Anda di halaman 1dari 13

VAKSIN COVID-19

Makalah ini dibuat unuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi mengenai vaksin
Covid-19

Disusun oleh

USWATUN HASANAH

Kelas: XI IPA 1 / 2K2

MA DINIYYAH PUTERI LAMPUNG


Tahun Ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

kotaagung, Mei 2021


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Rumusan masalah....................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1 Pengertian Vaksin dan Vaksinisasi..........................................................
2.2 komposisi Vaksin....................................................................................
2.3 Cara Kerja Vaksin dalam Tubuh.............................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan


pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini
diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai
jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular,
kelelawar, dan berbagai jenis tikus.

Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan
tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain
yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak
asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu
menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.

Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS,
yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus
Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang
sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan
infeksi lebih parah dan gagal organ.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud vaksin dan vaksinisasi?
2. apa sajakah komposisi vaksin?
3. serta bagaiamana cara kerja vaksin dalam tubuh sehingga dianggap dapat
menanggulangi pandemi yang ada saat ini?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui apa itu sebenarnya vaksin dan vaksinsasi
2. Mengetahaui bahan-bahan yang terkandung dalam vaksin
3. Untuk mengetahui cara kerja vaksin didalam tubuh

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Dapat memberikan informasi mengenai vaksin Covid-19 dan memberikan
penjelasan kepada masyarakat seputar vaksin dan vaksinisasi Covid-19
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN VAKSIN DAN VAKSINISASI

Vaksin menjadi hal yang diprioritaskan pengembangannya saat terjadi wabah


terutama yang disebabkan oleh virus baru seperti corona. 

Dirangkum dari laman resmi Covid19.go.id, vaksin adalah zat yang sengaja dibuat
untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh dari penyakit tertentu, sehingga
bisa mencegah terjangkit dari penyakit tertentu tersebut.
Saat ini sudah ada 30 jenis vaksin yang diciptakan sejak konsep vaksinasi
dilakukan Edward Jenner pertama kalinya pada 1796. Bukti keberhasilan vaksin
adalah musnahnya penyakit Variola (small pox) pada 1979. Sekarang kita juga
dalam upaya memusnahkan campak dan polio. Indonesia sendiri saat ini bebas
polio karena program imunisasi.

Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin melalui disuntikkan maupun diteteskan


ke dalam mulut untuk meningkatkan produksi antibodi guna menangkal penyakit
tertentu.Vaksinasi termasuk dalam imunisasi aktif sebagai upaya memicu tubuh
mengeluarkan antibodi terhadap penyakit tertentu.

Vaksinasi juga merupakan upaya pemberian vaksin (antigen) yang dapat


merangsang pembentukan imunitas (antibodi) sistem imun di dalam tubuh.
Vaksinasi sebagai upaya pencegahan primer yang sangat handal mencegah
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Dengan prosedur vaksinasi yang
benar diharapkan akan di peroleh kekebalan yang optimal, penyuntikan yang
aman dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi(KIPI) yang minimal.

Sebenarnya, sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit bisa terbentuk secara
alami saat seseorang terinfeksi virus atau bakteri penyebabnya. Namun, infeksi
virus Corona memiliki risiko kematian dan daya tular yang tinggi. Oleh karena
itu, diperlukan cara lain untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, yaitu
vaksinasi.
Vaksinasi Covid-19 dilakukan setelah kepastian keamanan dan keampuhannya
ada, merupakan upaya untuk menurunkan kesakitan dan kematian dan mendorong
terbentuknya kekebalan kelompok (herd imunity). Selain itu, vaksinasi Covid-19
bertujuan untuk melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh,
juga menjaga produktivitas dan mengurangi dampak sosial dan ekonomi
masyarakat.

2.2 KOMPOSISI VAKSIN

KOMPONEN-KOMPONEN YANG ADA DALAM SATU VAKSIN

Vaksin berisi berbagai antigen antara lain antigen, stabilizer, ajuvant, antibiotik,
pengawet.

Vaksin dapat juga mengandung residu dari proses produksi. Mengetahui dengan
persis apa saja yang ada didalam satu jenis vaksin akan dapat membantu dalam
investigasi apabila terjadi KIPI. Dan dapat juga untuk membantu untuk mencari
pilihan vaksin lain apabila seseorang alergi terhadap salah satu komponen vaksin
yang dicurigai.

 Antigen

Antigen adalah komponen yang dihasilkan dari struktur organisme penyebab


penyakit yang dikenal sebagai ”benda asing” oleh sistem kekebalan tubuh
manusia. Antigen ini dapat merangsang terbentuknya imunitas.

 Zat Penstabil

Stabilizer digunakan untuk menjamin stabilitas vaksin saat disimpan. Stabilitas


sangat penting apabila disimpan dalam sistem rantai dingin yang tidak baik.
Instabilitas dapat menyebabkan hilangnya antigenisitas dan menurunkan infeksitas
vaksin hidup (LAV). Faktor yang mempengaruhi stabilitas vaksin antara lain,
suhu, pH. Vaksin bakterial tidak stabil diakibatkan oleh proses hidrolisis atau
agregasi dari molekul karbohidrat dan protein. Bahan yang dipakai sebagai
stabilizer antara lain MgCl2 (untuk OPV), MgSO4 (untuk vaksin campak),
lactose-sorbitol dan sorbitol – gelatin.

 Ajuvan

Ajuvan ditambahkan dalam vaksin untuk merangsang pembentukan antibodi


terhadap antigen dalam vaksin secara lebih efektif.

Contoh garam aluminium

Ajuvan telah digunakan selama beberapa dekade untuk meningkatkan respon


kekebalan terhadap antigen vaksin terutama vaksin yang diinaktivasi. Pada vaksin
konvensional penambahan ajuvan ke dalam formulasi vaksin dimaksudkan untuk
merangsang, meningkatkan dan memperpanjang respons kekebalan spesifik
terhadap antigen vaksin. Vaksin-vaksin yang lebih baru yang dibuat dengan
furifikasi subunit atau vaksin sintetik yang dibuat menggunakan biosintetik,
rekombinan, dan teknologi modern mengandung lebih sedikit antigen sehingga
pemakaian ajuvan menjadi lebih diperlukan untuk mendapatkan respon kekebalan
yang diinginkan.

Secara kimia, ajuvan merupakan kelompok senyawa yang heterogen dengan


hanya satu persamaan yaitu kemampuannya untuk merangsang respon kekebalan.
Terdapat variasi yang besar tentang bagaimana mereka mempengaruhi sistem
kekebalan dan sejauh mana reaksi simpang yang timbul akibat hiperaktivasi
sistem kekebalan.

Saat ini ada beberapa ratus jenis ajuvan yang digunakan atau sedang diteliti dalam
teknologi vaksin.

 Antibiotik

Antibiotik (dalam jumlah yang sedikit) dipakai dalam proses pembuatan vaksin,
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri pada kultur sel
dimana virus sedang dikembangbiakkan. Biasanya kadar antibiotika yang
terdeteksi dalam vaksin sangat rendah, misalnya pada vaksin MMR dan IPV,
hanya ada 25µgr neomycin untuk setiap dosis vaksin (< 0, 000025 gr). Orang
yang alergi terhadap neomycin harus dipantau secara ketat, karena kemungkinan
dapat timbul reaksi alergi, sehingga dapat ditangani dengan cepat apabila timbul
alergi.

Antibiotik digunakan dalam proses pembuatan vaksin untuk mencegah


kontaminasi bakteri pada kultur sel dimana virus sedang dibiakkan.

Kadar antibiotik dalam vaksin sangat rendah namun masih bisa terdeteksi.
Misalnya pada vaksin MMR, dan IPV kadar antibiotik seperti neomycin hanya
sekitar 25µgr/dosis.

Orang yang diketahui alergi terhadap neomycin harus di observasi dengan ketat
setelah vaksinasi.

 Bahan pengawet

Bahan pengawet ditambahkan pada vaksin dengan kemasan multidosis untuk


mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Ada beberapa jenis bahan pengawet
seperti thiomersal, formaldehid dan derivat fenol.

 Thiomersal

Paling sering digunakan. Merupakan senyawa kimia yang berisi ethyl mercury.

Sudah digunakan sejak tahun 1930 dan tidak pernah dilaporkan efek samping
pada dosis yang dipakai dalam program imunisasi. Kecuali reaksi minor berupa
kemerahan dan bengkak pada lokasi suntikan.

Digunakan pada vaksin kemasan multidosis dibanyak negara karena dapat


mengurangi biaya dan tempat penyimpanan.

Telah dilakukan pengamatan yang ketat terhadap thiomersal oleh karena mereka
mengandung ethyl mercuri. Global Advisory Committee tentang keamanan vaksin
secara terus menerus melakukan evaluasi terhadap aspek keamanan vaksin yang
mengandung thiomersal. Sejauh ini belum pernah dilaporkan adanya masalah
toksisitas pemakaian thiomersal di dalam vaksin. Thiomersal dalam kadar yang
terdeteksi tidak menimbulkan dampak pada perkembangan neurologis seorang
bayi.

 Formaldehid

Formaldehid dipakai untuk melakukan inaktivasi virus (contoh IPV) dan untuk
mendektosifikasi toksin bakteri pada pembuatan vaksin difteri dan tetanus.

Selama proses pembuatan vaksin dilakukan proses purifikasi untuk


menghilangkan semua formaldehid dalam vaksin.
Kadar formaldehid dalam vaksin adalah beberapa raus kali lebih rendah dari kadar
formaldehid yang dapat merugikan kesehatan manusia, bahkan pada bayi.
Misalnya pada vaksin DPT-HepB + Hib “5-in-1” mengandung <0,02%
formaldehid untuk tiap dosis atau < 200 per sejuta.

2.3 CARA KERJA VAKSIN DALAM TUBUH

Lalu, bagaimana cara vaksin bekerja setelah dimasukkan pada tubuh?

Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional


(Kemenriset/BRIN) lewat unggahan di akun Instagram pada Selasa (8/12)
menyebutkan, vaksin yang sudah diberikan akan melatih tubuh untuk membentuk
kekebalan terhadap penyakit.

Vaksin yang dibuat dari virus yang dilemahkan akan membantu tubuh mengenali
virus asli dan melatih sistem imun untuk melawannya.

Mikroba yang terkandung dalam vaksin akan berperan sebagai antigen. Zat ini
akan merangsang sistem imun tubuh agar menghasilkan antibodi yang bisa
melawan suatu penyakit.
Jika terpapar virus, tubuh bisa segera memproduksi limfosit atau antibodi yang
diproduksi imun tubuh. Antibodi tersebut kemudian akan menyerang virus
tersebut. Virus akan dihancurkan atau dinetralisasi oleh antibodi.

Begini Cara Kerja Vaksin dalam Tubuh Manusia

Vaksin bekerja dengan melatih sistem kekebalan untuk mengenali dan memerangi
patogen, baik virus maupun bakteri. Untuk melakukannya, molekul tertentu dari
patogen harus dimasukkan ke dalam tubuh guna memicu respons imun. Molekul
tersebut disebut dengan antigen, yang ada di semua virus dan bakteri. Dengan
menyuntikkan antigen ke dalam tubuh, sistem kekebalan akan belajar
mengenalinya.

Sebagai pelindung tubuh, sistem kekebalan akan menyerang, memproduksi


antibodi, serta mengingatnya jika suatu saat bakteri atau virus tersebut muncul
kembali. Jika di kemudian hari muncul, sistem kekebalan otomatis akan
mengenali antigen dan menyerang secara agresif sebelum patogen menyebar yang
menyebabkan penyakit.

Vaksin bukan hanya bekerja pada masing-masing tubuh seseorang saja, tetapi juga
mampu melindungi seluruh populasi manusia. Jika banyak orang melakukan
vaksinasi, maka peluang untuk terjangkit penyakit tertentu menjadi sangat rendah.
Hal tersebut yang juga membawa manfaat bagi seseorang yang tidak melakukan
vaksinasi. Jika bakteri atau virus tidak memiliki inang yang mumpuni untuk
tinggal dan berkembangbiak, maka bakteri dan virus akan mati seluruhnya.

Fenomena tersebut dikenal dengan istilah imunitas komunitas. Kondisi tersebut


memungkinkan penyakit hancur sepenuhnya, tanpa perlu melakukan vaksinasi
seluruh orang. Seseorang yang sudah cukup syarat melakukan vaksinasi perlu
menjalaninya guna membentuk imunitas komunitas. Mengapa? Mengingat ada
beberapa golongan yang tidak dapat melakukan vaksinasi, seperti bayi, anak kecil,
orang tua, pengidap alergi, wanita hamil, atau orang dengan imun yang rendah.
Jika imunitas komunitas terbentuk, orang-orang yang termasuk ke dalam
golongan tidak memenuhi syarat untuk melakukan vaksinasi tetap hidup dengan
aman. Untuk membentuk sebuah imunitas komunitas, dalam sebuah kelompok
cukup 70 persen saja yang melakukan vaksinasi. Jika terlalu banyak orang yang
tidak melakukan vaksinasi, maka imunitas komunitas akan hancur dan berisiko
terkena penyakit.
Hal tersebut yang membuat pemerintah mengharuskan masyarakatnya untuk
melakukan beberapa vaksinasi wajib.
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Namun, berdasarkan data sementara yang disimpulkan selama satu bulan ini,
Penny menyebut vaksin Sinovac memiliki keamanan dan efektivitas yang cukup
baik. Hal tersebut akan kembali dikonfirmasi tiga bulan ke depan. Sampai saat ini,
untuk sementara waktu dapat kami katakan aman. Karena tidak terjadi hal-hal
yang merugikan dari subjek.

Anda mungkin juga menyukai