularan
penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19.
● Menerima vaksin covid-19
(Satgas Covid-19, 2021)

B. Penanganan pasien yang terinfeksi covid – 19


Dokter umumnya akan menganjurkan sederet upaya untuk meredakan gejala
Covid-19 yang masih dapat ditangani sendiri di rumah. Beberapa langkah mandiri
tersebut meliputi :
a) Melakukan isolasi mandiri di rumah dengan menerapkan protokol kesehatan dari
Kementrian Kesehatan.
b) Banyak beristirahat.
c) Berjemur setiap pagi
d) Mengkonsumsi vitamin C, D, B komplek, Zinc
e) Banyak makan buah dan sayur
f) Minum banyak cairan, terutama air putih.
g) Mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri tenggorokan, misalnya aspirin,
ibuprofen, dan paracetamol. Namun harap diingat bahwa aspirin tidak boleh
diberikan pada orang berusia di bawah 19 tahun.
h) Mandi air hangat atau menggunakan humidifier (alat pelembap udara) untuk
mengurangi nyeri tenggorokan.
i) Penderita juga dianjurkan untuk senantiasa memakai masker meski sedang di
rumah. Langkah ini sangat efektif dalam mencegah penularan.

Sementara penderita dengan gejala yang berat harus menjalani perawatan di


fasilitas kesehatan, khususnya rumah sakit rujukan Covid-19. Mereka akan
mendapatkan terapi suportif, seperti ventilator (alat bantu napas). Pada beberapa
pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit, dokter akan memberikan obat-
obatan di bawah ini hingga hasil tes terbukti negatif :

a) Terapi simptomatik sesuai dengan gejala


b) Antibiotik empiris, yakni antibiotik golongan makrolide (azitromicin 1x500 mg
selama 5-7 hari) atau golongan fluroquinolone (levofloxacin 1x750 mg selama 7
hari)
c) Obat antivirus
d) Vitamin C dosis tinggi selama 14 hari
e) Chloroquine phosphate pada pasien dengan gejala yang berat
f) Hepatoprotektor (obat pelindung hati) bila ditemukan hasil tes SGOT dan SGPT
mengalami peningkatan
g) Oba-obatan lain sesuai penyakit penyerta

B. PROGRAM PEMERINTAH INDONESIA DALAM PENANGANAN COVID-19


Pemberdayaan Masyarakat Dalam Percepatan Penanganan Covid—19 Di Tingkat
Rukun Warga (Rw) Melalui Pembentukan “Satgas Jogo Tonggo”
1. Memastikan seluruh warga di Wilayah Saudara untuk melakukan upaya percepatan
penanganan Covid—19 secara sistematis dan terstruktur dengan memperhatikan :
a. Kesehatan warga
b. Kondusivitas lingkungan dan pencegahan konflik antar warga, agar tetap terjaga
persatuan dan kesatuan warga
c. Kondisi perekonomian masyarakat
d. Kepastian pemenuhan kebutuhan pangan dan kebutuhan bahan pokok
e. Kekuatan kearifan lokal dan potensi geografis lingkungan setempat.
2. Menginstruksikan kepada Camat, Lurah/Kepala Desa, dan Ketua RW di wilayah
Saudara untuk melakukan percepatan penanganan Covid-19 berbasis masyarakat
dengan memberdayakan seluruh potensi yang ada dan pelaksanaannya dilakukan
sesuaj kondisi geografis setempat melalui pembentukan “Satgas Jogo Tonggo".
3. Menjamin pelaksanaan diktum dengan mengacu kepada
a. Pedoman Percepatan Penanganan Covid-19 Berbasis Masyarakat Melalui
Pembentukan Satgas Jogo Tonggo sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Instruksi Gubemur Selaku Ketua Gugus ’I‘ugas Percepatan Penanganan Could-19
Di Provinsi Jawa Tengah ini.
b. Pedoman Rentang Kendali Percepatan Penanganan Covid-19 Berbasis Masyarakat
Melalui Pembentukan Satgas Jogo Tonggo, Bagi Pemerintah Desa/Kelurahan,
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Provinsi sebagajmana tercantum
dalam Lampiran II Instruksi Gubemur Selaku Ketua Gugus 'I‘ugas Percepatan
Penanganan Covid-19 Di ProvinsiJawa Tengah ini;
4. Melakukan supervisi secara bexjenjang, melaksanakan monitoring dan evaluasi serta
melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Gubemur Jawa Tengah Selaku Ketua Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-l 9 Di Provinsi Jawa Tengah,
5. Melaksanakan Instruksi Gubernur Jawa Tengah Selaku Ketua Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 Di Provinsi Jawa Tengah ini dengan penuh
tanggungjawab.
6. Penerapan PPKM di wilayah Jawa-Bali
C. STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS
Unsur penting dalam kesehatan masyarakat menurut Allander Rector dan Warner
(2014) yaitu memprioritaskan upaya pencegahan proteksi dan promosi kesehatan tanpa
mengesampingkan upaya kuratif sebagai bentuk praktik professional, mengukur dan
menganalisis masalah kesehatan komunitas dengan konsep epidemologi dan biostatistik,
mempengaruhi faktor dari lingkungan untuk kesehatan aggregate atau kelompok, prinsip
yang menjadi dasar dalam kesehatan masyarakat adalah manajemen dan pengorganisasian
kesehatan komunitas melalui pengorganisasian masyarakat, analisis kebijakan dan
pengembangan public, advokasi kesehatan serta pemahaman terhadap proses politik.
Unsur-unsur penting tersebut adalah sebagai upaya dalam mencapai kesehatan yang
optimal khususnya bagi keperawatan kesehatan komunitas.

1. Karakteristik Keperawatan Komunitas


Menurut Clark, 2008 dalam Maglaya et.al.,(2009), karakteristik keperawatan
komunitas meliputi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
ataumasalah kesehatan sebagai bentuk praktik profesional yang dilakukan secara
komprehensif, general dan berkelanjutan pada tiga level atau tingkatan klien
yaitu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (populasi). Selain itu,
perawat juga mengenal dampak dari faktor yang berbeda pada kesehatan dan
mempunyai kesadaran yang lebih besar terhadap situasi dan kehidupan klien
dengan menggunakan strategi keperawatan komunitas yang tepat.
2. Strategi Keperawatan Komunitas
a. Proses Kelompok (GroupProcess).
Proses kelompok merupakan proses pembentukan suatu kelompok
untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kelompok ini dapat membantu dalam
program promosi kesehatan keperawatan komunitas dan dapat diwujudkan
dalam kelompok dewasa. Pengorganisasian masyarakat ini merupakan suatu
proses perubahan komunitas yang memberdayakan individu dan kelompok
berisiko dalam menyelesaikan masalah komunitas dan mencapai tujuan yang
diinginkan bersama. Individu-individu dalam suatu kelompok dapat
mempengaruhi pemikiran, perilaku, nilai dan interaksi sosial di masyarakat,
maka diperlukan kekompakkan di dalam suatu kelompok (Stanhope &
Lancaster, 2010).
Perawat dapat melibatkan kelompok dewasa dalam kegiatan kelompok
di masyarakat. Kegiatan kelompok dapat dilakukan dengan kegiatan yang
dipadukan dengan kegiatan keagamaan. Kelompok dapat membantu dewasa
membangun integritas dan penghargaan atas diri sendiri. Situasi kelompok
juga akan membimbing dewasa keluar dari keterisolasian dan dewasa akan
menemukan makna dalam kehidupan mereka, sehingga mereka dapat hidup
sepenuhnya dengan fungsi sosial dan physiologis yang tinggi. Perawat sebagai
pemberi pelayanan kesehatan memiliki kesempatan dalam memfasilitasi
kelompok dalam meningkatkan perawatan therapeutik bagi dewasa dengan
masalah kesehatan (Pistrang, 2008).
b. Pendidikan Kesehatan (HealthPromotion).
Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan,
mengurangi ketidakmampuan dan mengoptimalkan potensi kesehatan yang
dimiliki oleh individu, kelompok dan masyarakat. Pendidikan kesehatan juga
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, perbaikan sikap dan peningkatan
keterampilan, sehingga diharapkan ada perubahan gaya hidup yang lebih baik.
Perubahan perilaku sehat masyarakat dapat mengubah penerimaan yang
kondusif terhadap program promosi kesehatan yang dilakukan. Strategi
pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang memfasilitasi
pembelajaran yang mendukung perilaku sehat dan mengubah perilaku tidak
sehat (Friedman, Bowden, & Jones, 2010).
Pendidikan kesehatan dilakukan untuk dewasa yang mengalami masalah
kesehatan dirinya. Selain itu pendidikan kesehatan juga dilakukan dalam
kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti kegiatan keagamaan. Pendidikan
kesehatan adalah memberikan informasi kesehatan tentang masalah kesehatan
dewasa, komunikasi yang efektif bagi dewasa dan keluarga, harga diri rendah
dan cara meningkatkannya.
c. Pemberdayaan Masyarakat(empowerment)
Pemberdayaan (empowerment) merupakan proses pemberian kekuatan
atau motivasi sehingga membentuk interaksi transformasi kepada masyarakat
antara lain dengan adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Hitchock, Scubert, &
Thomas, 1999). Perawat komunitas mendorong masyarakat untuk dapat
berbuat mandiri dan berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatannya. Kerjasama
ini dilakukan untuk mencapai tujuan bersama dalam upaya meningkatkan
kesehatan dewasa yaitu dengan melibatkan masyarakat dan keluarga.
Pemberdayaan juga merupakan proses pengembangan pengetahuan dan
keterampilan yang meningkatkan kemampuan seseorang atas keputusan-
keputusan mempengaruhi orang lain (Helvie, 1998). Pemberdayaan juga
merupakan proses yang memungkinkan orang untuk memilih, mengendalikan,
dan membuat keputusan tentang kehidupannya dengan rasa saling menghargai
terhadap semua yang terlibat (Friedman, Bowden, & Jones, 2010).
d. Kemitraan (partnership)
Kemitraan dilakukan untuk upaya kesehatan lansia dengan depresi yaitu
menjalin kemitraan dengan lintas program dan lintas sektoral. Kemitraan
dilakukan agar mengoptimalkan kegiatan program yang direncanakan, karena
suatu program berkaitan langsung dengan sektor kehidupan yang lain.
Misalnya upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tidak hanya
dipengaruhi oleh fasilitas pelayanan kesehatan saja, namun juga dapat
dipengaruhi oleh politik, ekonomi, budaya dan sektor yang lainnya.
Partnership juga merupakan suatu strategi negosiasi membagi kekuasaan
antara tenaga kesehatan profesional dengan individu, keluarga, dan/atau rekan
komunitas yang mempunyai tujuan saling menguntungkan untuk
meningkatkan kemampuan individu, keluarga dan mitra masyarakat untuk
melakukan kepentingan sendiri secara efektif (Helvie, 1998).
Strategi keperawatan komunitas digunakan untuk mencapai tujuan
perawatan komunitas yaitu mempromosikan dan menjaga kesehatan komunitas.
Tujuan keperawatan akan tercapai jika dilakukan dengan strategi keperawatan
yang tepat. Strategi keperawatan komunitas harus tetap memperhatikan prinsip-
prinsip dari keperawatan komunitas (Allender, Rector & Warner, 2014).
3. Prinsip Keperawatan Komunitas
Prinsip-prinsip ditetapkan oleh ANA (2007, dalam Allender, Rector &
Warner, 2014) untuk praktik keperawatan kesehatan komunitas adalah sebagai
berikut:
a. Fokus pada komunitas
Prinsip pertama adalah tanggung jawab perawatan kesehatan
komunitas adalah pelayanan langsung. Selain itu, perawat kesehatan
komunitas dapat memberikan intervensi untuk individu, keluarga atau
kelompok yang membutuhkan dan menjadi bagian dalam komunitas
(komunitas sebagai klien).
b. Memprioritaskan untuk kebutuhan komunitas
Prinsip kedua adalah perawat kesehatan komunitas memprioritaskan
kebutuhan komunitas. Perawat harus berusaha untuk mempertimbangkan
intervensi yang memprioritaskan untuk kebutuhan komunitas Prinsip kedua
adalah perawat kesehatan komunitas memprioritaskan kebutuhan komunitas.
Perawat harus berusaha untuk mempertimbangkan intervensi yang terbaik
dan yang akan diberikan kepada komunitas.
c. Bekerja bersama anggota masyarakat
Prinsip ketiga adalah perawat bekerja bersama-sama dengan komunitas
(komunitas sebagai rekan kerja) dalam mencapai tujuan intervensi
keperawatan kesehatan komunitas. Perawat dan anggota komunitas masing-
masing memiliki sistem nilai, kepercayaan dan keahlian masig-masing dalam
hubungan kerjanya. Perkembangan kebijakan dan jaminan lebih
memungkinkan untuk bisa diterima dan diterapkan sebagai dasar
pertimbangan saling menghormati satu sama lain.
d. Fokus pada pencegahan primer
Prinsip keempat adalah keperawatan kesehatan komunitas
menekankan pada pentingnya tindakan pencegahan primer dalam promosi
kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan komunitas berinisiatif untuk
menemukan kelompok berisiko tinggi, potensial masalah-masalah kesehatan,
dan situasi yang berkontribusi dalam masalah kesehatan. Kemudian perawat
membuat suatu program pencegahan masalah kesehatan.
e. Promosi lingkungan yang menyehatkan
Prinsip kelima adalah merupakan hal yang penting untuk memastikan
bahwa masyarakat hidup dalam kondisi yang mendukung kesehatan.
Masyarakat akan memiliki tingkat kesehatanyang rendah jika hidup dalam
lingkungan yang tinggi pengangguran, perumahan yang padat, tidak
memiliki sumber air bersih, serta pola hidup merokok, minum minuman
keras, penggunaan obat-obatan terlarang. Untuk mengubah kondisi
tersebut membutuhkan komitmen, ketekunan, kesabaran, akal dan
pandangan yang jangka panjang dari semua lapisan masyarakat.
f. Target intervensi untuk semua yang membutuhkan manfaat intervensi
Prinsip keenam adalah perawat kesehatan komunitas memeriksa
kebijakan atau program untuk menentukan apakah kebijakan atau program
tersebut dapat diakses dan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat
yang membutuhkan dan advokasi untuk perubahan jika diperlukan
g. Promosi alokasi sumber daya yang optimal
Prinsip ketujuh adalah perawat kesehatan komunitas mengetahui hasil
penelitian yang efektif dari berbagai program. Perawat juga mengumpulkan
informasi tentang biaya jangka pendek dan jangka panjang dari program.
h. Kolaborasi dengan semua pihak yang ada di komunitas
Prinsip kedelapan adalah perawat kesehatan komunitas menekankan
pada pentingnya kolaborasi dengan perawat yang lain, pemberi pelayanan
kesehatan, pekerja sosial, guru, pemimpin agama, pengusaha dan pegawai
pemerintahan di masyarakat. Kolaborasi interdisiplin tersebut sangat penting
dalam pelaksanaan dan keefektifan program. Program tersebut direncanakan
dan dilaksanakan tanpa ada kesenjangan dan tumpang tindih dalam pelayanan
kesehatan.
Praktik keperawatan komunitas mencakup pelayanan keperawatan
komunitas dan asuhan keperawatan komunitas. Pelayanan keperawatan
komunitas perlu dikelola dan ditata dengan fungsi-fungsi manajemen. Hal
tersebut bertujuan agar pencapaian kesehatan masyarakat menjadi lebih
optimal.
BAB III
LEMBAR PENJELASAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Kami mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Universitas Ngudi Waluyo sedang melakukan
Pratik Belajar Lapangan Stase Komunitas dan akan melakukan observasi kepada masyarakat
terkait COVID-19 disekitar wilayah Bapak/Ibu/Sdra/Sdri semuanya

Oleh sebab itu kami mohon partisipasi dari Bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk melakukan pengisian
lembar angket/kuesioner kami sesuai kondisi Bapak/Ibu/Sdra/Sdri. Apabila Bapak/Ibu/Sdra/i
bersedia, dimohon untuk dapat memilih Ya pada kolom dibawah. Atas perhatian serta
kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/i, saya ucapkan terima kasih.

Semarang, Juni 2021

Mahasiswa Profesi Ners Universitas Ngudi waluyo

PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN:

□ Ya
□ Tidak
FORM PENGKAJIAN

Praktik Belajar Lapangan Komunitas

2021

PETUNJUK PENGISIAN

1. Pertanyaan mohon diisi sesuai dengan pengetahuan dan kondisi keluarga dengan
menklik pada lingkaran jawaban yang telah tersedia.
2. Jawaban dapat lebih dari 1 (*).
3. Jawaban yang diberikan tidak akan menyebabkan kerugian apapun dan akan dijamin
kerahasiaannya.
4. Setiap pertanyaan wajib diisi

I. DATA INTI
1. Nama
2. Jenis Kelamin
3. Tempat, Tanggal Lahir
4. Agama
5. Suku
6. Pendidikan/ Pendidikan Terakhir
7. Pekerjaan
8. Status Perkawinan
9. Alamat Lengkap
10. Email
11. No HP
12. No Whatsapp
13. Bahasa yang digunakan sehari- hari
II. DATA SUBSYSTEM
A. GEOGRAFI
1. Apakah jarak rumah anda dengan rumah tetangga lebih dari 1 meter?
□ Ya
□ Tidak
2. Apakah di daerah tempat tinggal anda masih ada warga yang berkumpul atau yang
tidak menjalankan social distancing?
□ Ya
□ Tidak

3. Jika masih ada warga yang berkumpul, apakah warga sudah menjaga jarak (± 1,5-
2 meter)?
□ Ya
□ Tidak

4. Jika masih ada warga yang berkumpul dalam kondisi pandemi COVID- 19 ini,
apakah warga sudah menggunakan masker?
□ Ya
□ Tidak

5. Apakah tiap- tiap rumah di daerah tempat tinggal anda sudah tersedia fasilitas cuci
tangan?
□ Ya
□ Tidak

6. Jika menyediakan fasilitas cuci tangan, apakah di tempat cuci tangan


menggunakan air yang mengalir ?
□ Ya
□ Tidak

7. Jika menyediakan fasilitas cuci tangan, apakah sudah tersedia sabun?


□ Ya
□ Tidak
8. Apakah sabun yang anda gunakan mengandung desinfektan?
□ Iya
□ Tidak

9. Apakah jenis sabun yang anda gunakan untuk cuci tangan?


□ Sabun cair
□ Sabun batang

10. Jika menggunakan sabun cair, apakah tempat penyediaan sabun cair tertutup
(sehingga tidak ada bakteri/kuman yang masuk)?
□ Ya
□ Tidak

11. Jika menggunakan sabun batang, apakah memperhatikan prinsip dimana tidak ada
air yang menggenang di tempat peletakan sabun (supaya tidak ada bakteri/kuman
yang masuk)?
□ Ya
□ Tidak

12. Apakah di daerah tempat tinggal anda sudah melaksanakan program vaksinasi
Covid-19 Sinovac?
□ Belum
□ Sudah

13. Apakah anda siap untuk menerima Vaksin Covid-19 Sinovac?


□ Ya
□ Tidak

14. Jika anda siap untuk menerima Vaksin Covid-19 Sinovac, apakah anda
mengetahui apa saja hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan sebelum
dan sesudah vaksin?
□ Ya, saya tahu
□ Tidak tahu

15. Jika anda belum siap menerima Vaksin Covid-19 Sinovac, apakah alasan nya?
………….
16. Apakah di daerah tempat tinggal anda ada layanan kesehatan yang memberikan
informasi terkait dengan pandemic Covid-19?
□ Ya
□ Tidak

17. Jika iya apakah bentuk informasi yang diberikan?


□ Poster
□ Pengumuman dari mobil puskesmas
□ Lain-lain, Sebutkan…..

B. DEMOGRAFI
1. Setelah adanya pandemi COVID- 19 ini, bagaimana kondisi daerah tempat tinggal
anda. Apakah :
□ Tenang
□ Sepi
□ Biasa (seperti keadaaan sebelum adanya pancemi COVID- 19)
□ Ramai

2. Apakah anda sudah mendapatkan/mencari informasi terkait Covid-19?


□ Sudah
□ Belum

3. Jika sudah bagaimana respon anda setelah mendapat informasi tersebut?


□ Menjadi was-was/Takut
□ Menerapkan informasi tersebut
□ Tidak menghiraukan informasi tersebut

4. Apakah tetangga anda ada yang terpapar Covid-19 (positif Covid-19)?


□ Ya
□ Tidak

5. Apakah tetangga anda ada yang melakukan isolasi mandiri?


□ Ya
□ Tidak

6. Apakah yang anda lakukan jika menemukan tetangga anda yang terpapar Covid-
19?
□ Melaporkan ke petugas kesehatan
□ Membiarkan saja
□ Menghindari karena takut
□ dll, sebutkan …………..

C. ETNIK/SUKU/BUDAYA/NILAI
1. Apakah anda yakin dan percaya dengan semua upaya pemerintah (social distance,
psycial distance, memakai masker, mencuci tangan, dan vaksinasi) dalam
mencegah atau menangani COVID- 19?
□ Ya
□ Tidak

2. Apakah anda percaya bahwa kalau kita bahagia dan berfikir positif, covid 19 tidak
bisa masuk dalam tubuh kita?
□ Percaya
□ Tidak percaya

3. Sesuai keyakinan agama anda, apakah anda percaya bahwa covid-19 akan hilang?
□ Percaya
□ Tidak percaya

4. Apa yang bisa anda lakukan secara agama untuk menigkatkan kekebalan tubuh?
(contoh : beribadah, sholat, dzikir, dll)
Jawaban : ..........

5. Sesuai keyakinan agama anda, apa yang anda lakukan jika Covid-19 ini ada di
tetangga anda?
□ Memberi dukungan/doa
□ Menjauhi karena takut
□ Dll, sebutkan ………..

6. Apa yang bisa dilakukan bersama tetangga anda, untuk mencegah virus covid-19
di lingkungan anda?
Jawaban……..

7. Jika ada anggota keluarga anda yang memiliki tanda gejala Covid-19 apa yang
anda lakukan sesuai dengan kepercayaan/keyakinan anda?
□ Di bawa ke tempat Pelayanan Kesehatan
□ Dibawa ke dukun
□ Di obati sendiri
□ Upaya lain (contoh: dipijit, jamu tradisional, dll)
Jika YA, Sebutkan......

D. LINGKUNGAN FISIK
1. Bagaimana kondisi iklim/cuaca di daerah anda ?
□ Kemarau
□ Tidak Menentu
□ Hujan
□ Lain-lain, sebutkan…..

2. Apakah dengan kondisi iklim dan cuaca tersebut dapat mempengaruhi


kesehatan anda di tengah pandemic Covid-19 ?
□ Iya
□ Tidak

3. Apakah cahaya matahari dapat masuk kerumah anda ?


□ Iya
□ Tidak

4. Bagaimana kepadatan penduduk didaerah anda? Apakah terdapat jarak antara


rumah 1 dengan rumah yang lainnya?
□ Iya
□ Tidak

5. Dimanakah warga biasanya berkumpul ?


□ Musholla
□ Balai Desa
□ Pos Ronda
□ Lain-lainnya, Sebutkan……

6. Apakah ditempat perkumpulan (Musola, Masjid, Pos Ronda dan lain-lain) di


dusun anda disediakan fasilitas cuci tangan dengan air mengalir?
□ Iya
□ Tidak

7. Bagaimana cara warga untuk mencegah Covid-19 dilingkungan tempat tinggal


anda ?
□ Malakukan pshycal distancing (minimal 1,5-2 meter)
□ Memakai masker
□ Mencuci tangan
□ Berjemur pada pagi hari
□ Meningkatkan imun (dengan makan makanan sehat, olahraga, dl)
□ Bersedia mengikuti program vaksinasi Covid-19 Sinovac
□ Ya, semua dilakukan

8. Apakah dilingkungan tempat tinggal anda sudah diterapkan social distancing ?


□ Iya
□ Tidak

9. Apakah dilingkungan tempat tinggal anda diterapkan aturan dilarang


berpergian? (kecuali ada kebutuhan mendesak)
□ iya
□ tidak
E. PENDIDIKAN
1. Apakah di keluarga anda ada yang buta huruf?

□ Ada
□ Tidak

2. Apakah sudah ada informasi terkait Covid- 19, pencegahan, dan pelaksanaan
Vaksin Covid-19 Sinovac yang disampaikan di daerah tempat tinggal anda?
□ Sudah
□ Belum

3. Jika sudah ada informasi terkait Covid- 19, pencegahan, dan pelaksanaan
Vaksin Covid-19 Sinovac, darimanakah sumber informasi yang anda?
□ Ketua RT/RW atau warga setempat
□ Televisi/ Radio
□ Media Sosial (Instagram, twitter, facebook, dll)
□ Internet
□ Surat kabar/ Poster/ dll
□ Dll, sebutkan ….

4. Apakah anda dapat menyaring informasi yang anda dapatkan (akurat atau
hoax)?
□ Ya
□ Tidak

5. Apakah anda mengakses/ membuka informasi dari website COVID-19


(Kemenkes, Jateng Tanggap, dll)?
□ Ya
□ Tidak

6. Apakah anda aktif mengikuti perkembangan berita terkait COVID- 19 saat ini?
□ Ya
□ Tidak

7. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai tanda dan gejala COVID-
19?
□ Sudah
□ Belum

8. Apakah demam >380 C, batuk pilek, sesak nafas, sakit tenggorokan, dan letih,
lesu merupakan tanda dan gejala dari COVID-19?
□ Ya
□ Tidak

9. Jika ada yang mengalami tanda dan gejala COVID- 19, apakah anda sudah
memiliki inisiatif untuk melaporkan ke petugas kesehatan?
□ Ya
□ Tidak

10. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai cara penularan COVID-19?
□ Sudah
□ Belum

11. Apakah COVID-19 ditularkan melalui udara atau percikan air ludah dari orang
yang positif COVID-19 saat batuk atau bersin?
□ Ya
□ Tidak

12. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai pencegahan penularan


COVID-19?
□ Ya
□ Tidak

13. Apakah anda melakukan pencegahan sesuai dengan anjuran pemerintah?


□ Sudah
□ Belum

14. Apakah dengan menjaga jarak aman >1,5-2 meter dengan orang lain dapat
memutus rantai penularan COVID- 19?
□ Ya
□ Tidak

15. Apakah dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer dapat memutus rantai penularan COVID-19?
□ Ya
□ Tidak

16. Apakah anda sudah mengetahui 6 langkah cuci tangan?


□ Sudah
□ Belum

17. Apakah dengan menggunakan masker saat keluar rumah dapat memutus rantai
penularan COVID-19?
□ Ya
□ Tidak

18. Apakah dengan menerapkan etika batuk dan bersin dapat memutus rantai
penularan COVID-19?
□ Ya
□ Tidak

19. Apakah anda sudah mengetahui etika batuk dan bersin dengan cara menutup
mulut dan hidup dengan tisu atau punggung tangan?
□ Ya
□ Tidak

20. Apakah dengan tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan
dapat memutus rantai penularan COVID-19?
□ Ya
□ Tidak

21. Apakah anda setuju dengan berjemur bisa mencegah penularan covid 19?
□ Ya
□ Tidak

22. Apakah anda percaya virus corona akan mati saat anda berjemur?
□ Ya
□ Tidak

23. Apakah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dapat mencegah


tertularnya COVID-19?
□ Ya
□ Tidak

24. Apakah dengan olahraga dan istirahat cukup dapat meningkatkan system
kekebalan tubuh?
□ Ya
□ Tidak

25. Apakah dengan mengkonsumsi gizi seimbang (isi piringku) berupa makanan
pokok (nasi, singkong, dll), sayuran, buah, dan lauk pauk dapat meningkatkan
system kekebalan tubuh?
□ Ya
□ Tidak

26. Apakah orang yang sudah meninggal bisa menularkan virus corona/covid19?
□ Ya
□ Tidak

27. Bagaimana presepsi anda jika ada penderita yang menginggal akibat Covid-19?
□ Menolak jenasah
□ Menerima, Mempercayakan jenasah diurus oleh tenaga medis

28. Apakah anda minum air mineral ± 8 gelas perhari?


□ Iya
□ Tidak

29. Apakah anda mengetahui tetntang kebijakan pemerintah “Gotong Royong Jogo
Tonggo”? (Link: https://corona.jatengprov.go.id/index.php/infografis-dan-
hoax )
□ Iya
□ Tidak

F. EKONOMI
1. Apakah anda tetap melakukan pekerjaan anda pada masa pandemi COVID- 19
ini?
□ Ya
□ Tidak

2. Dengan adanya pandemi COVID-19 apakah berdampak pada ekonomi anda?


□ Ya
□ Tidak

3. Apakah anda memakai ALat Pelindung Diri seperti masker saat anda bekerja
untuk mencegah penularan Covid-19?
□ Ya
□ Tidak

4. Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan?


□ Ya
□ Tidak

5. Apakah anda menggunakan hand senitizer saat bepergian?


□ Ya
□ Tidak

6. Apakah anda mempunyai asuransi kesehatan (JKN, BPJS, Dll) ?


□ Ya
□ Tidak

7. Apakah anda mempunyai akses untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah


selama covid 19 ini ?
□ Ya
□ Tidak

G. POLITIK DAN PEMERINTAHAN


1. Apakah di tempat tinggal anda diterapkan karantina wilayah untuk menjalankan
program "Gotong Royong Jogo Tonggo" ?
□ Iya
□ Tidak

2. Apakah didaerah anda ada bantuan masker dari pemerintah?


□ Ada
□ Tidak

3. Apakah didaerah anda ada bantuan sembako dari pemerintah?


□ Ada
□ Tidak

4. Apakah didaerah anda ada warga yang baru datang/pendatang dari luar kota/luar
negeri?
□ Ada
□ Tidak

5. Jika ada, apakah warga tersebut lapor ke perangkat desa tentang kedataganya?
□ Ya
□ Tidak

6. Lalu, jika ada yang datang dari luar kota/negeri apakah dilakukan pemeriksaan
rapid?
□ Ya
□ Tidak

7. Apakah ada kesadaran diri untuk isolasi selama 14 hari ketika baru datang dari
luar kota/ negeri?
□ Ada
□ Tidak

8. Apakah didaerah anda tersedia tempat isolasi diri dari desa atau pemerintah?
□ Ya
□ Tidak

9. Apakah anda lapor ke petugas kesehatan jika ada keluarga anda yang sakit?
□ Ya
□ Tidak

10. Apakah anda sudah melakukan aturan pemerintah untuk melakukan ibadah di
rumah masing- masing?
□ Sudah
□ Belum

H. REKREASI
1. Terkait dengan adanya pandemic Covid-19 bertepatan dengan libur sekolah,
apakah anda ingin berpergian untuk mudik?
□ Iya
□ Tidak

2. Jika iya apakah anda wajib melakukan isolasi diri selama 14 hari?
□ Iya
□ Tidak

3. Transportasi apakah yang anda gunakan untuk mudik?


□ Kendaraan Pribadi
□ Kendaraan Umum

4. Jika menggunakan kendaraan umum apakah anda tetap menggunakan Masker


dan menjaga jarak ± 1 meter antar sesama penumpang?
□ Iya
□ Tidak

5. Apakah rumah anda dekat daerah rekreasi?


□ Iya
□ Tidak

6. Seberapa seringkah keluarga anda melakukan rekreasi bersama?


□ Tidak pernah
□ Jarang
□ Sering

7. Setelah adanya pandemic Covid-19 apakah keluarga anda tetap melakukan


rekreasi?
□ Iya
□ Tidak

8. Setelah adanya pandemic Covid-19 bagaimana cara anda untuk mengisi waktu
luang?
□ Menonton TV
□ Pergi kerumah teman
□ Rekreasi bersama kluarga
□ Lain-lain. Sebutkan…

TABULASI DATA HASIL PENGKAJIAN

A. DATA INTI
1. Jenis Kelamin

Tabel 1. Distribusi frekuensi jenis kelamin Remaja Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

Jenis Kelamin Jumlah Presentase


Laki- laki 3 60%
Perempuan 2 40%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 1 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi jenis kelamin Remaja Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang
berjenis kelamin laki- laki adalah sebanyak 3 orang (60%) dan yang berjenis kelamin
perempuan adalah sebanyak 2 orang (40%).

2. Agama
Tabel 3. Distribusi frekuensi agama Remaja Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

Agama Jumlah Presentase


Islam 5 100%
Hindu 0 0%
Kristen 0 0%
Katolik 0 0%
Budha 0 0%
Konghucu 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 4 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi agama Remaja Desa Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang beragama islam
adalah sebanyak 5 orang (100%).

3. Pendidikan
Tabel 5. Distribusi frekuensi pendidikan Remaja Dusun Kebon Ombo RT 1 RW
4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

Pendidikan Jumlah Presentase


Tidak sekolah 0 0%
SD 0 0%
SMP 0 0%
SMA 3 60%
S1 2 40%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 5 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pendidikan Remaja Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dengan
pendidikan terakhir SMA adalah sebanyak 3 orang (60%), S1 adalah sebanyak 2
orang (80%)

4. Status Perkawinan
Tabel 5. Distribusi frekuensi status perkawinan Remaja Dusun Kebon Ombo RT
1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Status Perkawinan Jumlah Presentase
Belum menikah 5 100%
Menikah 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 5 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi status perkawinan Remaja Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang
belum menikah adalah sebanyak 5 orang (100%).

B. DATA GEOGRAFI
1. Apakah jarak rumah anda dengan rumah tetangga lebih dari 1 meter?
Tabel 8. Distribusi frekuensi jarak antar rumah Remaja Dusun Kebon Ombo RT
1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Jarak antar rumah (>1m) Jumlah Presentase
Ya 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 8 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi jarak antar rumah Remaja Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang
jarak antar rumah 1 meter/ lebih adalah sebanyak 4 orang (80%) dan yang jarak antar
rumah kurang dari 1 meter adalah 1 orang (20%).

2. Apakah di daerah tempat tinggal anda masih ada warga yang berkumpul atau
yang tidak menjalankan social distancing?

Tabel 9. Distribusi frekuensi warga yang masih berkumpul atau yang tidak
menjalankan social distancing di Dusun Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

Warga yang masih berkumpul Jumlah Presentase


Ya 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 9 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang masih berkumpul atau tidak
menjalankan social distancing, yang masih berkumpul atau tidak menjalankan social
distancing adalah sebanyak 2 orang (40%) dan yang sudah menjalankan social
distancing adalah sebanyak 3 orang (60%).

3. Jika masih ada warga yang berkumpul, apakah warga sudah menjaga jarak (± 1
meter)?

Tabel 10. Distribusi frekuensi warga yang masih berkumpul dengan menjaga
jarak (± 1 meter) di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang
Warga yang amsih berkumpul Jumlah Presentase
dengan menjaga jarak
Ya 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 10 :
Dapat di ketahui distribusi frekuensi Remaja yang masih berkumpul dengan menjaga
jarak (± 1 meter) adalah sebanyak 3 orang (60%) sedangkan yang tidak menjaga jarak
saat warga berkumpul (± 1 meter) adalah sebanya 2 orang (40%)

4. Jika masih ada warga yang berkumpul dalam kondisi pandemi COVID- 19 ini,
apakah warga sudah menggunakan masker?
Tabel 11. distribusi frekuensi warga yang sudah menggunakan masker saat
berkumpul dalam kondisi pandemic covid-19 di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Warga yang sudah menggunakan jumlah persen
masker
Ya 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 11 :
Distribusi frekuensi Remaja yang sudah menggunakan masker saat berkumpul dalam
kondisi pandemu covid-19 adalah sebanya 4 orang (80%) dan yang tidak
menggunakan masker saat berkumpul adalah 1 orang (20%)

5. Apakah tiap- tiap rumah di daerah tempat tinggal anda sudah tersedia fasilitas
cuci tangan?

Tabel 12. Distribusi frekuensi ketersediaan fasilitas cuci tangan di Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Rumah warga yang sudah tersedia Jumlah Presentasi
Fasilitas cuci tangan
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan table 12 :

Distribusi frekuensi ketersediaan fasilitas cuci tangan di daerah tempat tinggal


responen adalah sebanyak 5 orang (100%).

6. Jika menyediakan fasilitas cuci tangan, apakah di tempat cuci tangan


menggunakan air yang mengalir ?

Tabel 13 . Distribusi frekuensi fasilitas cuci tangan dengan menggunakan air


mengalir di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang
Tempat cuci tangan menggunakan Jumlah Presentasi
Menggunakan air mengalir
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 13 :
Distribusi frekuensi tiap rumah di daerah tempat tinggal responden yang menyediakan
fasilitas cuci tangan dengan menggunakan air mengalir adalah sebanyak 5 orang
(100%)
7. Jika menyediakan fasilitas cuci tangan, apakah sudah tersedia sabun?
Tabel 14. Distribusi frekuensi ketersediaannya sabun untuk melakukan cuci
tangan di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang
Tersedianya sabun Jumlah Presentasi
Sudah 5 100%
Belum 1 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 14 :
Disreibusi frekuensi yang sudah tersedia sabun untuk melakukan cuci tangan
sebanyak 5 orang (100%).
8. Apakah sabun yang anda gunakan mengandung desinfektan?

Tabel 15 . Disteribusi frekuensi sabun yang di gunakan oleh warga mengandung


desinfektan di Remaja Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Sabun yang mengandung Jumlah Presentase
desinfektan
Ya ( mengandung desinfektan) 3 60%
Tidak (tidak mengandung desinfektan) 2 40%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 15:
Disteribusi frekuensi warga yang menggunakan sabun mengandung desinfektan
sebanyak 3 orang (60%) sedangkan responden yang menggunkan sabun tidak
mengandung desinfektan sebanyak 2 orang (40%)

9. Apakah jenis sabun yang anda gunakan untuk cuci tangan?


Tabel 16 . Distribusi frekuensi jenis sabun cuci tangan yang di gunakan oleh
warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang
Jenis sabun Jumlah Presentase
Cair 5 100%
Batang 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 16:
Distribusi frekuensi jenis sabun cuci tangan yang di gunakan oleh warga Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang,
yang menggunakan sabun cair untuk cuci tangan adalah sebanyak 5 orang (100%)

10. Jika menggunakan sabun cair, apakah tempat penyediaan sabun cair tertutup
(sehingga tidak ada bakteri/kuman yang masuk)?

Tabel 17 . Distribusi frekuensi tempat penyediaan sabun cair tertutup (sehingga


tidak ada bakteri/ kuman yang masuk) oleh Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Tempat penyediaan Jumlah Presentase
sabun cair tertutup
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 17:
Disteribusi frekuensi responden yang menyediakan tempat sabun cair adalah
sebanyak 5 orang (100%).
11. Jika menggunakan sabun batang, apakah memperhatikan prinsip dimana tidak
ada air yang menggenang di tempat peletakan sabun (supaya tidak ada
bakteri/kuman yang masuk)?

Tabel 18. Distribusi frekuensi penggunaan sabun batang dengan memperhatikan


perinsip dimana tidak ada air yang menggenang di tempat peletakan sabun
batang oleh warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang
Menggenangnya air sabun batang Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
total 5 100%

Berdasarkan tabel 18:


Disteribusi frekuensi responden yang memperhatikan prinsip dimana tidak ada
genangan air di tempat peletakan sabun batang sebanyak 5 orang (100%)

12. Apakah di daerah tempat tinggal anda Sudah melaksanakan program


vaksinasi?

Tabel 19. Distribusi frekuensi di daerah tempat tinggal warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Terdapat program Jumlah Presentase
Ada 5 100%
Tidak ada 0 0%
total 5 100%

Berdasarkan tabel 19 :
Disteribusi frekuensi responden yang menjawab terdapat program vaksinasi sebanyak
5 orang (100%).

13. Apakah anda siap menerima vaksin Sinovac?

Tabel 20. Distribusi frekuensi Kesiapan penerimaan Vaksin Sinovac remaja


Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang
Penerimaan Vaksin Jumlah Presentase
YA 5 100%
Pengumuman dari mobil puskesmas 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 20 :
Disteribusi frekuensi yang siap menerima vaksin sebanyak 5 orang (100%)
14. Jika anda siap untuk menerima vaksin Sarcovac, apakah anda mengetahui apa
saja hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan sebelum dan sesudah
vaksin
Tabel 21. Distribusi frekuensi warga yang mengetahui apa saja yang boleh/tidak
dilakukan sebelum dan sesudah vaksin Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Mengetahui Jumlah Presentase
YA 1 20%
Tidak 4 8%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 21 :
Disteribusi frekuensi yang mengetahui hal yan boleh atau tidak dilakukan sebelum
dan sesudah menerima vaksin sebanyak 1 orang (80%), dan yang menjawab tidak
mengetahui hal yang boleh atau tidak dilakukan sebelum dan sesudah menerima
vaksin yaitu sebanyak 4 orang (80%).
15. Apakah didaerah tempat tinggal anda ada layanan kesehatan yang memberikan
informasi terkait dengan pandemic Covid-19 ?

Tabel 22. Distribusi frekuensi warga yang terdapat layanan kesehatan yang
memberikan iformasi terkait Covid-19 Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

Terdapat layanan informasi Jumlah Presentase


YA 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 22 :
Disteribusi frekuensi yang mengatakan terdapat layanan kesehatan yang memberikan
informasi terkait Covid-19 sebanyak 5 orang (100%)
16. Jika iya apakah bentuk informasi yang diberikan
Tabel 22. Distribusi frekuensi bentuk informasi di Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Bentuk Informasi Jumlah Presentase
Poster 3 60%
Pengumuman dari mobil puskesmas 2 40%
Lain-lain
Total 5 100%

C. DEMOGRAFI
1. Setelah adanya pandemi COVID- 19 ini, bagaimana kondisi daerah tempat
tinggal anda. Apakah :

Tabel 23. Distribusi frekuensi kondisi daerah tempat tinggal warga Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang setelah adanya pandemic covid-19
Bentuk kondisi Jumlah Presentase
Tenang 3 60%
sepi 1 20%
biasa (seperti keadaan sebelum adanya pandeni 1 20%
covid -9
ramai 0 0%
total 5 100%

Berdasarkan tabel 23 :

Distribusi frekuensi kondisi daerah tempat tinggal responden antara lain :

1. Tenang terdapat 3 orang (60%)


2. Sepi terdapat 1 orang (20%)
3. biasa seperti keadaan sebelum adanya pandeni covid-19 terdapat 1 orang (20%)
2. Apakah anda sudah mendapatkan/mencari informasi terkait Covid-19?

Tabel 24. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang mendapatkan
/mencari informasi terkait Covid-19
Mendapatkan/ mencari informasi Jumlah Presentase
Sudah 5 100%
Belum 0 0%
total 5 100%
Berdasarkan tabel 24 :

Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari


Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang sudah mendapatkan informasi
mengenai covid-19 adalah 5 orang (100%).

3. Jika sudah bagaimana respon anda setelah mendapat informasi tersebut?


Tabel 25 . Distribusi frekuensi respon warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang setelah mendapat
informasi terkait covid_19.
Respon Jumlah Presentase
Waswas/ takut 3 60%
Menerapkan informasi 2 40%
Lainnya :
Dan yang penting hidup sehat makan banyak 0 0%
total 5 100%
Berdasarkan tabel 25 :

Distribusi frekuensi respon warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari


Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang setelah mendapatkan informasi tersebut
adalah Waswas/ takut ada 3 orang (60%) Menerapkan informasi adalah 2 orang
(40%).

4. Apakah tetangga anda ada yang terpapar Covid-19 (Positif Covid-19) ?

Tabel 26. Distribusi frekuensi adanya tetangga warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang terpapar
Covid-19
Tetangga yang terpapar Jumlah Presentase

Ada 0 0%
Tidak Ada 5 100%
Tidak mengetahui 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 25 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang tidak terpapar virus Covid-
19 yaitu ada sebanyak 5 orang (100%)
5. Apakah tetangga anda ada yang melakukan isolasi mandiri ?
Tabel 25 . Distribusi frekuensi respon warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang setelah
mendapat informasi terkait covid_19.

Tetangga yang Isolasi mandiri Jumlah Presentase

Ada 0 0%
Tidak Ada 5 100%
Tidak mengetahui 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 25 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi tetangga yang sedang melakukan isolasi
mandiri di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang yang mengatakan tidak ada yang sedang melakukan isolasi
mandiri yaitu sebanyak 5 orang (100%).

6. Apakah yang anda lakukan jika menemukan tetangga anda memiliki


tanda dan gejala Covid-19?
Tabel 26. Distribusi frekuensi yang dilakukan oleh warga Di Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Yang dilakukan warga
jika menemukan tetangga
yang memiliki tanda
dan gejala Covid-19 Jumlah Presentase
Melapor ke petugas kesehatan 5 100%
Membiarkan saja 0 0%
Menghindari karena takut 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 26 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi yang dilakukan oleh warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. jika
menemukan tetangga yang memiliki tanda dan gejala Covid-19, yaitu yang melapor
ke petugas kesehatan sebanyak 5 orang (100%).

D. ETNIK/SUKU/BUDAYA/NILAI
1. Apakah anda yakin dan percaya dengan semua upaya pemerintah (sosial
distance, psycial distance) dalam mencegah atau menangani COVID-19?

Tabel 27. Distribusi frekuensi warga Dusun Kalimalang Dusun Kebon Ombo RT
1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Yang yakin
dan percaya dengan semua upaya pemerintah (sosial distance, psycial distance)
dalam mencegah atau menangani COVID-19
Percaya dengan semua upaya
pemerintah dalam mencegah
atau menangani COVID-19 Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 27 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Yang yakin dan percaya
dengan semua upaya pemerintah (sosial distance, psycial distance) dalam mencegah
atau menangani COVID-19, yaitu yang percaya dengan semua upaya pemerintah
dalam mencegah atau menangani COVID-19 sebanyak 5 orang (100%)
2. Apakah anda percaya bahwa kalau kita bahagia dan berfikir positif, Covid-19
tidak bisa masuk dalam tubuh kita?

Tabel 28. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Yang percaya jika kita
bahagia dan berfikir positif, covid 19 tidak bisa masuk dalam tubuh kita
Yang percaya jika
kita bahagia dan berfikir positif,
Covid-19 tidak bisa masuk
dalam tubuh kita Jumlah Presentase
Percaya 5 100%
Tidak Percaya 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 28 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Yang percaya bahwa jika
kita bahagia dan berfikir positif, Covid-19 tidak bisa masuk dalam tubuh kita ada
sebanyak 5 orang (100%)

3. Sesuai keyakinan agama anda, apakah anda percaya bahwa covid-19 akan
hilang?

Tabel 29. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Yang percaya bahwa
Covid-19 akan hilang menurut keyakinan agama masing- masing,
Yang percaya bahwa Covid-19
akan hilang menurut
keyakinan agama
masing-masing Jumlah Presentase
Percaya 5 100%
Tidak Percaya 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 29 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang percaya bahwa Covid-19 akan
hilang menurut keyakinan agama masing-masing ada sebanyak 5 orang (100%)
4. Apa yang bisa anda lakukan secara agama untuk meingkatkan kekebalan
tubuh? (contoh : beribadah, sholat, dzikir, dll)

Tabel 30. Distribusi frekuensi yang bisa dilakukan warga Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. secara
agama untuk meingkatkan kekebalan tubuh Komunitas

Kegiatan yang dilakukan Jumlah Presentase


Beribadah &Berdoa 5 100%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 30 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang dilakukan secara agama untuk
meningkatkan kekebalan tubuh dengan beribadah dan berdoa sebanyak 5 orang
(100%)

5. Sesuai keyakinan agama anda, apa yang anda lakukan jika Covid-19 ini ada di
tetangga anda?

Tabel 31. Distribusi frekuensi yang dilakukan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. menurut
keyakinan agama masing- masing jika Covid-19 sudah ada di tetangga
responden
Yang dilakukan menurut
keyakinan agama jika
Covid-19 sudah ada di tetangga Jumlah Presentase
Memberi dukungan doa 5 100%
Menjauhi karena takut 0 0%
Berhati-hati dan berdoa 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 31 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang dilakukan warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Menurut
keyakinan agama jika Covid-19 sudah ada di tetangga responden yang memberi
dukungan doa sebanyak 5 orang (100%)
6. Apa yang bisa dilakukan bersama tetangga anda, untuk mencegah virus
COVID- 19 di lingkungan anda?

Tabel 32. Distribusi frekuensi yang dilakukan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Jika COVID-19
terjadi pada tetangga responden
Tindakan mencegah COVID-19 Jumlah Presentase
Taat aturan pemerintah 3 60%
Tidak taat aturan pemerintah 2 40%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 32 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi tindakan untuk mencegah COVID-19
bersama tetangga yang tidak taat aturan pemerintah sebanyak 3 orang (60%) dan
yang taat aturan pemerintah sebanyak 2 orang (40%).

7. Jika ada ada anggota keluarga kalian yang memiliki tanda gejala COVID- 19
apa yang anda lakukan sesuai dengan kepercayaan/keyakinan anda?

Tabel 33. Distribusi frekuensi yang dilakukan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Jika keluarga memiliki tanda dan gejala COVID-19 sesuai dengan
keyakinan/kepercayaan.
Tindakan jika ada tanda COVID-19 Jumlah Presentase
Di bawa ke pelayanan kesehatan 5 100%
Di rawat sendiri di rumah 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 33 :
Dapat diketahui Distribusi frekuensi yang dilakukan Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. jika keluarga memiliki tanda
dan gejala COVID-19 sesuai dengan keyakinan/kepercayaan., yaitu dengan dibawa ke
pelayanan kesehatan sebanyak 5 orang (100%)
E. PENGKAJIAN LINGKUNGAN FISIK
1. Bagaimana kondisi iklim/ cuaca di daerah anda ?

Tabel 34. Distribusi frekuensi kondisi iklim/cuaca di daerah Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Kondisi iklim Jumlah Presentae
Kemarau 5 100%
Tidak menentu 0 0%
Hujan 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 34 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi kondisi iklim di daerah tempat tinggal
responden, sebanyak 5 orang (100%) dalam kondisi iklim kemarau.

2. Apakah dengan kondisi iklim dan cuaca tersebut dapat mempengaruhi


kesehatan anda di tengah pandemic Covid-19 ?

Tabel 35. Distribusi frekuensi kondisi iklim dan cuaca berpengaruh atau tidak
terhadap kesehatan warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Ikllim dan cuaca berpengaruh kekesehatan Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 35 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi kondisi iklim dan cuaca berpengaruh atau
tidak terhadap kesehatan warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.adalah 5 orang (100%) menjawab iya
mempengaruhi
3. Apakah cahaya matahari dapat masuk kerumah anda ?

Tabel 36. Distribusi frekuensi cahaya masuk kerumah warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Sinar Matahari masuk rumah Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 36 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi cahaya masuk kerumah warga Dusun
Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang adalah menjawab ya adalah 100%
4. Bagaimana kepadatan penduduk didaerah anda? Apakah terdapat jarak
antara rumah 1 dengan rumah yang lainnya?

Tabel 37. Distribusi frekuensi kepadatan penduduk dan adakah jarak antara
rumah 1 dengan rumah yang lain warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Jarak antar rumah Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 37

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi jarak antar rumah responden Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Sebanyak 5 orang (100%) menjawab ya
5. Dimanakah warga biasanya berkumpul ?

Tabel 38. Distribusi frekuensi tempat yang biasa digunakan warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Warga biasanya berkumpul Jumlah Presentase
Mushola 1 20 %
Balai desa 1 20%
Pos ronda 1 20%
Warung 1 20%
Dirumah 1 20%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 38 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi tempat yang biasa digunakan warga
Dusun Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang. Untuk berkumpul adalah bervariasi baik bisa berkumpul di mushola 1
(20%), balai desa 1 (20%), pos ronda 1 (20%) ,warung 1(20%).
6. Apakah ditempat perkumpulan (Musola, Masjid, Pos Ronda dan lain-lain) di
dusun anda disediakan fasilitas cuci tangan dengan air mengalir?
Tabel 39. Distribusi frekuensi ada tidaknya fasilitas cuci tangan dengan air
mengalir di tempat yang digunakan warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

Yang sudah menyediakan fasilitas cuci tangan Jumlah Persentase

Ya 5 100%

Tidak 0 0%

Total 5 100%
Berdasarkan tabel 39 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi ada tidaknya fasilitas cuci tangan dengan
air mengalir di tempat yang digunakan warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. untuk berkumpul yang mengisi ya
ada fasilitas cuci tangan sebanyak 5 orang (100%)
7. Bagaimana cara warga untuk mencegah Covid-19 dilingkungan tempat tinggal
anda ?

Tabel 40. Distribusi frekuensi cara warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dalam mencegah Covid 19

Cara mencegah covid dengan Jumlah Persentase

Malakukan pshycal distancing 2 40%


Memakai masker 2 40%
Mencuci tangan 1 20%
Berjemur pada pagi hari 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 40 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi cara mencegah penularan covid-19


sebanyak 2 orang (40%) dengan melakukan physical distancing sebanyak 2 orang
(40%) memakai masker, sebanyak 1 Orang (20%) mencuci tangan.

8. Apakah dilingkungan tempat tinggal anda sudah diterapkan social distancing ?

Tabel 41. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Yang sudah dan belum
menjalankan social distancing
Apakah sudah menerapkan social distancing Jumlah Persentase
Sudah 3 60%
Belum 2 40%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 41 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang sudah melakukan social distancing
dilingkungan sebanyak 3 orang (60%) dan yang belum melakukan social distancing
sebnayak 2 org (30%).

9. Apakah dilingkungan tempat tinggal anda diterapkan aturan dilarang


berpergian? (kecuali ada kebutuhan mendesak)

Tabel 42. Distribusi frekuensi ada tidaknya aturan dilarang bepergian di Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang.

Diterapkan Jumlah Persentase


Ya 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 42 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang sudah menerapkan dilarang nya
bepergian sebanyak 3 orang (60%) dan yang belum melakukan sebanyak 2 orang
(40%)

F. PENDIDIKAN
1. Apakah di keluarga anda ada yang buta huruf?

Tabel 43. Distribusi frekuensi ada tidaknya keluarga yang buta huruf di Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang.

Buta huruf Jumlah Persentase


Ada 0 0%
Tidak ada 5 100%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 43 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang sebagian besar mejawab tidak ada
yang mengalami buta huruf dalamkeluarganya yaitu sebanyak 5 orang (100%)
2. Apakah sudah ada informasi terkait COVID- 19 yang disampaikan di daerah
tempat tinggal anda?

Tabel 44. Distribusi frekuensi ada tidaknya informasi terkait covid 19 di Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang.

Informasi covid 19 Jumlah persentase


Sudah 5 100%
Belum 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 43 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang mengetahui terkait informasi covid
terkini sebnayak 5 orang (100%)

3. Jika sudah ada informasi terkait COVID- 19, pencegahan, dan pelaksanaan
Vaksin Covid-19 Sarcovac, darimanakah sumber informasi yang anda?
Tabel 45. Distribusi frekuensi sumber informasi terkait covid 19 yang diterima
oleh Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang.

Sumber Jumlah Persentase

Ketua RT/RW atau warga setempat 3 60%

Televisi/ Radio 2 40%

Media Sosial (Instagram, twitter,facebook) 0 0%


Internet 0 0%
Surat kabar/ Poster/ dll 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 45 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang mengetahui sumber terkait


informasi covid terkini sebanyak 5 orang, yang mendapat informasi dari Ketua
RT/RW atau warga setempat sebanyak 3 orang (60%), yang mendapat infromasi dari
Televisi/ Radio sebanyak 2 orang (40%)
4. Apakah anda dapat menyaring informasi yang anda dapatkan (akurat/hoak)?

Tabel 46. Distribusi frekuensi apakah Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dapat menyaring informasi
(akurat/hoak) terkait covid 19 atau tidak
Dapat menyaring informasi(akurat/hoak) Jumlah presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 46 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga dapat menyaring
informasi(akuat/hoak) terkait covid 19 atau tidak, yaitu yang mengisi ya sebanyak 5
orang (100%)
5. Apakah anda mengakses/membuka informasi dari website covid 19 (kemenkes,
Jateng tanggap, dll)?

Tabel 47. Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dapat mengakses/
membuka informasi dari website terkait covid 19 atau tidak
Dapat mengakses informasi dari website Jumlah presentase
Ya 5 75,9%
Tidak 0 24,1%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 47 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga mengakses/membuka informasi
dari website terkait covid 19 atau tidak, yaitu yang mengisi ya sebanyak 5 orang
(100%)
6. Apakah anda aktif mengikuti perkembangan berita covid 19 saat ini?

Tabel 48. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang aktif mengikuti
perkembangan berita terkait covid 19.
Aktif mengikuti perkembangan berita jumlah presentase
Ya 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 48 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang aktif mengikuti
perkembangan berita terkait covid 19 yaitu sebanyak 4 orang (80%) dan yang tidak
mengikuti perkembangan berita terkait covid 19 sebanyak 1 orang (20%)

7. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai tanda dan gejala covid 19?

Tabel 49. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang mendapat informasi
mengenai tanda dan gejala terkait covid 19.
Mendapat Informasi Tanda Gejala Jumlah Presentase
Sudah 4 80%
Belum 1 20%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 49 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang mendapat informasi
mengenai tanda dan gejala terkait covid 19 sebanyak 4 orang (80%) dan yang belum
mendapat informasi mengenai tanda dan gejala terkait covid 19 sebanyak 1 orang
(20%).

8. Apakah demam ≥38ºC,batuk pilek,sesak nafas,sakit tenggorokan, dan letih,lesu


merupakan tanda dan gejala dari covid 19?

Tabel 50. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang bahwa demam
>38ºC, batuk pilek, sesak nafas, sakit tenggorokan, dan letih, lesu merupakan
tanda dan gejala terkait covid 19.
Tanda dan gejala covid19 Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 50:


Dapat diketahui Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang bahwa demam >38ºC,
batuk pilek, sesak nafas, sakit tenggorokan, dan letih, lesu merupakan tanda dan gejala
terkait covid 19, yaitu yang mengisi ya sebanyak 5 orang (100%)

9. Jika ada yang mengalami tanda dan gejala covid-19, apakah anda sudah
memiliki insiatif untuk melaporkan ke petugas kesehatan?

Tabel 50. Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang sudah memiliki atau
belum memiliki inisiatif untuk melapor ke petugas kesehatan jika ada yang
mengalami tanda dan gejala covid 19.
Memiliki insiatif Jumlah presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 52 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang sudah memiliki atau
belum memiliki inisiatif untuk melapor ke petugas kesehatan jika ada yang
mengalami tanda dan gejala covid 19, yaitu yang mengisi ya sebanyak 5 orang
(100%)
10. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai cara penularan covid 19?

Tabel 53. Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang sudah ataukah belum
mendapat informasi mengenai cara penularan terkait covid 19.
mendapat informasi cara penularan covid19 Jumlah Presentase
Sudah 4 80%
Belum 1 20%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 53:


Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang mendapat informasi mengenai cara
penularan terkait covid19 yang mengisi sudah sebanyak 4 orang (80%) belum 1
orang (20%).

11. Apakah COVID-19 ditularkan melalui udara atau percikan air ludah dari
orang yang positif COVID-19 saat batuk atau bersin?

Tabel 53. Distribusi frekuensi pengetahuan Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai cara
penularan Covid 19
Ditularkan melalui udara Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 53 :

Dapat diketahui bahwa menurut warga Covid 19 ditularkan melalui udara atau
percikan air ludah dari orang yang positif Covid 19 saat batuk atau bersin sebanyak
5 orang (100%)

12. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai pencegahan penularan


COVID-19?

Tabel 54. Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang sudah ataukah belum
mendapat informasi mengenai pencegahan penularan Covid 19

Mendapat informasi penularan covid-19 Jumlah Presentase


Sudah 5 100%
Belum 0 0
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 54 :

Dapat diketahui bahwa yang sudah mendapat informasi mengenai pencegahan


penularan Covid 19 sebanyak 5 orang (100%)

13. Apakah anda melakukan pencegahan sesuai dengan anjuran pemerintah?

Tabel 55. Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang melakukan
pencegahan sesuai dengan anjuran pemerintah atau tidak
Sesuai anjuran pemerintah Jumlah Presentase
Sudah 3 60%
Belum 2 40%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 55 :

Dapat diketahui bahwa yang sudah melakukan pencegahan sesuai dengan anjuran
pemerintah yaitu sebanyak 3 orang (60%) dan yang belum melakukan adalah
sebanyak 2 orang (40%)

14. Apakah dengan menjaga jarak aman >1 meter dengan orang lain dapat
memutus rantai penularan COVID- 19?

Tabel 57. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
apakah dengan menjaga jarak aman >1 meter dengan orang lain dapat memutus
rantai penularan COVID- 19 atau tidak.

Menjaga Jarak Aman Jumlah Presentase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 57 :

Dapat diketahui Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai apakah
dengan menjaga jarak aman >1 meter dengan orang lain dapat memutus rantai
penularan COVID- 19 atau tidak, yaitu yang menjawab ya sebanyak 5 orang (100%)

15. Apakah dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer dapat memutus rantai penularan COVID-19?

Tabel 58. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
apakah dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer dapat memutus rantai penularan COVID-19atau
tidak.
Rajin cuci tangan Jumlah Presentase
Ya 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5 100 %

Berdasarkan tabel 58 :

Dapat diketahui Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai apakah
dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand
sanitizer dapat memutus rantai penularan COVID-19atau tidak, yaitu yang menjawab
ya sebanyak 4 orang (80 %) dan yang menjawab tidak sebanyak 1orang (20%).

16. Apakah anda sudah mengetahui 6 langkah cuci tangan?

Tabel 59. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
apakah anda sudah mengetahui 6 langkah cuci tangan atau tidak.
Langkah cuci tangan Jumlah Presentase
Sudah 2 40%
Belum 3 60%
Total 5 100 %

Berdasarkan tabel 59 :

Dapat diketahui yang sudah mengetahui 6 langkah cuci tangan sebanyak 2 orang
(40%) dan yang tidakmengetahui 6 langkah cuci tanga adalah sebanyak 3 orang (60
%).

17. Apakah dengan menggunakan masker saat keluar rumah dapat memutus
rantai penularan COVID-19?

Tabel 60. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
Apakah dengan menggunakan masker saat keluar rumah dapat memutus rantai
penularan COVID-19 atau tidak.
Menggunakan masker Jumlah Presentase
Ya 5 100 %
Tidak 0 0%
Total 5 100 %

Berdasarkan tabel 61 :

Dapat diketahui Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai Apakah
dengan menggunakan masker saat keluar rumah dapat memutus rantai penularan
COVID-19 atau tidak, yaitu yang menjawab ya sebanyak 5 orang (100%)
18. Apakah dengan menerapkan etika batuk dan bersin dapat memutus rantai
penularan COVID-19?
Tabel 62. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
apakah dengan menerapkan etika batuk dan bersin dapat memutus rantai
penularan COVID-19 atau tidak

Menerapkan etika batuk dan bersin Jumlah Presentase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 61 :

Dapat diketahui Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai apakah
dengan menerapkan etika batuk dan bersin dapat memutus rantai penularan COVID-
19 atau tidak, yaitu yang menjawab ya sebanyak 5 orang (100%)
19. Apakah anda sudah mengetahui etika batuk dan bersin dengan cara menutup
mulut dan hidup dengan tisu atau punggung tangan?

Tabel 62. Distribusi frekuensi sudahkah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengetauhi etika
batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan tisu atau
punggung
Mengetauhi etika batuk dan bersin Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 62 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang mengetauhi etika batuk dan
bersin yang benar sebanyak 5 orang (100%)
20. Apakah dengan tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan
dapat memutus rantai penularan COVID-19?
Tabel 63. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
Apakah dengan tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan
dapat memutus rantai penularan COVID-10

Memutus rantai penularan Jumlah Presentase


Ya 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 63 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
Apakah dengan tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan dapat
memutus rantai penularan COVID-19, yaitu yang menjawab ya sebanyak 4 orang
(80%) dan yang menjawab tidak sebanyak 1 orang (20%).
21. Apakah anda setuju dengan berjemur bisa mencegah penularan covid 19?

Tabel 64. Distribusi frekuensi Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari


Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang setuju atau tidak dengan berjemur
bisa mencegah penularan COVID-19
Setuju atau Tidak Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 64 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga setuju atau tidak dengan berjemur
dapat mencegah penularan COVID-19, yang setuju sebanyak 5 orang (100%)
22. Apakah anda percaya virus corona akan mati saat anda berjemur?
Tabel 65. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang percaya atau tidak virus
corona akan mati saat berjemur

Percaya atau Tidak Percaya Jumlah Presentase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 65 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga percaya atau tidak dengan
berjemur virus corona akan mati, yang percaya sebanyak 5 orang (100%)

23. Apakah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dapat mencegah


tertularnya COVID-19?

Tabel 66. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
Apakah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dapat mencegah
tertularnya COVID-19
Mencegah tertularnya COVID-19 Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 66 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
Apakah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dapat mencegah tertularnya
COVID-19, yang menjawab ya sebanyak 5 orang (100%)

24. Apakah dengan olahraga dan istirahat cukup dapat meningkatkan system
kekebalan tubuh?

Tabel 67. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1


RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
Apakah dengan olahraga dan istirahat cukup dapat meningkatkan system
kekebalan tubuh
Meningkatkan system kekebalan tubuh Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 67 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
Apakah dengan olahraga dan istirahat cukup dapat meningkatkan system kekebalan
tubuh, yang menjawab ya sebanyak 5 orang (100%)

25. Apakah dengan mengkonsumsi gizi seimbang (isi piringku) berupa makanan
pokok (nasi, singkong, dll), sayuran, buah, dan lauk pauk dapat meningkatkan
system kekebalan tubuh?
Tabel 67. Distribusi frekuensi pengetahuan Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai apakah
dengan mengkonsumsi gizi seimbang (isi piringku) berupa makanan pokok
(nasi, singkong, dll), sayuran, buah, dan lauk pauk dapat meningkatkan system
kekebalan tubuh

Yang mengonsumsi makanan bergizi Jumlah Presentase


Iya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 68 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
apakah dengan mengkonsumsi gizi seimbang (isi piringku) berupa makanan pokok
(nasi, singkong, dll), sayuran, buah, dan lauk pauk dapat meningkatkan system
kekebalan tubuh yang menjawab ya 5 orang (100%)
26. Apakah orang yang sudah meninggal bisa menularkan virus corona/covid19?
Tabel 69. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
apakah orang yang sudah meninggal bisa menularkan virus corona/covid19

Orang meninggal bisa menularkan Jumlah presentasi

Iya 2 40%

Tidak 3 60%

Total 5 100%

Berdasarkan tabel 69 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
apakah orang yang sudah meninggal bisa menularkan virus corona/covid19, yaitu
yang menjawab ya sebanyak 2 (40%) dan yang menjawab tidak sebanyak 3 (60%)
27. Bagaimana pendapat dan tindakan anda jika ada penderita yang menginggal
akibat Covid-19?

Tabel 70. Distribusi frekuensi pendapat dan tindakan warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang jika
ada penderita yang meninggal akibat covid 19
Persepsi pasien covid meninggal jumlah presentase
Menolak jenazah 0 0%
Menerima jenazah 5 100%
Pendapat lain 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 70

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pendapat dan tindakan warga Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
jika ada penderita yang meninggal akibat Covid 19, yaitu yang mempunyai persepsi
menerima jenazah pasien akibat Covid-19 sebanyak 5 orang sebanyak (100%)

28. Apakah anda minum air mineral ± 8 gelas perhari…?

Tabel 71. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang minum air mineral ± 8
gelas perhari
Minum air putih Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 71 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang mau minum air mineral
± 8 gelas perhari 5 (100%)
29. Apakah anda mengetahui tentang kebijakan pemerintah “Gotong Royong
Jogo Tonggo”? (Link: https://corona.jatengprov.go.id/index.php/infografis-
dan-hoax)

Tabel 72. Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang sudah mengetahui
atau belum mengetahui tentang kebijakan pemerintah “Gotong Royong Jogo
Tonggo”
Mengetahui kebijakan jumlah presense

Ya 5 100%

Tidak 0 0%

Total 5 100%

Berdasarkan tabel 72 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang sudah mengetahui
atau belum mengetahui tentang kebijakan pemerintah “Gotong Royong Jogo
Tonggo”, yaitu yang menjawab ya 5 (100%)

G. EKONOMI
1. Apakah anda tetap melakukan pekerjaan anda pada masa pandemi COVID-
19 ini?

Tabel 73. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang tetap melakukan
pekerjaan dan yang tidak melakukan pekerjaan pada masa pandemi COVID-
19 ini

Melakukan perkerjaan Jumlah Presentase

Ya 4 80%

Tidak 1 20%

Total 5 100%

Berdasarkan tabel 73 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang tetap melakukan
pekerjaan dan yang tidak melakukan pekerjaan pada masa pandemi COVID- 19 ini ,
yaitu yang menjawab ya sebanyak 4 (80%) yang menjawab tidak sebanyak 1 (20%)
2. Dengan adanya pandemi COVID-19 apakah berdampak pada ekonomi anda?

Tabel 74. Distribusi frekuensi ada tidaknya dampak ekonomi pada warga
Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang setelah adanya pandemi Covid 19
Berdampak pada ekonomi Jumlah Presentasi
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 74 :

Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi ada tidaknya dampak ekonomi pada
warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang setelah adanya pandemi Covid 19, yaitu yang menjawab ya adalah 5 orang
(100%)
3. Apakah anda memakai Alat Pelindung Diri seperti masker saat anda bekerja
untuk mencegah penularan COVID- 19?

Tabel 75. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang memakai APD seperti
masker saat bekerja.
Warga yang memakai APD Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 75 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang memakai Alat Pelindung Diri
seperti masker saat anda bekerja untuk mencegah penularan COVID- 19 adalah
sebanyak 5 orang (100%)
3. Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan?
Tabel 76. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang mencuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
Warga yang mencuci tangan Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 76 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan bersedia menjadi responden adalah sebanyak 5 orang
(100%).

4. Apakah anda menggunakan hand senitizer saat bepergian?

Tabel 77. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang menggunakan hand
senitizer saat berpergian.
Warga yang menggunakan hand senitizer Jumlah presentase
Ya 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 77 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang menggunakan hand senitizer saat
bepergian adalah sebanyak 3 orang (60%) dan yang tidak bersedia menjadi
responden adalah sebanyak 2 orang (40%)

5. Apakah anda mempunyai asuransi kesehatan (JKN,BPJS,Dll)

Tabel 78. Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mempunyai asuransi
kesehatan (JKN,BPJS,Dll) atau tidak
Mempunyai asuransi kesehatan Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 78 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang mempunyai asuransi


kesehatan (JKN,BPJS,Dll) adalah 5 orang (100%)

6. Apakah anda mempunyai akses untuk mendapatkan bantuan dari


pemerintah selama COVID- 19 ini ?

Tabel 79. Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mempunyai akses
untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah selama COVID- 19 atau tidak

Mendapatkan bantuan Jumlah Presentase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 54 100%
Berdasarkan tabel 79 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang mempunyai akses untuk
mendapatkan bantuan dari pemerintah selama COVID- 19 adalah 5 orang (100%)

7. Apakah anda memilik akses untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah


selama Covid-19
Tabel 80. Distribusi frekuensi ada nya akses bantuan dari pemerintah di Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang.
Bantuan dari pemerintah Jumlah Presentase
Ada 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5 100%
Berdasarkan Tabel 80:
Dapat di ketahui bahwa distribusi frekuensi adanya akses bantuan dari pemerintah
yaitu, yang menjawab Ada sebanyak 3 orang (60%) dan yang menjawab Tidak
sebanyak 2 orang (20%).

H. POLITIK DAN PEMERINTAHAN


1. Apakah ditempat tinggal anda diterapkan karantina wilayah untuk
menjalankan program “Gotong Royong Jogo Tonggo” ?

Tabel 81. Distribusi frekuensi ada penerapan karantina diwilayah Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Penerapan karantina Jumlah Presentase
Ada 2 40%
Tidak 3 60%
Total 5 100%

Berdasarkan Tabel 81:


Dapat di ketahui bahwa distribusi frekuensi adanya penerapan karantina di Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
yaitu yang menjawab Ada sebanyak 2 orang (40%) dan yang menjawab Tidak
sebanyak 3 orang (60%).

2. Apakah didaerah anda ada bantuan masker dari pemerintah ?


Tabel 82. Distribusi frekuensi adanya batuan masker daripemerintah diwilayah
Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang
Bantuan Masker Jumlah Presentase
Ada 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5 100%
Berdasarkan Tabel 82
Dapat di ketahui bahwa distribusi frekuensi adanya bantuan masker dari pemerintah di
Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang yaitu yang menjawab Ada sebanyak 4 orang (80%) dan yang menjawab
Tidak sebanyak 1 orang (20%).
3. Apakah didaerah anda ada bantuan sembako dari pemerintah ?
Tabel 83. Distribusi frekuensi ada penerapan karantina diwilayah Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang
Bantuan Masker Jumlah Presentase
Ada 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan Tabel 83
Dapat di ketahui bahwa distribusi frekuensi adanya bantuan sembako dari pemerintah
di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang yaitu yang menjawab Ada sebanyak 5 orang (100%)

4. Apakah didaerah anda ada warga yang baru datang/pendatang dari luar
kota/luar negri?

Tabel 84. Distribusi frekuensi adanya warga pendatang baik dalam/luar negri
diwilayah Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang
Adanya pendatang Jumlah Presentase
Ada 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%
Berdasarkan Tabel 84
Dapat di ketahui bahwa distribusi frekuensi adanya warga pendatang baik dari
dalam/luar negri di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang yaitu yang menjawab tidak Ada sebanyak 5 orang
(100%)
5. Jika ada, apakah warga tersebut lapor ke perangkat desa tentang
kedatangannya?

Tabel 85. Distribusi frekuensi apakah Di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa


Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang warga yang baru datang/
pedatang dari luar kota/ luar negeri melapor ke perangkat desa tentang
kedatangannya atau tidak
warga lapor perangkat desa Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan Tabel 85
Dapat di ketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang baru datang/ pendatang dari
luar kota/ luar negeri melapor ke perangkat desa yaitu yang menjawab Ya sebanyak
5 orang (100%)
6. Lalu, jika datang dari luar negeri apakah di lakukan pemeriksaan rapid?

Tabel 86. Distribusi frekuensi di lakukannya pemeriksaan rapid bagi warga


yang baru datang/ pendatang dari luar negeri di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW
4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Dilakukan pemerikssan rapid Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan Tabel 86:


Dapat di ketahui bahwa distribusi frekuensi di lakukannya pemeriksaan rapid bagi
warga yang baru datang/ pendatang dari luar negeri yaitu yang menjawab Ya
sebanyak 5 orang (100%)
7. Apakah ada kesadaran diri untuk isolasi selama 14 hari ketika baru dating dari
luar kota/ luar negeri?
Tabel 87. Distribusi frekuensi apakah ada kesadaran diri untuk isolasi selama
14 hari ketika baru datang dari luar kota/luar negeri Di Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Melakukan isolasi 14 hari Jumlah Presentase
Ada 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan Tabel 87:


Dapat di ketahui bahwa distribusi frekuensi adanya kesadaran diri untuk isolasi
selama 14 hari ketika baru dating dari luar kota/ luar negeri yaitu yang menjawab
Ada sebanyak 5 orang (100%)
8. Apakah didaerah anda tersedia tempat isolasi diri dari desa atau pemerintah?

Tabel 88. Distribusi frekuensi ketersediaan tempat isolasi diri dari desa atau
pemerintah di daerah tempat tinggal responden di Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

Tersedia tempat isolasi diri Jumlah Presentase

Ya 0 0%

Tidak 5 100%

Total 5 100%

Berdasarkan tabel 88 :

Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi ketersediaan tempat isolasi diri dari desa
atau pemerintah yang tidak tersedia tempat isolasi diri adalah sebanya 5 orang
(100%).

9. Apakah anda lapor ke petugas kesehatan jika ada keluarga anda yang sakit?
Tabel 89. Distribusi frekuensi apakah warga Di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW
4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang lapor atau tidak ke
petugas kesehatan jika ada keluarga yang sakit

Yang lapor ke petugas kesehatan Jumlah Presentase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 89 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden yang lapor ke petugas
kesehatan jika ada keluarga yang sakit sebanyak 5 orang (100%)
10. Apakah anda sudah melakukan aturan pemerintah untuk melakukan ibadah di
rumah masing- masing?

Tabel 90. Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang melakukan aturan
pemerintah untuk melakukan ibadah di rumah masing masing atau tidak

Melakukan aturan pemerintah Jumlah Presentase


Sudah 5 100%
Belum 0 0%
Total 54 100%

Berdasarkan tabel 90 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden yang sudah melakukan aturan
pemerintah untuk melakukan ibadah di rumah masing masing sebanyak 5 orang
(100%) yang sudah melakukan aturan pemeritah

I. REKREASI
1. Terkait dengan adanya pandemi COVID- 19 bertepatan dengan liburan
sekolah,apakah anda ingin berpergian untuk mudik ?
Tabel 91 : Distribusi frekuensi responden yang ingin berpergian untuk mudik
di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang

Ingin berpergian untuk mudik Jumlah Presentase


Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 91 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang tidak ada keinginan
berpergian untuk mudik adalah sebanyak 5 orang (100%).

2. Jika iya apakah anda wajib melakukan isolasi diri selama 14 hari?

Tabel 92. Distribusi frekuensi warga Dusun Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang jika berpergian
untuk mudik wajib melakukan isolasi diri selama 14 hari di.

Melakukan isolasi diri 14 hari Jumlah Presentase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 92 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden yang jika berpergian untuk
mudik wajib melakukan isolasi diri selama 14 hari sebanyak 5 orang (100%)
3. Transportasi apakah yang anda gunakan untuk mudik?

Tabel 93. Distribusi frekuensi transportasi yang digunakan warga Dusun


Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang
Transportasi untuk mudik Jumlah Presentase
Kendaraan pribadi 5 100%
Kendaraan umum 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 93 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden yang menggunakan kendaraan
pribadi untuk mudik sebanyak 5 orang (100%)

4. Jika menggunakan kendaraan umum apakah anda tetap menggunakan masker


dan menjaga jarak ± 1 meter antar sesama penumpang?

Tabel 94. Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang menggunakan
kendaraan umum untuk mudik tetap menggunakan masker dan menjaga jarak
± 1 meter antar sesama penumpang atau tidak

Menggunakan kendaraan umum Jumlah Presentase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

berdasarkan tabel 94:


Dapat diketahui distribusi frekuensi menggunakan masker dan menjaga jarak ± 1
meter antar sesama penumpang sebanyak 5 orang (100%)

5. Apakah rumah anda dekat dengan tempat rekreasi?


Tabel 95. Distribusi frekuensi rumah warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang dekat dengan
tempat rekreasi

Rumah dekat dengan rekreasi Jumlah Presentase


Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Jumlah 5 100%

Berdasarkan tabel 96:


Distribusi frekuensi rumah yang tidak dekat dengan tempat rekreasi ada 5 orang
(100%)

6. Seberapa seringkah keluarga anda melakukan rekreasi bersama?

Tabel 97. Distribusi frekuensi seberapa seringkah keluarga Dusun Kebon


Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
melakukan rekreasi bersama

Keluarga melakukan rekreasi bersama Jumlah Presentase


Tidak pernah 0 0%
Jarang 5 100%
Sering 0 0%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 97
Distribusi frekuensi keluarga jarang melakukan rekreasi bersama ada 5 orang
(100%)

7. Setelah adanya pandemi COVID- 19 apakah keluarga anda tetap melakukan


rekreasi?

Tabel 99. Distribusi frekuensi apakah setelah adanya pandemi COVID- 19


apakah keluarga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang tetap melakukan rekreasi atau tidak
Keluarga tetap rekreasi saat pandemi COVID 19 Jumlah Presentase
Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%

berdasrakan tabel 99:


Distribusi frekuensi keluarga yang tidak rekreasi saat pandemi COVID 19 ada 5
orang (100%).

8. Setelah adanya pandemi COVID- 19 bagaimana cara anda untuk mengisi


waktu luang?

Tabel 100. Distribusi frekuensi cara warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4


Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengisi waktu luang
setelah adanya pandemi Covid 19
Cara mengisi waktu luang jumlah presentase
Menonton tv 2 40%
Pergi kerumah teman 0 0%
Rekreasi bersama keluarga 0 0%
Work from home 2 40%
Menonton youtube netflix 1 20%
Total 5 100%

Berdasaran tabel 100


Distribusi frekuensi cara mengisi waktu liang ada 2 orang (40%) menonton TV, 2
orang(40%) WFH dan 1 orang (20%) menonton youtobe Netflix

BAB IV

ANALISA DATA

NO ANALISA DATA MASALAH


KEPERAWATAN
1 Data angket : Defisit Pengetahuan
Dari hasil pengkajian melalui kuesioner google form berhubungan dengan Kurang
kepada warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Terpapar Informasi pada
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Remaja (D.0111)
didapatkan data :
1. 4 orang (80%) dari 5 Responden diantaranya
responden tidak mengetahui varian virus Covid-
19 yang baru dan pencegahan Covid-19
2. 3 orang (60%) dari 5 Responden diantaranya
tidak mengetahui bagaimana penggunaan masker
yang direkomendasikan oleh pemerintah yaitu
double masker
3. 3 orang (60%) dari 5 responden tidak mengetahui
hal yang boleh dilakukan/tidak sesudah atau
sebelum vaksinasi
4. 2 orang (40%) dari 5 responden Sebagian
responden mengatakan belum mendapatkan
vaksinasi
Data Wawancara
1. Berdasarkan hasil dari wawancara ke 5 responden
didapatkan hasil bahwa mereka belum mengetahui
tentang varian Covid-19 terbaru dan
pencegahannya
2. Berdasarkan Hasil dari wawancara ke 5 responden
didapatkan hasil bahwa mereka tidak mengetahui
manfaat, efek samping dari vaksinasi
3. Berdasarkan dari hasil wawancara ke 5 responden
didapatkan hasil bahwa mereka tidak mengetahui
bagaimana cara pemakaian masker yang terbaru
Data Observasi
1. Dari hasil observasi masih banyak warga yang
tidak mengetahui varian Covid-19 yang baru dan
pencegahannya
2. Dari hasil observasi juga ditemukan bayak
remaja yang belum melakkan vaksinasi
3. Dari hasil observasi banyak remaja yang belum
mengetahui tujuan dari vaksinasi
Data Sekunder
1. Pemerintah desa selalu memberikan himbauan
kepada masyarakat untuk selalu menaati dan
menjalankan prokes
2. Pemerintah Desa belum memberikan informasi
terkait vaksinasi Covid-19
2 Dari hasil pengkajian melalui kuesioner google form Perilaku Kesehatan
kepada warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Cenderung Beresiko
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Berhubungan Dengan Kurang
didapatkan data : Terpapar Informasi (D.0099)
1. 3 orang (60%) dari 5 responden mengatakan
sering melakukan cuci tangan akan tetapi
tidak sesuai dengan yang direkomendasikan
pemerintah yaitu 6 langkah cuci tangan
2. 5 orang (100%) dari 5 responden Sebagaian
besar responden tidak membawa
handsanitizier ketika berpergian
3. 5 orang (100%) dari 5 responden sebagian
besar tidak melakukan social distensing saat
berpergian
Data Wawancara
1. Berdasarkan hasil wawancara dari 5 responden
didapakan hasil bahwa didesa Kebon Ombo
banyak warga yang tidakemnerapkan social
distancing, masih banyak warga yang
berkerumun tanpa menggunakan masker
2. Dari hasil wawancara dari ke5 responden
didapatkan hasil bahwa beberapa dari respnden
tidak mengetahui cara 6 langkah cuci tangan
Data Observasi
1. Masih ada yang tidak melakukan social
distancing saat mengobrol dengan tetangga
2. Masih banyak warga yang berkerumun tidak
menggunakan masker dan tidak menerapkan
social distancing
Data Sekunder
Pemerintah Desa selalu memberikan arahan ke Ketua
RT/RW untuk selalu meningatkan warganya dalam
memutus tali penularan Covid-19

PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA IMPLEMENTA
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
KOMUNITAS INTERVENSI

Defisit Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Primer : 10 Juli 2021


Pengetahuan keperawatan selama 2x30 Pendidikan Kesehatan (5510)  Dalam proses kel
berhubungan terdiri dari mini
menit pada sasaran Remaja
dengan Kurang  Pemberdayaan Remaja memas
terpapar informasi diharapkan pengetahuan Masyarakat kegiatan kelas R
pada Remaja komunitas mengenai - Identifikasi faktor Sehat
(D.0111) internal atau eksternal  Identifikasi
Covid-19 dapat meningkat
yang dapat internal atau ek
dengan kriteria hasil : yang
meningkatkan atau
1. Pengetahuan : Promosi menururnan motivasi meningkatkan
Kesehatan (1823) untukberperilaku sehat, menururnan m
misalnya: memakai untukberperilaku
- Perilaku yang misalnya: me
masker, stay at home,
meningkatkan social distancing masker, stay at
kesehatan - Identifikasi faktor social distancing
internal atau eksternal  Pemberian
Diharapkan perilaku
yang dapat mengenai
komunitas meningkatkan atau SINDENI
mengenai menururnan motivasi  Melakukan d
pencegahan Covid- untuk berperilaku sehat, tentang Covid-19
misalnya: memakai pencegahan
19 meningkat masker, stay at home, 5M+3T+Vaksinas
Skala : 1 2 3 4 5 social distancin  Diskusi bersama
Skala 2  Proses Kelompok desa untuk mela
- Berikan diskusi penyuluhan me
ditingkatkan
kelompok dan bermain PENDEK COV
menjadi 4 peran untuk ( yang berfokus
- Pemeriksaan mempengaruhi 5M+3T+Vaksinas
kesehatan yang keyakinan terhadap
direkomendasikan kesehatan, sikap, dan 12 Juli 2021
Diharapkan warga nilai nilai, misalnya:  Pemberian pend
berdiskusi mengenahi kesehatan terkait
yang baru datang/
cara mencegah COVID- 19 dan pence
pulang kampong 19 memalui media sosial 5M+3T
dari luar kota/ luar  Partnership  Demonstrasi 6 la
- Pertimbangkan cuci tangan
negeri dapat
dukungan keluarga,  Demostrasi Pem
melakukan teman sebaya, dan Double Masker
pemeriksaan Rapid masyarakat terhadap
perilaku yang kondusif 17 Juli 2021
Test sesuai anjuran bagi kesehatan, seperti:  Pemberian pend
pemerintah saling mengingatkan kesehatan t
akan pentingnya Vaksinasi
Skala : 1 2 3 4 5
menjaga kesehatan  Berdiskusi (tanya
Skala 2 - Manfaatkan sistem sekitar vaksinasi)
ditingkatkan dukungan sosial dan
keluarga untuk
menjadi 4
meningkatkan efektifitas
- Pencegahan dan gaya hidup atau
pengendalian modifikasi perilaku
kesehatan , misalnya:
penularan Covid-19
saling mengingatkan
Diharapkan warga akan pentingnya
komunitas dapat kesehatan
mengetahui dan
 Pendidikan kesehatan
menerapkan - Pemberian pendidikan
pencegahan dan kesehatan terkait Covid-
pengendalian 19 dan pencegahan
5M+3T+Vaksinasi
penularan Covid-19
- Ajarkan Cara mengakses
Skala : 1 2 3 4 5 SINDENI
Skala 2
ditingkatkan
menjadi 4
- Praktik gizi yang
sehat
Diharapkan warga
komunitas dapat
mengikuti anjuran
pemerintah untuk
makan makanan
yang bergizi
(perbanyak sayur
dan buah)
Skala : 1 2 3 4
5
Skala 2
ditingkatkan
menjadi 4
- Latihan rutin yang
efektif
Diharapkan warga
komunitas dapat
mengikuti anjuran
pemerintah untuk
melakukan aktivitas
berolahraga secara
rutin
Skala : 1 2 3 4 5
Skala 3
ditingkatkan
menjadi 4
- Sumber informasi
peningkatan
kesehatan
terkemuka
Diharapkan warga
komunitas dapat
meningkatkan
pengetahuan
tentang Covid-19
Skala : 1 2 3 4 5
Skala 2
ditingkatkan
menjadi 4

Perilaku kesehatan Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Primer : 12 Juli 2021


cenderung beresiko keperawatan selama 2x30  Dalam proses kelo
berhubungan menit pada sasaran Remaja Pendidikan Kesehatan (5510) terdiri dari minima
dengan kurang diharapkan dapat  Pemberdayaan Remaja memasukk
terpapar informasi meningkatkan : Masyarakat kegiatan kelas Rem
pada remaja - Identifikasi faktor  Pemberian pend
(D.0099) Perilaku Kesehatan
internal atau eksternal Mengenai P
(L.12107) : yang dapat Pencegahan Covid
meningkatkan atau  Mendemonstrasika
Kemampuan
- menururnan motivasi langkah Cuci tang
melakukan tindakan untuk berperilaku sehat, melalui Vidio dan
pencegahan masalah misalnya: memakai  Mendemonstrasika
kesehatan masker, stay at home, pemakaian double
- Kemampuan social distancing Masker dengan
peningkatam kesehatan - Identifikasi sumber daya menggunakan Vid
Menejemen Kesehatan (misalnya : tenaga,
(L.12104) : ruang, peralatan, uang,
dan lain-lain) yang
- Melakukan tindakan
diperlukan untuk
untuk mengurangi
melaksanakan program
faktor resiko
pemerintah, misalnya:
- Aktifitas sehari-hari
leaflet, poster
efektif memenuhi
- Proses Kelompok
tujuan kesehatan
- Berikan diskusi
kelompok dan bermain
peran untuk
mempengaruhi
keyakinan terhadap
kesehatan, sikap, dan
nilai nilai, misalnya:
berdiskusi mengenahi
cara mencegah COVID-
19 memalui media sosial
- Partnership
- Pertimbangkan
dukungan keluarga,
teman sebaya, dan
masyarakat terhadap
perilaku yang kondusif
bagi kesehatan, seperti:
saling mengingatkan
akan pentingnya
menjaga kesehatan
- Pendidikan kesehatan
- Pemberian pendidikan
Mengenai Perilaku
Pencegahan Covid-19
- Ajarkan perilaku gaya
hidup sehat untuk
mencegah adanya
penyakit terutama
mencegah penyakit
COVID-19, misalnya:
memakai masker, sosial
distancing

PLAN OF ACTION

Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Tempat


kesehatan
Defisit Pemberian Program SINDENI Remaja 11 Juli Dirumah m
pengetahuan b.d - Pemberian informasi mengenai 2021 Masing-masing
Kurang terpapar scraning dini Covid-19
informasi pada - Demonstrasi Cara mengakses web
ibu menyusui SINDENI
(D.0111) - FGD SINDENI
Pemberian Program Pendek Covid-19 Remaja 12 Juli Dirumah m
- Pemberian pendidikan kesehatan 2021 masing-masing
PENDEK COVID-19
- Demonstrasi melalui Grup WA
- FGD Pendek Covid-19
Pemberian Program Pendidikan Remaja 17 Juli Dirumah m
kesehatan Vaksinasi 2021 masing-masing
- Pemberian pendidikan kesehatan
vaksinasi
Perilaku Pemberian Program PRACUMAS : Remaja 11 Juli Di rumah m
kesehatan - Demonstrasi cuci tangan yang 2021 masing-masing
cenderung benar
beresiko b.d - Demonstrasi Pemakain Double
kurang terpapar Masker
informasi
(D.0099)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PRAKTIK KEPERAWATAN


KOMUNITAS DI DUSUN KEBON OMBO RT 1 RW 4 DESA PAGERSARI
KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

N KEGIATAN WAKTU HASIL


RESPON FA
O
DAN PENDUKUNG
MASYARAKAT
TEMPAT
1 - Demonstrasi cara 11 Juli 2021 JANGKA PENDEK : 1. Tersedia PPT d
WEB
mengakses 1. Dari 5 remaja yang di
2. Tersedia bahan untu
SINDENI undang di hadiri 5
melakukan
responden demonstrasi d
Praktik SINDENI
2. Remaja tampak
3. Para Remaja sang
kooperatif dan
bersemangat d
memperhatikan saat antusias

dijelaskan

3. Semua Remaja yang

hadir mengikuti acara

sampai selesai

Evaluasi Hasil :

Berdasarkan hasil dari

kegiatan yang telah di

lakukan 5 responden

sudah paham mengenai

bab yang di ajarkan karna

dapat menjawab

pertanyaan yang di

berikan
2 PENDEK COVID- 17 Juli JANGKA PENDEK : 1. Tersedia PPT ser
Poster dan Vidio
19 dan 1. Dari 5 remaja yang di
2. Para Remaja sang
PERCUMAS : undang di hadiri 5
bersemangat d
- Pemberian responden antusias

pendidikan 2. Remaja tampak

kesehatan terkait kooperatif dan

Covid-19 memperhatikan saat

Demonstrasi dijelaskan

Cuci Tangan 3. Semua Remaja yang


- Demosntrasi hadir mengikuti acara

Double Masker sampai selesai

- FGD Covid-19 Evaluasi Hasil :

4. Berdasarkan hasil dari

kegiatan yang telah di

lakukan 5 responden

sudah paham

mengenai bab yang di

ajarkan karna dapat

menjawab pertanyaan

yang di berikan.

3 Pemberian Program Sabtu, 17 JANGKA PENDEK : 1. Tersedia Materi yan


dirangkum dala
Vaksinasi Juli 2021 1. Dari 5 remaja hadir
PPT
- Penkes tepat waktu 2. Semua
2. Remaja sang
Vaksinasi Remaja tampak kooperatif antusias dala
diskusi
3. Semua Remaja yang

hadir mengikuti acara

sampai selesai

Evaluasi Hasil :

Berdasarkan hasil dari

kegiatan yang telah di

lakukan 5 Remaja sudah

paham mengenai bab yang

di ajarkan karna dapat

menjawab pertanyaan
yang di berikan

Anda mungkin juga menyukai