MAKALAH PERTEMUAN KE 1
DOSEN : Aminudin Muhammad,S.Kep,M.Kes
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Komunikasi Persuasif
dan Komunikasi efektif dalam Perawatan
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Defenisi komunikasi………………………………………………………
B. Tujuan komunikasi………………………………………………………
D. Proses komunikasi………………………………………………………
F. Prinsip komunikasi………………………………………………………
G. Tahap-tahap komunikasi…………………………………………………
H. Model komunikasi 4
A. Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari setiap orang tentu dipengaruhi oleh komunikasi
diri sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang
yang tidak kita kenal. Karena komunikasi merupakan salah satu hal yang
sangat kompleks, dan oleh sebab itu banyak para ahli yang mengatakan
bahwa sulit untuk didefinisikan. Sementara itu, menurut Everett M. Rogers
yang dikutip oleh Suranto A. W (2005, p. 15), bahwa komunikasi ialah
proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari
sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya.
Komunikasi dapat ditentukan berhasil atau tidaknya tergantung
bagaimana komunikator dapat mempengaruhi komunikan, sehingga
komunikan dapat bersikap dan perilaku atau bertindak sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh komunikator. Namun, permasalahannya adalah
komunikator sangat perlu mengetahui pesan, dan saluran yang bagaimana
yang dapat mengubah sikap dan perilaku komunikan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi komunikasi?
2. Jelaskan tujuan komunikasi ?
3. Jelaskan bentuk dan jenis komunikasi ?
4. Jelaskan proses komunikasi ?
5. Jelaskan factor yang memprngaruhi komunikasi ?
6. Jelaskan prinsip komunikasi ?
7. Jelaskan tahapan komunikasi ?
8. Jelaskan model komunikasi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi komunikasi persuasif dan komunikasi
efektif
2. Mengetahui tujuan komunikasi
3. Mengetahui bentuk dan jenis komunikasi
4. Mengetahui proses komunikasi
5. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi komunikasi
6. Mengetahui prinsip-prinsip komunikasi
7. Mengetahui tahapan-tahapan komunikasi
8. Mengetahui model komunikasi
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Defenisi Komunikasi
B. Tujuan komunikasi
c. Ekspresi wajah
Wajah merupakan bagian tubuh yang paling ekspresif. Hasil
penelitian menunjukkan keadaan emosi utama yang tampak melalui
ekspresi wajah, yaitu terkejut, takut, marah, jijik, bahagia, dan sedih.
Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam
menentukan pendapat interpersonal. Kontak mata juga sangat penting
dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak
mata selama pembicaraan dipersepsikan sebagai orang yang dapat
dipercaya dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik.
Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang
berbicara dengan klien. Oleh karena itu, ketika berbicara, perawat
sebaiknya duduk sehingga tidak tampak dominan jika kontak mata
dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.
d. Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian diberikan melalui
sentuhan. Sentuhan merupakan bagian penting dalam hubungan
perawat-klien. Namun harus tetap memperhatikan norma sosial.
Ketika memberikan asuhan keperawatan, perawat menyentuh klien,
seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan fisik, atau membantu
berpakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien
bergantung pada perawat untuk melakukan kontak interpersonal
sehingga sulit untuk menghindari sentuhan. Perlu diperhatikan
mengenai penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh
klien sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati.
D. Proses komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses yang kompleks untuk mengirim pesan dari
komunikator kepada komunikan. Vecchio (1995, dalam Anjaswarni,
2016) menguraikan bahwa proses komunikasi merupakan urutan tahap-
tahap komunikasi kompleks meliputi idea generation, encoding,
transmitting via various channels, receiving, decoding, understanding, dan
responding yang merupakan suatu siklus yang selalu berulang. Dalam
model ini, dijelaskan bahwa komunikasi dimulai dengan munculnya ide
(gagasan) dari komunikator (sender). Ide ini selanjutnya diproses/ diolah di
otak dan keluar dalam bentuk gelombang suara atau tulisan atau dalam
bentuk kode-kode tertentu (encoding). Informasi yang telah diolah dalam
bentuk kode-kode tersebut selanjutnya ditransmisikan/ disalurkan oleh
komunikator melalui media (channel). Media ini akan membantu proses
penyampaian pesan dari komunikator dan proses penerimaan pesan oleh
komunikan. Pesan/informasi yang sampai atau diterima dalam bentuk
gelombang suara, tulisan, atau kode-kode tersebut diproses dan
dipersepsikan oleh komunikan (decoding). Setelah dipersepsikan,
komunikan akan sampai pada tingkat pemahaman (understanding) dan
selanjutnya berespons terhadap pesan yang diterima sebagai umpan balik
untuk komunikator. Respons yang diberikan oleh komunikan akan
menstimulasi munculnya ide baru dan seterusnya ide atau informasi akan
diproses kembali sebagai suatu siklus yang berulang.
si penjual merasa tidak memarahi remaja tgersebut. Hal ini sebabkan oleh
budaya dan logat bicara si penjual yang memang keras dan tegas sehingga
terkesan marah- marah bagi orang dengan latar budaya yang berbeda.
5. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti
marah, sedih, dan senang akan dapat memengaruhi perawat dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Perawat perlu menelaah emosi klien dan
keluarganya sehingga perawat perlu memberikan asuhan keperawatan dengan
tepat. Selain itu, perawat juga perlu mengevaluasi emosi yang ada pada
dirinya agar saat melakukan asuhan keperawatan tidak terpengaruh oleh
emosi di luar kesadarannya.
6. Jenis Kelamin
Setiap jenis mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-beda. Gaya
komunikasi wanita dan laki-laki mempunyai perbedaan. Dari usia 3 tahun
wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam grup kecil dan
menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan, meminimalkan
perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman. Berbeda dengan
laki-laki, di lain pihak menggunakan bahasa untuk mendapatkan
kemandirian dari aktivitas dalam grup yang lebih besar. Jika mereka ingin
mempunyai teman, mereka melakukannya dengan bermain.
7. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan memengaruhi komunikasi yang dilakukan.
Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespons
pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan
yang lebih tinggi.
Perawat perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat
berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan asuhan
keperawatan yang tepat kepada klien.
8. Peran dan Hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan di antara orang
yang berkomunikasi. Cara berkomunikasi antara seorang perawat dan
koleganya berbeda dengan cara berkomunikasi seorang perawat dengan
klien, tergantung pada perannya. Demikian juga antara guru dan murid.
9. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan memengaruhi komunikasi yang efektif.
Suasana yang bising dan tidak ada privasi yang tepat akan menimbulkan
keracunan, ketegangan, dan ketidaknyamanan. Misalnya, memeriksa pasien
di pasar tentunya tidak nyaman. Untuk itulah perawat perlu menyiapkan
lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum memulai interaksi dengan
klien.
10. Jarak
Jarak dapat memengaruhi komunikasi. Jarak menyediakan rasa aman dan
kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak
dikenal tiba-tiba berada pada jarak yang sangat dekat dirinya. Hal itu juga
yang dialami oleh klien pada saat pertama kali berinteraksi dengan
perawat. Untuk itu, perawat perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada
saat melakukan hubungan dengan klien. Ada empat zona jarak dalam
berkomunikasi sebagai berikut.
a. Zona intim (0—45,5 cm atau 0—18 inci antar-individu). Ukuran jarak
ini nyaman bagi orang tua yang memiliki anak kecil atau individu
yang berkeinginan sama untuk melakukan kontak pribadi atau untuk
membisikkan pesan. Paksaan jarak intim oleh orang lain dianggap suatu
ancaman dan menimbulkan kecemasan.
G. Tahap-tahap komunikasi