Makalah ini dibuat unuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi mengenai vaksin
Covid-19
Disusun oleh
USWATUN HASANAH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Rumusan masalah....................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1 Pengertian Vaksin dan Vaksinisasi..........................................................
2.2 komposisi Vaksin....................................................................................
2.3 Cara Kerja Vaksin dalam Tubuh.............................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan
tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain
yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak
asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu
menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS,
yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus
Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang
sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan
infeksi lebih parah dan gagal organ.
Dirangkum dari laman resmi Covid19.go.id, vaksin adalah zat yang sengaja dibuat
untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh dari penyakit tertentu, sehingga
bisa mencegah terjangkit dari penyakit tertentu tersebut.
Saat ini sudah ada 30 jenis vaksin yang diciptakan sejak konsep vaksinasi
dilakukan Edward Jenner pertama kalinya pada 1796. Bukti keberhasilan vaksin
adalah musnahnya penyakit Variola (small pox) pada 1979. Sekarang kita juga
dalam upaya memusnahkan campak dan polio. Indonesia sendiri saat ini bebas
polio karena program imunisasi.
Sebenarnya, sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit bisa terbentuk secara
alami saat seseorang terinfeksi virus atau bakteri penyebabnya. Namun, infeksi
virus Corona memiliki risiko kematian dan daya tular yang tinggi. Oleh karena
itu, diperlukan cara lain untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, yaitu
vaksinasi.
Vaksinasi Covid-19 dilakukan setelah kepastian keamanan dan keampuhannya
ada, merupakan upaya untuk menurunkan kesakitan dan kematian dan mendorong
terbentuknya kekebalan kelompok (herd imunity). Selain itu, vaksinasi Covid-19
bertujuan untuk melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh,
juga menjaga produktivitas dan mengurangi dampak sosial dan ekonomi
masyarakat.
Vaksin berisi berbagai antigen antara lain antigen, stabilizer, ajuvant, antibiotik,
pengawet.
Vaksin dapat juga mengandung residu dari proses produksi. Mengetahui dengan
persis apa saja yang ada didalam satu jenis vaksin akan dapat membantu dalam
investigasi apabila terjadi KIPI. Dan dapat juga untuk membantu untuk mencari
pilihan vaksin lain apabila seseorang alergi terhadap salah satu komponen vaksin
yang dicurigai.
Antigen
Zat Penstabil
Ajuvan
Saat ini ada beberapa ratus jenis ajuvan yang digunakan atau sedang diteliti dalam
teknologi vaksin.
Antibiotik
Antibiotik (dalam jumlah yang sedikit) dipakai dalam proses pembuatan vaksin,
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri pada kultur sel
dimana virus sedang dikembangbiakkan. Biasanya kadar antibiotika yang
terdeteksi dalam vaksin sangat rendah, misalnya pada vaksin MMR dan IPV,
hanya ada 25µgr neomycin untuk setiap dosis vaksin (< 0, 000025 gr). Orang
yang alergi terhadap neomycin harus dipantau secara ketat, karena kemungkinan
dapat timbul reaksi alergi, sehingga dapat ditangani dengan cepat apabila timbul
alergi.
Kadar antibiotik dalam vaksin sangat rendah namun masih bisa terdeteksi.
Misalnya pada vaksin MMR, dan IPV kadar antibiotik seperti neomycin hanya
sekitar 25µgr/dosis.
Orang yang diketahui alergi terhadap neomycin harus di observasi dengan ketat
setelah vaksinasi.
Bahan pengawet
Thiomersal
Paling sering digunakan. Merupakan senyawa kimia yang berisi ethyl mercury.
Sudah digunakan sejak tahun 1930 dan tidak pernah dilaporkan efek samping
pada dosis yang dipakai dalam program imunisasi. Kecuali reaksi minor berupa
kemerahan dan bengkak pada lokasi suntikan.
Telah dilakukan pengamatan yang ketat terhadap thiomersal oleh karena mereka
mengandung ethyl mercuri. Global Advisory Committee tentang keamanan vaksin
secara terus menerus melakukan evaluasi terhadap aspek keamanan vaksin yang
mengandung thiomersal. Sejauh ini belum pernah dilaporkan adanya masalah
toksisitas pemakaian thiomersal di dalam vaksin. Thiomersal dalam kadar yang
terdeteksi tidak menimbulkan dampak pada perkembangan neurologis seorang
bayi.
Formaldehid
Formaldehid dipakai untuk melakukan inaktivasi virus (contoh IPV) dan untuk
mendektosifikasi toksin bakteri pada pembuatan vaksin difteri dan tetanus.
Vaksin yang dibuat dari virus yang dilemahkan akan membantu tubuh mengenali
virus asli dan melatih sistem imun untuk melawannya.
Mikroba yang terkandung dalam vaksin akan berperan sebagai antigen. Zat ini
akan merangsang sistem imun tubuh agar menghasilkan antibodi yang bisa
melawan suatu penyakit.
Jika terpapar virus, tubuh bisa segera memproduksi limfosit atau antibodi yang
diproduksi imun tubuh. Antibodi tersebut kemudian akan menyerang virus
tersebut. Virus akan dihancurkan atau dinetralisasi oleh antibodi.
Vaksin bekerja dengan melatih sistem kekebalan untuk mengenali dan memerangi
patogen, baik virus maupun bakteri. Untuk melakukannya, molekul tertentu dari
patogen harus dimasukkan ke dalam tubuh guna memicu respons imun. Molekul
tersebut disebut dengan antigen, yang ada di semua virus dan bakteri. Dengan
menyuntikkan antigen ke dalam tubuh, sistem kekebalan akan belajar
mengenalinya.
Vaksin bukan hanya bekerja pada masing-masing tubuh seseorang saja, tetapi juga
mampu melindungi seluruh populasi manusia. Jika banyak orang melakukan
vaksinasi, maka peluang untuk terjangkit penyakit tertentu menjadi sangat rendah.
Hal tersebut yang juga membawa manfaat bagi seseorang yang tidak melakukan
vaksinasi. Jika bakteri atau virus tidak memiliki inang yang mumpuni untuk
tinggal dan berkembangbiak, maka bakteri dan virus akan mati seluruhnya.
3.1 KESIMPULAN
Namun, berdasarkan data sementara yang disimpulkan selama satu bulan ini,
Penny menyebut vaksin Sinovac memiliki keamanan dan efektivitas yang cukup
baik. Hal tersebut akan kembali dikonfirmasi tiga bulan ke depan. Sampai saat ini,
untuk sementara waktu dapat kami katakan aman. Karena tidak terjadi hal-hal
yang merugikan dari subjek.