MAKALAH PERTEMUAN KE 4
DOSEN : Aminudin Muhammad,S.Kep,M.Kes
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul Komunikasi Persuasif dan Komunikasi efektif dalam Perawatan
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita. Amin
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari setiap orang tentu dipengaruhi oleh komunikasi diri sendiri dengan
orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang tidak kita kenal. Karena
komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat kompleks, dan oleh sebab itu banyak para
ahli yang mengatakan bahwa sulit untuk didefinisikan. Sementara itu, menurut Everett M.
Rogers yang dikutip oleh Suranto A. W (2005, p. 15), bahwa komunikasi ialah proses yang
di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan
tujuan untuk merubah perilakunya.
Komunikasi dapat ditentukan berhasil atau tidaknya tergantung bagaimana komunikator
dapat mempengaruhi komunikan, sehingga komunikan dapat bersikap dan perilaku atau
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Namun, permasalahannya
adalah komunikator sangat perlu mengetahui pesan, dan saluran yang bagaimana yang dapat
mengubah sikap dan perilaku komunikan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan hambatan komunikasi terapeutik?
2. Jelaskan teknik-teknik komunikasi terapeutik ?
C. Tujuan
1. Mengetahui hambatan komunikasi terapeutik
2. Mengetahui teknik-teknik komunikasi terapeutik
BAB II
PEMBAHASAN
Pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional
2) Hambatan dalam penyediaan atau simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit
3) Hambatan media
Kurangnya perhatian pada saat penerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut
6) Hambatan dalam memberikan umpan balik
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
a. Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain-lain. Misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi
dan sebagainya
b. Hambatan semantic
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti
mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan
penerima
c. Hambatan psikoogis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya:
perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
1. Penerimaan
Penting untuk membuat pasien merasa didengarkan untuk mempermudah menerima
perawatan. Perlu diingat bahwa penerimaan tidak selalu sama dengan
kesepakatan. Bentuk penerimaan bisa dengan melakukan kontak mata dan berkata, “ya,
saya paham maksud Anda.”
3. Menawarkan diri
Menyediakan waktu dan perhatian untuk menemani pasien tanpa diminta. Hal ini dapat
membantu meningkatkan suasana hati pasien.
4. Memberi penghargaan
Memberi penghargaan tanpa memberi pujian berlebihan. Misalnya dengan mengatakan,
“Saya perhatikan Anda selalu semangat menjalani terapi.” Hal ini akan mendorong
pasien tetap melakukan tindakan tanpa memerlukan pujian.
5. Aktif mendengarkan
Perawat yang aktif mendengarkan akan menunjukkan minat dan memberikan reaksi
secara verbal atau nonverbal yang dapat mendorong pasien membuka dirinya. Pasien
dapat merasakan bahwa perawat tertarik, mendengarkan, dan memahami
pembicaraannya.
6. Membuka komunikasi
Mengawali percakapan dengan topik terbuka seperti, “Apa yang sedang Anda pikirkan?”
teknik komunikasi terapeutik ini akan memberikan kesempatan bagi pasien untuk
memilih topik pembicaraan.
9. Melakukan pengamatan
Pengamatan terhadap pasien dapat membantu mengidentifikasi masalah yang tidak
disadari sebelumnya. Misalnya, saat pasien mengalami perubahan selera makan, bisa jadi
mengarah pada penemuan gejala baru.
10. Konfrontasi
Teknik konfrontasi pada komunikasi terapeutik dapat dilakukan setelah perawat mampu
membangun kepercayaan dengan pasien.Ini adalah tindakan verbal dari perawat yang
menunjukkan ketidaksesuaian antara perkataan dan tindakan pasien. Jika digunakan
dengan benar, hal ini dapat membantu pasien menghentikan rutinitas yang merusak dan
memahami situasi mereka sendiri.
13. Merefleksikan
Refleksi mendorong pasien untuk mengenali dan menerima perasaannya sendiri.
Misalnya saat pasien bertanya, “Apakah saya harus membicarakannya dengan dokter?”
Perawat dapat merespons dengan, “Menurut Anda, apakah Anda harus membicarakannya
dengan dokter?”
14. Memberikan harapan dan humor
Memberikan harapan kepada pasien bahwa mereka dapat melalui situasi yang tengah
dijalani dan meringankan suasana dengan humor dapat membantu perawat membangun
hubungan yang baik dengan pasien. Kedua hal ini dapat membuat pikiran pasien lebih
positif.
15. Mendorong pasien untuk melakukan perbandingan
Perawat dapat mendorong pasien untuk melakukan perbandingan dari beberapa
pengalaman sebelumnya. Hal ini dapat membantu pasien menemukan solusi untuk
masalah mereka.
17. Fokus
Perhatikan isi percakapan dengan pasien dengan fokus. Bisa saja pasien memberikan
suatu pernyataan penting yang perlu didiskusikan lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan