TAHUN 2021
Secara umum akibat korupsi adalah merugikan negara dan merusak sendi-sendi
kebersamaan serta memperlambat tercapainya tujuan nasional, diantaranya :
• Tata ekonomi, seperti: pemborosan sumber-sumber, larinya modal ke luar negeri,
gangguan terhadap perusahaan, gangguan penanaman modal
• Tata sosial budaya, seperti: revolusi sosial dan ketimpangan sosial
• Tata politik, seperti: ketidakstabilan politik, pengambilalihan kekuasaan, hilangnya
bantuan luar negeri, hilangnya kewibawaan pemerintah
• Tata administrasi, seperti: tidak efisien, kurangnya kemampuan administrasi,
hilangnya keahlian, hilangnya sumber-sumber negara, keterbatasan kebijaksanaan
pemerintah, dan pengambilan tindakan-tindakan represif
TIPOLOGI KORUPSI
1. WHITE COLLAR CRIME
Merupakan bentuk kejahatan yang melibatkan para pelaku yang sangat profesional baik
dalam bentuk objek perbuatannya maupun pelaku subjektifnya, yang tidak saja
perorangan tetapi mencakup korporasi, bahkan perbuatannya sangat merugikan
masyarakat dan negara secara luas, yang mana pelaku kejahatan ini mempunyai
kedudukan sosial yang tinggi dan terhormat dalam pekerjaannya
2. INVISIBLE CRIME
Adalah kejahatan yang tidak tampak yaitu adanya prosedur yang sangat sulit dan rumit
untuk membuktikan perbuatannya maupun tingkat profeionalitas sebagai pelaku tindak
pidana, yang mana kejahatan ini berlindung dibalik asas legalitas, karena kesulitan
pembuktian disebabkan tidak adanya aturan undang-undang yang mengatur
perbuatan tersebut.
Menurut Prof. Muladi karakteristik kejahatan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Penyamaran atau sifat tersembunyi maksud dan tujuan kejahatan (disquise of purpose
oriented).
b. Perbuatan terselubung yang mana penyuapan disamarkan dalam bentuk biaya
advertensi, promosi dan entertaint.
c. Keyakinan si pelaku terhadap kebodohan korban.
d. Penyembunyian pelanggaran.
3. LAW VISIBILITY
Bentuk kejahatan yang sulit pembuktiannya secara yuridis, karena perbuatan tersebut
tertutup dalam pekerjaan formal dalam batasan kewenangannya.
4. EXTRA ORDINARY CRIME
Merupakan bentuk kejahatan dengan modus operandi yang sangat canggih dan luar
biasa, sehingga kejahatan itu baru dirasakan dan diketahui setelah waktu yang lama.
5. WELFARE CRIME
Merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dalam suatu negara yang pertumbuhan
ekonominya yang sangat tinggi dan kehidupan masyarakatnya yang sudah
makmur (misalnya banking crime).
6. PUBLIC POWER / ECONOMIC POWER
Bentuk kejahatan ini dilakukan oleh penguasa dan pengusaha yang mempunyai kekuasaan
pemerintahan (public power) dan kuasa ekonomi (economic power atau konglomerat),
yang mana penguasa melakukan penyalahgunaan kewenangan (abuse of power) yang
mempunyai dampak yang luas sehingga kejahatan ini masuk dalam kategori pelanggaran
yang sulit terjangkau hukum (offences beyond the reach of the law)
7. PROFESIONAL FRINGE VIOLATOR
Adalah bentuk tipologi kejahatan korupsi di lingkungan profesi, sehingga kejahatan ini
sering disebut kejahatan profesional karier yang dapat mencakup pelbagai dimensi
lapangan kerja seperti notaris, wartawan, akuntan, dokter, insinyur, pengacara yang
melibatkan keahlian dalam aksi kejahatannya.
INTERNALISASI
Internalisasi dapat dilakukan :
1. Pendekatan inside out (dari dalam keluar)
2. Pendekatan outside in (dari luar ke dalam)
Internalisasi integritas akan maksimal ketika kita mampu menggabungkan pendekatan
inside out dan outside in. Untuk terjadinya hal tersebut maka:
1. Lingkungan yang berintegritas, misalnya perbanyak hidup dalam lingkungan yang
positif.
2. Proteksi Integritas, misalnya pastikan pengaruh lingkungan yang negatif tidak
masuk dalam pikiran (diri).
3. Perubahan Sistem Nilai, misalnya jika pengaruh sudah masuk dalam pikiran (diri)
segera lakukan teknik perubahan sistem nilai agar yang negatif dapat dihapuskan
dan diganti dengan yang positif.
LINGKUNGAN BERINTEGRITAS
1. Memperbanyak teman yang berperilaku positif.
2. Memperbanyak artefak/simbol dan Lingkungan Berintegritas sejarah yang
memberikan makna atau inspirasi untuk melakukan perilaku positif dan selalu
ingat akan kebaikan dan kebenaran.
3. Memperbanyak rutinitas atau ritual positif.
4. Membangun atau menjalankan sistem integritas, misalnya dalam
Kepemimpinan, Struktur Organisasi, Sistem Pengendalian, dll.
RE-FRAMING CULTURE
SEEDING INTEGRITY
Dengan mempelajari mekanisme berpikir, bersikap dan bertindak manusia maka akan
didapatkan pola sebagai berikut:
1. Stimulus WOW effect korupsi lebih kuat pengaruhnya dibandingkan dengan
kekuatan kontrol internal (nurani), akan memunculkan kecenderungan korupsi.
2. Kekuatan kontrol internal (nurani) dan stimulus korupsi yang biasa (tanpa WOW
effect) atau lemah.
3. Kekuatan kontrol internal (nurani) lebih kuat pengaruhnya dibandingkan dengan
stimulus WOW effect korupsi dan akan memunculkan kecenderungan integritas
SISTEM INTEGRITAS ORGANISASI
• Sistem integritas merupakan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan dan
penjagaan integritas, sehingga terjadi penyelarasan antara rohani dan jasmani dalam
diri, penyelarasan jiwa, pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan dengan nurani dan
lingkungan (sistem dan budaya integritas)
• Sistem integritas yang kuat sebagai pengendali dan penyelaras akan berjalan secara
efektif ketika diikuti kesediaan seluruh elemen organisasi
TAHUN 2021
2. SCREENSHOT PPT
RESUME MATERI MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara
nasional.
Untuk dapat menjalankan perannya dengan baik, Pegawai ASN memiliki fungsi
sebagai:
2. Dalam hal ini, ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
serta mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan public
Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
Dalam UU ASN disebutkan bahwa profesi ASN berlandaskan pada kode etik dan
kode perilaku yang bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik
dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
“Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan
latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan”.
c. Kelembagaan dan Jaminan Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN
Sistem merit menjadi prinsip utama dalam UU ASN, bahkan UU ini juga
menyediakan aturan kelembagaan untuk menjamin keberlangsungan sistem merit dalam
pengelolaan ASN. Lembaga-lembaga tersebut adalah:
1) Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) yang diberikan kewenangan untuk melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan manajemen ASN untuk menjamin
perwujudan atau pelaksanaan sistem merit pada instansi pemerintah.
1. Perecanaan; dimana panitia seleksi nasional dan instansi pengadaan PNS menyusun
dan menetapkan perencanaan pengadaan PNS yang meliputi jadwal dan sarana
prasarana pengadaan PNS;
2. Pengumuman lowongan; pada tahapan ini panitia seleksi pengadaan PNS
mengumumkan lowonfan jabatan PNS secara terbuka kepada masyarakat;
3. Pelamaran; setiap warga negara Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk
melamar menjadi PNS dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan;
4. Seleksi dan pengumuman hasil seleksi; terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu seleksi
administrasi, seleksi kompetensi dasar dan seleksi kompetensi bidang. PPK kemudian
mengumumkan pelamar yang dinyatakan lulus seleksi secara terbuka berdasarkan
penetapan hasil akhir seleksi;
5. Pengangkatan calon PNS dan masa percobaan calon PNS; PPK menetapkan
pelamar yang dinyatakan lulus seleksi sebagai calon PNS setelah mendapatkan
persetujuan teknis dan penetapan nomor induk pegawai dari Kepala BKN.
Calon PNS tersebut wajib menjalani masa prajabatan yang merupakan masa
percobaan selama 1 (satu) tahun. Masa prajabatan tersebut dilakukan melalui
proses pendidikan dan pelatihan;
6. Apabila pelaksanaan pelatihan prajabatan bagi Calon PNS tidak dapat
dilaksanakan karena kondisi tertentu - yang ditetapkan oleh Menteri
berdasarkan pertimbangan anggaran, SDM pelatihan dan/atau kebijakan
strategis nasional - pengangkatan Calon PNS menjadi PNS dapat dilakukan
setelah Calon PNS mengikuti dan lulus pelatihan prajabatan;
7. Pengangkatan menjadi PNS; calon PNS dapat diangkat menjadi PNS apabila
lulus pendidikan dan pelatihan serta sehat secara jasmani dan rohani.
c) Pangkat dan Jabatan
PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi
Pemerintah. Jabatan PNS terdiri atas JA, JF dan JPT dimana pengangkatan PNS
kedalam jabatan tertentu tersebut ditentukan berdasarkan perbandingan objektif
antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan
dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.
d. Pengembangan Karier
Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi,
penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah dengan mempertimbangkan
integritas dan moralitas melalui mutasi, promosi dan/atau penugasan
e) Pola Karier
Pola karier merupakan pola dasar mengenai urutan penempatan dan/atau
perpindahan PNS dalam dan antar posisi di setiap jenis jabatan secara
berkesinambungan. Oleh karena itu, pola karir PNS dapat berbentuk horizontal
(perpindahan dari satu posisi jabatan ke posisi jabatan lain yang setara baik dalam
satu kelompok maupun antar kelompok JA, JF dan JPT), vertikal (perpindahan
dari satu posisi jabatan ke posisi jabatan lain yang lebih tinggi dalam satu
kelompok JA, JF atau JPT), dan diagonal (perpindahan dari satu posisi jabatan ke
posisi jabatan lain yang lebih tinggi antar kelompok JA, JF atau JPT).
f. Promosi
Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian setelah mendapat pertimbangan tim penilai kinerja PNS
pada Instansi Pemerintah yang dibentuk oleh Pejabat yang Berwenang.
g) Mutasi
Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam 1 (satu) Instansi Pusat,
antar-Instansi Pusat, 1 (satu) Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi
Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan Negara Kesatuan Republik
Indonesia di luar negeri. Mutasi dilakukan atas dasar kesesuaian antara kompetensi
PNS dengan persyaratan jabatan, klasifikasi jabatan dan pola karier dengan
memperhatikan kebutuhan organisasi dan prinsip larangan konflik kepentingan
h) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS
yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karier. Penilaian kinerja PNS
dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit
atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang
dicapai, serta perilaku PNS.
i) Penggajian dan Tunjangan
Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin
kesejahteraan PNS. Gaji dibayarkan secara bertahap sesuai dengan beban kerja,
tanggung jawab, dan resiko pekerjaan.
j) Penghargaan
PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,
kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan
penghargaan berupa:
1. Tanda kehormatan sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-undangan;
2. Kenaikan pangkat istimewa kepada PNS berdasarkan penilaian kinerja dan
keahlian yang luar biasa dalam menjalankan tugas jabatan;
3. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi kepada PNS yang
mempunyai nilai kinerja yang sangat baik, memiliki dedikasi dan loyalitas
yang tinggi pada organisasi dan merupakan tambahan atas pengembangan
kompetensi yang telah diatur sebagaimana penjelasan sebelumnya; dan/atau
4. Kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
k) Disiplin
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,
PNS wajib mematuhi disiplin PNS.
l) Pemberhentian
PNS dapat diberhentikan dengan hormat karena berbagai alasan antara lain:
Pegawai ASN berhimpun dalam suatu wadah korps profesi Pegawai ASN
Republik Indonesia. Korps profesi ini memiliki tujuan untuk menjaga kode etik
profesi dan standar pelayanan profesi ASN dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai
pemersatu bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, korps profesi Pegawai ASN
memiliki fungsi antara lain:
1. Pembinaan dan pengembangan profesi ASN;
2. Memberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota korps profesi
ASN Republik Indonesia terhadap dugaan pelanggaran sistem merit dan
mengalami masalah hukum dalam melaksanakan tugas;
3. Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik Instansi Pemerintah terhadap
pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi; dan
4. Menyelenggarakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi
ASN Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
e. Sistem Informasi ASN
Sistem Informasi ASN memuat seluruh informasi dan data Pegawai ASN
antara lain:
1. Data riwayat hidup;
2. Riwayat pendidikan formal dan nonformal;
3. Riwayat jabatan dan kepangkatan;
4. Riwayat penghargaan, tanda jasa, atau tanda kehormat
5. Riwayat pengalaman berorganisasi;
6. Riwayat gaji
7. Riwayat pendidikan dan latihan;
8. Daftar penilaian prestasi kerja;
9. Surat keputusan; dan
10. Kompetensi.
f. Penyelesaian Sengketa
Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif yang terdiri dari
keberatan dan banding administratif. Keberatan diajukan secara tertulis dengan
memuat alasan keberatan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum dan
tembusannya disampaikan kepada pejabat yang berwenang
SCREENSHOT THROPY