Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

DASAR PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD MAULANA IKHSAN
P1337421019046

PRODI D III KEPERAWATAN TEGAL


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Jl. Dewi Sartika No.1, RT.001/RW.001, Debong Kulon, Kec. Tegal
Selatan, Kota Tegal, Jawa Tengah 52133
2021
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE
A. DEFINISI
Personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk mensejahterakan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah
satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatan. Klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
ukuran kebersihan atau penampilan seseorang. Dalam pemenuhan kebutuhan personal
hygiene berbeda pada setiap orang sakit, karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan.
Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik
terkait dengan waktu atau frekuensi aktivitas dan cara yang benar dalam melakukan
perawatan diri.
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan
mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan
hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai
individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah 38 kebersihan adalah
masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan
secara umum.

B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut:
a. Pelindung (Proteksi)
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan jaringan
tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti
luka dan serangan kuman.
b. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai angsangan sensorik yang berhubungan
dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai
alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
c. Pengatur Panas (Termoregulasi)
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan kontruksi pembuluh kapiler serta
melalui yang keduanya di pengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki
suhu tetap kira-kira 98,6 derajat farenheit atau sekitar 36,5 derajat celcius.
Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan
lingkungan, panas akan hilang dengan penguapan menjadi keringat.
d. Penguluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat
yang dikeluarkan melalui poripori keringat dengan membawa garam, yodium dan
zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui
keringat tetapi juga melalui penguapan 12 air transepidermis sebagai
pembentukan keringat yang tidak disadari.
e. Penyimpanan
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
f. Penyerapan terbatas
Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit (sebacea), merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam
peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
g. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus,
putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan. Fungsi lain dari kulit yaitu
kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat
maupun konstraksi otot penegak rambut.

Pembagian Kulit :

a. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar.
1. Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan
epidermis lebih ke dalam.
2. Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan
dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir.
3. Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-
butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut.
4. Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan
dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus.
5. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) Merupakan lapisan
terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan
kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis.
Dalam jaringan ini terdapat tipe-tipe sel epidermis di antaranya :
1. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu
mengelupas pada permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan.
Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam
hari).
2. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan
warna coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang.
3. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral
mucosa, daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal
yang banyak mengandung keratinocytes.
4. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum
spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4
% dari keseluruhan sel epidermis.
b. Dermis
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau kelenjar
minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili).
Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang
menyerupai selai dan sel-sel. Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit
jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-
masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi
mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu :
1. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak
terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak.
Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan
jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
2. Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung
rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam
kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang
meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk
sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki,
kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.
c. Hipodermis / subcutis.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabangcabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat
bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ
tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
2. Rambut
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari
falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut:
1. Rambut terminal (dapat panjang dan pendek)
2. Rambut velus (pendek, halus dan lembut)

Rambut mempunyai 4 fungsi yaitu:

1. Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi mata dari
keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring
udara.
2. Pengatur suhu
3. Pendorong penguapan keringat
4. Indera peraba yang sensitive.

3. Kuku
Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut keratin. Fungsinya sebagai
pelindung ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng kuku (LK) berbentuk empat
persegi panjang, keras, cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di
dorsalo paling distal. LK terbentuk dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah dorsal
untuk waktu yang tidak terbatas. Kecepatan tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang
0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2 kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan
bervariasi 0,5 mm0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai 1,0 mm.
LK terdiri dari tiga lapisan horizontal yang masing-masing adalah:
a. Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
b. Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
c. Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium
yang mengandung keratin lunak.

Bagian-bagian kuku :

a. Matriks kuku
Merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
b. Dinding kuku (nail wall)
Merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas.
c. Dasar kuku (nail bed)
Merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
d. Alur kuku (nail groove)
Merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
e. Akar kuku (nail root)
Merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
f. Lempeng kuku (nail plate)
Merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
g. Lunula
Merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku berbentuk
bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
h. Eponikium
Merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi bagian
permukaan lempeng kuku.
i. Hiponikium
Merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free edge) menebal.

4. Mulut dan gigi


Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses perncernaan
makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga
ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat
menghaluskan makanan karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Tanpa adanya
gigi, manusia akan sulit memakan makanan yang dimakannya. Gigi tumbuh di dalam
lesung pada rahang memiliki jari ngan seperti pada tulang, tapi gigi bukanlah bagian
dari kerangka. Bagian-bagian gigi yaitu:
a. Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak dari luar rahang,
b.  Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di dalam procesusal veolaris,
c. Leher gigi adalah bagian gigi antara puncak gigi dan akar gigi yang
ditutupi oleh gusi,
d.   Email : merupakan zat terkeras di dalam tubuh untuk melapisi mahkota
e. Dentin : lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang,
f. Sementum : lapisan yang keras di sekelilingi akar, dan
g. Pulp : jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah

Fungsi gigi yaitu:

a. Mengunyah  : Biasany agigi molar dan geraham


b.  Memotong   : Gigi Insisivus(seri)
c. Merobek     : Gigi taring ( Caninus 1 premolar)

5. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari organisme sebelumnya.
Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan reproduksi aseksual atau
vegetatif yang individunya terbentuk tanpa melakukan peleburan sel kelamin dan
dengan reproduksi seksual atau generatif yang individunya terbentuk karena
melibatkan persatuan sel kelamin atau gamet dari 2 individu yang berbeda jenis
kelaminnya.
A. Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin, kelenjar
tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil
sperma dan hormon testosteron.
1. Saluran kelamin
a. Vasaeferentia
Merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk disalurkan
ke epidermis berjumlah antara 10 – 20 buah.
b. Epididimis
Merupakan saluran berkelok kelok dengan panjang antara 5-6 meter.
Saluran ini berfungsi menyimpan sperma untuk sementara (minimal
selama 3 minggu).
c.  Vas diferens
Merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40 cm. Saluran ini
berfungsi menghubungan epididimis dengan uretra pada penis dan bagian
ujungnya terdapat saluran ejakulasi.
2.  Kelenjar tambahan
a.  Vesika seminaris
Merupakan  kantong semen (mani) yang dindingnya menyekresi cairan
lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat dan asam
amino.
b. Kelenjar prostat
Merupakan bagian berbentuk bulat yang mengelilingi bagian pangkal
saluran uretra.
c. Kelenjar cowperi (bulboeretralis)
Merupakan kelenjar berukuran sebesar butir kacang yang terletak di
bagian proksimal atau pangkal uretra.
B. Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung telur) yang
terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi), uterus atau rahim,
vagina dan organ kelamin bagian luar.
1.   Organ kelamin luar
a.  Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis
b. Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut
c. Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia minor (bibir
kecil),
d. Uretra merupakan saluran kemih
e. Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina
f. Fundus merupakan bagian lipatan paha

C. TANDA TANDA TERPENUHINYA KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE


1. Terpenuhinya kebutuhan personal hygiene pasien mandi dan berpakaian.
2. Terpenuhinya kebutuhan personal hygiene pasien perawatan kuku kaki dan tangan.
3. Terpenuhinya kebutuhan personal hygiene pasien perawatan rambut.
4. Terpenuhinya kebutuhan personal hygiene pasien perawatan gigi dan mulut
5. Terpenuhinya kebutuhan personal hygiene pasien toileting
6. Terpenuhinya kebutuhan personal hygiene pasien perawatan perineum

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE


1. Body Image
Gambaran pasien terhadap dirinya tentang kebersihan dirinya karena adanya
perubahan fisik sehingga pasien tidak peduli dengan kebersihan dirinya. Contohnya
pasien dengan post amputasi.
2. Status Sosial dan Ekonomi
Melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang
memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang
cukup (misalnya: sabun, sikat gigi, shampo dan lain-lain). Itu semua tentu
membutuhkan biaya, dengan kata lain sumber keuangan individu akan berpengaruh
pada kemampuannya mempertahankan personal hygiene yang baik.
3. Agama
Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan
sehari-hari. Agama islam misalnya, diperintahkan untuk selalu menjaga kebersihan
karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan mendorong individu
untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan hidup.
4. Pengetahuan dan Perkembangan Individu Kedewasaan seseorang akan memberi
pengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut, salah satunya adalah
pengetahuan yang lebih baik, pengetahuan itu penting dalam meningkatkan status
kesehatan individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus
mandi dengan bersih setiap hari.
5. Kebudayaan
Orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, maka akan mengikuti praktik
perawatan diri yang berbeda pula.Sejumlah mitos 11 yang berkembang di
masyarakat menjelaskan bahwa saat individu sakit tidak boleh dimandikan karena
dapat memperparah penyakitnya.
6. Status Kesehatan
Orang yang menderita penyakit tertentu seringkali kekurangan kekuatan energi fisik
untuk melakukan perawatan diri. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan
metabolik yang serius dapat melemahkan pasien dan pasien memerlukan perawat
untuk melakukan perawatan hygiene secara total.
7. Kebiasaan
Kebiasaan individu dalam menggunakan produk-produk tertentu dalam melakukan
pearawatan diri, misalnya menggunakan showers, sabun padat, sabun cair, shampo
dan lain-lain.
8. Perawat
Faktor motivasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene adalah
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik terdiri dari prestasi,
pengakuan, kemajuan, tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan
untuk berkembang. Sedangkan faktor ekstrinsik terdiri dari prosedur atau kebijakan
perusahaan, supervisi, kondisi kerja, gaji, keamanan kerja, status, dan hubungan
interpersonal.

E. GANGGUAN KEBUTUHAN YANG TERJADI


a. Gangguan fisik
1. Gangguan kesehatan fisik
Berupa gangguan pada kulit seperti kulit menjadi kering dan kemerahan.
2. Gangguan pada kuku yang panjang
Akan mengakibatkan sarang kuman dan dapat mencederai anggota tubuh yang
lain.
3. Gangguan pada rambut
Menyebabkan rambut menjadi kusut dan kotor.
4. Gangguan mulut dan gigi
Menyebabkan gigi berlubang, bau mulut tidak sedap dan bibir pecah-pecah.
5. Gangguan pada telinga
Menyebabkan infeksi yang akan berpengaruh pada tingkat kesehatan individu,
dimana individu akan semakin lemah dan jatuh sakit.
b. Gangguan Psikososial
Interaksi kurang baik, takut, tidak berdaya, rendah diri, dan rasa tidak nyaman
pada individu akibat penampilan serta kebersihan diri yang kurang.

F. PENGKAJIAN GANGGUAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE


1. Biodata pasien
Nama, umur, pekerjaan, alamat, pendidikan, pekerjaan, status pasien.
2. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan klien pada saat perawat
mengkaji.
3. Riwayat social
Perlu dikaji kebiasaan apa yang pasien lakukan dalam sehari-hari. Misal mandi 2
kali sehari
4. Riwayat psikologis
a. Perilaku pasien
b. Pengaruh sakit terhadap kebersihan pasien
c. Perasaan klien terhadap sakit
d. Tanggapan keluarga terhadap pasien
5. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstremitas atas
sampai bawah.
a. Rambut. Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas), apakah tampak
kusam? Apakah ditemukan kerontokan?
b. Kepala. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya
ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
c. Mata. Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, secret pada kelopak
mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
d. Hidung. Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, pendarahan
hidung, tanda-tanda pilek yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi atau
perubahan pada daya penciuman.
e. Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembabannya. Perhatikan adanya
lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan, atau pecah-pecah.
f. Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang
gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap, atau gigi palsu.
g. Telinga. Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau
kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan daya pendengaran.
h. Kulit. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau pruritus.
i. Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya
kelainan atau luka.
j. Genetalia. Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum.
Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki, perhatikan kondisi
skrotum dan testisnya.
k. Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan
pada kulit dan bentuk tubuh.
6. Identifikasi klien terhadap toleransi prosedur hygiene, tipe perawatan yang
diperlukan dan masalah kesehatan klien.
7. Selama membantu klien melalukan hygiene kaji seluruh permukaan kulit secara
inspeksi dan palpasi, meliputi perubahan integumen, respon terapi,
8. Kaji fisik kulit
a. Okservasi kondisi kulit meliputi warna, tekstur, turgor, temperatur, dan hidrasi
kulit.
b. Masalah kulit seperti Kulit kering karena kebanyakan mandi, penggunaan sabun
berlebihan atau sabun kasar dan alkalin, kulit maserasi, daerah kalus kaki ,
tangan.
c. Ruam kulit atau erupsi kulit dari reaksi alergi bisa datar, naik berupa lokal atau
sistemik, pruritik atau nonpruritik.
d. Dermatitis kontak yaitu inflasi ditandai dengan letusan eritema, pruritis, nyeri,
bersisik.
e. Abrasi dan lesi kulit rusak, perdarahan, cairan
f. Dekubitus dampak dari imobilisasi lama, bagian badan tergantung, terpapar
tekanan seperti gips, linen, matras.
g. Kaji kemampuan perawatan diri klien seperti klien tidak mampu merawat kulit
maka perawat memberi bantuan atau mengajarkan pada keluarga, Kaji
keseimbangan, toleransi, kekuatan otot, keadaan berbaring, kemampuan duduk,
alat yang dibutuhkan, dan jarak rentang gerak pada ekstremitas klien.
9. Kaji masalah kesehatan klien seperti gangguan fungsi kognitif dan kondisi fisik.
10. Kaji penurunan sensasi. Klien tidak mampu merasakan cedera permukaan kulit
biasanya pada klien dengan paralisis, insufisiensi sirkulasi, kerusakan saraf.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri
2. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan diri
3. Manajemen kesehatan tidak efektif
4.
H. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO TUJUAN DAN
INTERVENSI RASIONAL
DX KRITERIA HASIL
1. Setelah dilakukan Dukungan Perawatan Diri Mandi  Usia dan budaya
tindakan keperawatan  Identifikasi usia dan menunjukan
selama 3x24 jam budaya dalam membantu kebiasaan
diharapkan kebutuhan perawatan diri kebersihan psien
personal hygiene  Monitor integritas kulit  Membantu
terpenuhi dengan  Menyediakan alat mandi melembapkan
kriteria hasil : (missal sabun, shampoo) kulit pasien
 Meningkatkan  Peryahankan kebiasaan  Membantu
minat kebersihan pasien mempermudah
melakukan  Ajarkan kepada keluarga pasien
perawatan diri cara memandikan pasien menyiapkan
 Mampu peralatan mandi
mempertahankan  Membantu
kebersihan diri keluarga
 Mampu mempermudah
melakukan merawat pasien
perawatan diri
2. Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan  Mengetahui
tindakan keperawatan  Identifikasi factor-faktor factor untuk
selama 3x24 jam yang meningkatkan dan meningkatkan
diharapkan kebutuhan menurunkan motivasi minat hidup
personal hygiene perilaku hidup sehat sehat
terpenuhi dengan  Menyediakan materi dan  Mempermudah
kriteria hasil : media pendidikan menjelaskan dan
 Melakukan kesehatan menarik
tindakan untuk  Jadwalkan pendidikan perhatian untuk
mengurangi kesehatan meningkatkan
faktor risiko  Jelaskan factor risiko kesehatan
kesehatan yang dapat  Memudahkan
 Dapat mempengaruhi kesehatan hubungan
melakukan  Ajarkan perilaku hidup perawat dan
aktivitas bersih dan sehat pasien
kebersihan diri  Mencegah risiko
secara mandiri yang
 Mengurangi memperburuk
kesulitan dalam kondisi
menjalani kesehatan
kebersihan diri  Mendampingi
pasien dalam
melakukan
aktivitas
kebersihan diri
3. Setelah dilakukan Pelibatan Keluarga  Mengetahui
tindakan keperawatan  Identifikasi kesiapan berapa persen
selama 3x24 jam keluarga untuk terlibat kesiapan
diharapkan kebutuhan dalam perawatan keluarga
personal hygiene  Diskusikan cara  Menjelaskan cara
terpenuhi dengan perawatan di rumah merawat pasien
kriteria hasil :  Jelaskan kondisi pasien di rumah kepada
 Kemampuan kepada keluarga keluarga
menjelaskan  Informasikan tingkat  Mempermudah
masalah ketergantugan pasien keluarga
kesehatan yang kepada keluarga memahami
dialami  Informasikan harapan kondisi pasien
 Keluarga dapat pasien kepada keluarga  Mempermudah
mengatasi  Anjurkan keluarga terlibat keluarga untuk
masalah dalam perawatan melakukan
kesehatan perawatan
dengan tepat  Menentukan
target tingkat
kesehatan pasien
 Memotivasi
keluarga untuk
merawat pasien
di rumah
DAFTAR PUSTAKA

Muhith, Abdul. 2016. Pendidikan Kesehatan Gerontik. Yogyakarta : CV Andi Offset

Andriani, Devi and Ardani, M. Hasib (2016) Gambaran Persepsi Pasien tentang Pelaksanaan


Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene oleh Perawat di RSUD Ungaran Semarang Tahun
2016. Undergraduate thesis, Diponegoro Universsity

Hermawan, Mei Masitah Fadlilah (2019) GAMBARAN PERMASALAHAN KESEHATAN


INTEGUMEN DAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SANTRI DI PONDOK PESANTREN
X. Diploma (D3) thesis, University of Muhammadiyah Malang
I. PENGKAJIAN
Tgl.pengkajian : 16/03/21 No register : 151806
Jam pengkajian : 11.20 Tgl.MRS : 15/03/21
Ruang/kelas : Dahlia/3

A. IDENTITAS
Identitas pasien
Nama : Tn. A
Umur : 23th
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Kuli
Gol,darah :-
Alamat : Kedungjati Grobogan
Diagnose medis : Fraktur MC IV-V manus

Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. K
Umur : 58th
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kedungjati, Grobogan
Hubungan dengan klien : Orangtua

B. KELUHAN UTAMA
Kaki kanan nyeri saat ditekuk

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri. Tekanan darah 120/80. Nadi
92x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,2 C, pada bagian kaki kanan nyeri saat
ditekuk, nyeri dirasakan skala 5, tingkat kesadaran composmentis
2. Riwayat Kesehatan yang lalu
Pasien tidak mempunyai Riwayat penyakit menular seperti hipertensi dan diabetes
melitus
3. Riwayat Kesehatan keluaraga
Keluarga pasien tidak memiliki penyakit menular/keturunan

D. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola nutrisi
a. Makan
- Sebelum sakit pasien tidak mengalami gangguan makan, makan sehari 3 kali
- Saat sakit pasien juga tidak mengalami gangguan makan/ normal
b. Minum
- Sebelum sakit pasien tidak mengalami gangguan minum, minum sehari 7
gelas
- Saat sakit pasien juga tidak mengalami gangguan minum, minum sehari 4
botol air mineral
2. Pola Eliminasi
a. BAB
- Sebelum sakit pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan buang air besar
- Saat sakit pasien tidak mengalami gangguan saat BAB
b. BAK
- Sebelum sakit pasien tidak mengalami gangguan buang air kecil
- Saat sakit pasien juga tidak mengalami gangguan buang air kecil
3. Pola aktivitas dan Latihan
- Sebelum sakit pasien saat beraktivitas tidak memerlukan bantuan orang lain
- Saat sakit pasien membutuhkan bantuan orang lain untuk beraktivitas
4. Pol tidur dan istirahat
- Pasien sebelum masuk rumah sakit tidak mengalami gangguan istirahat dan
tidurnya
- Saat sakit pasien juga tidak mengeluhkan adanya gangguan istirahat dan
tidurnya
5. Pola toleransi dan koping stress
- Pasien tampak cemas
6. Riwayat spiritual
- Pasien selalu berdoa untuk kesembuhanya
7. Pola peran dan hubungan
- Pasien berperan sebagai anak
8. Pola presepsi kognitifn
- Tidak ada gangguan
-
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Keadaan umum pasien lemas
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 120/80
b. Nadi : 92x/menit
c. Suhu : 36,2 C
d. Pernafasan : 20x/menit
3. Pemeriksaan wajah
a. Mata
Bentuk mata simetris, tidak ada oedrm pada kelopak mata, tidak terdapat luka,
konjungtiva tampak anemis
b. Hidung
Simetris tidak ada benjulan, lubang hidung bersih tidak ada kotoran
c. Mulut
Terdapat plak putih pada mulut, mukosa bibir kering , gigi kuning dan kotor
d. Telinga
Simetris, tidak ada luka tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen berlebihan ,
fungsi pendengaran normal.
4. Pemeriksaan kepala leher
a. Kepla
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan,
b. Leher
Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar teroid, vena jugularis normal,
tenggorokan normal
5. Pemeriksaan thoraks/dada
a. Paru-paru
- Inspeksi
Tidak ada benjolan, pengembangan dada kanan kiri sama
- Palpasi
Tidak terdapat benjolan
- Perkusi
Sonor
- Auskultasi
Bunyi normal
b. Jantung
- Inspeksi
Keadaan normal tidak terlihat iktuscordis, tidak ada jejas
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
Bunyi normal
- Auskultasi
Bunyi jantung 1 dan 2 serta tidak ada bunti jantung tambahan
6. Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi
Hasil inspeksi pemeriksaan abdomen supel tidak terdapat jejas ataupun luka,
7. Pemeriksaan genetalia/ rektal
a. Inspeksi : rambut pubis bersih, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
b. Palpasi ; penis tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
c. Inspeksi : tidak ada pembengkakan
8. Pemeriksaan ekstremistas
a. Inspeksi : otot kaanan dan kiri simetris
b. Palpasi : terdapat nyeri tekan
9. Pemeriksaan kulit/integument
a. Inspeksi : terdapat luka bekas operasi
b. Palpasi : terdapat nyeri tekan, tekstur halus, turgor normal
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG/ DIAGNOSTIK MEDIK
1. Laboratorium
Tanggal : 15/03/21
Hasil
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
Hemoglobin 15.2 13,0-16.0 10^3/ul
Leukosit 6.55 4.0-10.0 10^3/ul
Trombosit 181 150-450 %
Hematrokit 45.2 37.0-48.0 10^6/ul
Eritosit 5.16 3.50-5.00 Fl
MCV 87.5 82.0-95.0 Pg
MCH 29.5 27.0-31.0 g/dl
MCHC 33.8 32.0-36.0 fl
MPV 9.3 6,5-12.00 -
PDW 16.5 9.0-17.0 Fl
RDW 43.8 35-56 %
RDW-SD 11.9 11.5-14.7 Menit
RDW-CV 2.30 1.00-6.00 Menit
Masaperdarahan(BT) 4.30 2.00-6.00 -
Masapembekuan(CT 1.68
)
PCT
2. Pemeriksaan radiologi
-
G. TERAPI
- Infus RL 20 Tpm
- Injeksi Keterolax 2x1 1 mg

II. ANALISA DATA

no Data penunjang Problem Etiologi Ttd


1 DS : Pasien mengatakan sulit Gangguan mobilitas Kerusakan integritas Ikhsan
untuk bergerak saat sudah fisik struktur tulang
berada dirumah sakit
DO : Pasien tampak lemas

2 DS : Pasien mengatakan Risiko intoleransi Gangguan Ikhsan


tidak bisa melakukan aktivitas muskuloskelatal
aktifitas untuk memenuhi
kebutuhan dan perawatan
diri sendiri
DO : Pasien tampak
membutuhkan orang lain
utnuk membantunya

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gngguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas tulang.
2. Risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan muskuloskelatal.

IV. INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Ttd
keperawatan hasil
gangguan Setelah dilakukan Perawatan kaki Ikhsan
mobilitas fisik tindakan selama 3x24 Observasi :
berhubungan jam diharapkan - Identifikasi perawatan kaki yang
dengan kerusakan mobilitas fisik pasien biasa dilakukan ,
integritas kulit meningkat dengan - periksa adanya iritasi, retak,
kriteria hasil : lesi, kelainan bentuk, dan
1. Kekuatan otot oedema
meningkat dari - Periksa adanya ketebalan kuku
skala 2 (cukup dan perubahan warna
menurun) ke - Monitor tingkat keklembaban
skala 3 kaki
(sedang ) - Monitor gaya berjalan dan
2. Pergerakan distribusi berat pada kaki
ekstremitas - Monitor kebersihan dan kondisi
meningkat dari umum sepatu dan kaus kaki
skala 2 (cukup - Monitor insufisiensi arteri kaki
menurun) ke dengan pengukuran ankle-
skala 3 brachial index (ABI) terutama
(sedang) pada usia >50 tahun
3. Rentang gerak - Monitor neuropati perifer
meningkat dari dengan tes monofilleman
skala 2 (cukup semmes Weinstein
menurun) ke - Monitor kadar gula darah atau
skala 3 nilai HbA1c <7%
(sedang) Terapeutik
- Keringkan sela-sela jari
- Berikan pelembab kaki, sesuai
kebutuhan
- Bersihakan dan/atau potong
kuku, jika perlu
- Lakukan perawatan luka sesuai
kebutuhan
Edukasi
- Informasikan pentingnya
perawatan kaki
- Ajarkan cara mempersiapkan
dan memotong kuku
- Anjurkan memakai sepatu
dengan ukuran yang sesuai
- Anjurkan pemberian bubuk
penyerap kelembaban, jika perlu
- Anjurkan memeriksa bagian
dalam sepatu sebelum dipasang
- Anjurkan memonitor suhu kaki
dengan menggunakan bagian
belakang dari tangan
- Anjurkan memeriksa kaki,
terutama saat sensasi berkurang
- Anjurkan menghindari
penekanan kaki yang
,mengalamai ulkus dengan
menggunakan tongkat ataau
sepatu ksuhs
Kolaborasi
- Rujuk podiatrist untuk
memotong kuku yang menebal,
jika perlu
Risiko intoleransi Setelah dilakukan Dukungan perawatan diri Ikhsan
aktivitas Tindakan selama 3x24 Observasi
berhubungan jam diharapkan - Identifikasi kebiasaan aktivitas
dengan gangguan toleransi aktivitas perawatan diri sesuai usia
muskuloskelatal pasien dapat meningkat - Monitor tingkat kemandirian
dengan kriteria hasil : - Identifikasi kebutuhan alat
1. Kemudahan bantu kebersihan diri,
dalam berpakaian, berhias, dan makan
melakukan Terapeutik
aktivitas sehari- - Sediakan lingkungan yang
hari meningkat terapeutik (mis: suasana hangat,
dari skala 2 rileks, privasi)
( cukup - Siapkan keperluan pribadi (mis:
menurun) ke parfum, sikat gigi, dan sabun
skala 3 mandi)
(sedang) - Damping dalam melakukan
2. Kekuatan perawatan diri sampai mandiri
tutbuh bagian - Fasilitasi untuk menerima
bawah keadaan ketergantungan
meningkat dari - Fasilitasi kemandirian, bantu
skala 2 (cukup jika tidak mampu melakukan
menurun) ke perawatan diri
skala 3 - Jadwalkan rutinitas diri
(sedang) Edukasi
3. Perasaan lemah - Anjurkan melakukan perawatan
meningkat dari diri secara konsisten sesuai
skala 2(cukup mampuan
menurun) ke
skala 3(sedang)

V. IMPLEMENTASI
Hari/tgl No Implementasi Respon klien Ttd
dx
16 /03/21 1 Memeriksa adanya iritasi, retak, DS : - Ikhsan
11.20 lesi, kelainan bentuk, dan oedema DO : Pasien tampak ada
bekas luka operasi pada
bagian kaki kanan pasien

Menganjurkan menghindari DS : Pasien mengatakan


penekanan kaki yangakan menggunakan tongkat
,mengalamai ulkus denganuntuk membantu
menggunakan tongkat atau sepatu
berjalannya
khusus DO : Pasien tampak
menyanggupi anjuran yang
diberikan
16/03/21 2 Mendamping dalam melakukan DS : Pasien mengatakan Ikhsan
12. 30 perawatan diri sampai mandiri lebih nyaman saat
didampingi pada waktu
melakukan perawatan diri

Mendemonstrasikan dan Latihan DS : Pasien mengatakan


Teknik relaksasi (mis: napas sedikit rileks setelah
dalam, peregangan, atau melakukan napas dalam
imajinasi terbimbing ) DO : Pasien tampak tenang

VI. EVALUASI

Tgl/jam No dx Evaluasi Ttd


17/03/21 1 S : Pasien mengatakan sudah menggunakan alat bantu tongkat Ikhsan
10,05 untuk berjalan
O : Pasien tampak lebih terbantu
A : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
integritas tulang telah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
17/03/21 2 S : Pasien mengatakan sudah bisa melakukan perawatan diri Ikhsan
seperti mandi sendiri
O : Pasien tampak lebih senang
A : Risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan
muskuloskelatal telah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai