Anda di halaman 1dari 32

PAJAK PENGHASILAN

PPH 21

Fuji Sampan Sujana


Penghasilan ?
Pengertian Penghasilan
Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun,

konsumsi

Tambahan ekonomi

kekayaan
Apakan semua penghasilan dapat dinikmati sepenuhnya?

TIDAK
Karena ada Pajak Penghasilan
Ketentuan hukum yang berlaku untuk PPh 21
 UU Nomor 7 tahun 1983 stdtd UU Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan.
 Peraturan Menteri Keuangan No. 252/PMK.03/2008 tentang petunjuk pelaksanaan
pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan
kegiatan orang pribadi.
 Peraturan Dirjen Pajak No. PER-16/PJ/2016 tentang pedoman teknis tata cara
pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21 dan/atau pajak
penghasilan pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang
pribadi.
 Peraturan Menteri Keuangan No. 102/PMK.010/2016 tentang penetapan bagian
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari pegawai harian dan mingguan serta
pegawai tidak tetap lainnya yang tidak dikenakan pemotongan menimbang pajak
penghasilan.
 Peraturan Pemerintah No. 68/2009 tentang tarif pajak penghasilan pasal 21 atas
penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, dan
jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus.
 Peraturan Menteri Keuangan No. 16/PMK.03/2010 tentang tata cara pemotongan
pajak penghasilan pasal 21 atas penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat
pensiun,tunjangan hari tua, dan jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus.
Definisi
Pajak yang dikenakan terhadap WP orang pribadi dalam
negeri atas penghasilan yang terkait dengan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan.

Penghasilan yang dimaksud dapat berbentuk gaji, upah,


honorarium, tunjangan, pensiun, atau pembayaran lain
dengan nama apapun.

Saat Terutang
Saat yang lebih dahulu antara akhir bulan diterimanya
pembayaran atau akhir bulan diperolehnya penghasilan.
Jenis penghasilan yang dikenakan PPh 21:
● Penghasilan bagi Pegawai Tetap
● Penghasilan bagi Pegawai Tidak Tetap
● Penghasilan bagi Bukan Pegawai
● Penghasilan yang dikenakan PPh 21 Final
● Penghasilan Lainny
Lanjutan.....
Subjek Pajak
Pegawai.

Penerima uang pesangon, pensiun/


uang manfaat pensiun, THT/ JHT,
berikut ahli waris.

Bukan pegawai yang menerima atau


memperoleh penghasilan atas
pekerjaan, jasa, atau kegiatan.

Peserta kegiatan.
Subjek Pajak
(Bukan Pegawai yang Menerima Atau Memperoleh Penghasilan)
 Tenaga ahli yg melakukan pekerjaan bebas.
 Seniman.
 Olahragawan.
 Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah,
penyuluh, moderator.
 Pengarang, peneliti, penerjemah.
 Pemberi jasa dalam segala bidang.
 Agen iklan.
 Pengawas/ pengelola proyek.
 Pembawa pesanan.
 Penjaja barang dagangan.
 Petugas dinas luar asuransi.
 Distributor MLM, direct selling atau sejenisnya.
Pengecualian Subjek
Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, berikut orang
yang diperbantukan terhadapnya, dengan syarat:

Bukan WNI.
Di Indonesia tidak menerima/ memperoleh penghasilan di luar jabatannya.
Berasal dari negara yang memberikan perlakuan timbal balik.

Pejabat perwakilan organisasi internasional, dengan syarat:

Bukan WNI.
Di Indonesia tidak menjalankan usaha/ kegiatan/ pekerjaan lain untuk
memperoleh penghasilan.
Objek Pajak

Penghasilan pegawai
Penghasilan pegawai
tidak tetap atau
tetap.
tenaga kerja lepas.

Penghasilan
Penghasilan terkait PHK
Imbalan Imbalan
penerima dan pensiun
kepada kepada
pensiun yang
bukan peserta
secara diterima
pegawai. kegiatan.
teratur. secara
sekaligus.
Pengecualian Objek

Natura dan/
Pembayaran Iuran yang diterima
kenikmatan lain
manfaat atau oleh dana pensiun
yang diberikan
santunan yang disahkan
oleh WP atau
asuransi. Menkeu.
pemerintah.

Penerimaan atas zakat


atau sumbangan Penerimaan
keagamaan lain yang atas beasiswa.
bersifat wajib.
Objek PPh 21 Final

Penghasilan tidak tetap atau Uang tebusan


tidak teratur yang menjadi pensiun.
beban APBN atau APBD. (PP No. 68 Tahun
(PMK No. 262/ PMK.03/ 2010) 2009)

Dana pensiun yang


Uang pesangon.
dialihkan dengan membeli
anuitas seumur hidup. (PP No. 68 Tahun
2009)
(Kepdirjen No. 333/ PJ/ 2001)
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor

Bendaharawan
Pemberi kerja. Dana pensiun.
pemerintah.

Orang pribadi
yang Penyelenggara
Badan.
menjalankan kegiatan.
kegiatan usaha.
Pengecualian Pemotong

Kantor perwakilan negara asing.

Organisasi internasional yang ditetapkan oleh Menkeu.

Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan


kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Penghasilan bagi Pegawai Tetap
Pegawai Tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh
penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan
komisaris dan anggota dewan pengawas, serta pegawai yang bekerja
berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu yang menerima atau
memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur

Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap berupa:


• Penghasilan Teratur ​ yaitu penghasilan bagi pegawai tetap berupa gaji atau upah, segala
macam tunjangan, dan imbalan dengan nama apapun yang diberikan secara periodik berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan oleh pemberi kerja,termasuk uang lembur.
Dengan kata lain, penghasilan teratur merupakan penghasilan yang ​pasti diterima oleh
pegawai tetap secara rutin.

• Penghasilan Tidak Teratur


yaitu penghasilan bagi pegawai tetap ​selain penghasilan yang bersifat teratur, yang diterima sekali
dalam satu tahun atau periode lainnya, antara lain berupa bonus, THR, jasa produksi, tantiem,
gratifikasi, atau imbalan sejenis lainnya dengan nama apa pun.
Dengan kata lain, penghasilan tidak teratur merupakan penghasilan yang
mungkin ​diterima oleh pegawai tetap.
Komponen-komponen dalam perhitungan
PPh 21
• Penghaslian Bruto meliputi : gaji pokok, tunjangan, bonus, rapel, natura
dll.
• Pengurangan yang diperbolehkan sesuai perundang-undangan
(Biaya jabatan, iuran Jk, iuran Dana Pensiun, JHT, THT yang dibayar
Sendiri dll)
• Penghasilan Netto : total penghasilan bruto – pengurangan yang
diperbolehkan sesuai perundang-undangan
• PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016, PMK No.
101/PMK.010/2016 dan PMK No. 102/PMK.010/2016 yang berlaku sejak
1 Januari 2016.
• PKP (Penghasilan Kena Pajak) : Penghasilan Netto setahun – PTKP
• Tarif Pajak Undang-Undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan pasal 17 ayat (1)
• PPh Terutang : tarif pajak x PKP
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang berlaku saat ini
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016, PMK No. 101/PMK.010/2016 dan PMK
No. 102/PMK.010/2016 yang berlaku sejak 1 Januari 2016.

Berikut ini adalah tarif PTKP yang berlaku sejak tahun 2016 hingga sekarang:
• Wajib pajak orang pribadi lajang Rp 54.000.000
• Suami istri yang penghasilannya digabung Rp 112.500.000
• Wajib pajak yang kawin mendapatkan tambahan Rp 4.500.000
• Rp 4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
Perhitungan dan Tarif

Perhitungan PPh 21 dilakukan dengan mengalikan tarif pajak dengan dasar


pengenaan pajak atau jumlah bruto dari penghasilan ​yang ditetapkan. Umumnya
penghasilan yang diterima atau diperoleh tersebut akan dikurangi dengan unsur
pengurang yang juga ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku
Tarif yang ditetapkan pada UU PPh Pasal 17 merupakan jenis pajak progresif
(Persentase naik) yang dirincikan sebagai berikut:

Selain itu, terdapat peningkatan tarif pajak sebesar 20% sebagai denda bagi pihak
penerima penghasilan yang belum memiliki NPWP. Perhitungan dilakukan dengan
mengalikan 120% dengan total pajak yang terhutang
Tata Cara Penghitungan (1)
Senilai 5% dari penghasilan bruto.
Penghasilan Bruto Maksimal senilai Rp 500.000,00
per bulan atau Rp 6.000.000,00
per tahun.

• Dikurangi Biaya Jabatan

Iuran Dana Pensiun,


• Dikurangi JHT, THT Dibayar
Sendiri

• Diperoleh Penghasilan Netto


Tata Cara Penghitungan (2)
Penghasilan
Netto

• Dikurangi PTKP

• Diperoleh
Penghasilan
Kena Pajak

• Dikalikan Tarif
Pajak
Terutang
Penghitungan Teknis
Gaji pokok XXX
Tunjangan, bonus, imbalan bulanan lain XXX
Iuran JKK, JKM, JPK yang dibayar perusahaan XXX
Penghasilan bruto per bulan XXX
(Biaya jabatan) (YYY)
(Iuran dana pensiun, JHT, THT yang dibayar karyawan) (YYY)
Penghasilan netto per bulan {x 12} XXX
Penghasilan netto setahun XXX
(PTKP) (YYY)
Penghasilan Kena Pajak {x Tarif} XXX
Pajak terutang setahun {/12} ZZZ
Pajak terutang per bulan ZZZ
Pelaporan PPh 21
PPh 21 dilaporkan oleh pemberi kerja melalui SPT PPh Pasal 21 selambat-
lambatnya pada tanggal 20 bulan berikutnya. Sementara penerima penghasilan
akan menerima bukti potong yang digunakan sebagai pengurang PPh Orang
Pribadi pada akhir periode. SPT PPh 21 terdiri dari serangkaian formulir yang
harus dilengkapi, berikut adalah rincian nama dan kode formulir SPT PPh 21:
Lanjutan.....
Bukti pemotongan juga terdiri dari beberapa jenis formulir yang dibedakan
berdasarkan jenis penghasilan, berikut adalah rincian nama dan kode formulir
bukti pemotongan dalam pelaporan PPh 21:
Lanjutan.......
Proses pelaporan SPT PPh 21 harus dilakukan melalui e-filling sesuai dengan
yang diwajibkan oleh PMK.09/PMK.03/2018.
Setelah melakukan pelaporan melalui e-filling, pemberi kerja akan memperoleh
Bukti Penerimaan Elektronik (BPE).
Contoh Penghasilan Perhitungan pajak untuk Hamim
gaji pokok Rp 3.900.000

teratur ... tunjangan istri


10% x Rp. 3.900.000 =
tunjangan anak
Rp 390.000

Hamim seorang pegawai di PT Berdikari. 2% x Rp. 3.900.000 = Rp 78.000


Memiliki NPWP 04.450.1.825.000. pada tunjangan fungsional Rp 3.000.000
bulan maret 2019 memiliki gaji pokok Rp. Rp 3.468.000
3.900.000, tunjangan istri 10%, tunjangan Penghasilan Bruto Rp 7.368.000
Pengurangan :
anak @2%, tunjangan fungsional Rp.
biaya jabatan
3.000.000, dan memiliki iuran yang harus 5% x Rp. 7.368.000 = Rp. 368.000
dibayarkan tiap bulannya iuran pensiun (max. Rp. 500.000/bulan)
4,75%. Status menikah dan memiliki 1 iuran pensiun
orang anak (asumsi Januari-Desember 4,75 % x Rp. 3.900.000 = Rp. 185.250
total pengurangan (Rp. 553.250)
2019 bekerja penuh.) Hitunglah PPh 21
Penghasilan neto sebulan Rp. 6.814.750
terutang Hamim ! penghasilan neto setahun
12 x Rp. 6.814.750 = Rp. 81.777.000
PTKP (K/1)
Wajib Pajak Rp. 54.000.000
istri Rp. 4.500.000
anak Rp. 4.500.000
(Rp. 63.000.000)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 18.777.000
Pajak penghasilan atas Hamim
Pajak 5% x Rp. 18.777.000 = Rp. 938.850
Pajak satu bulan

Rp. 938.850 : 12 = Rp. 78.237,5


dibulatkan menjadi Rp. 78.000
(dalam ribuan)
PPh 21 yang harrus dipotong PT Berdikari pada bulan maret 2019 adalah Rp.
69.979,16

Pembayaran
PPh 21 ditanggung oleh Hamim dan dipotong oleh PT Berdikari dari penghasilan yang
dibayarkan kepada Hamiim. PT Berdikari dapat melakukan pembayaran melalui e-billing paling
lambat pada tanggal 10 bulan April 2019.

Pelaporan

Hamim dapat menjadikan PPh 21 sebagai kredit pajak pada saat perhitungan pajak orang pribadi
di akhir tahun, sehingga PPh yang masih harus dibayar oleh Hamim adalah sebesar nilai pajak
terutang dikurangi dengan PPh 21 yang telah dipotong.

PT Berdikari memberikan bukti potong kepada Hamim pada akhir tahun atau akhir masa kerja
sebagai bukti bahwa penghasilan yang dibayarkan kepada Hamim sudah dipotong PPh 21. Bukti
potong yang diberikan oleh PT Berdikari kepada Hamim adalah berupa formulir bukti potong
1721-A1. Selain itu, PT Berdikari juga melaporkan keseluruhan PPh 21 yang telah dipotong dari
seluruh pegawai melalui formulir SPT PPh 21. Proses pelaporan ini juga dapat dilakukan dengan
e-filling dan waktu pelaporan paling lambat tanggal 20 April 2019.
Perlakuan Akuntansi
Berikut ini adalah jurnal yang terbentuk dari transaksi terkait PPh 21:

Pt Berdikari
Saat Pembayaran Gaji
Setiap bulan sesuai ketentuan Perusahaan
Keterangan debit kredit
Beban Gaji dan Tunjangan Rp7.298.020,84
Hutang PPh 21 Rp. 69.979,16
Kas Rp7.368.000

Pt Berdikari
Saat Pembayaran PPh 21
Paling lambat tanggal 10 April 2019
Keterangan debit kredit
Hutang PPh 21 Rp. 69.979,16
Kas Rp. 69.979,16
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai