Anda di halaman 1dari 12

INFRASTRUKTUR

MANAJEMEN PENGGUNAAN MATERIAL PADA PEKERJAAN TANGGUL SUNGAI


PONDO-POBOYA

Use of Material on The Management Works Embakment Pondo’s River-Poboya

Mastura Labombang
Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako-Jalan Soekarno Hatta Km. 8 Palu 94118
Email : mst_labombang@yahoo.com

Sitti Qamaria
Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako-Jalan Soekarno Hatta Km. 8 Palu 94118
Email : sitti@yahoo.com

ABSTRACT
In the construction of a construction project, the use of materials is a very important part in its execution,
because all the activities that support the smooth implementation of the work. If the use of the material can not meet the
requirements of a job then the effect on the scheduled completion of work and total project cost overruns. For the
purpose of this study is to determine the allocation and management of the materials used in the River levee Pondo-
Poboya.The process of data collection conducted the primary data through surveys and interviews in the field of
management include the use of materials, to the implementation phase of the development work on each item of work.
Secondary data obtained from the contractor regarding the technical specifications of work, work schedule, quantity
and price lists as well as analysis of the unit price and the picture detail of work. The results indicate that the allocation
and management of the materials used in the river Pondo-Poboya that fit the needs of the job. Then the contractor to
stock all materials for in early march and then stock as needed segment for the month.

Keywords: construction projects, materials, levees

ABSTRAK
Dalam pembangunan sebuah proyek konstruksi, penggunaan material merupakan bagian yang sangat penting
pada pelaksanaannya, karena menunjang kelancaran seluruh aktifitas pelaksanaan pekerjaan. Apabila penggunaan
material tidak dapat memenuhi kebutuhan proyek konstruksi, maka berpengaruh pada jadwal penyelesaian pekerjaan
serta akan terjadi pembengkakan biaya total proyek. Untuk itu tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
manajemen dan alokasi penggunaan material pada tanggul Sungai Pondo–Poboya.Proses pengumpulan data yang
dilakukan yaitu data primer melalui survey langsung di lapangan dan wawancara meliputi manajemen penggunaan
material, terhadap tahap pelaksanaan pekerjaan pembangunan pada setiap item pekerjaan. Data sekunder diperoleh
kontraktor pelaksana mengenai spesifikasi teknis pekerjaan, jadwal pekerjaan, daftar kuantitas dan harga, analisa harga
satuan serta gambar detail pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen dan alokasi total penggunaan
material pada Sungai Pondo–Poboya sesuai dengan kebutuhan persegmen pekerjaan Kemudian kontraktor melakukan
stok material pada awal maret dan selanjutnya distok sesuai dengan kebutuhan persegmen selama bulan berjalan.

Kata Kunci : proyek konstruksi, material, tanggul

PENDAHULUAN satu sumber daya proyek yang mempengaruhi


progress dalam tahap pelaksanaan.
a. Latar Belakang
Salah satunya adalah dengan keberadaan
Di era jaman globalisasi, masyarakat
Sungai Pondo yang terletak di Ibu Kota Propinsi
Indonesia harus mengikuti atau dapat mengikuti
Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu. Bagian hilir
perkembangan dan kemajuan yang terjadi di dunia,
sungai membelah Kotamadya Palu lalu bermuara ke
termasuk perkembangan dalam penggunaan sumber
Teluk Palu. Dewasa ini curah hujan yang tinggi
daya proyek dalam dunia jasa konstruksi.
dianggap sebagai penyebab utama terjadinya
Khususnya di kota Palu yang sedang mengalami
longsor. Namun demikian, faktor lain perlu
perkembangan di bidang insfrastruktur seperti
dikaitkan lagi seperti topografi daerah setempat,
pembangunan gedung, jalan, jembatan, maupun
sifat rembesan dan kondisi morfologis. Sehingga
tanggul. Dalam pembangunan bangunan-bangunan
dengan demikian, perlu adanya pengendalian sungai
sipil tersebut, penggunaan material merupakan salah
Manajemen Penggunaan Material Pada Pekerjaan Tanggul Sungai Pondo‐Poboya 
(Mastura Labombang dan Sitti Qamaria) 

yang baik, berupa program normalisasi sungai yaitu dapat dikatakan bahwa permasalahan manajemen
perbaikan alur dan pembuatan tanggul. berkaitan dengan usaha untuk memelihara
Proyek konstruksi merupakan proyek yang kerjasama sekelompok orang dalam satu kesatuan
memiliki tingkat kompleksitas kebutuhan material serta usaha memanfaatkan sumber daya yang lain
yang tinggi. Banyaknya kuantitas dan jenis material untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah
yang dibutuhkan sering menimbulkan masalah- ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, dapat
masalah yang berkaitan dengan pengendalian disimpulkan bahwa manajemen adalah proses
persediaan material. Dalam pembangunan Tanggul merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,
Sungai Pondo-Poboya harus memiliki pengelolaan mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan
yang baik dan tepat. Karena pengadaan material proses penggunaan sumber daya organisasi untuk
yang tidak direncanakan dengan baik dapat mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan
mengganggu aktivitas proyek. Tidak tersedianya efisien.
material pada saat diperlukan menyebabkan semakin Unsur-unsur manajemen umumnya ditinjau
bertambahnya durasi penyelesaian suatu aktivitas sebagai proses dari suatu aktivitas perorangan
proyek yang berarti akan memperbesar biaya maupun kelompok tertentu yang diawali dengan
proyek. Di sisi lain penyediaan material dalam merumuskan rencana dari suatu (Abrar Husen,
jumlah besar akan memperbesar biaya simpan, yang 2009) :
berarti memperbesar biaya proyek juga. Oleh karena − Perencanaan (planning), yaitu mengklasifikasi
itu, perlu adanya penggunaan teknik manajemen rencana secara terpisah dan berurut berdasarkan
material yang baik untuk membeli, menyimpan, bobot dan durasi yang telah ditetapkan.
mendistribusikan, dan menghintung material Perencanaan harus dibuat dengan cermat,
konstruksi menjadi sangat penting. lengkap, terpadu dan dengan tingkat kesalahan
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, paling minimal. Namun hasil dari perencanaan
komponen material sebagai salah satu sumber daya bukanlah dokumen yang bebas dari koreksi
yang turut memegang peranan penting dalam karena sebagai acuan bagi tahapan pelaksanaan
menunjang keberhasilan suatu proyek. Hal ini dan pengendalian, perencanaan harus terus
dikarenakan pengadaan material dapat menyerap disempurnakan secara iteratif untuk
biaya yang cukup besar dari biaya total proyek menyesuaikan dengan perubahan dan
apabila tidak direncanakan secara matang sesuai perkembangan yang terjadi pada proses
kebutuhan proyek. Oleh karena itu, untuk dapat − Pengorganisasian (organizing), yaitu
mengkoordinir penggunaan material terutama pada mengidentifikasi dan pengelompokan jenis-jenis
pembangunan Tanggul Sungai Pondo-Poboya pekerjaan, menentukan pendelegasian wewenang
dengan baik, maka perlu dilakukan teknis dan tanggung jawab personel serta meletakkan
pelaksanaan yang baik dan sesuai kontrak serta dasar bagi hubungan masing-masing unsur
manajemen proyek yang baik pula. Dengan organisasi. Untuk menggerakkan organisasi,
demikian, program penanganan secara efektif perlu pimpinan harus mampu mengarahkan organisasi
dilakukan agar bencana banjir yang terjadi dan menjalin komunikasi antar pribadi. Struktur
khususnya didaerah sungai Pondo-Poboya dapat organisasi yang sesuai dengan kebutuhan proyek
diantisipasi. Untuk itu tujuan dari penelitian ini dan kerangka penjabaran tugas personel
yaitu untuk mengetahui Manajemen penggunaan penanggung jawab yang jelas, serta kemampuan
material pada pekerjaan tanggul sungai Pondo– personel yang sesuai keahliannya, akan diperoleh
Poboya di kota Palu hasil positif bagi organisasi.
− Pengarahan (actuating), yaitu proses
b. Tinjauan Pustaka implementasi dari perencanaan yang telah
Definisi dan Unsur Manajemen ditetapkan, dengan melakukan tahapan pekerjaan
Manajemen adalah proses merencanakan, yang sesungguhnya secara fisik atau nonfisik
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan
kegiatan anggota sumber yang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena kondisi
sasaran organisasi (perusahaan) yang telah perencanaan sifatnya masih ramalan dan
ditentukan, yang dimaksud dengan proses adalah subyektif serta masih perlu penyempurnaan,
mengerjakan sesuatu dengan sistematis (Soeharto, dalam tahapan ini sering terjadi perubahan-
1995). perubahan dari rencana yang telah ditetapkan.
Masih banyak lagi definisi atau pengertian − Pengendalian dan pengawasan (controlling),
yang diberikan oleh para ahli mengenai manajemen, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan
namun demikian dari sekian banyak definisi tersebut seluruh rangkaian kegiatan yang telah

 85
INFRASTRUKTUR  Vol. 2 No. 2  Desember 2012: 84 ‐ 95 

direncanakan, diorganisasikan, diarahkan/ gagasan yang muncul dari suatu kebutuhan (need),
diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan pemikiran kemungkinan keterlaksaannya (feasibility
target yang telah digariskan, meskipun berbagai study), keputusan untuk membangunan dan
perubahan terjadi dalam lingkungan organisasi. membuat penjelasan (penjabaran) yang lebih rinci
Rangkaian unsur-unsur manajemen ini tentang rumusan kebutuhan (briefing),
merupakan proses yang bersifat dinamis. Dengan menuangkannya dalam bentuk rancangan awal
kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai (preliminary design), membuat rancangan yang
suatu tahapan-tahapan yang berdiri sendiri lebih rinci dan pasti (design development dan detail
melainkan sebagai proses yang berkaitan yang design), melakukan persiapan administrasi untuk
memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu melaksanakan pembangunan dalam lokasi yang
tahapan proses yang telah dilakukan sebelumnya, telah disediakan (construction), serta melakukan
terutama dalam kaitannya dengan hubungan antara pemeliharaan dan mempersiapkan penggunaan
perencanaan dan pengendalian. Seorang yang telah bangunan (maintanance, start-up, dan
melakukan suatu kegiatan umumnya mampu implementation). Kegiatan membangun berakhir
mengulangi kegiatan yang sama pada kesempatan pada saat penggunaan bangunan tersebut.
yang lain (memiliki pengalaman). Oleh karena itu Suatu rangkaian kegiatan dalam proyek
manajemen dapat disebut sebagai pengalaman. konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
kegiatan rutin dan kegiatan proyek. Kegiatan rutin
Manajemen Proyek Konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang terus menerus,
Manajemen Proyek Konstruksi adalah semua berulang, dan berlangsung lama, sedangkan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya
koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) sampai satu kali dilaksanakan dan umumnya berlangsung
selesainya proyek untuk menjamin bahwa proyek dalam jangka waktu pendek. Oleh karena itu, suatu
dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat kegiatan proyek mempunyai awal dan akhir
mutu. Manajemen konstruksi mempunyai ruang kegiatan yang jelas serta hasil kegiatan yang bersifat
lingkup yang cukup luas karena mencakup tahapan unik.
kegiatan sejak awal pelaksanaan sampai dengan Sebelum pelaksanaan kegiatan proyek
akhir pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan. konstruksi dimulai, biasanya didahului dengan
Sumber daya dalam proyek konstruksi dapat penyusunan rencana kerja waktu kegiatan yang
dikelompokkan menjadi manpower, material, disesuaikan dengan metode konstruksi yang akan
machines, money, method (Ervianto, 2004). digunakan. Oleh karena itu kontraktor menyusun
Dalam konteks yang luas manajemen proyek strategi pelaksanaan pekerjaan (Dep. PU, 1996) :
konstruksi berfungsi menjamin pelaksanaan proyek − Rencana persiapan pada pelaksanaan pekerjaan
(konstruksi) dengan baik agar dapat mencapai konstruksi antara lain : 1) rencana site, 2)
sasaran kinerja proyek, yakni ketepatan waktu, rencana waktu/penjadwalan, 3) organisasi
biaya dan mutu. Karena sasaran sasaran kinerja pelaksanaan, 3) rencana sumber daya, 4) rencana
tersebut sebenarnya adalah hasil dari suatu perkiraan anggaran pelaksanaan, 5) rencana kebutuhan
(estimasi), maka harus diakui bahwa kesesuaian tenaga kerja, 6) rencana kebutuhan bahan, 7)
antara sasaran-sasaran kinerja tersebut dengan hasil rencana kebutuhan alat, 8) metode kerja, 9)
nyata yang dicapai tidak dapat dijamin tepat. Oleh rencana teknis (gambar kerja, gambar teknis),
karena itu, dalam merencanakan susunan program 10) rencana pengendalian.
suatu proyek, perlu diketahui adanya saling − Pengkajian dokumen kontrak
ketergantungan antara berbagai parameter seperti − Pengenalan kondisi lapangan
dana untuk membiayai proyek, waktu yang − Rencana kerja
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, dan − Penerapan rencana pelaksanaan : 1) jenis
sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan, 2) kondisi geologi setempat, 3)
pekerjaan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan lingkungan, 4) peralatan yang dipunyai, 5) waktu
sumber daya adalah human resources, dan non- yang disediakan, 6) biaya yang telah
human resources (Muzayanah, 2008). dianggarkan, 7). keterampilan sumber daya
Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang manusia
harus melalui suatu proses yang panjang dan di − Scedule pelaksanaan : 1) metode konstruksi yang
dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus sesuai, 2) pemilihan peralatan yang sesuai, 3)
diselesaikan. Di samping itu, dalam kegiatan ketergantungan alat satu dengan alat lainnya, 4)
konstruksi terdapat suatu rangkaian yang berurutan estimasi waktu yang dibutuhkan
dan berkaitan. Biasanya dimulai dari lahirnya suatu

86 
Manajemen Penggunaan Material Pada Pekerjaan Tanggul Sungai Pondo‐Poboya 
(Mastura Labombang dan Sitti Qamaria) 

− Mutu : mutu atau kualitas merupakan hal yang − Pertimbangan Penyimpanan Bahan
perlu dicermati sehingga kontraktor harus Jumlah dan jenis material yang harus
menunjuk seorang yang bertugas untuk ditumpuk/stok, faktor keamanan serta cara
mengontrol mutu pekerjaan penyimpanan (terutama perlindungan dari
− Biaya dan keuangan pengaruh cuaca), lokasi penyimpanan, ruang
− Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) kerja yang memadai di antara tempat
Selain rencana kerja, dalam manajemen penyimpanan material (untuk keperluan
konstruksi juga dibutuhkan rencana lapangan. pengambilan).
Rencana lapangan adalah suatu rencana perletakan − Pertimbangan Akomodasi
bangunan-bangunan pembantu yang bersifat Jumlah dan klasifikasi dari karyawan yang
temporal yang diperlukan sebagai sarana pendukung akan terlibat dalam kegiatan konstruksi harus
untuk pelaksanaan pekerjaan. Karena sifatnya diidentifikasi terlebih dahulu. Pemenuhan
temporal, maka pada akhirnya bangunan ini harus persyaratan minimum yang harus disediakan
dibongkar sehingga pemilihan jenis material sesuai dengan peraturan kesehatan dan
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi lokasi. keselamatan kerja (K3).
Dalam proses pembangunan proyek − Pertimbangan Fasilitas Sementara
konstruksi dibutuhkan suatu perencanaan yang Untuk pemenuhan fasilitas sementara,
matang, baik perencanaan metode konstruksi, terlebih dahulu dilakukan jenis kegiatan yang
penyediaan material, sumber dana, tenaga kerja. Hal membutuhkannya, kapan fasilitas tersebut
ini diperlukan untuk mendapatkan hasil kerja yang digunakan, dan dimana fasilitas itu
efisien. Kompleksitas dari pelaksanaan dibutuhkan.
pembangunan menuntut pengelola konstruksi untuk − Pertimbangan Peralatan
memperhitungkan dengan cermat segala sesuatu Identifikasi jenis peralatan, kapan akan
yang akan dihadapi di lapangan. Pada umumnya digunakan, dan dimana dibutuhkan.
penyiapan lokasi pekerjaan juga mencakup − Pagar Lokasi
(Ervianto, 2002) : Pagar lokasi harus diadakan untuk mencegah
1). Penyelidikan Lapangan hal-hal yang tidak diinginkan (pencurian,
Tujuan dari site investigation untuk keamanan).
mengidentifikasi dan mencatat data yang − Keamanan Lokasi Proyek
diperlukan untuk kepentingan proses desain Tujuan utama dari site security yaitu (1)
maupun proses konstruksi. Pengumpulan data keamanan dari pencuri, (2) keamanan dari
harus dapat mewakili kondisi lapangan/lokasi perampokan, (3) keamanan dari
proyek yang sesungguhnya (bangunan yang ada penyalahgunaan. Kebutuhan dan jenis
sekarang, pohon, skala utilitas yang ada, dan lain keamanan satu proyek terhadap proyek lain
sebagainya). Bangunan-bangunan di sekitar tidak sama, tetapi disesuaikan dengan kondisi
lokasi proyek yng diperkiarakan mempengaruhi sekitar proyek, data tentang tingkat pencurian,
proses konstruksi juga harus dicatat. serta besarnya nilai barang yang akan
2). Pertimbangan Tata Letak diamankan.
Tata letak di lokasi proyek sangat berpengaruh − Penerangan Lokasi Proyek
terhadap efisiensi selama proses konstruksi, Penerangan dibutuhkan jika hendak
beberapa hal yang harus dipertimbangkan melanjutkan pekerjaan (lembur) pada malam
sebelum pelaksanaan konstruksi memulai hari atau jika sinar matahari tidak cukup
pekerjaannya adalah : terang sebagai pendukung untuk melakukan
− Pertimbangan Umum kegiatan. Penerangan yang cukup juga dapat
Sebelum memutuskan tata letak di lokasi mencegah penyalahgunaan pemanfaatan
proyek, seharusnya hasil site investigation barang atau peralatan.
diuji/diplotkan lebih dahulu dalam gambar − Penyimpanan Material
rencana. Tujuannya adalah untuk memastikan Kegiatan penyimpanan material dibedakan
keterkaitan antara gambar rencana dengan menjadi beberapa kelompok berdasarkan
kondisi sebenarnya di lapangan. karakteristik setiap jenis material, baik sifat
− Pertimbangan Jalan Masuk fisik, ukuran fisik.
Pengaturan jalan masuk dan jalan keluar Kegiatan yang dilakukan pada tahap
lokasi proyek membutuhkan pemikiran pelaksanaan yaitu :
tersendiri yang berkaitan dengan tindakan − Kegiatan perencanaan dan pengendalian, yaitu
efisiensi. (1) perencanaan dan pengendalian jadwal waktu

 87
INFRASTRUKTUR  Vol. 2 No. 2  Desember 2012: 84 ‐ 95 

pelaksanaan, (2) perencanaan dan pengendalian yang tersedia tidak memenuhi persyaratan sesuai
organisasi lapangan, (3) perencanaan dan dengan spesifikasi.
pengendalian tenaga kerja, 4) perencanaan dan Penggolongan material dapat dibedakan
pengendalian peralatan dan material. menjadi tiga kategori, yaitu (Ervianto, 2004) :
− Kegiatan Koordinasi, yaitu (1) − Enginereed material, yaitu produk khusus yang
mengkoordinasikan seluruh kegiatan dibuat berdasarkan perhitungan teknis dan
pembangunan, baik untuk bangunan sementara perencanaan. Material ini secara khusus
maupun bangunan permanen, serta semua dijelaskan dalam gambar dan digunakan
fasilitas dan perlengkapan yang terpasang, 2) sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut.
mengkoordinasikan para sub-kontraktor. Apabila terjadi penundaan akan berakibat
mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek.
Manajemen Material
Material adalah item (barang) yang dibeli atau − Bulk materials, yaitu proyek yang dibuat
dibuat, yang disimpan untuk keperluan kemudian, berdasarkan standar industri tertentu. Material
baik untuk dipakai, diproses lebih lanjut atau dijual. jenis ini seringkali sulit diperkirakan karena
Sedangkan menurut kamus induk istilah ilmiah beraneka macam jenisnya seperti kabel dan pipa.
material adalah benda–benda atau bahan bangunan − Fabricated materials, yaitu produk yang dirakit
yang diperlukan untuk membuat suatu barang lain; tidak pada tempat material tersebut akan
bersifat kebendaan. Manajemen material adalah digunakan di luar lokasi proyek seperti kusen
"suatu sistem yang mengkoordinasikan aktivitas- dan rangka baja.
aktivitas untuk merencanakan dan mengawasi Bahan konstruksi dalam sebuah proyek dapat
volume dan waktu terhadap pengadaan material dibedakan menjadi dua, yaitu bahan yang kelak
melalui penerimaan/perolehan, perubahan bentuk, akan menjadi bagian tetap dari struktur (bahan
dan perpindahan dari bahan mentah, bahan yang permanen) dan bahan yang dibutuhkan kontraktor
sedang dalam proses dan bahan jadi" (Ervianto, dalam membangun proyek. Tetapi, tidak akan
2004). menjadi bagian tetap dari struktur (bahan
Keuntungan penggunaan manajemen material sementara). Rangkaian kegiatan manajemen
adalah sebagai berikut (a) pengontrolan dari material juga sangat berpengaruh pada proses
persediaan menjadi lebih mudah dan sederhana, (b) pelaksanaan proyek. Rangkaian kegiatan
pekerjaan di bidang administrasi berkurang banyak, manajemen material tersebut adalah sebagai berikut
(c) berbagai permasalahan dari jadwal pengiriman, : a) Perencanaan Kebutuhan Material, b) pengadaan
permintaan darurat dan penyimpanan dapat material, c) penyimpanan material, d)
diminimalkan. Pada proyek-proyek konstruksi pendistribusian material.
material dan peralatan merupakan bagian terbesar
dari proyek yang nilainya bisa mencapai 50% - Konstruksi Tanggul
60% dari total biaya proyek (Soeharto, 1995). Proyek konstruksi tanggul yang di laksanakan
Biaya material nilainya dapat menghabiskan 60% pada proyek ini yaitu konstruksi tanggul utama yaitu
dari biaya proyek konstruksi, tetapi dalam tanggul yang dibangun sepanjang kanan kiri sungai
penanganannya tidak mendapat perhatian yang guna menampung debit banjir rencana. Berikut
semestinya (Kerridge, 1995). dapat dilihat gambar tanggul yang digunakan pada
Tiga tahap penting yang menjadi kunci proyek ini berdasarkan gambar perencanaan :
keberhasilan dalam manajemen material adalah: Kolom Beton
pembelian material, penggunaan material, serta Betonk Cyclop
pengendalian pemborosan dan penyimpanan (Ahuja,
1980).Pengendalian terhadap material merupakan Besi Tulangan Ø10
salah satu dari lima (5) komponen utama biaya Besi Tulangan Ø 12
proyek yaitu : biaya material, peralatan, tenaga Pelat lantai
kerja, subkontraktor dan kondisi umum (Zhan, Beton Cyclop
1998). Buis Beton
Kegagalan menggunakan dan menjaga sistem
manajemen yang sesuai untuk material konstruksi
akan berakibat buruk bagi kemajuan dalam
pelaksanaan pekerjaan, antara lain mencakup (a)
tidak tersedianya bahan saat di butuhkan, (b)
material yang akan di gunakan rusak, (c) material Gambar 1. Bentuk Tanggul pada Sungai Pondo-
Poboya (Sumber : Data primer, 2011)

88 
Manajemen Penggunaan Material Pada Pekerjaan Tanggul Sungai Pondo‐Poboya 
(Mastura Labombang dan Sitti Qamaria) 

METODE PENELITIAN ketentuan lain dapat pula dilihat pada peraturan


Pengumpulan data primer dilakukan dengan beton bertulang (PBI 1971 dan SNI 1991).
survei lapangan dan wawancara langsumg dengan c) Air
pihak kontraktor yaitu site manager dan pelaksana Pengambilan air yang digunakan selama
lapangan terkait dengan manajemen material dan pelaksanaan pembangunan tanggul Sungai
stok material yang dilakukan oleh kontraktor . Data Pondo-Poboya yaitu disekitar lokasi pekerjaan,
sekunder diperoleh dari kontraktor yaitu schedule dengan menggunakan air sungai di area
pekerjaan, spesifikasi teknis, daftar kuantitas dan pembangunan.
harga, analisa harga satuan, serta gambar detail d) Kerikil
pekerjaan yang peneliti peroleh dari Dinas PU Diambil dari quarry dengan ukuran maksimum
ESDM Kota Palu. 40 mm serta minimal 5 mm. Kerikil untuk
Data dianalisa dengan menggunakan analisa pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang
deskriptif untuk memberikan gambaran manajemen bersih, keras serta kuat yang diperoleh dengan
penggunaan material pada pekerjaan tanggul sungai pemecahan batu atau berangkal (boulder), atau
Pondo–Poboya di kota Palu dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari
kerikil sungai.
HASIL DAN PEMBAHASAN f) Batu Mangga
a. Identifikasi Kebutuhan Material pada Batu mangga yang digunakan yaitu batu yang
Pekerjaan Tanggul berasal dari sekitar lokasi proyek. Sehingga
Pada proyek pembangunan tanggul Sungai apabila kehabisan tidak akan sulit untuk
Pondo-Poboya pengidentifikasian kebutuhan mendapatkannya. Sedangkan untuk
material dilakukan dengan melakukan uji penyimpanannya berada disekitar lokasi
laboratorium. Karena material konstruksi tersebut pekerjaan dan akan ditutupi terpal apabila terjadi
harus menggunakan material yang sesuai spesifikasi hujan.
seperti yang tertuang dalam kontrak. Ini dilakukan g) Besi Beton
agar pada saat pelaksanaan, material (bahan) yang Besi beton yang digunakan yaitu besi beton yang
digunakan sudah bisa digunakan pada pembangunan berukuran Ø10 dan Ø12. Besi beton didatangkan
Tanggul Sungai Pondo-Poboya. Dengan melakukan dari Pulau Jawa (luar kota) untuk mengantisipasi
pengidentifikasian kebutuhan material pada proyek kekurangan persediaan material besi di kota Palu
ini maka dapat diketahui apakah material yang karena banyaknyaproyek konstruksi yang
digunakan tersebut telah sesuai dengan spesifikasi sedang berjalan. Pemesanan dilakukan oleh
atau tidak. Untuk pasir dan kerikil di ambil sampel kontraktor sesuai dengan kemampuan keuangan
dari lokasi proyek yaitu dari sungai Pondo-Poboya. yang dimiliki kontraktor .
a) Semen h) Kayu Bekisting
Semen yang digunakan yaitu semen bosowa Kayu bekisting dikirim kelapangan oleh
dengan netto 50 kg, dan telah memenuhi lavelensir dan kemudian disimpan dibarak kerja
persyaratan SNI 15-7064-2004, yang berarti jenis yang berada tak jauh dari lokasi pekerjaan.
semen yang digunakan yaitu semen PCC Penggunaan bekisting yaitu dengan
(Portland Composit Cemen). Sedangkan sesuai menggunakan kayu kelas III, dipotong dengan
spesifikasi teknis yang ada, jenis semen yang bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan
digunakan jenis semen PC (Portland Cemen). b. Alokasi Penggunaan Material
Semen yang digunakan dikirim langsung Data Penggunaan Material Pada Setiap Item
kelapangan oleh lavelensir dan disimpan didalam Pekerjaan
barak pekerja yang telah dibuat. Pemesanan Pelaksaan pembangunan Tanggul Sungai
dilakukan pada saat sebelum pekerjaan dimulai pondo–poboya meliputi pekerjaan tanah, pekerjaan
dan setelah persediaan sudah mulai berkurang. pasangan dan pekerjaan akhir. Untuk pekerjaan
b) Pasir tanah meliputi pekerjaan galian tanah, timbunan
Diambil dari sungai atau tambang pasir, serta kembali dan pengerukan. Sedangkan untuk
pasir yang digunakan tidak mengandung bahan pekerjaan pasangan meliputi pekerjaan buis beton
organik, asam alkali dan bahan lainnya yang (Diameter dalam 80 cm, P = 1 m), beton cyclop
merusak. Untuk material pasir ini telah dilakukan isian buis beton, pembesian plat lantai, plat lantai
pengujian laboratorium dengan metode (K225 dan bekisting), pembesian beton rangka dan
pengujian kadar lumpur 1%, serta mengandung beton rangka, serta pekerjaan beton cyclop dan
15% dari agregat yang lolos saringan 200. Serta bekisting.

 89
INFRASTRUKTUR  Vol. 2 No. 2  Desember 2012: 84 ‐ 95 

a) Pekerjaan Tanah 4) Plat Lantai (K225 dan Bekisting)


1) Timbunan Kembali Pekerjaan Plat Lantai dibuat setelah
Pekerjaan timbunan kembali dilakukan penanaman serta pengisian buis dengan beton
setelah pekerjaan penggalian serta pekerjaan cyclop telah selesai sekitar 5-7 hari.
penanaman beton buis telah selesai dilakukan. 5) Pembesian Beton rangka dan Beton Rangka
Setelah lubang yang digali dipasang/diisi Setelah melakukan pekerjaan pembesian
dengan buis beton dan isian buis beton, maka beton rangka, selanjutnya adonan beton yang
rongga atau lubang masih tersisa di urug telah diratakan kemudian dituang kedalam
kembali dengan tanah. tong yang tersedia, setelah itu diteruskan
2) Pengerukan kedalam bekisting atau cetakan.
Pengerukan dilakukan pada dasar sungai
dengan menggunakan Excavator. Selanjutnya
material hasil pengerukan dibuang ketebing
sungai. Material tersebut kemudian digunakan
untuk mengatur jalur aliran sungai agar tidak
mengganggu proses pengerjaan tanggul.
b) Pekerjaan Pasangan
1) Buis Beton (Rolling Block)
Buis beton merupakan beton pracetak yang
berbentuk lingkaran dengan diameter luar 100
cm dan diameter dalam 80 cm seperti terlihat
pada gambar b, dalam pekerjaan dilapangan Gambar 3. Pembesian beton rangka dan
biasanya disebut sebagai rolling block. Proses pengecoran beton rangka (Sumber : data
pembuatan buis beton diawali dengan primer, 2011)
pembuatan mal/bekisting yang berfungsi 6) Pekerjaan Beton Cyclop dan Bekisting
sebagai tempat untuk mencetak, mal yang Dalam pekerjaan pembuatan tanggul pada
dibuat berbentuk lingkaran dan terbuat dari sungai pondo-poboya, pembuatan bekisting
papan, seng plat. Setelah proses pembuatan untuk beton cyclop dilakukan sebanyak dua
mal/bekisting selesai kemudian dilanjutkan kali untuk satu segmen (satu bagian panjang)
dengan pencetakan beton yang berbentuk dari beton cyclop. Hal ini dikarenakan
lingkaran seperti yang terlihat pada gambar a. pengecoran dilakukan dua tahap untuk setiap
Jaringan tulangan beton dipasang dalam bagian setinggi 2 meter dari atas plat lantai,
cetakan beton. Kemudian adukan beton dicor sehingga bekisting dibuat kurang lebih
dalam cetakan sampai selama 7 hari. setinggi 140 cm untuk pengecoran tahap
 
pertama dan 60 cm pada pengecoran tahap
kedua. Agar bentuknya tidak mudah berubah,
sisi – sisi dari bekisting diberi sokongan dari
balok berukuran 5/7.
Untuk pembuatan bekisting, dibuat sesuai
ukuran dan selanjutnya adukan beton di isi
kedalam dengan diselingi batu mangga
Gambar 2. Pembuatan buis beton (Rolling sehingga tidak saling bersentuhan antara satu
Block) & isian beton cyclop (Sumber : Data dengan yang lainnya. Komposisi dari beton
primer, 2011) cyclop berupa batu pecah dan batu mangga
2) Beton Cyclop Isian Buis Beton sebagai pengisi yang dituangi dengan beton
Pada pengerjaannya buis beton menggunakan dengan komposisi campuran 1 pc : 2 psr : 3
campuran 1 PC: 2 pasir : 3 kerikil, Setelah kerikil.
dilakukannya penanaman rolling block maka 7) Pekerjaan Bronjong Segmen 1
dilanjutkan dengan pekerjaan pengisian buis Pekerjaan bronjong pada pembangunan
dengan beton cyclop. tanggul sungai Pondo–Poboya hanya
3) Pembesian Plat Lantai dilakukan pada segmen 1 dengan panjang 275
Plat lantai dibuat dari beton bertulang dengan meter. Bronjong ini terbuat dari batu kali
lebar 100 cm dan tebal 20 cm, besi yang yang disusun sedemikian rupa membentuk
digunakan yaitu besi Ø10-20 dan besi Ø12- suatu tembok batu yang memiliki dimensi
15. lebar 1m dan tinggi 0,50 meter.

90 
Manajemen Penggunaan Material Pada Pekerjaan Tanggul Sungai Pondo‐Poboya 
(Mastura Labombang dan Sitti Qamaria) 

Analisa Kebutuhan Material − Jumlah Semen/minggu


Analisa kebutuhan material adalah banyaknya
koef semen : volume/quantity
jumlah material yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap bagian pekerjaan. Berikut 31 38,4 20 59, 520 ≈ 60 zak
dapat dilihat perhitungan analisa kebutuhan material − Kontrol : jumlah minggu
perminggu bedasarkan durasi dari jadwal pekerjaan.
pekerjaan volume total = 31 bh 9
contoh pada tanggul Segmen 1 :
a) Contoh perhitungan material semen per minggu 279 bh
pada pekerjaan buis beton. Dari hasil perhitungan yang diperoleh
volume penggunaan material semen pada
− Bobot 100 pekerjaan buis beton per minggu yaitu 31 Bh.
. . ,
100 4,381 % Sedangkan volume total yang diperoleh 279
. . . ,
, Bh. Pada proyek pembangunan tanggul sungai
− Bobot/ minggu 0,487 % pondo–Poboya terdapat 4 segmen lokasi
− Jumlah Harga Real pekerjaan. Total hasil perhitungan material
Sungai Pondo dan Poboya untuk semua segmen
Cost 0,487 % 3.181.818.528,13
adalah :
Rp. 15.488.946,67
. . ,
− V/minggu
. ,
30,556 ≈ 31 bh

Tabel 1. Total Penggunaan Material pada Sungai Pondo (Sumber : Analisa data, 2012)
Jenis Material Sat Maret April Mei Juni
Besi Beton & Kawat Kg 5026 18592 20253 9842
Pasir M3 108 399 435 214
Semen Zak 1644 6273 7002 3348
Kerikil M3 133 675 902 355
Bekisting M3 69 251 272 132
Batu Mangga M3 43 161 175 86
Batu Kali M3 116
Baja Anyaman Bronjong Kg 1580

Pipa gip 4” Titik 8

Tabel 2. Total Penggunaan Material pada Sungai Poboya (Sumber : Analisa data, 2012)

Jenis Material April Mei Juni

Besi Beton & Kawat Kg 946 3783 3783


Pasir M3 65 258 258
Semen Zak 1019 4076 4076
Kerikil M3 79 314 314
Bekisting M3 19 76 76
Batu Mangga M3 32 38 38

Schedule Material
Berdasarkan schedule material tiap segmen,
maka diperoleh schedule total penggunaan material
untuk setiap bulannya yang dapat dilihat jelas pada
gambar dibawah ini.

 91
INFRASTRUKTUR  Vol. 2 No. 2  Desember 2012: 84 ‐ 95 

a) Semen

Gambar 4. Schedule Total Material Semen Sungai Pondo-Poboya ( Sumber : Analisa data, 2012)

b) Besi Beton Ø 10

Gambar 5. Schedule Total Material Besi Beton Ø 10 Sungai Pondo- Poboya ( Sumber : Analisa data,
2012)
c) Besi Beton Ø 12

Gambar 6. Schedule Total Material Besi Beton Ø 12 Sungai Pondo-Poboya ( Sumber : Analisa data,
2012)

92 
Manajemen Penggunaan Material Pada Pekerjaan Tanggul Sungai Pondo‐Poboya 
(Mastura Labombang dan Sitti Qamaria) 

d) Kawat Beton

Gambar 7. Schedule Total Material Kawat Beton Sungai Pondo-Poboya ( Sumber : Analisa data, 2012)

e) Batu Kali

Gambar 8. Schedule Total Material Batu Kali Sungai Pondo-Poboya ( Sumber : Analisa data, 2012)

f) Baja Anyaman Bronjong

Gambar 9. Schedule Total Material Baja Anyaman Bronjong Sungai Pondo- Poboya ( Sumber : Analisa
data, 2012)

 93
INFRASTRUKTUR  Vol. 2 No. 2  Desember 2012: 84 ‐ 95 

Manajemen Stok Material bulan juni. Stok material tergantung dari jumlah
Stok material pada pekerjaan Tanggul Sungai kebutuhan material dan kemampuan keuangan
Pondo-Poboya dapat dilihat pada tabel dibawah ini kontraktor.
dimana pekerjaan dimulai pada bulan maret sampai
Tabel 3. Stok Total Material Sungai Pondo-Poboya (Sumber : analisa data, 2012)
Jenis Material
Sat Maret April Mei Juni
(Bahan)
Semen zak 2000 8800 13300 8900
Besi Beton Ø10 Btg 1900
Besi Beton Ø12 Btg 6600
Kawat Kg 1700
Batu Kali M3 140
Baja Anyaman Bronjong Kg 1900
c) Batu Kali & Baja Anyaman
a) Semen Penggunaan batu kali dan baja anyaman hanya
Berdasarkan schedule jumlah semen yang harus digunakan pada segmen 1 yaitu batu kali
disediakan pada awal bulan maret yaitu 2000 sebanyak 140 m3 dan baja anyaman sebanyak
zak. Ini dimaksudkan agar pada saat pekerjaan 1900 kg. Material-material ini digunakan untuk
dimulai stok material semen telah tersedia di pekerjaan bronjong. Baja anyaman distok pada
gudang yang telah disediakan dan untuk awal maret bersama-sama dengan besi yang
memenuhi kebutuhan material pada awal bualan pemesanannya sekaligus dari Pulau Jawa (luar
berikutnya (April) kemudian stok material kota), sedangkan batu kali diambil dari sungai
dilakukan oleh kontaraktor sesuai dengan Pondo-Poboya sendiri dengan cara manual.
kebutuhan pada setiap bulan berjalan . Untuk Sesuai kebutuhan, batu kali distok sebelum
setiap pemesanan dilapangan menggunakan pekerjaan bronjong dimulai yaitu akhir bulan
kapasitas mobil yaitu sekitar 100 zak semen mei.
setiap kali pemesanan. Setiap harinya semen
yang didatang berkisar ±500 zak yang kemudian KESIMPULAN
dibagi berdasarkan kebutuhan untuk setiap Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
segmennya. Namun setiap pemesanan semen pentingnya manajemen penggunaan material pada
tetap mengacu pada umur semen yaitu setiap pekerjaan konstruksi pada pekerjaan
penyimpanan maksimal 14 hari dan kapasitas pembangunan tanggul sungai Pondo – Poboya,
gudang. Pada proses pencampuran untuk setiap khususnya dalam pengalokasian penggunaan
segmen adalah sama yaitu dengan material pada tahap pelaksanaan pekerjaan
mencampurankan material semen, agregat halus, dilapangan. Sedangkan untuk pemesanan material
agregat kasar dan air dengan menggunakan alat dan kebijakan dalam hal stok material disesuaikan
concrete mixer 125 L / 6 Hp. dengan kemampuan keuangan dari kontraktor..
b) Besi Beton dan Kawat Selain itu dapat diketahui alokasi total
Untuk material besi beton dan kawat didatangkan penggunaan material pada pekerjaan Tanggul
secara bersamaan pada awal pekerjaan. Ini Sungai Pondo–Poboya sesuai dengan kebutuhan
dimaksudkan sebab kontraktor pelaksana setiap segmen yaitu : 1) semen = 27438 zak, 2) besi
melakukan penghematan biaya dalam hal biaya beton = 7068 batang, 3) kawat = 1403 kg, 4) baja
transportasi karena pemesanan dilakukan ke anyaman bronjong = 1580 kg. Kontraktor
Pulau Jawa (luar kota). Pemesanan diluar kota melakukan stok material pada awal maret dan
terjadi untuk mengantisipasi kekurangan selanjutnya distok sesuai dengan kebutuhan
persediaan besi di Kota Palu disebabkan persegmen selama bulan berjalan.
banyaknya pembangunan proyek konstruksi
secara bersamaan. Adapun proses perakitannya DAFTAR PUSTAKA
untuk setiap segmen adalah sama yaitu
Ahuja. H.N, 1980, “Succesful Construction Cost
dikerjakan didekat barak pekerjaan masing-
Control”, New York, John Wiley and Sons.
masing segmen.

94 
Manajemen Penggunaan Material Pada Pekerjaan Tanggul Sungai Pondo‐Poboya 
(Mastura Labombang dan Sitti Qamaria) 

Anonim. 2011. Spesifikasi Teknis. Dinas Pekerjaan Kerzner H. 1989. “Project Management, A System
Umum. Palu. Approach to Planning, Scedulling and
Controlling, Van Nostrand Reinhold.
Ervianto, Wulfram I. 2002. ”Manajemen Proyek
Konstruksi”. Andi. Yogyakarta. Koontz, Donell, Weihreich. 1986. “Essential of
Mangement. McGraw-Hill Book Company.
Ervianto, Wulfram I. 2004. ”Teori Aplikasi
Manajemen Proyek Konstruksi”. Andi. Muzayanah, Yannu. 2008. “Tesis Pemodelan
Yogyakarta. Proposi Sumber Daya Proyek Konstruksi”.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Hadi, M. 2011. “Manajemen Material”.
(www.google.com/Manajemen Persediaan Suharto, Iman. 1995. ”Manajemen Proyek Dari
Material), diakses November 2011. Konseptual Sampai Operasional”.
Erlangga. Jakarta
Husen, Abrar. 2009. “Manajemen Proyek”. ANDI.
Yogyakarta. Zhan, J.G. 1998. “A Project Cost Control Model”.
AACE, Journal Cost Engineering 40 (12) :
Kerridge, A.F. 1987. “Manage Materials
32
Effectively”. Hydrocarbon Processing.

 95

Anda mungkin juga menyukai