Askep Post Partum
Askep Post Partum
TINJAUAN PUSTAKA
Periode post partum adalah selang waktu antara kelahiran bayi sampai
dengan pulihnya organ reproduksi seperti sebelum hamil. Periode ini sering
disebut masa nifas (puerperium), atau trimester keempat kehamilan, masa nifas
biasanya berkisar antara 6 minngu atau lebih bervariasi antara ibu satu dengan ibu
Periode post partum dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap
immediate post partum (setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam setelah
proses persalinan), tahap early post partum (24 jam sampai satu minggu setelah
persalinan) dan tahap late post partum (satu minggu sampai lima minggu setelah
Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam tiga
1. Periode Taking In
secara berulang-ulang
f. Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang
merawat bayi
d. Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat
misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk
mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan
3. Periode Letting Go
1. Pengkajian
a. Pengkajian fisiologis
pada proses laktasi. Area pengkajian fisiologis post partum antara lain:
1) Suhu
tiap satu jam selama 8 jam setelah persalinan, kemudian dikaji tiap
Frekuensi nadi yang lebih dari normal (diatas 100 kali/menit) sebagai
berikutnya fundus akan mulai turun sekitar satu cm sehingga pada hari
fundus akan teraba keras dengan bentuk bundar mulus, bila ditemukan
agar pengukuran fundus lebih akurat. Kandung kemih yang terisi akan
(berwarna merah gelap, keluar dari hari kesatu sampai hari ketiga
kemerahan (eritema), dan nyeri tekan. Bila ada jahitan luka, kaji
dan bengkak). Perineum dikaji tiap satu jam sampai dengan 24 jam
setelah persalinan.
6) Eliminasi
kemih. Eliminasi dikaji setiap 9 jam, kaji juga defekasi setiap harinya.
b. Pengkajian psikososial
bayi baru lahir dan keluarga. Perawat melihat status emosianal dan respon
2. Diagnosa keperawatan
informasi.
d. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif, peningkatan
nyeri teratasi
berkurangnya ketidaknyamanan.
Intervensi:
memperberat nyeri
meningkatkan nyeri
5) Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
Intervensi :
5) Dukung kedekatan secara fisik yang sering dan terus menerus antara
dengan benar. Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan
Intervensi :
maupun psikologis
tepat (misalnya memonitor posisi tubuh bayi dengan cara yang tepat,
bayi memegang dada ibu serta adanya kompresi dan terdengar suara
menelan)
10) Diskusikan kebutuhan untuk istirahat yang cukup, hidrasi dan diet
yang seimbang
susu
drainase purulen dan bebas dari infeksi, tidak febris, dan mempunyai
pasien
pencehagan universal
10) Pakai pakaian ganti atau jubah saat menangani bahan-bahan yang
infeksius
17) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi
4. Evaluasi
Menurut Bobak (2004), evaluasi kemajuan dan hasil akhir dari perawatan
demikian pula perkembangan hubungan antara orang tua dengan anak dalam
keluarga yang baru. Penilaian secara klinis pada faktor-faktor tertentu perlu
Apabila dalam proses pengkajian ditemukan hasil akhir kurang atau tidak
perencanaan dan perawatan lebih lanjut untuk memberi perawatan yang tepat
B. Kebutuhan Belajar
budaya yang melekat pada dirinya dan menyesuaikan diri dengan prioritas
yang ada.
Perbedaan kebutuhan dasar pada setiap individu ini dipengaruhi oleh beberapa
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi dalam diri manusia, hasil
utama yang diharapkan adalah pola tingkah laku yang bulat (Mubarak, Chayatin,
Rozikin dan Supradi, 2007). Belajar harus dengan melakukan aktivitas (membaca,
C. Pendidikan Kesehatan
1. Definisi
akan membuat seseorang berperilaku sehat lebih langgeng atau awet. Teori
Lawrence Green (1998) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi dan
sikap, nilai, norma, budaya, dan lain sebagainya), faktor pendorong (faktor
fisik, sarana kesehatan, dan lain sebagainya), faktor penguat (faktor yang
dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat dalam
Sasaran primer dalam hal ini adalah kepala keluarga untuk permasalahan
permasalahan ibu dan anak, kesehatan remaja dan anak sekloah, dan
pemberdayaan masyarakat
b. Sasaran sekunder (secondary target)
Sasaran kelompok ini adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,
Metode berkaitan dengan sasaran yang akan dan materi yang akan
a. Metode individual/perorangan
yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Terdapat
2) Wawancara (Interview)
b. Metode kelompok
1) Kelompok besar
a) Ceramah
b) Seminar
2) Kelompok kecil
a) Diskusi kelompok
b) Curah pendapat
c) Bola salju
d) Kelompok-kelompok kecil
e) Bermain peran
f) Permainan simulasi
1) Ceramah umum
2) Bincang-bincang
4) Billboard
5. Media pendidikan
antara lain:
a. Alat bantu lihat (visual aid) yang dapat digunakan untuk membantu
b. Alat bantu dengar (audio aids) digunakan sebagai alat bantu untuk
pendidikan/pengajaran
1) Media cetak
a) Leaflet
b) Booklet
c) Flyer
d) Flip chart
2) Media elektronik
b) Slide
3) Media papan
Alat bantu peraga digunakan sebagai pengganti objek nyata. Alat bantu ini
yang dipaparkan. Oleh sebeb itu, alat peraga semestinya disiapkan dengan
penyampaian materi.
Abstrak
Konkret
2017).
kesehatan menurut teknik dan medianya. Pada kerucut Edgar Dale, membaca
a. Tahap sensitisasi
b. Tahap publisitas
Tahap ini mula diberikan penjelasan mengenai informasi yang ada kepada
pendidik.
d. Tahap motivasi
a. Tingkat pendidikan
didapatnya.
c. Adat istiadat
penyuluhan.
b. Lingkungan
lalu lintas.
c. Instrumen
sebagainya.
D. Laktasi
1. Definisi
sampai bayi menghisap dan menelan ASI. Proses ini timbul saat ari-ari atau
adalah bagian dari proses reproduksi yaitu dengan memberikan makanan bayi
secara ideal dan alamiah merupakan dasar biologik dan psikologik yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang
ideal bagi pertumbuhan bayi baru lahir (Nugroho, 2011). Air susu ibu
diproduksi melalui dua tahap yaitu; tahap sekresi (ASI disekresikan oleh
kelenjar ke dalam lumen alveoli) dan tahap pengaliran (ASI yang dihasilkan
Maemunah dan Badriah, 2013). Ibu menyusui memiliki dua refleks yang
Badriah, 2013).
Selama masa kehamilan kedua refleks tersebut meningkat tetapi ASI
belum keluar karena dihambat oleh hormon estrogen yang kadarnya masih
2015).
Air susu ibu pada dasarnya adalah emulsi lemak dalam larutan protein,
imunoglobulin, dan vitamin dalam ASI lebih baik daripada susu sapi. Produksi
ASI sangat bergantung pada kerja hormon dan refleks menyusui (Fikawati,
a. Kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga
terhadap infeksi.
Air susu ibu pada masa transisi diproduksi mulai hari keempat sampai
dengan hari kesepuluh setelah kelahiran bayi. Kadar protein pada ASI
masa
transisi lebih rendah tetapi kadar karbohidrat dan lemak semakin tinggi
c. ASI matur
Air susu ibu yang sudah matur diproduksi pada hari kesepuluh sampai
kolostrum dan ASI pada masa transisi namun, kandungan lemak dan
2. Manfaat ASI
c. Mengurangi anemia
Resiko yang dapat terjadi bila ibu tidak menyusui atau tidak optimal ketika
menyusui bayinya adalah ibu dapat terkena kanker payudara dan ibu
resiko sebesar 2,118 kali lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan
wanita yang pernah menyusui (Priyatin, Ulfiana dan Sumarni, 2013). Ibu yang
memberikan ASI secara teratur maka tidak akan terjadi mastitis pada ibu nifas
(Khaira, 2013).
4. Teknik menyusui
Menurut Rinata dan Iflahah (2016), teknik menyusui yang benar adalah
cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi
dengan benar. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan
proses menyusui yang efektif meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (body
position), perlekatan bayi yang tepat (latch), keefektifan hisapan bayi pada
dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya. Cara ini bermanfaat
2) Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
3) Posisi tangan bayi diletakkan dibelakang ibu dan yang satu di depan.
4) Perut bayi menempel pada perut ibu, kepala bayi menghadap payudara.
c. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan yang lain menopang dibawah.
cara: menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
e. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan putting dan areola dimasukkan ke mulut bayi. Setelah
bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi.
f. Melepas isapan bayi setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa
kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas
isapan bayi yaitu dengan jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi dan
pada putting susu dan areola sekitarnya dan biarkan kering dengan
sendirinya.
lambung supaya bayi tidak muntah (dalam bahasa Jawa gumoh) setelah
menyusui.
1000 ml ASI setiap harinya, produksi ASI tersebut dipengaruhi oleh beberapa
a. Makanan ibu
Menurut Fikawati, Syafiq dan Karima (2015), status gizi ibu harus
sebelum hamil normal dan kenaikan berat badan saat hamil terkendali akan
partum. Kebutuhan gizi yang tinggi selama masa menyusui akan berakibat
pada penurunan berat badan, penurunan berat badan ini terjadi secara
status gizi pada ibu menyusui tidak mempengaruhi dalam pemberian ASI
signifikan terhadap pertumbuhan bayi pada usia nol sampai empat bulan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Fikawati dan Syafiq tahun 2012
menunjukkan hal lain, yaitu adanya hubungan antara status gizi ibu dengan
gizi ibu kurang pada saat melahirkan maupun saat menyusui akan
berdampak pada rendahnya produksi ASI, karena hal tersebut ibu beresiko
tinggi untuk memberikan susu formula atau makanan lain pada bayinya.
1) Reflek prolaktin
susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan, namun pemberian ASI
eksklusif selama enam bulan bukan merupakan hal yang mudah. Keberhasilan
dalam permberian ASI eksklusif selama enam bulan ditunjang oleh beberapa
faktor. Penelitian oleh Fikawati dan Syafiq (2009) mengenai faktor penyebab
dan pengalaman ibu adalah faktor predisposisi yang sangat berpengaruh dalam
dilakukan
oleh Amran (2013), dalam analisa data menunjukkan bahwa pengetahuan ibu
tentang manfaat ASI dan teknik menyusui dapat membantu bayi dalam
menyusu sehingga proses produksi ASI dapat berjalan dengan baik (Amran,
2013).