Disusun Oleh :
Tri Utami
(071202039)
A. LATAR BELAKANG
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2
merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi
COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak
napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada
kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut,
gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada
tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru
coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO
sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.
Pada tanggal 30 Juni 2021 terkonfirmasi pasien positif covid-19 di indonesia yaitu
2.135.998 orang. Di Jawa tengah terkonfirmasi pasien positif Covid-19 yaitu 23.136
orang, pasien terkonfrimasi sembuh yaitu sebanyak 212.386 orang, pasien terkonfirmasi
meninggal yaitu 16.082 orang. Di kabupaten Semarang terkonfirmasi pasien positif yaitu
16.452, pasien terkonfirmasi dirawat dirumah sakit 203 orang, pasien terkonfirmasi
isolasi mandiri 3.217 orang, pasien terkonfirmasi sembuh 12.514 orang, pasien
terkonfirmasi meninggal 518 orang. Di Kecamatan Ungaran Barat terkonfirmasi pasien
positif Covid-19 yaitu 1.875 orang, pasien terkonfirmasi sembuh 1.594 orang, pasien
terkonfirmasi meninggal 60 orang.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda
dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan
beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat
pneumonia luas di kedua paru.
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui
percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang
merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi
adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan
etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar
serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit
pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat.
Pada temuan terbaru dikonfirmasi melalui kementrian kesehatan indonesia bahwa
terdapat varian terbaru virus Covbid-19 yaitu varian B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi
ganda B.1.617 asal India, dan varian B.1.351 asal Afrika Selatan. Begitu juga dengan
tanda gejala dilansir New Scientits gejala Virus B.1.1.7 sebagian besar sama dengan
gejala yang sebelumnya dikaitkan dengan Covid-19, seperti batuk terus-menerus dan
demam, akan tetapi pada varian ini tidak memiliki tingkat kematian atau tingkat gejala
yang lebih tinggi. Pada varian delta (B.167) gejala umum virus Covid-19 yang dilaporkan
sejak awal pandemi adalah hilangnya penciuman atau rasa, batuk terus mennerus, dan
demam. Akan tetapi gejala Covid-19 saat ini mulai mengalami perubahan menurut data
yang dikumpulkan oleh ZOE, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek.
Berdasarkan hasil pengkajian komunitas di RT 3 RW 6 Desa Kalisari Kelurahan
Langensari kecamatan Ungaran Barat, didapatkan data pada remaja 10 orang yaitu
mempunyai masalah dalam pengetahuan tentang Covid-19, 5 remaja tidak menaati
protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan selalu
berkurumun, saat ditanya terkait sikap dan perilaku pencegahan mayoritas menjawab
dengan benar akan tetapi mayoritas dari remaja tersebut masih kurang peduli terkait
protokol kesehatan.
B. TUJUAN PENULIS
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melakukan Asuhan Keperawatan Komunitas pada Agregat
Remaja
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan konsep teori tentang Pengetahuan dan tingkat resiko
terpapar Covid-19
b. Mampu melaksanakan pengkajian pada remaja dengan masalah yang ada
c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas agregrat remaja
d. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada remaja
e. Mampu melaksanakan implementasi asuhan keperawatan komunitas pada
remaja
C. MANFAAT PENULIS
Sesuai dengan masalah dan tujuan di atas asuhan keperawatan yang ditunjukan
kepada komunitas agregar remaja RT 3 Rw 6 Desa Kalisari Kelurahan Lengansari
Kecamatan Ungaran Barat diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Dapat memberikan informasi tehadap remaja terkait pengetahuan dan resiko terpapar
Covid-19
2. Dapat Menambah wawasan dan pengetahuan pada remaja
3. Dapat membantu masyarakat terkait hal-hal apa saja yang perlu di perhatikan terkait
pencegahan penularan Covid-19 pada saat ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. CORONAVIRUS DISEASE-19
1. Definisi Coronavirus Disease 19
Corona virus adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan
akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Ini pertama kali diidentifikasi pada Desember
2019 di Wuhan , ibu kota provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global,
mengakibatkan pandemi yang berkelanjutan . Pada tanggal 30 Juni 2021
terkonfirmasi pasien positif covid-19 di indonesia yaitu 2.135.998 orang. Di Jawa
tengah terkonfirmasi pasien positif Covid-19 yaitu 23.136 orang, pasien terkonfrimasi
sembuh yaitu sebanyak 212.386 orang, pasien terkonfirmasi meninggal yaitu 16.082
orang. Di kabupaten Semarang terkonfirmasi pasien positif yaitu 16.452, pasien
terkonfirmasi dirawat dirumah sakit 203 orang, pasien terkonfirmasi isolasi mandiri
3.217 orang, pasien terkonfirmasi sembuh 12.514 orang, pasien terkonfirmasi
meninggal 518 orang. Di Kecamatan Ungaran Barat terkonfirmasi pasien positif
Covid-19 yaitu 1.875 orang, pasien terkonfirmasi sembuh 1.594 orang, pasien
terkonfirmasi meninggal 60 orang.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan
sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS
dan SARS. Penularannya dari hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari
manusia ke manusia sangat terbatas. Untuk 2019-nCoV masih belum jelas bagaimana
penularannya, diduga dari hewan ke manusia karena kasus-kasus yang muncul di
Wuhan semuanya mempunyai riwayat kontak dengan pasar hewan Huanan.
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronaviridae dibagi menjadi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotype dan
karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus, betacoronavirus,
deltacoronavirus, dan gamma coronavirus (Lam, Muravez, & Boyce, 2015).
2. Karakteristik COVID – 19
Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat dan elips, sering pleimorfik
dengan diameter sekiar 50 – 200 mm. Struktur coronavirus membentuk struktur
seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike
protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur
utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya
virus kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang) (Wang,
Qiang, & Ke, 2020).
Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan
oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit,
eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent dan
kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus.
Virus Corona ini secara alami mudah mengalami mutasi sebagai bentuk
kemampuan untuk bertahan hidup. Dalam perkembangannya, ditemukan varian baru
virus COVID-19 yaitu B.117 asal Inggris, kemudian B.1351 asal Afrika Selatan, P.1
asal Brasil, varian mutasi ganda dari India B. 1617, N439k dari Skotlandia, G614G
dari Jerman, dan mutase E484K. Adapun penjelasan masing-masing virus di atas
adalah sebagai berikut:
a. B.117
Pertama kali diidentifikasi di Inggris Raya pada musim gugur tahun 2020.
Kemudian menyebar sangat cepat dan menjadi strain dominan di Inggris Raya.
Varian ini telah terdeteksi setidaknya di 80 negara di seluruh dunia, termasuk
Amerika Serikat. Varian B.117 memiliki beberapa mutasi yang mempengaruhi
protein spike yang ditemukan di permukaan virus, sehingga digunakan virus untuk
mengikat dan memasuki sel inang di tubuh manusia. Varian ini berpindah secara
cepat antara individu satu ke yang lainnya. Pejabat kesehatan masyarakat di Inggris
mencatat bahwa B.117 sekitar 50 persen lebih menular daripada virus korona asli.
b. B.1351
Awalnya diidentifikasi di Afrika Selatan pada awal Oktober 2020. Sejak itu telah
terdeteksi di setidaknya 4 negara lain, termasuk Amerika Serikat. B.1351 berisi
beberapa mutasi protein lonjakan yang ada di B.117. Saat ini tidak ada bukti bahwa
B.1351 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada versi sebelumnya dari
virus korona. Salah satu perhatian utama tentang varian ini adalah efek mutasinya
pada kekebalan. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa mutasi pada
B.1.351 mempengaruhi antibodi. Antibodi adalah protein kekebalan penting yang
dapat mengikat dan menetralkan penyerang asing seperti virus, yang diproduksi
sebagai respons terhadap infeksi alami atau vaksinasi. B.1351 dapat menghindari
antibodi, sehingga orang yang tertular virus corona baru lebih awal dapat tertular
varian baru ini, meskipun kekebalan mereka sudah ada. Ada kemungkinan vaksin
saat ini kurang efektif untuk varian ini, sehingga B.1351 juga dapat menular lebih
cepat. Sebuah studi di Zambia menemukan bahwa 22 dari 23 sampel yang
dikumpulkan selama periode 1 minggu adalah B.1351, yang belum terdeteksi pada
245 sampel yang dikumpulkan sebelumnya
c. P.1
Pertama kali terdeteksi pada awal Januari 2021 pada pelancong dari Brasil
yang diuji saat memasuki Jepang. Pertama kali ditemukan di Amerika Serikat pada
akhir Januari 2021. P.1 berisi 17 mutasi unik termasuk beberapa mutasi protein
lonjakan kunci yang ada di kedua varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris
dan Afrika Selatan, serta beberapa mutasi lainnya. P.1 adalah didapatkan dari
sampel yang dikumpulkan selama lonjakan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi
pada Januari 2021 di Manaus, Brasil. Varian tersebut tidak ada dalam sampel
sebelumnya. P.1 memiliki beberapa mutasi yang sama dengan B.1.351, ada
kemungkinan varian ini memiliki efek pada kekebalan dan keefektifan vaksin
d. B.1617
Varian India terdiri dari dua mutasi protein lonjakan virus. B.1.617 merupakan
hasil dari mutasi ganda E484Q dan L452R. E484Q mirip dengan E484K, yakni
mutasi yang terlihat pada varian Afrika Selatan (B.1.353), dan pada varian Brasil
(P1). Sementara itu, L452R terdeteksi dalam varian virus California (B.1429), yang
sama ditemukan pada varian di Jerman. Protein lonjakan memungkinkan virus
masuk ke tubuh dan menginfeksinya. Virus kemudian dapat menyebar dengan
cepat ke seluruh tubuh, jika lolos dari antibodi apapun dalam sistem kekebalan atau
yang dikembangkan sebagai hasil dari vaksin. Virus ini menyebabkan lonjakan
kasus masyarakat India yang terkonfirmasi infeksi virus Covid-19
e. N439K
Dari Skotlandia, Mutasi virus corona N439K dianggap sama dengan D614G
yang juga ditemukan di Indonesia. Sebuah studi melaporkan, N439K mampu
bersembunyi atau melakukan kamuflase pada antibodi. Varian tersebut disinyalir
melekat lebih kuat dengan ace receptor di tubuh manusia, sehingga berpotensi
lebih menular. Sebuah studi berjudul Circulating SARS-CoV-2 Spike N439K
Variants Maintain Fitness while Evading Antibody-mediated Immunity
melaporkan kondisi tersebut. Menurut peneliti, protein N439K telah meningkatkan
pengikatan ke reseptor ACE2. Virus N439K memiliki kesesuaian replikasi in vitro
yang lebih mirip dan menyebabkan infeksi dibandingkan tipe awal. Mutasi N439K
menunjukkan reaksi resistensi terhadap beberapa penawar, termasuk salah satu
yang diizinkan oleh Food and Drug Administration (FDA) (Thomson et al., 2021).
f. G614G
Dari Jerman, Mutasi D614G sudah mendominasi Sars-Cov-2 atau COVID-19
seluruh dunia, mutase ini tidak ganas dan tidak berbahaya. 78 % virus Sars-Cov-2
di Indonesia sudah mengandung mutase D614G. Mutasi ini bukan termasuk jenis
mutasi baru karena sudah ditemukan di Jerman dan China pada awal Januari 2020.
24 Whole Genome Sequencees (WGS) RI yang dikirim ke Bank Influenza Dunia
(GISAID), 9 diantaranya terdapat mutase virus D614G. Mutasi ini tidak
mengganggu vaksin merah putih atau impor karena tidak mengubah bagian virus
spike atau fungsi RBD yang menjadi target vaksin (Menristek/BRIN).
g. Mutasi E 484K
Mutasi “Eek” atau E484K dilaporkan ditemukan di beberapa negara, antara
lain Brazil, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, jepang, Afrika Selatan, Argentina,
Filipina dan Indonesia. Mutasi “Eek” atau E484K terjadi di spike protein, dimana
spike protein penting untuk menempelnya virus dengan sel manusia dan
pengenalan sel imun terhadap virus. Mutasi “Eek” atau E484K dikenal dengan
sebutan “mutasi yang sedang melarikan diri”. Mutasi ini menyebabkan virus
penyebab Covid-19 bisa “menghindar” dari beberapa jenis antibody terhadap
Covid-19. Mutasi ini berpotensi menurunkan kemampuan antibody untuk
menetralisir virus. (Wise, 2021; The New York Times Coronavirus Variant
Tracker)
3. Etiologi
Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019 (yang
disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan pada
pemahaman sifat fisikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. CoV adalah
virus RNA positif dengan penampilan seperti mahkota di bawah mikroskop elektron
(corona adalah istilah latin untuk mahkota) karena adanya lonjakan glikoprotein pada
amplop. Subfamili Orthocoronavirinae dari keluarga Coronaviridae (ordo
Nidovirales) digolongkan ke dalam empat gen CoV: Alphacoronavirus (alphaCoV),
Betacoronavirus (betaCoV), Deltacoronavirus (deltaCoV), dan Gammacoronavirus
(gammaCoV). Selanjutnya genus betaCoV membelah menjali lima sub-genera atau
garis keturunan. Karakterisasi genom telah menunjukkan bahwa mungkin kelelawar
dan tikus adalah sumber gen alphaCoV dan betaCoV. Sebaliknya, spesies burung
tampaknya mewakili sumber gen deltaCoV dan gammaCoV (Kementrian Dalam
Negri, 2013).
Infeksi virus corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok
virus yang menginfeksikan sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus,
coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu.
Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
pneumonia. Middle – East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).
4. Patofisiologi
Paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh COVID-19 karena virus
mengakses sel inang melalui enzim angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2), yang
paling melimpah di sel - sel alveolar tipe II paru-paru. Virus ini menggunakan
glikoprotein permukaan khusus yang disebut "lonjakan" ( peplomer ) untuk terhubung
ke ACE2 dan memasuki sel inang. Kepadatan ACE2 di setiap jaringan berkorelasi
dengan tingkat keparahan penyakit di jaringan itu dan beberapa menyarankan bahwa
penurunan aktivitas ACE2 mungkin bersifat melindungi, meskipun pandangan lain
adalah bahwa peningkatan ACE2 menggunakan angiotensin II receptor blocker obat-
obatan bisa menjadi pelindung dan hipotesis ini perlu diuji. Seiring perkembangan
penyakit alveolar, kegagalan pernapasan mungkin terjadi dan kematian mungkin
terjadi.
SARS-CoV-2 juga dapat menyebabkan kegagalan pernafasan melalui
memengaruhi batang otak karena coronavirus lain telah ditemukan menyerang sistem
saraf pusat (SSP) . Sementara virus telah terdeteksi dalam cairan otopsi serebrospinal,
mekanisme pasti yang digunakannya untuk menginvasi SSP masih belum jelas dan
mungkin pertama kali melibatkan invasi saraf perifer mengingat rendahnya tingkat
ACE2 di otak.
Virus ini juga mempengaruhi organ-organ pencernaan karena ACE2 diekspresikan
secara melimpah dalam sel-sel kelenjar epitel lambung , duodenum dan rektum serta
sel - sel endotel dan enterosit dari usus kecil. Virus ini dapat menyebabkan cedera
miokard akut dan kerusakan kronis pada sistem kardiovaskular . Cedera jantung akut
ditemukan pada 12% orang yang terinfeksi dirawat di rumah sakit di Wuhan, Cina,
dan lebih sering pada penyakit parah. Tingkat gejala kardiovaskular tinggi, karena
respons inflamasi sistemik dan gangguan sistem kekebalan tubuh selama
perkembangan penyakit, tetapi cedera miokard akut juga mungkin terkait dengan
reseptor ACE2 di jantung. Reseptor ACE2 sangat diekspresikan di jantung dan
terlibat dalam fungsi jantung. Insiden tinggi trombosis (31%) dan tromboemboli vena
(25%) telah ditemukan pada pasien ICU dengan infeksi COVID-19 dan mungkin
terkait dengan prognosis buruk. Disfungsi pembuluh darah dan pembentukan
gumpalan (seperti yang disarankan oleh kadar D-dimer yang tinggi) dianggap
memainkan peran penting dalam mortalitas, insiden gumpalan yang menyebabkan
emboli paru , dan peristiwa iskemik dalam otak telah dicatat sebagai komplikasi yang
menyebabkan kematian pada pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2. Infeksi tampaknya
memicu rantai tanggapan vasokonstriktif dalam tubuh, penyempitan pembuluh darah
dalam sirkulasi paru juga telah diajukan sebagai mekanisme di mana oksigenasi
menurun bersamaan dengan presentasi pneumonia virus.
Penyebab kematian umum lainnya adalah komplikasi yang berkaitan dengan
ginjal SARS-CoV-2 secara langsung menginfeksi sel-sel ginjal, seperti yang
dikonfirmasi dalam penelitian post-mortem. Cidera ginjal akut adalah komplikasi
umum dan penyebab kematian; ini lebih signifikan pada pasien dengan fungsi ginjal
yang sudah terganggu, terutama pada orang dengan kondisi kronis yang sudah ada
sebelumnya seperti hipertensi dan diabetes yang secara spesifik menyebabkan
nefropati dalam jangka panjang.
5. Manifestasi Klinis
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala
klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas.
Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien
timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan
progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa
pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan
pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan
meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020).
Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi :
a) Gejala umum meliputi :
Gangguan pada indera penciuman (anosmia) dan pengecap
Peningkatan suhu tubuh alias demam
Menggigil
Batuk kering
Sakit tenggorokan
Sesak napas
Nyeri otot
Kelelahan
b) Gejala virus corona yang lebih jarang
Ada pula sederet keluhan lain yang lebih jarang terjadi dan
menandakan infeksi virus corona. Beberapa di antaranya meliputi:
Gangguan pada kulit, contohnya bentol yang gatal serta bintil berair
seperti cacar air
Mual
Muntah
Diare
Ruam keunguan pada jari-jari kaki yang dialami oleh beberapa
penderita Covid-19. Tapi gejala yang disebut covid toes ini belum bisa
dipastikan sebagai tanda khas dari infeksi virus corona.
c) Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa
gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk,
dapat disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala,
dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan
pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal.
Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan
gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi
diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.
d) Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada
tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat
ditandai dengan batuk atau susah bernapas
e) Pneumonia berat. Pada pasien dewasa:
Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit), distress
pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar
(Yuliana, 2020)
Pada temuan terbaru begitu juga dengan tanda gejala dilansir New Scientits gejala
Virus B.1.1.7 sebagian besar sama dengan gejala yang sebelumnya dikaitkan dengan
Covid-19, seperti batuk terus-menerus dan demam, akan tetapi pada varian ini tidak
memiliki tingkat kematian atau tingkat gejala yang lebih tinggi. Pada varian delta
(B.167) gejala umum virus Covid-19 yang dilaporkan sejak awal pandemi adalah
hilangnya penciuman atau rasa, batuk terus mennerus, dan demam. Akan tetapi gejala
Covid-19 saat ini mulai mengalami perubahan menurut data yang dikumpulkan oleh
ZOE, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek.
6. Penularan Pada COVID-19
COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita dan
melalui kontak langsung. Aerosol kemungkinan ditransmisikan ketika orang memiliki
kontak langsung dengan penderita dalam jangka waktu yang terlalu lama. Konsentrasi
aerosol di ruang yang relatif tertutup akan semakin tinggi sehingga penularan akan
semakin mudah.
Kemudian ketika aerosol jatuh ke lantai atau permukaan, mereka masih dapat
menginfeksi orang lain, jika mereka menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan
kemudian mata, hidung atau mulut mereka dengan tangan yang tidak dicuci. Pada
permukaan, jumlah virus aktif berkurang dari waktu ke waktu hingga tidak lagi
menyebabkan infeksi. Namun, secara eksperimental, virus dapat bertahan di berbagai
permukaan selama beberapa waktu, (misalnya tembaga atau kardus selama beberapa
jam, dan plastik atau baja selama beberapa hari). Permukaan mudah didekontaminasi
dengan desinfektan rumah tangga yang membunuh virus di luar tubuh manusia atau di
tangan. Desinfektan atau pemutih bukanlah pengobatan untuk COVID-19, dan
menyebabkan masalah kesehatan jika tidak digunakan dengan benar, seperti di dalam
tubuh manusia.
Virus ini paling menular selama tiga hari pertama setelah timbulnya gejala,
meskipun penyebaran diketahui terjadi hingga dua hari sebelum gejala muncul
(penularan secara asimptomatik) dan pada tahap selanjutnya dari penyakit. Beberapa
orang telah terinfeksi dan pulih tanpa menunjukkan gejala, tetapi ketidakpastian tetap
dalam hal penularan asimptomatik.
7. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi atau menentukan
diagnosis Covid-19 meliputi:
a) Tes cepat atau rapid test corona
Untuk mendeteksi virus corona dengan segera, telah tersedia tes cepat atau rapid
test corona. Tes ini merupakan skrining awal infeksi virus corona pada orang yang
berisiko tinggi untuk mengalaminya.Sampel yang digunakan adalah darah dari jari
atau pembuluh darah vena. Hasil tes ini bisa keluar dalam waktu 15 menit.Akan
tetapi, tingkat keakuratan (sensitivitas) rapid test sangat beragam, yaitu 33 hingga
93 persen. Orang yang memiliki hasil positif dari tes ini akan direkomendasikan
ke rumah sakit rujukan Covid-19 guna menjalani tes PCR atau swab test corona.
b) Rapid swab test
Rapid swab testatau tes antigen dilakukan dengan swab pada tenggorokan. Tes ini
bertujuan mendeteksi antigen (protein virus). Hasil pemeriksaan ini bisa keluar
dalam waktu sekitar 30 menit. Tapi tingkat keakuratannya juga tergolong rendah,
yaitu 34-80 persen.
c) Antibody serology test
Seperti tes cepat corona, antibody serology test juga menggunakan darah dari
pembuluh darah vena sebagai sampel. Hasil tes ini dapat keluar dalam waktu 18
menit dengan tingkat keakuratan yang berbeda-beda, tergantung pada kapan
pasien menjalaninya.
d) Tes PCR atau swab test corona
Tes PCR dilakukan dengan swab pada tenggorokan atau hidung. Pemeriksaan ini
akan menjadi tes konfirmasi dalam mendeteksi corona.Tes ini akan mendeteksi
materi genetik virus dengan tingkat keakuratan paling tinggi, yakni sebesar 91-98
persen.Selain rapid test dan swab test corona, pasien juga bisa dianjurkan untuk
menjalani:
e) Rontgen dada untuk melihat adakah cairan pada paru
f) CT scan dada guna melihat ada tidaknya gambaran ground-glass opacity pada
paru-paru
8. Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghindari penyebab
terpaparnya virus dalam praktik kehidupan sehari-hari. Beberapa upaya pencegahan
yang dapat dilakukan pada masyarakat :
a. 5 M
1) Memakai Masker
Memakai masker merupakan intervensi non-farmasi yang dapat
diimplementasikan dengan biaya minimum tanpa mengubah kegiatan sosial
secara ekstrem. Menggunakan masker dengan efektif dan menjaga jarak yang
dilaksanakan secara efektif dapat menurunkan kurva epidemik, yaitu grafik
yang menggambarkan frekuensi kasus berdasarkan saat mulai sakit selama
periode wabah (Li, et al., 2020). Berbagai jenis masker bisa digunakan sebagai
perlindungan oleh orang yang sehat untuk mencegah tertular penyakit Menurut
WHO dalam (
Masker efektif menurunkan risiko terpapar/tertular. Tanpa memakai
masker, risiko penularan COVID-19 dalam bentuk aerosol (partikel sangat
kecil yang dapat mengapung di udara) adalah 40% dan bentuk droplet sebanyak
30%. Namun, risiko penularan COVID-19 baik droplet dan aerosol menjadi 0%
dengan memakai masker (Nature Medicine, 2020).
Penggunaan masker memperlambat penyebaran kasus COVID-19
sebanyak 0.9% setelah 5 hari, dan memperlambat sebanyak 2% setelah 3
minggu. Negara yang menerapkan wajib penggunaan masker memiliki angka
kematian yang lebih rendah (UCSF, 2020)
MASKER YANG DISARANKAN
a) Masker K95
Masker ini mampu memfilter setidaknya 95% partikel melayang di
udara, menyaring virus, bakteri, jamur, debu serta menghilangkan partikel
non-berminyak cair seperti semprotan anti serangga atau minyak wangi
(WHO, 2020)
b) Masker Medis/Bedah
Masker ini terbuat dari 3 lapisan bahan non-tenun sintetis, tersedia
dalam beberapa ketebalan, memiliki tingkatan filtrasi dan tahan air. Mampu
menyaring sekitar 80-85% partikel yang dihirup. Melindungi hidung dan
mulut agar tidak bersentuhan dengan tetesan yang bisa membawa kuman.
Masker ini hanya sekali pakai, dengan durasi maksimum 4 jam dan masker
harus diganti jika dalam keadaan lembab dan/atau basah. Setelah itu harus
dibuang sesuai prosedur pembuangan limbah medis. (WHO, 2020).
c) Masker Kain
Masker kain yang baik adalah yang memiliki setidaknya 3 lapis (front-
rear: waterproof non-woven layer, microfiber melt-blown non-woven
fabric, ordinary non-woven fabric). Masker kain memiliki efektivitas 50-
70%. Bisa dicuci kemudian dipakai kembali. Pemakaian maksimal 4 jam,
sehingga disarankan membawa masker cadangan. Masker ini tidak dapat
digunakan oleh tenaga kesehatan sebagai APD.
Masker yang tidak disarankan adalah di luar ketiga jenis masker
tersebut, plus masker katup, karena virus dari dalam tetap dapat keluar,
sehingga masih berisiko untuk menularkan orang lain
2) Menjaga Jarak
Tujuan dari menjaga jarak adalah memperlambat penyebaran COVID-
19 dengan memutus rantai penularan dan mencegah munculnya rantai
penularan baru (WHO, 2020). Droplet yang keluar saat kita batuk, jika tanpa
masker bisa meluncur sampai 2 meter. Saat berbicara tanpa masker, aerosol
(partikel sangat kecil yang dapat mengapung di udara) bisa meluncur sejauh 2
meter. Saat bersin tanpa masker, droplet bisa meluncur sejauh 6 meter. Dengan
menjaga jarak aman sejauh 2 meter, maka kita bisa mengurangi risiko tertular
dan menularkan hingga 85% (Adisasmito, 2020).
Kita tidak bisa mengetahui siapa saja yang terkena COVID-19,
sehingga penting bagi kita untuk tetap berada di rumah dan menerapkan
physical distancing. Ketika bepergian ke luar seperti belanja atau kebutuhan
medis, kita harus menjaga jarak aman sejauh 2 meter dari satu sama lain. Ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum keluar rumah untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya penularan COVID-19, yaitu:
1) Siapa; Semakin banyak bertemu orang, semakin besar risiko kita tertular.
2) Di mana; Tempat umum yang tertutup merupakan tempat yang paling
berisiko sebagai tempat penularan.
3) Bagaimana; Semakin kecil ruang untuk menjaga jarak, semakin besar pula
risiko ruangan tersebut menjadi tempat penularan.
4) Durasi; Semakin lama pertemuan, semakin besar risiko, terlebih apabila
melakukan perbincangan.
Menjaga jarak aman dengan orang lain sejauh 2 meter. Tidak berjabat
tangan, bergandengan tangan, atau berpelukan. Hindari berdekatan dengan
siapa pun dan di mana pun. Membatasi pertemuan dengan orang lain, seperti
aktivitas berkelompok. Pastikan area kerja berjarak aman 2 meter dengan
orang lain. Ketika melakukan interaksi tatap muka, jaga jarak aman 2 meter
dari satu sama lain. Jika mungkin, pertemuan tatap muka diganti menjadi
pertemuan virtual. Hindari penggunaan lift, gunakan tangga jika
memungkinkan. Ketika harus menggunakan lift, maka patuhi pembatasan
jumlah pengguna lift dan protokol kesehatan yang berlaku. Usahakan
pekerja mengendarai kendaraan pribadi pada saat perjalanan ke tempat kerja.
Ada tips yang baik untuk melakukan cara bepergian, yaitu:
a) Pahami kebijakan dan protokol kesehatan yang berlaku sebelum pergi
dan terapkan saat bepergian.
b) Siapkan transportasi yang akan digunakan. Ketika akan menggunakan
transportasi umum, jaga jarak aman sejauh 2 meter dari orang lain.
Namun jika sulit menjaga jarak maka pastikan menggunakan masker
yang aman.
c) Batasi kontak dengan orang lain. Hanya pergi berbelanja ketika memang
sangat diperlukan, jaga jarak aman 2 meter dari orang lain. Apabila
memungkinkan, belanja melalui drive-thru atau layanan pesan antar
untuk minimalisasi kontak.
d) Pilih kegiatan sosial yang aman. Manfaatkan media sosial untuk
bersosialisasi dengan kerabat. Ketika bertemu orang lain secara
langsung, jaga jarak aman sejauh 2 meter dari orang lain.
e) Jaga jarak saat berkegiatan. Tindakan paling aman adalah menjaga jarak
aman sejauh 2 meter dari orang lain, dilengkapi dengan penggunaan
masker.
f) Tetap jaga jarak saat aktif beraktivitas. Ketika berolahraga di luar, misal
jalan atau bersepeda, selalu jaga jarak dengan orang lain. Apabila
memilih untuk mengunjungi taman, trek lari, atau fasilitas lain, cek
terlebih dahulu peraturan di tempat tersebut.
3) Mencuci Tangan
Tangan berperan penting dalam transmisi jasad renik atau
mikroorganisme dan mudah terjadi ketika kita tidak menjaga kebersihan tangan
dengan baik. Mencuci tangan merupakan salah satu langkah paling penting
yang bisa kita lakukan untuk menghindari sakit dan menyebarkan virus ke
orang lain. WHO telah menetapkan sering mencuci tangan dengan sabun dan
air sebagai tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran
virus. Mekanisme sabun dalam membunuh kuman dan menghilangkan virus
didasarkan pada mekanisme pecahnya membran virus, elusi sederhana, dan
penjeratan virus (Caundhary et al., 2020).
Orang-orang sering menyentuh mata, hidung dan mulut tanpa sadar.
Virus bisa masuk ke tubuh melalui mata, hidung dan mulut. Virus dari tangan
yang kotor bisa menyebar ke makanan atau minuman pada saat proses
pembuatan dan saat dimakan. Virus dari tangan kotor bisa menyebar ke barang,
seperti pegangan tangan, meja, mainan yang kemudian menyebar ke tangan
orang lain yang menyentuhnya. Mencuci tangan merupakan kegiatan
pencegahan atau preventif yang bisa dilakukan semua orang dengan mudah dan
secara mandiri. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir selama minimal
20 detik dapat menurunkan resiko tertular hingga 35% atau dengan
menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 70%.
Berdasarkan penelitian, dengan mencuci tangan selama 20 detik, virus
berbahaya yang menempel di tangan dapat mati. Bila dilakukan di bawah 20
detik, kemungkinan virus yang mati akan lebih sedikit. Pastikan juga seluruh
area tangan sudah dibersihkan, termasuk telapak tangan, punggung tangan,
sela-sela jari dan di bawah kuku. Setelah mencuci tangan, tangan harus
dikeringkan dengan menggunakan tisu, handuk bersih, atau alat pengering
tangan karena bakteri lebih mudah menyebar di kulit basah dibandingkan kulit
kering (CDC, 2020).
Air dan sabun yang dibuat menjadi busa dapat mencuci dan
menghilangkan virus dari tangan. Dengan membasahi tangan pakai air sebelum
mengambil sabun menghasilkan busa yang lebih baik dibandingkan menyabuni
tangan kering. Busa yang baik membentuk buih yang dapat mencuci dan
menghilangkan virus dari tangan. Disarankan melakukan enam langkah
mencuci tangan pakai sabun sebagai berikut:
a) Ratakan sabun dengan kedua tangan
b) Gosok punggung tangan dan sela-sela jari
c) Gosok jari-jari bagian dalam
d) Gosok telapak tangan dengan posisi jari saling mengunci
e) Gosok ibu jari secara berputar dalam genggaman
f) Gosok ujung jari pada telapak tangan secara berputar Setelah mencuci
tangan, tangan harus dikeringkan dengan menggunakan tisu, handuk bersih,
atau alat pengering tangan karena bakteri lebih mudah menyebar di kulit
basah dibandingkan kulit kering (CDC, 2020).
Kapan atau seberapa sering mencuci tangan? Direkomendasikan untuk
sering mencuci tangan saat berkegiatan sehari-hari.
a) Sebelum, saat, dan setelah menyiapkan makanan
b) Sebelum dan setelah makan
c) Sebelum dan setelah merawat orang sakit
d) Sebelum dan setelah mengobati luka
e) Setelah menggunakan toilet
4) Mejauhi kerumunan
Selain tiga hal diatas, menjauhi kerumunan merupakan
protokolkesehatan yang juga harus dilakukan. Dalam hal ini juga sangat
penting untuk dilakukan menjauhi kerumunan saat berada di luar rumah. Jika
semakin banyak dan sering bertemu dengan oang, kemungkinan dapat
terinfeksi virus Covid-19 bisa semakin tinggi.dalam menghindari kerumunan
juga harus diiringi dengan jaga jarak dengan orang lain, memakai masker dan
tetap mencuci tangan pakai sabun ataupun handsanitizier.
5) Mengurangi Mobilisasi
Virus penyebab Covid-19 berada dimana saja. Jadi semakin banyak
kotak dengan dunia uar rumah,maka semakin tinggi terpapar virus-19. Oleh
karena itu jika tidak ada keperluan yang mendesak tetaplah berada dirumah.
(Satgas Covid-19, 2021)
b. 3 T (Tes, Telusur, Tindak Lanjut)
3T lebih dilakukan dengan bagaimana kita memberikan notifikasi atau
pemberitahuan pada orang di sekitar kita untuk waspada. Testing/Tes COVID-19
yakni pengecekan kesehatan melalui beberapa jenis tes untuk mendeteksi apakah
seseorang positif COVID-19 atau tidak.
a) Tes
Tes penting dilakukan untuk menghindari potensi penularan virus penyebab
COVID-19 ke orang lain dan agar seseorang bisa mendapatkan perawatan dengan
cepat (covid.go.id). Umumnya, ada tiga jenis tes COVID-19 yang sering
digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2 atau
tidak, di antaranya tes antigen (Swab Antigen), tes molekuler (Swab RNA/PCR),
dan tes hembusan nafas (Tes Genose). Setiap jenis tes memiliki tingkat
keakuratan yang berbedabeda untuk mendeteksi infeksi COVID-19
Kapan kita harus melakukan tes? Tes tidak hanya dapat menangkap kasus
yang berpotensi tanpa gejala, tetapi juga dapat mendeteksi kasus sebelum gejala
berkembang, serta membantu memperlambat penyebaran. Seseorang perlu
melakukan tes apabila mengalami gejala COVID-19 dan/atau memiliki riwayat
kontak dengan pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Selain itu, tes perlu
dilakukan secara rutin pada kelompok rentan seperti tenaga kesehatan, seseorang
dengan daya tahan tubuh rendah/autoimun, memiliki kondisi penyerta seperti
gangguan ginjal atau gangguan jantung, obesitas atau IMB (Indeks Massa Tubuh)
lebih dari 40, ibu hamil dan usia 60 tahun ke atas (SATGAS COVID-19, 2020).
b) Telusur
Telusur Kontak merupakan proses untuk mengidentifikasi, menilai dan
mengelola orang-orang yang berkontak erat dengan kasus konfirmasi/probable
untuk mencegah penularan selanjutnya. Kegiatan ini penting karena kasus
konfirmasi dapat menularkan penyakit sejak 2 hari sebelum hingga 14 hari
sesudah timbulnya gejala (Kemenkes, 2020). Kontak erat adalah orang yang
memiliki riwayat kontak dengan kasus terkonfirmasi positifv COVID-19 atau
kasus probable (orang bergejala COVID-19 namun belum terkonfirmasi positif
COVID-19). Di antaranya berdekatan dalam jarak 1 meter selama 15 menit atau
lebih; bersentuhan fisik; dan memberikan perawatan tanpa Alat Pelindung Diri
(APD).
Telusur Kontak dilakukan bertujuan untuk memutus rantai penularan dan
menemukan penderita lebih dini agar mampu menekan angka kematian juga
kesakitan yang lebih parah. Manfaat Telusur Kontak adalah:
1) Identifikasi: mengidentifikasi waktu dan tempat dari orang-orang yang
berkontak erat dengan pasien penderita COVID-19.
2) Informasi: menginformasikan orang-orang yang mungkin terpapar COVID-
19.
3) Isolasi: mengisolasi orang-orang yang terjangkit COVID-19 untuk mencegah
penyebaran lebih lanjut.
Kapan dilakukan penelusuran? Penelusuran perlu dilakukan segera setelah
terdapat kasus yang terkonfirmasi. Proses penelusuran sulit untuk dilakukan
apabila laju transmisi terjadi secara cepat dan menggurita, sehingga fokus
penelusuran dapat dilakukan kepada kontak rumah tangga, petugas kesehatan,
dan tempat tertutup yang berisiko tinggi, contoh: asrama, panti, rumah
perawatan, dan fasilitas berjangka panjang lainnya (WHO, 2020).
Pengaiban atau stigma negatif dari masyarakat terhadap pasien positif
COVID-19. Hal ini menyebabkan adanya penentangan atau resistensi di
masyarakat serta sikap masyarakat yang tertutup dalam memberikan informasi
kepada petugas kesehatan. Kurangnya sumber daya manusia dalam melakukan
kontak telusur juga menghambat pemeriksaan hasil tes Swab PCR. Dengan
sistem penelusuran yang jelas, tersedianya petugas Tracer yang kompeten dan
dukungan penuh masyarakat, pelaksanaan kontak telusur dapat optimal.
Bagamana agar proses telusur berhasil?
1) Adanya dukungan masyarakat. Keterlibatan masyarakat dapat mendukung
keberhasilan telusur karena dibutuhkan persetujuan individu untuk dipantau
secara harian, bersedia segera melaporkan tanda-tanda atau gejala COVID-19
dan melakukan karantina atau isolasi setidaknya 14 hari jika mengalami
gejala.
2) Perencanaan matang.
3) Manajemen stigma dan komunikasi risiko. Stigma negatif yang terbentuk di
masyarakat dapat menghambat proses kontak telusur karena masyarakat
enggan terbuka terhadap petugas kesehatan.
4) Logistik memadai. Pelaksanaan kontak telusur dapat optimal dilaksanakan
dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk melacak rantai penularan
seperti penggunaan aplikasi pelacak
5) Pelatihan dan supervisi pelacakan. Petugas pelacakan kontak dapat dilatih
mengenai dasar-dasar penularan virus, tindakan pencegahan dan
pengendalian, cara memantau tanda dan gejala, serta etika pengawasan
kesehatan masyarakat dan isolasi.
6) Sistem manajemen data
c) Tindak Lanjut
Tindak Lanjut bertujuan sebagai perawatan kepada pasien yang terkonfirmasi
positif COVID-19. Perawatan ini wajib dilakukan masyarakat, dengan cara
isolasi yang bertujuan untuk memperkecil risiko penyebaran dan keparahan
penyakit. Jika pasien positif tidak ada gejala, wajib melakukan isolasi mandiri di
fasilitas yang disediakan pemerintah atau dapat melakukan isolasi mandiri di
rumah dengan pengawasan dari puskesmas setempat. Sedangkan pasien positif
dengan gejala, maka wajib melakukan isolasi di rumah sakit yang sudah ditunjuk
pemerintah. Apabila pasien setelah melakukan tes menunjukkan hasil negatif tapi
memiliki gejala, maka pasien dapat melakukan isolasi mandiri di rumah. Isolasi
mandiri dilakukan untuk menjaga supaya orang-orang di sekitar kita tidak tertular
dan memudahkan petugas kesehatan untuk memantau kesehatan orang yang
diisolasi (Kemenkes, 2020).
Adapun pencegahan lainnya yaitu :
1) Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Meningkatkan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sederhana. Contohnya, minum vitamin C, vitamin D, Zinc, vitamin B kompleks,
banyak makan sayur dan buah, rutin berolahraga di rumah, serta membersihkan
rumah secara teratur. Bagi yang terbiasa berolahraga di luar rumah atau di gym,
saatnya Anda mencari
alternatif latihan fisik di rumah. Misalnya, push up, yoga, angkat beban, dan
banyak lagi.
2) Hindari kontak dengan pasien yang terinfeksi
3) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
● Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
● Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit
atau segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktifitas di
luar.
● Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang
tissue pada tempat yang telah ditentukan.
● Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang
sering disentuh.
● Menggunakan masker medis adalah salah satu cara pencegahan penularan
penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19.
● Menerima vaksin covid-19
(Satgas Covid-19, 2021)
Dengan hormat,
Kami mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Universitas Ngudi Waluyo sedang melakukan
Pratik Belajar Lapangan Stase Komunitas dan akan melakukan observasi kepada masyarakat
terkait COVID-19 disekitar wilayah Bapak/Ibu/Sdra/Sdri semuanya
Oleh sebab itu kami mohon partisipasi dari Bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk melakukan pengisian
lembar angket/kuesioner kami sesuai kondisi Bapak/Ibu/Sdra/Sdri. Apabila Bapak/Ibu/Sdra/i
bersedia, dimohon untuk dapat memilih Ya pada kolom dibawah. Atas perhatian serta
kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/i, saya ucapkan terima kasih.
□ Ya
□ Tidak
FORM PENGKAJIAN
2021
PETUNJUK PENGISIAN
1. Pertanyaan mohon diisi sesuai dengan pengetahuan dan kondisi keluarga dengan
menklik pada lingkaran jawaban yang telah tersedia.
2. Jawaban dapat lebih dari 1 (*).
3. Jawaban yang diberikan tidak akan menyebabkan kerugian apapun dan akan dijamin
kerahasiaannya.
4. Setiap pertanyaan wajib diisi
I. DATA INTI
1. Nama
2. Jenis Kelamin
3. Tempat, Tanggal Lahir
4. Agama
5. Suku
6. Pendidikan/ Pendidikan Terakhir
7. Pekerjaan
8. Status Perkawinan
9. Alamat Lengkap
10. Email
11. No HP
12. No Whatsapp
13. Bahasa yang digunakan sehari- hari
II. DATA SUBSYSTEM
A. GEOGRAFI
1. Apakah jarak rumah anda dengan rumah tetangga lebih dari 1 meter?
□ Ya
□ Tidak
2. Apakah di daerah tempat tinggal anda masih ada warga yang berkumpul atau yang
tidak menjalankan social distancing?
□ Ya
□ Tidak
3. Jika masih ada warga yang berkumpul, apakah warga sudah menjaga jarak (± 1,5-
2 meter)?
□ Ya
□ Tidak
4. Jika masih ada warga yang berkumpul dalam kondisi pandemi COVID- 19 ini,
apakah warga sudah menggunakan masker?
□ Ya
□ Tidak
5. Apakah tiap- tiap rumah di daerah tempat tinggal anda sudah tersedia fasilitas cuci
tangan?
□ Ya
□ Tidak
10. Jika menggunakan sabun cair, apakah tempat penyediaan sabun cair tertutup
(sehingga tidak ada bakteri/kuman yang masuk)?
□ Ya
□ Tidak
11. Jika menggunakan sabun batang, apakah memperhatikan prinsip dimana tidak ada
air yang menggenang di tempat peletakan sabun (supaya tidak ada bakteri/kuman
yang masuk)?
□ Ya
□ Tidak
12. Apakah di daerah tempat tinggal anda sudah melaksanakan program vaksinasi
Covid-19 Sinovac?
□ Belum
□ Sudah
14. Jika anda siap untuk menerima Vaksin Covid-19 Sinovac, apakah anda
mengetahui apa saja hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan sebelum
dan sesudah vaksin?
□ Ya, saya tahu
□ Tidak tahu
15. Jika anda belum siap menerima Vaksin Covid-19 Sinovac, apakah alasan nya?
………….
16. Apakah di daerah tempat tinggal anda ada layanan kesehatan yang memberikan
informasi terkait dengan pandemic Covid-19?
□ Ya
□ Tidak
B. DEMOGRAFI
1. Setelah adanya pandemi COVID- 19 ini, bagaimana kondisi daerah tempat tinggal
anda. Apakah :
□ Tenang
□ Sepi
□ Biasa (seperti keadaaan sebelum adanya pancemi COVID- 19)
□ Ramai
6. Apakah yang anda lakukan jika menemukan tetangga anda yang terpapar Covid-
19?
□ Melaporkan ke petugas kesehatan
□ Membiarkan saja
□ Menghindari karena takut
□ dll, sebutkan …………..
C. ETNIK/SUKU/BUDAYA/NILAI
1. Apakah anda yakin dan percaya dengan semua upaya pemerintah (social distance,
psycial distance, memakai masker, mencuci tangan, dan vaksinasi) dalam
mencegah atau menangani COVID- 19?
□ Ya
□ Tidak
2. Apakah anda percaya bahwa kalau kita bahagia dan berfikir positif, covid 19 tidak
bisa masuk dalam tubuh kita?
□ Percaya
□ Tidak percaya
3. Sesuai keyakinan agama anda, apakah anda percaya bahwa covid-19 akan hilang?
□ Percaya
□ Tidak percaya
4. Apa yang bisa anda lakukan secara agama untuk menigkatkan kekebalan tubuh?
(contoh : beribadah, sholat, dzikir, dll)
Jawaban : ..........
5. Sesuai keyakinan agama anda, apa yang anda lakukan jika Covid-19 ini ada di
tetangga anda?
□ Memberi dukungan/doa
□ Menjauhi karena takut
□ Dll, sebutkan ………..
6. Apa yang bisa dilakukan bersama tetangga anda, untuk mencegah virus covid-19
di lingkungan anda?
Jawaban……..
7. Jika ada anggota keluarga anda yang memiliki tanda gejala Covid-19 apa yang
anda lakukan sesuai dengan kepercayaan/keyakinan anda?
□ Di bawa ke tempat Pelayanan Kesehatan
□ Dibawa ke dukun
□ Di obati sendiri
□ Upaya lain (contoh: dipijit, jamu tradisional, dll)
Jika YA, Sebutkan......
D. LINGKUNGAN FISIK
1. Bagaimana kondisi iklim/cuaca di daerah anda ?
□ Kemarau
□ Tidak Menentu
□ Hujan
□ Lain-lain, sebutkan…..
□ Ada
□ Tidak
2. Apakah sudah ada informasi terkait Covid- 19, pencegahan, dan pelaksanaan
Vaksin Covid-19 Sinovac yang disampaikan di daerah tempat tinggal anda?
□ Sudah
□ Belum
3. Jika sudah ada informasi terkait Covid- 19, pencegahan, dan pelaksanaan
Vaksin Covid-19 Sinovac, darimanakah sumber informasi yang anda?
□ Ketua RT/RW atau warga setempat
□ Televisi/ Radio
□ Media Sosial (Instagram, twitter, facebook, dll)
□ Internet
□ Surat kabar/ Poster/ dll
□ Dll, sebutkan ….
4. Apakah anda dapat menyaring informasi yang anda dapatkan (akurat atau
hoax)?
□ Ya
□ Tidak
6. Apakah anda aktif mengikuti perkembangan berita terkait COVID- 19 saat ini?
□ Ya
□ Tidak
7. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai tanda dan gejala COVID-
19?
□ Sudah
□ Belum
8. Apakah demam >380 C, batuk pilek, sesak nafas, sakit tenggorokan, dan letih,
lesu merupakan tanda dan gejala dari COVID-19?
□ Ya
□ Tidak
9. Jika ada yang mengalami tanda dan gejala COVID- 19, apakah anda sudah
memiliki inisiatif untuk melaporkan ke petugas kesehatan?
□ Ya
□ Tidak
10. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai cara penularan COVID-19?
□ Sudah
□ Belum
11. Apakah COVID-19 ditularkan melalui udara atau percikan air ludah dari orang
yang positif COVID-19 saat batuk atau bersin?
□ Ya
□ Tidak
14. Apakah dengan menjaga jarak aman >1,5-2 meter dengan orang lain dapat
memutus rantai penularan COVID- 19?
□ Ya
□ Tidak
15. Apakah dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer dapat memutus rantai penularan COVID-19?
□ Ya
□ Tidak
17. Apakah dengan menggunakan masker saat keluar rumah dapat memutus rantai
penularan COVID-19?
□ Ya
□ Tidak
18. Apakah dengan menerapkan etika batuk dan bersin dapat memutus rantai
penularan COVID-19?
□ Ya
□ Tidak
19. Apakah anda sudah mengetahui etika batuk dan bersin dengan cara menutup
mulut dan hidup dengan tisu atau punggung tangan?
□ Ya
□ Tidak
20. Apakah dengan tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan
dapat memutus rantai penularan COVID-19?
□ Ya
□ Tidak
21. Apakah anda setuju dengan berjemur bisa mencegah penularan covid 19?
□ Ya
□ Tidak
22. Apakah anda percaya virus corona akan mati saat anda berjemur?
□ Ya
□ Tidak
24. Apakah dengan olahraga dan istirahat cukup dapat meningkatkan system
kekebalan tubuh?
□ Ya
□ Tidak
25. Apakah dengan mengkonsumsi gizi seimbang (isi piringku) berupa makanan
pokok (nasi, singkong, dll), sayuran, buah, dan lauk pauk dapat meningkatkan
system kekebalan tubuh?
□ Ya
□ Tidak
26. Apakah orang yang sudah meninggal bisa menularkan virus corona/covid19?
□ Ya
□ Tidak
27. Bagaimana presepsi anda jika ada penderita yang menginggal akibat Covid-19?
□ Menolak jenasah
□ Menerima, Mempercayakan jenasah diurus oleh tenaga medis
29. Apakah anda mengetahui tetntang kebijakan pemerintah “Gotong Royong Jogo
Tonggo”? (Link: https://corona.jatengprov.go.id/index.php/infografis-dan-
hoax )
□ Iya
□ Tidak
F. EKONOMI
1. Apakah anda tetap melakukan pekerjaan anda pada masa pandemi COVID- 19
ini?
□ Ya
□ Tidak
3. Apakah anda memakai ALat Pelindung Diri seperti masker saat anda bekerja
untuk mencegah penularan Covid-19?
□ Ya
□ Tidak
4. Apakah didaerah anda ada warga yang baru datang/pendatang dari luar kota/luar
negeri?
□ Ada
□ Tidak
5. Jika ada, apakah warga tersebut lapor ke perangkat desa tentang kedataganya?
□ Ya
□ Tidak
6. Lalu, jika ada yang datang dari luar kota/negeri apakah dilakukan pemeriksaan
rapid?
□ Ya
□ Tidak
7. Apakah ada kesadaran diri untuk isolasi selama 14 hari ketika baru datang dari
luar kota/ negeri?
□ Ada
□ Tidak
8. Apakah didaerah anda tersedia tempat isolasi diri dari desa atau pemerintah?
□ Ya
□ Tidak
9. Apakah anda lapor ke petugas kesehatan jika ada keluarga anda yang sakit?
□ Ya
□ Tidak
10. Apakah anda sudah melakukan aturan pemerintah untuk melakukan ibadah di
rumah masing- masing?
□ Sudah
□ Belum
H. REKREASI
1. Terkait dengan adanya pandemic Covid-19 bertepatan dengan libur sekolah,
apakah anda ingin berpergian untuk mudik?
□ Iya
□ Tidak
2. Jika iya apakah anda wajib melakukan isolasi diri selama 14 hari?
□ Iya
□ Tidak
8. Setelah adanya pandemic Covid-19 bagaimana cara anda untuk mengisi waktu
luang?
□ Menonton TV
□ Pergi kerumah teman
□ Rekreasi bersama kluarga
□ Lain-lain. Sebutkan…
A. DATA INTI
1. Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 1 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi jenis kelamin Remaja Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang
berjenis kelamin laki- laki adalah sebanyak 3 orang (60%) dan yang berjenis kelamin
perempuan adalah sebanyak 2 orang (40%).
2. Agama
Tabel 3. Distribusi frekuensi agama Remaja Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Berdasarkan tabel 4 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi agama Remaja Desa Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang beragama islam
adalah sebanyak 5 orang (100%).
3. Pendidikan
Tabel 5. Distribusi frekuensi pendidikan Remaja Dusun Kebon Ombo RT 1 RW
4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Berdasarkan tabel 5 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pendidikan Remaja Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dengan
pendidikan terakhir SMA adalah sebanyak 3 orang (60%), S1 adalah sebanyak 2
orang (80%)
4. Status Perkawinan
Tabel 5. Distribusi frekuensi status perkawinan Remaja Dusun Kebon Ombo RT
1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Status Perkawinan Jumlah Presentase
Belum menikah 5 100%
Menikah 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 5 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi status perkawinan Remaja Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang
belum menikah adalah sebanyak 5 orang (100%).
B. DATA GEOGRAFI
1. Apakah jarak rumah anda dengan rumah tetangga lebih dari 1 meter?
Tabel 8. Distribusi frekuensi jarak antar rumah Remaja Dusun Kebon Ombo RT
1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Jarak antar rumah (>1m) Jumlah Presentase
Ya 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 8 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi jarak antar rumah Remaja Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang
jarak antar rumah 1 meter/ lebih adalah sebanyak 4 orang (80%) dan yang jarak antar
rumah kurang dari 1 meter adalah 1 orang (20%).
2. Apakah di daerah tempat tinggal anda masih ada warga yang berkumpul atau
yang tidak menjalankan social distancing?
Tabel 9. Distribusi frekuensi warga yang masih berkumpul atau yang tidak
menjalankan social distancing di Dusun Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Berdasarkan tabel 9 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang masih berkumpul atau tidak
menjalankan social distancing, yang masih berkumpul atau tidak menjalankan social
distancing adalah sebanyak 2 orang (40%) dan yang sudah menjalankan social
distancing adalah sebanyak 3 orang (60%).
3. Jika masih ada warga yang berkumpul, apakah warga sudah menjaga jarak (± 1
meter)?
Tabel 10. Distribusi frekuensi warga yang masih berkumpul dengan menjaga
jarak (± 1 meter) di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang
Warga yang amsih berkumpul Jumlah Presentase
dengan menjaga jarak
Ya 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 10 :
Dapat di ketahui distribusi frekuensi Remaja yang masih berkumpul dengan menjaga
jarak (± 1 meter) adalah sebanyak 3 orang (60%) sedangkan yang tidak menjaga jarak
saat warga berkumpul (± 1 meter) adalah sebanya 2 orang (40%)
4. Jika masih ada warga yang berkumpul dalam kondisi pandemi COVID- 19 ini,
apakah warga sudah menggunakan masker?
Tabel 11. distribusi frekuensi warga yang sudah menggunakan masker saat
berkumpul dalam kondisi pandemic covid-19 di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Warga yang sudah menggunakan jumlah persen
masker
Ya 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 11 :
Distribusi frekuensi Remaja yang sudah menggunakan masker saat berkumpul dalam
kondisi pandemu covid-19 adalah sebanya 4 orang (80%) dan yang tidak
menggunakan masker saat berkumpul adalah 1 orang (20%)
5. Apakah tiap- tiap rumah di daerah tempat tinggal anda sudah tersedia fasilitas
cuci tangan?
Tabel 12. Distribusi frekuensi ketersediaan fasilitas cuci tangan di Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Rumah warga yang sudah tersedia Jumlah Presentasi
Fasilitas cuci tangan
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan table 12 :
Berdasarkan tabel 13 :
Distribusi frekuensi tiap rumah di daerah tempat tinggal responden yang menyediakan
fasilitas cuci tangan dengan menggunakan air mengalir adalah sebanyak 5 orang
(100%)
7. Jika menyediakan fasilitas cuci tangan, apakah sudah tersedia sabun?
Tabel 14. Distribusi frekuensi ketersediaannya sabun untuk melakukan cuci
tangan di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang
Tersedianya sabun Jumlah Presentasi
Sudah 5 100%
Belum 1 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 14 :
Disreibusi frekuensi yang sudah tersedia sabun untuk melakukan cuci tangan
sebanyak 5 orang (100%).
8. Apakah sabun yang anda gunakan mengandung desinfektan?
10. Jika menggunakan sabun cair, apakah tempat penyediaan sabun cair tertutup
(sehingga tidak ada bakteri/kuman yang masuk)?
Tabel 19. Distribusi frekuensi di daerah tempat tinggal warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Terdapat program Jumlah Presentase
Ada 5 100%
Tidak ada 0 0%
total 5 100%
Berdasarkan tabel 19 :
Disteribusi frekuensi responden yang menjawab terdapat program vaksinasi sebanyak
5 orang (100%).
Berdasarkan tabel 20 :
Disteribusi frekuensi yang siap menerima vaksin sebanyak 5 orang (100%)
14. Jika anda siap untuk menerima vaksin Sarcovac, apakah anda mengetahui apa
saja hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan sebelum dan sesudah
vaksin
Tabel 21. Distribusi frekuensi warga yang mengetahui apa saja yang boleh/tidak
dilakukan sebelum dan sesudah vaksin Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Mengetahui Jumlah Presentase
YA 1 20%
Tidak 4 8%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 21 :
Disteribusi frekuensi yang mengetahui hal yan boleh atau tidak dilakukan sebelum
dan sesudah menerima vaksin sebanyak 1 orang (80%), dan yang menjawab tidak
mengetahui hal yang boleh atau tidak dilakukan sebelum dan sesudah menerima
vaksin yaitu sebanyak 4 orang (80%).
15. Apakah didaerah tempat tinggal anda ada layanan kesehatan yang memberikan
informasi terkait dengan pandemic Covid-19 ?
Tabel 22. Distribusi frekuensi warga yang terdapat layanan kesehatan yang
memberikan iformasi terkait Covid-19 Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Berdasarkan tabel 22 :
Disteribusi frekuensi yang mengatakan terdapat layanan kesehatan yang memberikan
informasi terkait Covid-19 sebanyak 5 orang (100%)
16. Jika iya apakah bentuk informasi yang diberikan
Tabel 22. Distribusi frekuensi bentuk informasi di Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Bentuk Informasi Jumlah Presentase
Poster 3 60%
Pengumuman dari mobil puskesmas 2 40%
Lain-lain
Total 5 100%
C. DEMOGRAFI
1. Setelah adanya pandemi COVID- 19 ini, bagaimana kondisi daerah tempat
tinggal anda. Apakah :
Tabel 23. Distribusi frekuensi kondisi daerah tempat tinggal warga Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang setelah adanya pandemic covid-19
Bentuk kondisi Jumlah Presentase
Tenang 3 60%
sepi 1 20%
biasa (seperti keadaan sebelum adanya pandeni 1 20%
covid -9
ramai 0 0%
total 5 100%
Berdasarkan tabel 23 :
Tabel 26. Distribusi frekuensi adanya tetangga warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang terpapar
Covid-19
Tetangga yang terpapar Jumlah Presentase
Ada 0 0%
Tidak Ada 5 100%
Tidak mengetahui 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 25 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang tidak terpapar virus Covid-
19 yaitu ada sebanyak 5 orang (100%)
5. Apakah tetangga anda ada yang melakukan isolasi mandiri ?
Tabel 25 . Distribusi frekuensi respon warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang setelah
mendapat informasi terkait covid_19.
Ada 0 0%
Tidak Ada 5 100%
Tidak mengetahui 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 25 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi tetangga yang sedang melakukan isolasi
mandiri di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pangersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang yang mengatakan tidak ada yang sedang melakukan isolasi
mandiri yaitu sebanyak 5 orang (100%).
Berdasarkan tabel 26 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi yang dilakukan oleh warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. jika
menemukan tetangga yang memiliki tanda dan gejala Covid-19, yaitu yang melapor
ke petugas kesehatan sebanyak 5 orang (100%).
D. ETNIK/SUKU/BUDAYA/NILAI
1. Apakah anda yakin dan percaya dengan semua upaya pemerintah (sosial
distance, psycial distance) dalam mencegah atau menangani COVID-19?
Tabel 27. Distribusi frekuensi warga Dusun Kalimalang Dusun Kebon Ombo RT
1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Yang yakin
dan percaya dengan semua upaya pemerintah (sosial distance, psycial distance)
dalam mencegah atau menangani COVID-19
Percaya dengan semua upaya
pemerintah dalam mencegah
atau menangani COVID-19 Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 27 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Yang yakin dan percaya
dengan semua upaya pemerintah (sosial distance, psycial distance) dalam mencegah
atau menangani COVID-19, yaitu yang percaya dengan semua upaya pemerintah
dalam mencegah atau menangani COVID-19 sebanyak 5 orang (100%)
2. Apakah anda percaya bahwa kalau kita bahagia dan berfikir positif, Covid-19
tidak bisa masuk dalam tubuh kita?
3. Sesuai keyakinan agama anda, apakah anda percaya bahwa covid-19 akan
hilang?
Berdasarkan tabel 29 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang percaya bahwa Covid-19 akan
hilang menurut keyakinan agama masing-masing ada sebanyak 5 orang (100%)
4. Apa yang bisa anda lakukan secara agama untuk meingkatkan kekebalan
tubuh? (contoh : beribadah, sholat, dzikir, dll)
Tabel 30. Distribusi frekuensi yang bisa dilakukan warga Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. secara
agama untuk meingkatkan kekebalan tubuh Komunitas
Berdasarkan tabel 30 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang dilakukan secara agama untuk
meningkatkan kekebalan tubuh dengan beribadah dan berdoa sebanyak 5 orang
(100%)
5. Sesuai keyakinan agama anda, apa yang anda lakukan jika Covid-19 ini ada di
tetangga anda?
Tabel 31. Distribusi frekuensi yang dilakukan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. menurut
keyakinan agama masing- masing jika Covid-19 sudah ada di tetangga
responden
Yang dilakukan menurut
keyakinan agama jika
Covid-19 sudah ada di tetangga Jumlah Presentase
Memberi dukungan doa 5 100%
Menjauhi karena takut 0 0%
Berhati-hati dan berdoa 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 31 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang dilakukan warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Menurut
keyakinan agama jika Covid-19 sudah ada di tetangga responden yang memberi
dukungan doa sebanyak 5 orang (100%)
6. Apa yang bisa dilakukan bersama tetangga anda, untuk mencegah virus
COVID- 19 di lingkungan anda?
Tabel 32. Distribusi frekuensi yang dilakukan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Jika COVID-19
terjadi pada tetangga responden
Tindakan mencegah COVID-19 Jumlah Presentase
Taat aturan pemerintah 3 60%
Tidak taat aturan pemerintah 2 40%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 32 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi tindakan untuk mencegah COVID-19
bersama tetangga yang tidak taat aturan pemerintah sebanyak 3 orang (60%) dan
yang taat aturan pemerintah sebanyak 2 orang (40%).
7. Jika ada ada anggota keluarga kalian yang memiliki tanda gejala COVID- 19
apa yang anda lakukan sesuai dengan kepercayaan/keyakinan anda?
Tabel 33. Distribusi frekuensi yang dilakukan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Jika keluarga memiliki tanda dan gejala COVID-19 sesuai dengan
keyakinan/kepercayaan.
Tindakan jika ada tanda COVID-19 Jumlah Presentase
Di bawa ke pelayanan kesehatan 5 100%
Di rawat sendiri di rumah 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 33 :
Dapat diketahui Distribusi frekuensi yang dilakukan Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. jika keluarga memiliki tanda
dan gejala COVID-19 sesuai dengan keyakinan/kepercayaan., yaitu dengan dibawa ke
pelayanan kesehatan sebanyak 5 orang (100%)
E. PENGKAJIAN LINGKUNGAN FISIK
1. Bagaimana kondisi iklim/ cuaca di daerah anda ?
Tabel 34. Distribusi frekuensi kondisi iklim/cuaca di daerah Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Kondisi iklim Jumlah Presentae
Kemarau 5 100%
Tidak menentu 0 0%
Hujan 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 34 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi kondisi iklim di daerah tempat tinggal
responden, sebanyak 5 orang (100%) dalam kondisi iklim kemarau.
Tabel 35. Distribusi frekuensi kondisi iklim dan cuaca berpengaruh atau tidak
terhadap kesehatan warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Ikllim dan cuaca berpengaruh kekesehatan Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 35 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi kondisi iklim dan cuaca berpengaruh atau
tidak terhadap kesehatan warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.adalah 5 orang (100%) menjawab iya
mempengaruhi
3. Apakah cahaya matahari dapat masuk kerumah anda ?
Tabel 36. Distribusi frekuensi cahaya masuk kerumah warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Sinar Matahari masuk rumah Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 36 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi cahaya masuk kerumah warga Dusun
Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang adalah menjawab ya adalah 100%
4. Bagaimana kepadatan penduduk didaerah anda? Apakah terdapat jarak
antara rumah 1 dengan rumah yang lainnya?
Tabel 37. Distribusi frekuensi kepadatan penduduk dan adakah jarak antara
rumah 1 dengan rumah yang lain warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Jarak antar rumah Jumlah Presentase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 37
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi jarak antar rumah responden Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Sebanyak 5 orang (100%) menjawab ya
5. Dimanakah warga biasanya berkumpul ?
Tabel 38. Distribusi frekuensi tempat yang biasa digunakan warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Warga biasanya berkumpul Jumlah Presentase
Mushola 1 20 %
Balai desa 1 20%
Pos ronda 1 20%
Warung 1 20%
Dirumah 1 20%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 38 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi tempat yang biasa digunakan warga
Dusun Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang. Untuk berkumpul adalah bervariasi baik bisa berkumpul di mushola 1
(20%), balai desa 1 (20%), pos ronda 1 (20%) ,warung 1(20%).
6. Apakah ditempat perkumpulan (Musola, Masjid, Pos Ronda dan lain-lain) di
dusun anda disediakan fasilitas cuci tangan dengan air mengalir?
Tabel 39. Distribusi frekuensi ada tidaknya fasilitas cuci tangan dengan air
mengalir di tempat yang digunakan warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 39 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi ada tidaknya fasilitas cuci tangan dengan
air mengalir di tempat yang digunakan warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. untuk berkumpul yang mengisi ya
ada fasilitas cuci tangan sebanyak 5 orang (100%)
7. Bagaimana cara warga untuk mencegah Covid-19 dilingkungan tempat tinggal
anda ?
Tabel 40. Distribusi frekuensi cara warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dalam mencegah Covid 19
Berdasarkan tabel 40 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang sudah melakukan social distancing
dilingkungan sebanyak 3 orang (60%) dan yang belum melakukan social distancing
sebnayak 2 org (30%).
Tabel 42. Distribusi frekuensi ada tidaknya aturan dilarang bepergian di Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang.
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang sudah menerapkan dilarang nya
bepergian sebanyak 3 orang (60%) dan yang belum melakukan sebanyak 2 orang
(40%)
F. PENDIDIKAN
1. Apakah di keluarga anda ada yang buta huruf?
Tabel 43. Distribusi frekuensi ada tidaknya keluarga yang buta huruf di Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang.
Tabel 44. Distribusi frekuensi ada tidaknya informasi terkait covid 19 di Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang.
Berdasarkan tabel 43 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang mengetahui terkait informasi covid
terkini sebnayak 5 orang (100%)
3. Jika sudah ada informasi terkait COVID- 19, pencegahan, dan pelaksanaan
Vaksin Covid-19 Sarcovac, darimanakah sumber informasi yang anda?
Tabel 45. Distribusi frekuensi sumber informasi terkait covid 19 yang diterima
oleh Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang.
Berdasarkan tabel 45 :
Berdasarkan tabel 46 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga dapat menyaring
informasi(akuat/hoak) terkait covid 19 atau tidak, yaitu yang mengisi ya sebanyak 5
orang (100%)
5. Apakah anda mengakses/membuka informasi dari website covid 19 (kemenkes,
Jateng tanggap, dll)?
Berdasarkan tabel 47 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga mengakses/membuka informasi
dari website terkait covid 19 atau tidak, yaitu yang mengisi ya sebanyak 5 orang
(100%)
6. Apakah anda aktif mengikuti perkembangan berita covid 19 saat ini?
Berdasarkan tabel 48 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang aktif mengikuti
perkembangan berita terkait covid 19 yaitu sebanyak 4 orang (80%) dan yang tidak
mengikuti perkembangan berita terkait covid 19 sebanyak 1 orang (20%)
7. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai tanda dan gejala covid 19?
Berdasarkan tabel 49 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang mendapat informasi
mengenai tanda dan gejala terkait covid 19 sebanyak 4 orang (80%) dan yang belum
mendapat informasi mengenai tanda dan gejala terkait covid 19 sebanyak 1 orang
(20%).
9. Jika ada yang mengalami tanda dan gejala covid-19, apakah anda sudah
memiliki insiatif untuk melaporkan ke petugas kesehatan?
Berdasarkan tabel 52 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang sudah memiliki atau
belum memiliki inisiatif untuk melapor ke petugas kesehatan jika ada yang
mengalami tanda dan gejala covid 19, yaitu yang mengisi ya sebanyak 5 orang
(100%)
10. Apakah anda sudah mendapat informasi mengenai cara penularan covid 19?
11. Apakah COVID-19 ditularkan melalui udara atau percikan air ludah dari
orang yang positif COVID-19 saat batuk atau bersin?
Berdasarkan tabel 53 :
Dapat diketahui bahwa menurut warga Covid 19 ditularkan melalui udara atau
percikan air ludah dari orang yang positif Covid 19 saat batuk atau bersin sebanyak
5 orang (100%)
Dapat diketahui bahwa yang sudah melakukan pencegahan sesuai dengan anjuran
pemerintah yaitu sebanyak 3 orang (60%) dan yang belum melakukan adalah
sebanyak 2 orang (40%)
14. Apakah dengan menjaga jarak aman >1 meter dengan orang lain dapat
memutus rantai penularan COVID- 19?
15. Apakah dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer dapat memutus rantai penularan COVID-19?
Berdasarkan tabel 58 :
Berdasarkan tabel 59 :
Dapat diketahui yang sudah mengetahui 6 langkah cuci tangan sebanyak 2 orang
(40%) dan yang tidakmengetahui 6 langkah cuci tanga adalah sebanyak 3 orang (60
%).
17. Apakah dengan menggunakan masker saat keluar rumah dapat memutus
rantai penularan COVID-19?
Berdasarkan tabel 61 :
Berdasarkan tabel 61 :
Berdasarkan tabel 62 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang mengetauhi etika batuk dan
bersin yang benar sebanyak 5 orang (100%)
20. Apakah dengan tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan
dapat memutus rantai penularan COVID-19?
Tabel 63. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
Apakah dengan tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan
dapat memutus rantai penularan COVID-10
Berdasarkan tabel 63 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
Apakah dengan tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan dapat
memutus rantai penularan COVID-19, yaitu yang menjawab ya sebanyak 4 orang
(80%) dan yang menjawab tidak sebanyak 1 orang (20%).
21. Apakah anda setuju dengan berjemur bisa mencegah penularan covid 19?
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga setuju atau tidak dengan berjemur
dapat mencegah penularan COVID-19, yang setuju sebanyak 5 orang (100%)
22. Apakah anda percaya virus corona akan mati saat anda berjemur?
Tabel 65. Distribusi frekuensi warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa
Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang percaya atau tidak virus
corona akan mati saat berjemur
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga percaya atau tidak dengan
berjemur virus corona akan mati, yang percaya sebanyak 5 orang (100%)
24. Apakah dengan olahraga dan istirahat cukup dapat meningkatkan system
kekebalan tubuh?
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
Apakah dengan olahraga dan istirahat cukup dapat meningkatkan system kekebalan
tubuh, yang menjawab ya sebanyak 5 orang (100%)
25. Apakah dengan mengkonsumsi gizi seimbang (isi piringku) berupa makanan
pokok (nasi, singkong, dll), sayuran, buah, dan lauk pauk dapat meningkatkan
system kekebalan tubuh?
Tabel 67. Distribusi frekuensi pengetahuan Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4
Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai apakah
dengan mengkonsumsi gizi seimbang (isi piringku) berupa makanan pokok
(nasi, singkong, dll), sayuran, buah, dan lauk pauk dapat meningkatkan system
kekebalan tubuh
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
apakah dengan mengkonsumsi gizi seimbang (isi piringku) berupa makanan pokok
(nasi, singkong, dll), sayuran, buah, dan lauk pauk dapat meningkatkan system
kekebalan tubuh yang menjawab ya 5 orang (100%)
26. Apakah orang yang sudah meninggal bisa menularkan virus corona/covid19?
Tabel 69. Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
apakah orang yang sudah meninggal bisa menularkan virus corona/covid19
Iya 2 40%
Tidak 3 60%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 69 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pengetahuan warga Dusun Kebon Ombo
RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang mengenai
apakah orang yang sudah meninggal bisa menularkan virus corona/covid19, yaitu
yang menjawab ya sebanyak 2 (40%) dan yang menjawab tidak sebanyak 3 (60%)
27. Bagaimana pendapat dan tindakan anda jika ada penderita yang menginggal
akibat Covid-19?
Tabel 70. Distribusi frekuensi pendapat dan tindakan warga Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang jika
ada penderita yang meninggal akibat covid 19
Persepsi pasien covid meninggal jumlah presentase
Menolak jenazah 0 0%
Menerima jenazah 5 100%
Pendapat lain 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 70
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi pendapat dan tindakan warga Dusun
Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
jika ada penderita yang meninggal akibat Covid 19, yaitu yang mempunyai persepsi
menerima jenazah pasien akibat Covid-19 sebanyak 5 orang sebanyak (100%)
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 72 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi apakah warga Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang sudah mengetahui
atau belum mengetahui tentang kebijakan pemerintah “Gotong Royong Jogo
Tonggo”, yaitu yang menjawab ya 5 (100%)
G. EKONOMI
1. Apakah anda tetap melakukan pekerjaan anda pada masa pandemi COVID-
19 ini?
Ya 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 73 :
Tabel 74. Distribusi frekuensi ada tidaknya dampak ekonomi pada warga
Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang setelah adanya pandemi Covid 19
Berdampak pada ekonomi Jumlah Presentasi
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 74 :
Dapat diketahui bahwa Distribusi frekuensi ada tidaknya dampak ekonomi pada
warga Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang setelah adanya pandemi Covid 19, yaitu yang menjawab ya adalah 5 orang
(100%)
3. Apakah anda memakai Alat Pelindung Diri seperti masker saat anda bekerja
untuk mencegah penularan COVID- 19?
Berdasarkan tabel 76 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan bersedia menjadi responden adalah sebanyak 5 orang
(100%).
Berdasarkan tabel 77 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi yang menggunakan hand senitizer saat
bepergian adalah sebanyak 3 orang (60%) dan yang tidak bersedia menjadi
responden adalah sebanyak 2 orang (40%)
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang mempunyai akses untuk
mendapatkan bantuan dari pemerintah selama COVID- 19 adalah 5 orang (100%)
Tabel 81. Distribusi frekuensi ada penerapan karantina diwilayah Dusun Kebon
Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Penerapan karantina Jumlah Presentase
Ada 2 40%
Tidak 3 60%
Total 5 100%
4. Apakah didaerah anda ada warga yang baru datang/pendatang dari luar
kota/luar negri?
Tabel 84. Distribusi frekuensi adanya warga pendatang baik dalam/luar negri
diwilayah Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang
Adanya pendatang Jumlah Presentase
Ada 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%
Berdasarkan Tabel 84
Dapat di ketahui bahwa distribusi frekuensi adanya warga pendatang baik dari
dalam/luar negri di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang yaitu yang menjawab tidak Ada sebanyak 5 orang
(100%)
5. Jika ada, apakah warga tersebut lapor ke perangkat desa tentang
kedatangannya?
Tabel 88. Distribusi frekuensi ketersediaan tempat isolasi diri dari desa atau
pemerintah di daerah tempat tinggal responden di Dusun Kebon Ombo RT 1
RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%
Berdasarkan tabel 88 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi ketersediaan tempat isolasi diri dari desa
atau pemerintah yang tidak tersedia tempat isolasi diri adalah sebanya 5 orang
(100%).
9. Apakah anda lapor ke petugas kesehatan jika ada keluarga anda yang sakit?
Tabel 89. Distribusi frekuensi apakah warga Di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW
4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang lapor atau tidak ke
petugas kesehatan jika ada keluarga yang sakit
Berdasarkan tabel 90 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden yang sudah melakukan aturan
pemerintah untuk melakukan ibadah di rumah masing masing sebanyak 5 orang
(100%) yang sudah melakukan aturan pemeritah
I. REKREASI
1. Terkait dengan adanya pandemi COVID- 19 bertepatan dengan liburan
sekolah,apakah anda ingin berpergian untuk mudik ?
Tabel 91 : Distribusi frekuensi responden yang ingin berpergian untuk mudik
di Dusun Kebon Ombo RT 1 RW 4 Desa Pagersari Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang
Berdasarkan tabel 91 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi warga yang tidak ada keinginan
berpergian untuk mudik adalah sebanyak 5 orang (100%).
2. Jika iya apakah anda wajib melakukan isolasi diri selama 14 hari?
Berdasarkan tabel 92 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden yang jika berpergian untuk
mudik wajib melakukan isolasi diri selama 14 hari sebanyak 5 orang (100%)
3. Transportasi apakah yang anda gunakan untuk mudik?
Berdasarkan tabel 93 :
Dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden yang menggunakan kendaraan
pribadi untuk mudik sebanyak 5 orang (100%)
Berdasarkan tabel 97
Distribusi frekuensi keluarga jarang melakukan rekreasi bersama ada 5 orang
(100%)
BAB IV
ANALISA DATA
PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA IMPLEMENTA
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
KOMUNITAS INTERVENSI
PLAN OF ACTION
dijelaskan
sampai selesai
Evaluasi Hasil :
lakukan 5 responden
dapat menjawab
pertanyaan yang di
berikan
2 PENDEK COVID- 17 Juli JANGKA PENDEK : 1. Tersedia PPT ser
Poster dan Vidio
19 dan 1. Dari 5 remaja yang di
2. Para Remaja sang
PERCUMAS : undang di hadiri 5
bersemangat d
- Pemberian responden antusias
Demonstrasi dijelaskan
lakukan 5 responden
sudah paham
menjawab pertanyaan
yang di berikan.
sampai selesai
Evaluasi Hasil :
menjawab pertanyaan
yang di berikan