Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hanip Dinamara

Nim : P20620119055
Tingkat : 3B
Matkul : Keperawatan jiwa

Identifikasi Tren dan Isu Keperawatan Jiwa

ISU KEPERAWTAN JIWA TENTANG COVID-19

Pandemi Corona Covid-19 Bikin Pasien Gangguan Jiwa Kian Meningkat.


Pasca pandemi virus ini diprediksi membuat pasien dengan masalah kejiwaan bertambah.spesialis
Jiwa, mengungkap belakangan banyak pasiennya mengalami kekambuhan penyakit kejiwaan pasca
pandemi ini menyerang Indonesia.Bukan hanya sakit fisik saja, pasien Covid-19 juga mengalami
tekanan mental yang kuat. Psikologis mereka betul-betul didera selama berada di ruang
isolasi.Penelitian ini dilakukan langsung oleh Perawat Kesehatan Jiwa. Sejumlah perawat yang tak
disebutkan namanya ikut dirawat sebagai pasien Covid-19 yang dapat melalui masa-masa sulit. Para
perawat sangat ingin mengetahui kebutuhan atau masalah kesehatan jiwa dan psikososial yang
dialami sebagai bukti nyata (evidence) dalam merencanakan asuhan keperawatan pada klien Covid-
19.Dampak psikososial yang timbul pada pasien cukup berat bagi dirinya, lingkungan, maupun
keluarga penderita. Penanganan holistik harus diterapkan. Bukan hanya penyembuhan fisik, tetapi
juga kesejahteraan jiwa harus menjadi bagian yang terpisahkan dalam penanggulagan Covid-19.

TREN KEPERAWATAN JIWA DI MASA COVID-19

Kemajuan upaya vaksin Covid-19 dan prediksi waktu distribusinya tampak menjadi titik terang di
ujung pandemi yang panjang dan mengerikan, yang dinanti pada 2021 ini.Namun, di tengah itu
kemungkinan besar masih ada dampak pandemi yang masih membebani jiwa kebanyakan orang.
Kala risiko fisik pandemi menjadi lebih baik berkat kemajuan vaksin, tapi kegelapan mental dari
krisis akan lebih sulit diatasi.
Berdasarkan perjuangan mental yang dialami oleh banyak orang tahun ini, ini adalah masalah yang
diantisipasi oleh para profesional kesehatan mental yang akan muncul di tahun 2021.
Hidup penuh tekanan sebelum pandemi, tetapi tantangan baru ini telah menambah lebih banyak
korban. Sekolah virtual, berupaya tetap aman, kesulitan keuangan, kerja dari rumaah, mengikuti
informasi baru dan berhadapan dengan penyakit serta kematian membuat masalah hidup seperti tiada
akhir.
Kini, pandemi sudah mulai memasuki tahun kedua pandemi. Dan beberapa masalah lain terkait
kesehatan mental masih akan terus dihadapi.
Isolasi yang dapat menyebabkan kesepian telah menimpa orang-orang dari segala usia. Banyak anak
dan remaja kehilangan kesempatan yang penting untuk perkembangan sosial.
Bagi beberapa orang, banyak waktu di rumah mungkin berarti lebih banyak tidur.
Namun, Dr. Raj Dasgupta, seorang dokter paru dan tidur dan asisten profesor kedokteran klinis di
Keck School of Medicine at the University of Southern California mengungkapkan bahwa stres,
trauma, dan tantangan baru menjadi faktor lain yang justru menyebabkan masalah dan gangguan tidur.
Orang-orang di garis depan perawatan kesehatan misalnya, mereka yang menyaksikan kematian dan
individu yang terjebak di kapal pesiar mungkin mengalami stres pasca-trauma yang dapat
menyebabkan insomnia dan mimpi buruk,sleep apnea telah dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi
untuk mengembangkan depresi dan kecemasan.
Karena kualitas tidur dikaitkan dengan kesehatan mental, mendapatkan cukup sinar matahari untuk
ritme sirkadian normal, mengembangkan rutinitas tidur, dan mempraktikkan teknik relaksasi akan
menjadi sangat penting di tahun 2021.
Lihat juga:Pandemi Covid-19 Dorong Pesta Pernikahan Intim Jadi Tren 2021
Sementara menurut Carlson, bagaimana Anda mengelola stres sangat penting untuk menemukan
kelegaan dari pandemi.
Salah satunya yakni dengan berada di luar ruangan dengan aman dan di sekitar pepohonan yang dapat
meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan. Jika Anda bisa, luangkan waktu untuk bersantai
dan jauhkan diri dari berita yang membuat stres.

Anda mungkin juga menyukai