Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI KEPERAWATAN

MAKALAH PERTEMUAN KE 4
DOSEN : Aminudin Muhammad,S.Kep,M.Kes

MEGA PUTRI JULIASTI


18144010049

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE

PRODI D III KEPERAWATAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul Komunikasi Persuasif dan Komunikasi efektif dalam Perawatan

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita. Amin

Ternate, 13 Agustus 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................................

B. Rumusan Masalah................................................................................................................

C. Tujuan....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................

A. Hambatan komunikasi terapeutik………...………………………………….……………

B. Teknik-teknik komunikasi terapeutik………………………………….…..……………

BAB III PENUTUP..........................................................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari setiap orang tentu dipengaruhi oleh komunikasi diri sendiri dengan
orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang tidak kita kenal. Karena
komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat kompleks, dan oleh sebab itu banyak para
ahli yang mengatakan bahwa sulit untuk didefinisikan. Sementara itu, menurut Everett M.
Rogers yang dikutip oleh Suranto A. W (2005, p. 15), bahwa komunikasi ialah proses yang
di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan
tujuan untuk merubah perilakunya.
Komunikasi dapat ditentukan berhasil atau tidaknya tergantung bagaimana komunikator
dapat mempengaruhi komunikan, sehingga komunikan dapat bersikap dan perilaku atau
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Namun, permasalahannya
adalah komunikator sangat perlu mengetahui pesan, dan saluran yang bagaimana yang dapat
mengubah sikap dan perilaku komunikan.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan hambatan komunikasi terapeutik?
2. Jelaskan teknik-teknik komunikasi terapeutik ?

C. Tujuan
1. Mengetahui hambatan komunikasi terapeutik
2. Mengetahui teknik-teknik komunikasi terapeutik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hambatan komunikasi terapeutik

Hambatan dari proses komunikasi

1) Hambatan dari pengirim pesan

Pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional
2) Hambatan dalam penyediaan atau simbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit
3) Hambatan media

Hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan


suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan
4) Hambatan dalam bahasa sandi

Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima

5) Hambatan dari penerima pesan

Kurangnya perhatian pada saat penerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut
6) Hambatan dalam memberikan umpan balik
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
a. Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain-lain. Misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi
dan sebagainya
b. Hambatan semantic
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti
mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan
penerima
c. Hambatan psikoogis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya:
perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

B. Teknik-teknik komunikasi terapeutik


Teknik komunikasi terapeutik yang dipilih perawat bergantung pada tujuan dilakukannya
komunikasi dan kemampuan pasien untuk berkomunikasi secara verbal. Perawat dapat
memilih teknik yang mampu memfasilitasi interaksi antara keduanya.  

1. Penerimaan
Penting untuk membuat pasien merasa didengarkan untuk mempermudah menerima
perawatan. Perlu diingat bahwa penerimaan tidak selalu sama dengan
kesepakatan. Bentuk penerimaan bisa dengan melakukan kontak mata dan berkata, “ya,
saya paham maksud Anda.”

2. Diam atau hening


Keheningan dapat memberikan waktu dan ruang bagi pasien untuk mengutarakan pikiran
dan perasaan ke dalam kalimat.

3. Menawarkan diri
Menyediakan waktu dan perhatian untuk menemani pasien tanpa diminta. Hal ini dapat
membantu meningkatkan suasana hati pasien.

4. Memberi penghargaan
Memberi penghargaan tanpa memberi pujian berlebihan. Misalnya dengan mengatakan,
“Saya perhatikan Anda selalu semangat menjalani terapi.” Hal ini akan mendorong
pasien tetap melakukan tindakan tanpa memerlukan pujian.
5. Aktif mendengarkan
Perawat yang aktif mendengarkan akan menunjukkan minat dan memberikan reaksi
secara verbal atau nonverbal yang dapat mendorong pasien membuka dirinya. Pasien
dapat merasakan bahwa perawat tertarik, mendengarkan, dan memahami
pembicaraannya.

6. Membuka komunikasi
Mengawali percakapan dengan topik terbuka seperti, “Apa yang sedang Anda pikirkan?”
teknik komunikasi terapeutik ini akan memberikan kesempatan bagi pasien untuk
memilih topik pembicaraan.

7. Meminta pasien mengurutkan peristiwa sesuai waktu


Bertanya mengenai urutan-urutan waktu atas peristiwa yang diceritakan, dapat membantu
perawat lebih memahami cerita lebih jelas. Selain itu, teknik ini juga membantu pasien
mengingat sesuatu yang sempat dilupakan.
8. Mencari klarifikasi
Meminta klarifikasi pasien saat mereka mengatakan sesuatu yang membingungkan atau
ambigu untuk menghindari kesalahpahaman.

9. Melakukan pengamatan
Pengamatan terhadap pasien dapat membantu mengidentifikasi masalah yang tidak
disadari sebelumnya. Misalnya, saat pasien mengalami perubahan selera makan, bisa jadi
mengarah pada penemuan gejala baru.

10. Konfrontasi
Teknik konfrontasi pada komunikasi terapeutik dapat dilakukan setelah perawat mampu
membangun kepercayaan dengan pasien.Ini adalah tindakan verbal dari perawat yang
menunjukkan ketidaksesuaian antara perkataan dan tindakan pasien. Jika digunakan
dengan benar, hal ini dapat membantu pasien menghentikan rutinitas yang merusak dan
memahami situasi mereka sendiri.

11. Mendorong pasien untuk mengungkapkan pandangannya


Minta pasien untuk menjelaskan pandangannya. Teknik komunikasi terapeutik ini dapat
membantu perawat memahami perspektif pasien.
12. Membuat ringkasan
Perawat dapat membuat ringkasan di akhir percakapan sehingga pasien mengetahui
bahwa perawat mendengar dan menyimak pembicaraan. Teknik komunikasi terapeutik
ini memungkinkan pasien untuk memberikan koreksi jika perawat membuat kesimpulan
yang salah.

13. Merefleksikan
Refleksi mendorong pasien untuk mengenali dan menerima perasaannya sendiri.
Misalnya saat pasien bertanya, “Apakah saya harus membicarakannya dengan dokter?”
Perawat dapat merespons dengan, “Menurut Anda, apakah Anda harus membicarakannya
dengan dokter?”
14. Memberikan harapan dan humor
Memberikan harapan kepada pasien bahwa mereka dapat melalui situasi yang tengah
dijalani dan meringankan suasana dengan humor dapat membantu perawat membangun
hubungan yang baik dengan pasien. Kedua hal ini dapat membuat pikiran pasien lebih
positif.
15. Mendorong pasien untuk melakukan perbandingan
Perawat dapat mendorong pasien untuk melakukan perbandingan dari beberapa
pengalaman sebelumnya. Hal ini dapat membantu pasien menemukan solusi untuk
masalah mereka.

16. Mengungkapkan keraguan


Mengekspresikan ketidakpastian tentang kenyataan dalam persepsi pasien. Dengan
mengungkapkan keraguan, perawat dapat memaksa pasien untuk memeriksa asumsi
mereka.

17. Fokus
Perhatikan isi percakapan dengan pasien dengan fokus. Bisa saja pasien memberikan
suatu pernyataan penting yang perlu didiskusikan lebih lanjut.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Komunikasi dapat ditentukan berhasil atau tidaknya tergantung bagaimana komunikator


dapat mempengaruhi komunikan, sehingga komunikan dapat bersikap dan perilaku atau
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Namun, permasalahannya
adalah komunikator sangat perlu mengetahui pesan, dan saluran yang bagaimana yang dapat
mengubah sikap dan perilaku komunikan.
DAFTAR PUSTAKA

Modul ajar komunikasi terapeutik dalam keperawatan Aminudin Muhammad,S.Kep.,M.kes &


Fauji Almari,S.Pd.,M.Kes jurusan keperawatab tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai