Anda di halaman 1dari 5

ISTIQOMAH & AMALAN DI BULAN SYAWAL

۞ ISTIQOMAH & AMALAN DI BULAN SYAWAL ۞

َ‫ َوإلَه‬,‫ك لَهُ َربَّ ْال َعالَ ِميْن‬ َ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن ال إِلهَ إِالهللاُ َوحْ َدهُ ال َش ِر ْي‬, ‫ َوالَ ُع ْد َوانَ إاَّل عَلى الظَّالِ ِميْن‬,‫ َو ْال َعاقِبَةُ لِ ْل ُمتَّقِيْن‬,‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِميْن‬
ِ ‫ق بَ ْينَ الهُدى َوالض‬
‫َّالل‬ ُ ‫ار‬ ِ َ‫ ْالف‬,‫ب ال ُمبِيْن‬ ِ ‫ث بِ ْال ِكتَا‬
ُ ْ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ْال َم ْبعُو‬,‫ضيْن‬
ِ ‫ت واألَ َر‬ ِ ‫ وقَيُّوْ َم ال َّس َم َوا‬,‫ال ُمرْ َسلِيْن‬
ْ
‫ َوإِ َم ِام ال ُم ْهتَ ِديْن َو قَائِ ِد‬,‫ َسيِّ ِد ال ُمرْ َسلِيْن‬,‫ار ْك عَلى َسيِّ ِدنَا َو َحبِ ْيبِنَا َو َشفِي ِْعنَا ُمح َّم ٍد‬ َ ‫ أللهُ َّم‬,‫ك َو ْاليَقِين‬
ِ َ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوب‬ ّ َ ِّ ‫َو ْال َغ ِّي َوال َّر َشا ِد وال َّش‬
.‫ك به َذا ال ِّديْن تَ َم ُّس ًكا قَ ِويًّا‬ ِ ‫َّاي بِتَ ْق َوى هللاِ َع َّز َو َج َّل َوالتَّ َم ُّس‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َوإِي‬ِ ْ‫ أُو‬, ‫ فَيَا ِعبَا َد هللا‬.‫ أَ َّما بَعْد‬.‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِعيْن‬َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬,‫ْال ُم َجا ِه ِديْن‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬ َّ ‫ أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم “يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬،‫فقال هللا تعالى في كتابه الكريم‬
،

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Sholat Jum’at Rahimakumullah,

Marilah, kita senantiasa meningkatkan Taqwa kita kepada Allah Swt. Taqwa dengan sebenar-benar
taqwa, yakni marilah, kita senantiasa menjalankan segala perintah Allah Swt. serta menjauhi segala
larangan-Nya.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Kini kita tengah berada di bulan Syawal 1432 H dan Bulan Ramadhan sudah meninggalkan kita, Tanpa
adanya kepastian apakah di tahun mendatang kita masih bisa berjumpa dengannya, menggapai
keutamaan-keutamaannya, memenuhi nuansa ibadah yang dibawanya, ataukah justru Allah telah
memanggil kita. Kita juga tidak pernah tahu dan tidak pernah mendapat kepastian apakah ibadah-ibadah
kita selama bulan Ramadhan kemarin diterima oleh Allah SWT atau tidak. Dua ketidakpastian inilah yang
membuat sebagian salafus shalih (para Ulama zaman dahulu) berdoa selama enam bulan sejak Syawal
hingga Rabiul Awal agar ibadahnya selama bulan Ramadhan diterima, lalu dari Rabiul Awal hingga
sya'ban berdoa agar dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan berikutnya.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,


Arti Syawal adalah peningkatan. Demikianlah seharusnya. Paska Ramadhan, diharapkan orang-orang
yang beriman meraih derajat taqwa, menjadi muttaqin. Hingga mulai bulan Syawal kualitasnya
meningkat. Kualitas ibadah, juga kualitas diri seseorang. Bukankah kemuliaan seseorang tergantung pada
ketaqwaannya

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat : 13)

Akan tetapi, yang kita lihat di masyarakat justru sebaliknya. Syawal menjadi bulan penurunan. Penurunan
ibadah, juga penurunan kualitas diri. Diantara indikatornya yang sangat jelas adalah kita bisa saksikan
pada perayaan malam idul Fitri, moment yang suci ini dirusak oleh masyarakat kita sendiri, dengan
konvoi atau pawai motor yang ugal-ugalan yang jauh dari nilai-nilai islami, dibukanya tempat-tempat
hiburan yang sebulan sebelumnya ditutup. Kemaksiatan seperti itu justru langsung ramai sejak hari
pertama bulan Syawal. Na'udzubillah! Lalu setelah itu, masjid-masjid akan kembali sepi dari jamaah
shalat lima waktu. Umpatan, luapan emosional, dan kemarahan kembali "membudaya". Bukankah ini
semua bertolak belakang dengan arti Syawal? Bukankah ini seperti mengotori kain putih yang tadinya
telah dicuci dengan sebaik-baiknya? Jadilah ia kembali penuh noda. Jadilah ia kembali menghitam dan
semakin memburam.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Fenomena itu sesungguhnya juga menunjukkan kepada kita, bahwa puasa orang yang demikian tidak
berhasil. Tidak mampu mengantarkan seseorang meraih derajat taqwa, atau mendekatinya. Fenomena
itu menjadi indikator yang mudah diketahui oleh siapa saja yang mau memperhatikan dengan seksama.
Kita juga bisa menggunakan hadits Nabi sebagai kaidah yang seharusnya kita perhatikan sebaik-baiknya:
"Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka celakalah ia." Lalu bagaimana amal
seorang muslim di bulan Syawal? Berangkat dari kaidah umum dari hadits Nabi tersebut, dan sekaligus
sejalan dengan makna syawal yang berarti peningkatan, maka harus ada peningkatan di bulan ini. Dan
peningkatan itu tidak lain adalah berangkat dari sikap istiqamah. Menetapi agama Allah, berjalan lurus di
atas ajarannya. Allah Swt Berfirman : 112. Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang Telah Taubat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Huud : 112) Bentuk
sikap istiqamah ini dalam amal adalah dengan mengerjakannya secara kontinyu, secara terus-menerus.
Jika kita istiqamah, maka Allah SWT menjanjikan tiga keistimewaan yang akan kita dapatkan. Ketiganya
difirmankan Allah dalam satu ayat yang sama, yaitu dalam firman-Nya: 30. Sesungguhnya orang-orang
yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka
malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa
sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushilat :
30)

Ketika menafsirkan ayat ini, ulama salaf merujuk pada hadits bahwa malaikat itu datang ketika seorang
mukmin dalam kondisi sakaratul maut. Sedangkan ulama muta'akhirin mengatakan bahwa ketiganya
-asy-syaja'ah (keberanian), al-ithmi'nan (ketenangan), dan at-tafa'ul (optimis)- juga bisa dirasakan
mukmin dalam kehidupan ini.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Baginda Nabi Saw bersabda :

ِ ‫إِ َّن أَ َحبَّ األَ ْع َم‬


‫ال إِلَى هَّللا ِ َما دَا َم َوإِ ْن قَ َّل‬

Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus (kontinyu) meskipun sedikit
(HR. Bukhari dan Muslim)

Maka amal-amal yang telah kita biasakan di bulan Ramadhan, hendaknya tetap dipertahankan selama
bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Nilai-nilai keimanan yang tumbuh kuat di bulan Ramadhan
juga tetap kita pertahankan. kita tak takut lapar dan sakit karena kita bergantung pada Allah selama
puasa Ramadhan. Kita tidak memerlukan pengawasan siapapun untuk memastikan puasa kita
berlangsung tanpa adanya hal yang membatalkan, sebab kita yakin akan pengawasan Allah
(ma'iyatullah). Kita juga dibiasakan berlaku ikhlas dalam puasa tanpa perlu mengumumkan puasa kita
pada siapapun. Nilai keimanan yang meliputi keyakinan, maiyatullah, keikhlasan, dan lainnya ini
hendaknya tetap ada dalam bulan Syawal dan semakin meningkat. Bukan menipis tiba-tiba lalu hilang
seketika!

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Allah Swt. telah memberikan kesempatan berupa satu amal khusus di bulan ini berupa puasa Syawal. Ini
juga bisa dimaknai sebagai tool dalam rangka meningkatkan ibadah dan kualitas diri kita di bulan Syawal
ini. Dan keistimewaan puasa sunnah ini adalah, kita akan diganjar dengan pahala satu tahun jika kita
mengerjakan puasa enam hari di bulan ini setelah sebulan penuh kita berpuasa Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda:

‫صيَ ِام ال َّد ْه ِر‬ ٍ ‫ضانَ ثُ َّم أَ ْتبَ َعهُ ِستًّا ِم ْن َشو‬
ِ ‫َّال َكانَ َك‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬

Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal,
maka ia seperti berpuasa setahun. (HR. Muslim)

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Penurunan amal di bulan Syawal sekali lagi adalah hal yang seharusnya kita hindarkan. Bulan Syawal
justru pernah menjadi bulan perjuangan yang amat menentukan bagi kaum muslimin. Itu terjadi pada
tahun 5 H. Bulan Syawal kali itu merupakan bulan yang mendebarkan. Kaum muslimin dikeroyok oleh
pasukan multi nasional yang merupakan gabungan dari Quraisy, Ghatafan, dan lain-lain. Karena itulah
perang ini dikenal sebagai perang ahzab (gabungan/sekutu), disamping juga terkenal dengan sebutan
perang khandaq yang berarti parit, karena kaum muslimin menggunakan strategi membuat parit di
sekeliling Madinah untuk bertahan dan terbukti efektif, hingga pasukan ahzab tidak bisa menyerang
masuk Madinah. Penggalian parit atau khandaq ini adalah kerja keras yang luar biasa. Persatuan kaum
muslimin benar-benar terasa di sana. Begitupun keimanan mereka dan doa-doa yang khusyu' semakin
mendekatkan mereka kepada Allah. Ditambah dengan catatan-catatan kepahlawanan mulai dari Nu'aim
yang memecah belah pasukan Ahzab dan bani Quraidzah yang berkhianat di belakang kaum muslimin,
sampai keberanian dan kecerdasan Hudzaifah Ibnul Yaman yang menerobos perkemahan pasukan
Quraisy untuk mencari informasi. Benar-benar peningkatan yang luar biasa paska Ramadhan. Lalu Allah
menolong kaum muslimin dengan menurunkan angin topan yang memporakporandakan perkemahan
pasukan Qurasiy. Itulah contoh betapa bulan Syawal tidak sepantasnya membuat ibadah dan kualitas diri
kita turun. Justru seharusnya, sesuai dengan makna syawal itu sendiri, maka kita harus mengalami
peningkatan dengan berupaya istiqamah serta meningkatkan kualitas ibadah dan kualitas diri kita.

‫ َوتَقَبَّلْ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ إِنَّهُ ه َُوا ال َّس ِم ْي ُع‬,‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكيْم‬
ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْى َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ األيَا‬,‫ك هللاُ لِ ْى َولَ ُك ْم فِى ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‬
َ ‫ار‬
َ َ‫ب‬
ُ ْ
ِ ‫ إنهُ ه َُواال َغفوْ ُر الر‬,‫ت‬
‫َّحيْم‬ َّ َ ْ ْ ُ َ ْ ْ َ َ ُ َ
ِ ‫ أقوْ ُل قوْ لِ ْي هَذا َوا ْستَغفِرُهللا ال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما‬,‫ ال َعلِ ْي ُم‬. ْ
‫‪Khutbah Ke 2‬‬

‫ك لَهُ‪ .‬اِرْ غَا ًمالِ َم ْن َج َح َدبِ ِه َو َكفَ َر‪َ .‬واَ ْشهَ ُداَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ‬ ‫ااَ ْل َح ْم ُدهّلِل ِ َح ْمدًا َكثِ ْيرًا َك َمااَ َم َر‪َ .‬واَ ْشهَ ُداَ ْن الَاِلهَ اِالَّهللُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫ت َعي ٌْن بِنَظَ ٍر َواُ ُذ ٌن بِ َخبَ ٍر اَ َّما بَ ْع ُد ‪ :‬فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !!‬ ‫صل َ ْ‬
‫صحْ بِ ِه َمااتَّ َ‬ ‫َلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوعَل َى اَلِ ِه َو َ‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم ع َ‬ ‫س َو ْالبَ َش ِر‪ .‬اَللّهُ َّم َ‬ ‫َسيِّد ُْا ِال ْن ِ‬
‫ش َماظَهَ َر َو َمابَطَ ْن‪َ .‬و َحافِظُوْ اعَل َى الطَّا َع ِة َو ُحضُوْ ِر ْال ُج ْم َع ِة َو ْال َج َما َع ِة‪َ .‬وا ْعلَ ُموْ ااَ َّن هللاَ اَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر‬ ‫اح َ‬ ‫اِتَّقُواهللاَ تَ َعال َى‪َ .‬و َذر ْ‬
‫ُوالفَ َو ِ‬
‫اصلُّوْ ا َعلَ ْي ِه‬ ‫صلُّوْ نَ عَل َى النَّبِ ْى يَا َ يُّهَاالَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ َ‬ ‫ال تَ َعال َى َولَ ْم يَ َزلْ قَائِالً َعلِ ْي ًما‪ :‬اِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫بَدَأَفِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ .‬وثَنَّى بِ َمالَئِ َك ِة قُ ْد ِس ِه ‪ .‬فَقَ َ‬
‫اصلَّيْتَ عَل َى َسيِّ ِدنَا اِب َْرا ِه ْي َم َوعَل َى اَ ِل َسيِّ ِدنَا اِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ .‬‬
‫فى‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم عَل َى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوعَل َى اَ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‪َ .‬ك َم َ‬ ‫َو َسلِّ ُموْ اتَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اَللّهُ َّم َ‬
‫ت‪.‬‬ ‫ب ْال َع ِطيَّا ِ‬ ‫ت بِ َرحْ َمتِكَ يَا َوا ِه َ‬ ‫ت ْاالَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬‫ْال َعالَ ِم ْينَ اِنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫صةً َوع َْن‬ ‫الزنَا َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ‪َ .‬وسُوْ َء ْالفِتَ ِن َماظَهَ َر ِم ْنهَا َو َمابَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا هَ َذاخَا َّ‬ ‫اال َغالَ َء َو ْال َوبَا َء َوالرِّ بَا َو ِّ‬ ‫اَللّهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّ ْ‬
‫الوهَّابُ‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا‬ ‫ك َرحْ َمةً‪ ،‬إِنَّكَ أَ ْنتَ َ‬ ‫َسائِ ِربَالَ ِد ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عَا َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ‪َ .‬ربَّنَا ال تُ ِز ْغ قُلُوْ بَنَا بَ ْع َد إِ ْذ هَ َد ْيتَنَا‪َ ،‬وهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْن َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫‪.‬أَ ْنفُ َسنَا َوإِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ الخَا ِس ِر ْينَ َربَّنَااَتِنَافِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْاالَ ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬

‫‪Restu Bunda‬‬

Anda mungkin juga menyukai