Leukemia merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang, ditandai oleh
proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi penambahan sel-sel abnormal dalam darah tepi.
Berdasarkan National Academy of Sciences, terdapat lebih dari 100.000 bayi di seluruh dunia
yang lahir dengan keadaan dan kondisi yang berat dari Leukemia (Cooley’s Anemia Foundation,
2006). Jumlah penderita di Indonesia pada tahun 2008 sudah mencapai 20.000 orang penderita
dari jumlah 200 juta orang penduduk Indonesia secara keseluruhan (Robert, 2009)
Penderita leukimia pada anak yang memiliki gejala seperti demam atau keringat malam,
merasa lemah atau capai, pucat, sakit kepala, mudah berdarah atau memar. misalnya gusi mudah
berdarah saat sikat gigi, muda memar saat terbentur ringan, nyeri pada tulang dan/atau sendi.
Adanya perubahan gejala secara cepat pada penderita leukemia anak mengakibatkan anak
merasakan sakit yang hebat. Kondisi tersebut mengharuskan anak dengan penyakit leukemia
harus dilakukan dengan perawatan di rumah sakit, dan sangat tidak memungkinkan anak dalam
perawatan di rumah (Robert , 2009).
2. Klasifikasi leukemia
Pada leukemia akut, sel darah yang terdampak adalah sel darah muda (sel blasts). Sel darah
muda yang belum berkembang sempurna ini tidak dapat berfungsi dengan baik dan
bermultiplikasi dengan cepat.Penyakit ini akan mengalami perburukan dengan cepat dan
membutuhkan pengobatan agresif sedini mungkin.
2. Leukemia kronis
Leukemia kronis melibatkan sel yang lebih dewasa dan memiliki banyak tipe. Beberapa
jenisnya menghasilkan sel dalam jumlah terlalu banyak dan sebagian lainnya menghasilkan sel
dalam jumlah yang sangat sedikit. Sel darah ini bereplikasi atau berakumulasi lebih lambat dan
dapat berfungsi dengan baik dalam waktu tertentu.Beberapa jenis leukemia kronis tidak
menimbulkan gejala pada stadium awal dan dapat tidak terdeteksi selama bertahun-
tahun.Berdasarkan jenis sel darah putih yang terlibat, leukemia dibedakan menjadi:
1. Lymphocytic leukemia
Jenis leukemia ini menyerang sel limfosit yang membentuk kelenjar getah bening. Kelenjar
getah bening berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
2. Myelogenous leukemia
Jenis leukemia ini menyerang sel mieloid. Sel mieloid dapat berkembang menjadi sel darah
merah, sel darah putih, dan trombosit.Secara garis besar, leukemia terdiri atas empat jenis utama:
Leukemia jenis ini adalah jenis leukemia yang paling sering ditemukan pada anak-anak. ALL
juga dapat ditemukan pada orang dewasa.
Leukemia jenis ini adalah jenis leukemia yang paling umum. AML dapat ditemukan pada anak-
anak dan dewasa, namun merupakan jenis leukemia akut yang paling sering terjadi pada orang
dewasa.
Leukemia jenis ini paling sering ditemukan pada orang dewasa. Penderita CML mungkin
mengalami sedikit gejala atau bahkan tidak bergejala selama beberapa bulan hingga tahun
sebelum memasuki fase perburukan leukemia.Selain empat jenis leukemia tersebut, jenis
leukemia lain yang langka antara lain hairy cell leukemia, myelodysplastic syndromes, dan
myeloproliferative disorders.
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan kita dengan infeksi.
Sel ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah, dapat dikontrol sesuai dengan
kebutuhan tubuh kita. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang
yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi
seperti biasanya. Sel leukemia memblok produksi sel darah putih yang normal, merusak
kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemia juga dapat merusak produksi sel darah lain
pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai
oksigen pada jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sitem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut sering
kali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks).
Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom) menganggu pengendalian normal dari
pembelahan sel, sehingga sel membelah tak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel
ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel
darah normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya, termasuk hati, limpa,
kelenjar getah bening, ginjal dan otak (Padila, 2013).
Anemia akibat produksi sel darah merah yang berkurang atau gagal
Anemia akibat penghancuran sel darah merah
4. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala pada leukemia akut yang nampak dan memburuk secara cepat antara lain
muntah, bingung, kehilangan kontrol otot, dan serangan-serangan (epilepsi). Sel-sel leukemia
juga dapat berkumpul pada buah-buah pelir (testikel) dan menyebabkan pembengkakan.
Leukemia juga dapat mempengaruhi saluran pencernaan, ginjal, dan paru-paru. Leukemia akut
berjalan secara tiba-tiba dan bisa menyebabkan seseorang merasakan sakit hanya dalam beberapa
hari atau minggu. Gejala-gejalanya antara lain yaitu kulit pucat (karena anemia), infeksi yang
berulangulang seperti sakit tenggorokan, pendarahan normal yang keluar dari gusi dan kulit,
periode yang berat pada wanita, kehilangan nafsu makan dan berat badan, gejalagejala seperti flu
antara lain kecapekan dan tidak enak badan, luka di tulang sendi, perdarahan hidung dan lebih
mudah mendapat memar dari biasanya tanpa sebab yang jelas (Desmawati, 2013)
Gejala anemia akibat defisiensi besi meliputi tubuh lemah dan lesu, merasa sangat letih,
kesemutan di kaki, kurangnya nafsu makan, detak jantung cepat, kuku rapuh, nyeri dan radang
lidah (glositis), tangan dan kaki dingin, pusing atau sakit kepala, infeksi, sakit dada, sesak napas,
insomnia dan kulit pucat.
diagnosis leukemia
1. Pemeriksaan fisik
Dokter akan memeriksa tubuh pasien, termasuk bagian kulit yang pucat karena anemia,
pembengkakan kelenjar getah bening, dan pembesaran hati serta limpa.
2. Tes darah
Untuk menentukan kondisi normal atau tidaknya jumlah sel darah pasien, yang mungkin
mengindikasikan leukemia. Misalnya, rendahnya kadar sel darah merah.
4. Pungsi lumbal
Dilakukan dengan mengambil sampel cairan tulang belakang untuk memeriksa keberadaan sel
kanker.
Pemeriksaan ini dapat direkomendasikan untuk memeriksa kondisi organ lain yang mungkin
terpengaruh oleh leukemia, seperti otak.
B.iw
2.syarat diet
Dihindari