Anda di halaman 1dari 2

Minggu, 07/09/2014

Jumat, 21/12/2012 06:00 WIB - Tim Unriyo

Jauh sebelum kata plural merambah Indonesia, mungkin masyarakat Indonesia sudah
plural, sudah majemuk dari segala sisi. Bahkan dalam kitab Sutasoma ada kata Bhineka
Tunggal Ika yang berarti sejak dahulu masyarakat Indonesia sudah majemuk tidak hanya
dalam berkeyakinan tetapi juga tata laku kehidupan. Keragaman tersebut menyatu dalam
kesatuan wadah berupa Tanah Air yang menjadi tempat tinggal mulai dari lahir sampai
mati.
Banyak nilai kearifan yang diwariskan orangtua sebagai bekal hidup berdampingan,
bersinggungan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, di Jawa ada ungkapan tuna
satak bathi sanak, jika diterjemahkan bebas artinya kurang lebih “rugi uang (asal) untung
saudara.”
Meski kata-kata ini berkaitan dengan jual beli, cara hidup para bakul, tetapi di balik
ungkapan itu tertuang bahwa uang (harta) bukan segalanya. Harta bisa dicari setiap hari
sedangkan saudara susah dicari karena harus bisa ngengon, mengendalikan perasaan
terhadap orang lain.
Sebenarnya bagi Triyanto, salah satu Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Respati
Yogyakarta (Unriyo), permasalahan perbedaan adalah hal yang lumrah di lingkungan
kampus. Apalagi di Yogyakarta sebagai Kota Pelajar yang banyak didatangai mahasiswa
mahasiswa luar daerah yang mungkin memiliki latar belakang budaya dan keyakinan
yang berbeda.
”Memiliki banyak teman dari berbagai sisi budaya yang berbeda mengharuskan kita bisa
menempatkan diri, dalam artian sikap tenggang rasa dan saling menghargai perbedaan
harus benar-benar diterapkan jika kita menginginkan suasana yang kondusif di tengah
masyarakat,” ujar Triyanto.

Hormati Perbedaan
Saling menghargai perbedaan sepertinya perlu sesering mungkin diterapkan di 
lingkungan kampus, misalnya dalam bentuk kegiatan pameran budaya. Seperti digelar
oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE)
Unriyo, mulai Senin (17/12) hingga Rabu (19/12).
Konsep acara yang bertema Pesona Nusantara ini di antaranya pameran foto budaya
Nasional, pameran pakaian adat dari beberapa daerah di Indonesia serta kuliner khas
daerah. Pesona Nusantara.
Saat dihubungi Tim Akademia, Rui Fernando selaku Ketua BEM FISE Unriyo
menjelaskan acara ini digelar untuk memperingati Hari Nusantara yang jatuh tiap tanggal
13 Desember. Pihaknya ingin menyampaikan pesan kepada mahasiswa  bahwa
masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang tergambar pada nilai-nilai Pancasila dan
Bhineka Tunggal Ika.
“Agar mahasiswa menyadari bahwa Indonesia terdiri dari banyak kebudayaan sehingga
penting untuk mengenal dan saling menghargai budaya dalam perbedaan ini, karena
itulah bangsa Indonesia,” tegasnya.
Lebih lanjut, Rui berpendapat jika dilihat secara geografis letak Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), memang kondisi munculnya berbagai budaya tidak bisa
dihindari. Namun tergantung bagaimana masyarakatnya menanggapi dan memosisikan
diri di tengah lingkungan yang terdiri dari banyak orang dengan latar belakang budaya
atau culture yang berbeda. Apakah masyarakat sanggup untuk saling menghormati
perbedaan atau bahkan sebaliknya, perbedaan justru digunakan untuk alat memecah
persatuan dan kesatuan.

Good morning ladies and gentleman, now I’ll report to you about handphone. Because
handphone is one of electronic thing can help people for job, fun, communication, and
others. So, I choose this title because I want to share this information for you. Okey, let’s
begin it.
Handphone is the technology that is appear in 1970 beginning with the use of
microprocessors for communication technology. And in 1971, opened the first mobile
phone network in Finland called ARP. Following NMT in Scandinavia in 1981 and
AMPS in 1983.
On the other hand, the increasing number of customers can’t be accommodated first
generation. Furthermore, the technology can only serve 1G voice communications, unlike
2G can be used for SMS. NMT or Nordic Mobile Telephone is the analog mobile phone
network was first used internationally in Northern Europe. This network operates on the
450 MHz frequency so often referred to NMT-450, there is also the NMT-900 operating
at 900 MHz.
Given the demands of the market and the need for better quality, technology born second
generation, or 2G. This generation is already using digital technology. Another 2G IS-95
CDMA, IS-136 TDMA and PDC. The second generation not only used for voice
communication, SMS, and also be able to transfer data at a maximum speed of 9,600 bps
(bits per second). For comparison, the widely used modem for Internet connection speed
56,000 bps (5.6 kbps).
Excess 2G than 1G in addition to better service, in terms of capacity is also greater. Due
to the 2G, the frequency can be used multiple customers using a mechanism Time
Division Multiple Access (TDMA).
After 2G, 2.5 G was born generation which is a better version of the second generation.
2.5 This generation has the ability to transfer data faster. The famous of this generation is
GPRS (General Packet Radio Service) and EDGE.
3rd generation or 3G is the latest technology in the mobile world. This generation is
better known as UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) or WCDMA
(Wideband - Coded Division Multiple Access). Excess generation is located at data
transfer speeds up to 384 kbps outdoors and 2 Mbps for indoor applications.
That’s a little information can I give to you. If I have many wrong word, please forgive
me. And hopefully this information can give the new knowledge for all. Thank you for
your time and your attention. See you next time...
Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai