Anda di halaman 1dari 7

Jaringan keras adalah adalah jaringan yang mengalami

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelainan Jaringan Keras Gigi

Jaringan keras adalah jaringan yang mengalami mineralisasi. Penyakit


jaringan keras gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan
keras gigi (lubang pada gigi) seperti enamel, dentin, sementum dan menimbulkan
rasa sakit sebagai respon dari meluasnya kerusakan tersebut.

2.1.1 Karies

Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan
terjadinya mineralisasi bagian anorganik dan demineralisasi substansi organik.
Ditandai dengan bagian kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk,
fissure, dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa.

2.1.1.1 Etiologi

Ada beberapa teori yang telah menjelaskan etiologi dari karies gigi antara
lain:

a. Miller’s Chemicoparasitic Theory/Acidogenic Theory


Ada 4 faktor penting terjadinya proses karies yaitu:
- Mikroorganisme
- Substrate
- Acids
- Dental plak

Proses karies terjadi dalam dua tahap yang berbeda. Di tahap initial terjadi
proses dekalsifikasi dari enamel dan destruksi dari dentin, dan pada tahap
kedua adalah terjadi pelarutan residu yang telah lunak dari enamel dan
dentin. Asam yang dihasilkan oleh bakteri asidogenik dalam proses
fermentasi karbohidrat dapat mendestruksi enamel dan dentin.

b. Proteolytic Theory
Bahan organic pada gigi memainkan peranan penting pada
pembentukan karies gigi. Gottlieb pada tahun 1944 menyatakan bahwa lesi
initial dari proses karies terjadi karena enzim proteolitik menyerang
lamella, rod sheaths, dan dinding dari tubuli enamel. Pigmentasi berwarna
kuning merupakan ciri karies yang disebabkan oleh pigmen bakteri
proteolitik.

c. Proteolysis–Chelation Theory
Teori ini menyatakan bahwa serangan bakteri pada email dimulai
oleh mikroorganisme yang keratinolitik dan terdiri atas perusakan protein
serta komponen organic email lainnya, terutama keratin.

d. Sucrose Chelation Theory


Teori ini mengungkapkan bahwa, jika terdapat sukrosa dalam
konsentrasi yang sangat tinggi di dalam mulut pada karies yang aktif, hal
tersebut bisa mengakibatkan pembentukan kompleks substrat seperti
calcium saccharate dan calcium complexing intermediaries oleh aksi dari
enzim phosphorelating. Kompleks substrat tersebut melepaskan kalsium
dan ion phosphorus dari enamel dengan demikian menyebabkan kerusakan
pada gigi.

2.1.1.2 Faktor Yang Berkontribusi Pada Karies Gigi

1. Faktor Host
a. faktor gigi: Morphology dan posisi pada lengkung rahang
b. saliva: Komposisi dan pH
2. Microflora
3. Substrate atau diet
4. Waktu

2.1.1.3 Klasifikasi Karies

a. Karies berdasarkan lokasi


1. Karies pit dan fissure
Karies terjadi pada pit dan fissure dari seluruh gigi. Area yang
terlibat adalah permukaan oklusal dari molar dan premolar, permukaan
bukal dan lingual dari molar dan permukaan lingual dari insisivus
maksila. Secara klinis lesi ini tampah coklat atau hitam.
2. Smooth surface caries
Lesi ini terdapat pada permukaan halus dari gigi seperti pada
permukaan proksimal
3. Root surface caries
Karies yang terjadi pada CEJ atau sementum. Muncul terutama
pada usia lanjut akibat resesi gingival.

b. Karies berdasarkan kekerasan


1. Menurut morphology dari gigi
2. Menurut kekerasan dan perkembangan
a. Karies insipien
b. Rampant karies

c. Arrested karies
d. Recurrent karies

3. Menurut pola umur


4. Menurut kecepatan perkembangan
a. Karies akut
b. Karies kronik
2.1.1.4 Metode Diagnosis

Karies dapat didiagnosis melalui pcmeriksaan visual. Di sini. penggunaan


sonde hanya untuk mengangkat debris dan dalam fisura. atau dengan cara
kombinasr visual dan taktil, dengan sonde lajam maupun rurnlul

Anda mungkin juga menyukai