Anda di halaman 1dari 25

TUGAS DIETETIK PENYAKIT TIDAK MENULAR

ASUHAN GIZI PADA PASIEN HIPERTENSI

Dosen Pembimbing :

Eny Sayuningsih, SKM, M.Kes

Disusun Oleh :

Lutfiana Dinda N.A. (P27835119069)

Tingkat 3 Reguler B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN GIZI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua sehingga kita selalu dalam keadaan sehat walafiyat. Sesungguhnya hanya kepada Allah
kita memohon ampunan dan pertolongan. Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah
menuju jaman terang benderang ini.

Karena hidayah-Nya pula, Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan makalah Dietetika


Penyakit Tidak Menular yang membahas mengenai “Asuhan Gizi pada Pasien hipertensi”, pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Dietetika
Penyakit Tidak Menular yaitu Ibu Eny Sayuningsih, SKM, M.Kes yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada saya.

Mohon maaf apabila dalam pengerjaan tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Dan saya berharap dengan adanya makalah ini, dapat memberi ilmu yang bermanfaat
untuk para pembaca.

Kediri, 30 Juli 2021

penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hipertensi merupakan penyakit yang umum ditemukan diberbagai negara.
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20
tahun yang menderita hipertensi mencapai angka 74,5 jiwa dan hampir 90-95% tidak
diketahui penyebabnya (Kemenkes, 2014).
Menurut World Health Organiztion (WHO) pada tahun 2011 menunjukan satu
milyar orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 penderita hipertensi berada di negara
berkembang. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat dan diprediksi tahun 2025
sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. Hipertensi telah
menyebabkan banyak kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya, dan 1,5 juta
kematian terjadi di Asia Tenggara dengan 1/3 populasinya menderita hipertensi
(Kemenkes, 2017).
Menurut Riskesda tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia mencapai 8,4%
berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur ≥ 18 tahun, Berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah pada penduduk prevalensi penderita hipertensi di Indonesia
adalah sekita 34,1%, sedangkan pada tahun 2013 hasil prevalensi penderita hipertensi di
Indonesia adalah sekitar 25,8%. Hasil prevalensi dari pengukuran tekanan darah tahun
2013 hingga tahun 2018 dapat dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar 8,3%.
Data dari Riskesda tahun 2018 juga mengatakan bahwa prevalensi hasil pengukuran
darah pada penderita hipertensi terdapat pada provinsi Kalimantan Selatan dengan
prevalensi penderira sekitar 44,1% atau lebih tinggi dari rata-rata prevalensi hasil
pengukuran darah di Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah pada penduduk yaitu menempati posisi ke-13 dan prevalensi
rata-rata penderita hiperensi berada dibawah prevalensi penderita hipertensi di Indonesia
(Kemenkes, 2019)

1.2. Tujuan
Mahasiswa mampu melaksanakan Manajemen Asuhan Gizi pada pasien dengan
diagnosa Hipertensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Penyakit


1. Penyakit Hipertensi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam
Ardiansyah M., 2012).
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik
sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung,
tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
Sedangkan menurut Hananta I.P.Y., & Freitag H. (2011), Hipertensi adalah suatu
peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus
lebih dari suatu periode. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang
bersifat endogen seperti usia, jenis kelamin dan genetik/keturunan, maupun yang bersifat
eksogen seperti obesitas, konsumsi garam, rokok dan kopi.
2. Etiologi/Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
pada pusat vasomotor pada medulla di otak. Dari vasomotor tersebut bermula jaras saraf
simpatis yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ke ganglia simpatis di thorak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetikolin yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah. Dengan dilepaskannya
norepineprin akan mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokontriktor (Ramdhani, 2014).
Seseorang dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin. Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid linnya, yang dapat memperkuat respon
vasokontriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran
darah ke ginjal menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan adanya
sutu vasokontriktor yang kuat. Hal ini merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal yang
mengakibatkan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung menyebabkan
hipertensi. Pada lansia, perubahan struktur dan fungsi pada system pembuluh perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah yang akan menurunkan kemampuan distensi daya regang
pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) sehingga terjadi penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan
perifer (Ramdhani, 2014).

3. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi dibagi menjadi 4 kategori dimana ada normal, prehipertensi,
hipertensi stadium 1 dan hipertensi stadium 2.
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Stadium 1 140 -159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 ≥160 mmHg ≥100 mmHg

Menurut World Health Organization (dalam Noorhidayah, S.A. 2016) klasifikasi


hipertensi adalah :
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.
b. Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
diastolik 91-94 mmHg.
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg.
4. Gambaran Klinis
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda dan gejala pada
hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan darah tidak
teratur.
2) Gejala yang lazim
Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun

Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Ardiansyah M., 2012) :


1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak diketahui
penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya
hipertensi esensial diantaranya :
a) Genetik Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi.
b) Jenis kelamin dan usia Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah
menopause berisiko tinggi mengalami penyakit hipertensi.
c) Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak. Konsumsi garam yang tinggi
atau konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi secara langsung
berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi.
d) Berat badan obesitas Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering
dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.
e) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol Merokok dan konsumsi alkohol
sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi karena reaksi bahan atau zat
yang terkandung dalam keduanya.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya. Hipertensi
sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :
a) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi
beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan pada
aorta tersebut dapat menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan
tekanan darah diatas area kontriksi.
b) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit utama
penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan
penyempitan
c) satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke ginjal.
Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh
aterosklerosis atau fibrous dyplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous).
Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan
struktur serta fungsi ginjal
d) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi secara oral yang
memiliki kandungan esterogen dapat menyebabkan terjadinya hipertensi melalui
mekanisme renin-aldosteron-mediate volume expantion. Pada hipertensi ini,
tekanan darah akan kembali normal setelah beberapa bulan penghentian oral
kontrasepsi.
e) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat
menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenalmediate hypertension disebabkan
kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin.
f) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
g) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk sementara
waktu.
h) Kehamilan
i) Luka bakar
j) Peningkatan tekanan vaskuler
k) Merokok.
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan
katekolamin mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung
serta menyebabkan vasokortison yang kemudian menyebabkan kenaikan tekanan
darah.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016) :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan distolik lebih besar dari 160 mmHg
da tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016):
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
5. Diagnosa Penyakit
Diagnosisi hipertensi ditetapkan pada semua umur. Diagnosis hipertensi dapat
bergantung pada hasil pengkuran maupun gejala klinis dari komplikasinya. Dalam
melakukan pemeriksaan diagnostik terhadap pengidap tekanan darah tinggi, umumnya
perlu memperhatikan beberapa hal, seperti: memastikan bahwa tekanan darahnya
memang selalu tinggi, menilai keseluruhan risiko kardiovaskular, menilai kerusakan
organ dan penyakit yang menyertainya, serta mencari tahu kemungkinan penyebabnya.
Unsur-unsur tersebut merupakan proses diagnosis tunggal yang bertahap dan
menyeluruh. Tiga metode klasik yang dapat digunakan yaitu pencatatan riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Proses diagnosis seringkali mengalami
tantangan karena sulit menetukan sejauh mana pemeriksaan harus dilakukan.
Pemeriksaan yang dangkal, tidak mudah diterima karena hipertensi merupakan penyakit
seumur hidup dan terapi yang dipilih dapat memberikan implikasi yang serius pada
penderita. Akan tetapi sederet pemeriksaan pun tidak dibenarkan dan harus tetap
didasarkan pertimbangan yang tepat. Khusus pada kaum lansia diagnosis hipertensi harus
sangat hati-hati karena ada kemungkinan terjadinya kesalahan yang disebabkan beberapa
faktor seperti panjang cuff mungkin tidak cukup untuk orang gemuk atau berlebihan atau
orang terlalu kurus, penurunan sensitivitas refleks baroreseptor sering menyebabkan
fluktuasi tekanan darah dan hipotensi postural, fluktuasi akibat (Femmy, 2011)

B. Penatalaksanan Diet Rendah Garam


1. Tujuan Diet
o Membantu menurunkan tekanan darah
o Membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh
o Mencegah komplikasi hipertensi.
o Mencapai dan mempertahankan status gizi

2. Syarat Diet
o Energi cukup
o Protein 15-20% dari kebutuhan energi total
o Lemak diberikan 20-25% dari kebutuhan energi total
o Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total
o Makanan beraneka ragam mengikuti pola gizi seimbang.
o Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita
o Konsumsi garam dapur beryodium kurang dari 5gr/hari (1 sendok the peres) dan
batasi sumber natrium lainnya.
o Konsumsi makanan sumber kalium, kalsium, dan magnesium ditingkatkan.
o Pembatasan konsumsi lemak jenuh maksimal 10% dari energy total/haritt

3. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Dibatasi/Dihindari


beras, havermouth, roti,
Sumber gandum, singkong, ubi, kue, biskuit, roti yang dimasak
Karbohidrat kentang, jagung, terigu, memakai garam dan soda
tapioca, macaroni, mie bihun.
daging tanpa lemak, ayam
dendeng, abon, cornet beaf,
tanpa kulit, hati, ikan (paling
Sumber protein daging asap, ham, ikan asin,
banyak 100 gr/hari), susu
hewani ikan pindang, sarden, ebi, udang
rendah lemak dan hasil
kering, telur asin
olahannya.
Sumber protein tahu, tempe, kacang hijau,
nabati kacang merah, kacang tolo
sayuran yang diawetkan, sawi,
Sayuran semua sayuran segar
asinan, acar.
buah yang diawetkan, asinan
Buah-buahan semua buah segar
buah
Minuman kopi, teh, sirup, sari buah minuman bersoda
kecap, tauco, terasi, petis, saos,
minyak goreng, bawang
bumbu instan, keripik,
Lain-lain merah, bawang putih, jahe,
kerupuk, , soda kue, margarin,
kemiri, kunyit, kencur
mentega
BAB III
PEMBAHASAN

Kelompok 8
Ny. RU (33 tahun) No reg : 14009559
BB = 75 kg ( BB koreksi odem 74 kg) TB = 158 cm
Odema di kaki dan tangan. Ada mual jika makan bubur
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Natrium : 130 mEq/L (↓) Kalium : 3,9 mEq/L (N)
Sejak 3 hari SMRS pasien merasa kesakitan, hanya mengonsumsi madu +2 sdm dan larutan cap
kaki tiga 5 kaleng sehari.
bubur dimakan 4-5 sendok makan dan konsumsi biskuit 5 keping sehari dari luar RS.
Asupan di RS :
E = 1176 kkal
P = 40,42 gr
L = 38 gr
KH = 145,29 gr
Selama ini jarang mengkonsumsi obat – obatan. MRS dengan keluhan alergi obat.
Diagnosa medis : Hipertensi
NCP / PAGT

(Nutrition Care Process / Proses Asuhan Gizi Terstandar)


Nama Pasien : Ny. RU No. Register : 14009559

Umur : 33 tahun Jenis Kelamin : perempuan

Assesment Diagnosa Gizi (PES) Intervensi Monitoring

Data dasar Identifikasi masalah Terapi diet Terapi edukasi

Diagnosa Medis Tujuan Diet : Konseling Gizi

Hipertensi 1. Menurunkan a. Diet


BB untuk
Keluhan Utama N.I 3.2 kelebihan intake mencapai Diet rendah garam 1. odema
cairan disebabkan oleh status gizi III
Odema di kaki dan tangan, odema adanya hipertensi Yang Normal
Ada mual jika makan 2. Menurunkan b. Sasaran
ditandai dengan odema di
bubur hipertensi Ny. RU dan
kaki dan tangan
sampai
Riwayat Penyakit keluarga
mendekati
normal c. Waktu Konseling
- Dahulu :
- Keluarga : 15-20 menit
- Sekarang :
hipertensi Syarat Diet :
1. Energi sesuai
kebutuhan d. Permasalahan:
Antropometri sebesar Status gizi obesitas
1452.14 kkal dengan IMT 29.7
BB = 74 kg (BB 2. Protein 15% dan tekanan darah
koreksi odema) dari tinggi sebesar
kebutuhan
140/90 mmhg
TB = 158 Cm energi total
NC 3.3 berat badan lebih 3. Satus gizi
sebesar 54.45 e. Tujuan
disebabkan oleh kurangnya 4. Berat badan
IMT = BB/(TB)² Status gizi obesitas gr
aktivitas fisik Yang ditandai 3. Lemak 25% 1. Mengetahui
= 74/ (1.58)² IMT 29.7 dengan IMT 29.7 dari tentang diet
kebutuhan rendah garam
= 74/2,49 energi total III
sebesar 40.33 2. Mengetahui
= 29,7 gr
tujuan
4. Karbohidrat
Status Gizi = pemberian diet
60% dari
obesitas kebutuhan rendah garam
energi total III
BBI = (TB-100) -10%(TB-
sebesar 3. Mengetahui
100) 217.81 gr bahan makanan
= (158-100)- yang
10%(158-100) dianjurkan,
Preskripsi Diet :
dibatasi, dan
= 52.2kg Jenis diet : tidak
dianjurkan
Rendah Garam

- Bentuk makanan f. Media


: biasa 4. Leaflet diet
rendah garam
- Frekuensi III
makan : 3x makan
- Biokimia utama dan 2x
Natrium : 130 mEq/L (↓) selingan h. Materi
Kalium : 3,9 mEq/L (N)
Klinis dan Fisik N.I 5.4 penurunan Kebutuhan 1) Menjelaskan apa itu 5. Tekanan darah
Hipertensi Energi diet rendah garam III
kebutuhan zat gizi spesifik
Tekanan darah : 140/90
(natrium) disebabkan karena Energi : pada pasien dan
mmHg
tekannan darah tinggi yang keluarga
Dietary History ditandai dengan tekanan 655 + (9.6 xBB)
2) Menjelaskan tujuan
darah sebesar 140/90 mmHg + 1.7 TB) – (4.7
pemberian diet rendah
- Dahulu U) garam III
mengonsumsi madu +2
sdm dan larutan cap kaki =655+ (9.6 x 74)+ .
tiga 5 kaleng sehari. ( 1.7 x 158) –
bubur dimakan 4-5 sendok ( 4.7 x 33) 3) Menjelaskan
makan dan konsumsi sumber bahan
biskuit 5 keping sehari dari = 1478.9 kkal makanan yang
luar RS. dianjurkan, dibatasi,
TEE = BEE x FA
Energi = 80% (deficit ringan ) dan tidak dianjurkan
Hasil recall NB 1.1 pengetahuan yang x FS
E = 1176 kkal kurang dikaitkan dengan 6. Asupan
Protein=74.23%(deficit Bahan makanan
P = 40,42 gr makanan dan zat gizi = 1478.9 x 1.1 x
sedang) yang dianjurkan
L = 38 gr disebabkan oleh kurangnya 1.2
KH = 145,29 gr KH = 66.7% ( deficit berat) informasi mengenai a). Sumber Kh :
= 1952.1 kkal –
makanan dan zat gizi di nasi, bubur, bihun,
tandai dengan hasil recall 500kkal
macaroni, pasta,
Energi = 80% (deficit
- Sosial Ekonomi :
ringan )Protein=74.23%
= 1452.14 kkal jagung,
danhavermaut 
(deficit sedang) KH =
66.7% ( deficit berat) Protein : b). Sumber protein
hewani: telur dan
15% x 1452.14 susu skim /susu
= 217.81: 4 rendah lemak

= 54.45 gr c).Sumber protein


nabati :-
Lemak :
d). Sayuran : wortel,
25% x 1452.14 labusiam, kacang
panjang,terong, pare,
= 363 : 9
oyong,timun, labu
= 40.33 gr air, selada air,tomat,
selada, dan lobak
Karbohidrat :
e). Buah : semua
60% x 1452.14 buahterutama
mengandungvitamin
= 871.2 : 4
B,C,E dan mineral
= 217.81 gr kalium.

Bahan makanan
yangdibatasi

a) Sumber KH : roti 

b) Protein hewani :
daging ayam, ikan
togkol, ikantengiri,
ikan bawal,
ikan bandeng,
kerang, udang
dibatasi maksimal
50gr/hari

c) Protein nabati
;tempe dan tahu
maksimal50 gm/
hari, kacang
hijau,kacang tanah,
kedelaimaksimal
25gr / hari

d) Sayuran :
bayam . buncis,
daun/biji
mlinjo,kapri kacang
polong,kembang kol,
asparagus,kangkung,
jamur maksimal
100gr/ hari

e) Buah :-

f) Bumbu :-
BAB IV
PERENCANAAN MENU DAN ALAT

A. Distribusi Makan Sehari


 Makan pagi = 25% × 1452.14 kkal = 363.035 kkal
 Kudapan 1 = 10% × 1452.14 kkal = 145.21 kkal
 Makan siang = 30% × 1452.14 kkal = 435.64 kkal
 Kudapan 2 = 10% × 1452.14 kkal = 145.21 kkal
 Makan malam = 25% × 1452.14 kkal = 363.035 kkal

B. Perencanaan Menu dan Perhitungan Nilai Gizi


Energi Protein Lemak KH Na
Waktu Menu Bahan Berat
(kkal) (gr) (gr) (gr) (mg)
Nasi Beras 50 178.5 4.2 0.85 38.55 98.84
telur 50 77.6 6.3 5.3 0.6 62
Telur
Minyak
07.00 balado 5 21.6 0 2.5 0 0
goreng
Makan
Tempe Tempe 40 79.6 7.6 3.1 6.8 2.4
Pagi
goreng Minyak 5 21.6 0 2.5 0 0
Sayur
Bayam 40 14.8 1.5 0.1 2.9 4.4
bening
Oyong 10 2 0.1 - 0.4 0.1
Sub total 395.6 18.8 13.8 50.4 68.9
Labu waluh 20 7.8 0,2 0,1 1.8 0.15
Tepung
10 38.1 0 0 9.1 0.9
sagu
10.00 Talam
Tepung
Selingan Labu 10 36.1 0.7 0.1 7.9 0.5
beras
1 waluh
Gula 5 19.3 - - 5 0.1
Telur 12 18.6 1.5 1.3 0.1 15.16
Santan 10 10.6 0.1 1 0.5 0.9
Sub total 130.5 2.3 2.4 24.4 17.71
Nasi Beras 60 216.5 4.0 0.4 47.7 13.5
Ayam Dada Ayam
50 142.4 13.4 9.4 - 36.5
bakar tanpa kulit
Tahu 50 38 4.1 2.4 0.9 1
12.00 tahu
Minyak
Siang goreng 6 51.7 0 6 0 0
goreng
Plencing
Kangkung 50 7.5 1.1 0.1 1 8
kangkung
Semangka Semangka 100 32 0.6 0.4 7.2 2
Sub total 480.3 23.3 18.7 56.9 50
Agar-agar
16.00 2 - - - - -
Puding plain
Selingan
ubi ungu Ubi ungu 100 112.1 2.4 0.1 26.3 2.9
2
Gula 5 38,7 0 0 10 0.1
Sub total 131.4 2.4 0.1 31.3 3
Nasi Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5
Udang 40 31.6 6.7 0.4 - 71.6
Tahu sutra 50 38 4,1 2,4 0,9 1
18.30 Wortel 50 12.9 0.5 0.1 2.4 30
Sapo tahu
Malam Jamur
10 2.7 0.5 0.1 2.4 0.2
kuping
Babycorn 20 21.6 0.7 0.3 5 3.4
Pepaya Pepaya 100 39 0.6 0.1 9.8 3
Sub total 326.3 16.1 3.6 58.4 111.7
Total 1464.1 62.9 38.6 221.4 251.31
Kebutuhan

C. Daftar Bahan Makanan

Bahan Energi na
Protein (kg) Lemak (kg) KH (kg)
Pangan (kkal)
211.18
Sereallia
573.5 12.4 2.1 124.8
Daging,
Unggas,
telur,ikan 270.2 27.9 16.4 0.7 185.26
Umbi-Umbian 112.1 2.4 0.1 26.3 2.9
Lauk nabati 155.6 11.7 5.5 7.7 4.4
Sayuran 69.3 4.4 0.7 15.9 46.25
Buah 71 1.2 0.5 17 5
Tepung 74.2 0.7 0.1 17 1.4
Lemak dan
Minyak 94.9 0 11 0 0
Total 1464.1 62.9 38.6 221.4 251.31
Kebutuhan

D. Daftar Alat
a) Masak Alat
No
Nama Alat Jumlah
.
1 Pisau 1
2 Sendok makan 2
3 Panci 1
4 Spider 1
6 Baskom sedang 1
7 Mixer 1
8 Talenan 1
9 Centong sayur 1
10 Timbangan 1
11 Mangkuk stainless steel 1
12 Grill 1
13 Cobek+ulek 1
14 Cupit 1

b) Alat Hidang
No
Nama Alat Jumlah
.
1 Piring ceper besar 1
2 Piring ceper sedang 1
3 Piring oval 1
4 Sendok 2
5 Garpu kecil 1
6 Garpu 1

E. Daftar harga
Nama barang Berat bersih Berat kotor Harga satuan Harga total
Beras 60 60 Rp 12.000/kg Rp 1000
Ayam 50 86.2 Rp 30.000/kg Rp 3000
Kangkung 50 60 Rp 15.000/kg Rp 1000
Tahu 50 50 Rp 1000/kotak Rp 1000
Semangka 100 208 Rp 2000/100gr Rp 2500
Labu waluh 20 25 Rp 25.000/kg Rp 2000
Tepung sagu 10 10 Rp 7000/kg Rp 1000
Tepung tapioka 10 10 Rp 7.000/kg Rp 1000
Gula 5 5 Rp 12.000/kg Rp 500
Telur 12 60 Rp 20.000/kg Rp 1500
Santan 10 10 Rp 4000/65ml Rp 1000
Total Rp 18.000
F. Rencana Kerja

Waktu LUTFIANA DINDA NUR ANGGRAENI


08.00- Menyiapkan Menimbang Memotong bahan-
Mencuci bahan
08.30 seluruh bahan seluruh bahan bahan
08,30- Memasak talam Memasak ayam Membuat plecing
Memasak nasi
11.30 waluh bakar taliwang kangkung
11.30- Membersihkan Membersihkan alat
Plating Plating
12.00 alat masak masak
12.00-
Evaluasi
13.00

G. Resep
Ayam taliwang
Bahan-bahan
4 Porsi
 Ayam kampung kurang lebih 750 gram - 1 ekor
 Jeruk nipis - 1 biji
 Air - 1,5 liter
 Garam - 1 sdt
BUMBU HALUS:
 Cabe merah keriting - 8 biji
 Cabe rawit merah - 7 buah
 Bawang merah - 8 siung
 Bawang putih - 2 siung
 Kencur - 5 cm
 Tomat - 1 buah

Langkah memasak
1. Ayam potong jadi 4 bagian (utuh juga bisa) baluri dengan garam dan air jeruk
nipis. Diamkan 15 menit.

2. Panaskan minyak di wajan, tumis bumbu halus sampai wangi.

3. Masukkan ayam, tambahkan air. Bumbui dengan garam dan gula.

4. Masak dengan api kecil hingga air menyusut dan ayam empuk. Sesuaikan rasanya.
Angkat.

5. Bakar ayam di atas tempat bakaran atau di atas teflon, sambil diolesi bumbu.
Sajikan dengan pelengkap

Plecing Kangkung
Bahan – bahn

 Kangkung - 2 ikat
 Jeruk limau - 1 buah
 Garam - secukupnya
BUMBU SAMBAL:

 Bawang merah - 8 siung


 Bawang putih - 3 siung
 Cabe merah keriting - 8 buah
 Tomat - 1/2 buah

Langkah langkah membuat

 Kangkung disiangi dan dicuci bersih, lalu kukus hingga matang sesuai selera.
 Letakkan kangkung di atas piring.
 Haluskan bumbu sambal lalu tambahkan garam dan gula.
 Angkat dan siramkan ke atas kangkung. Sajikan.

Talam Labu Waluh


Bahan-bahan

 150 gram labu kuning kukus, buang bijinya dan cincang kasar
 50 gram tepung beras
 100 gram gula pasir
 200 ml santan
 ½ sdt garam
 15 buah cetakan talam
 minyaksecukupnya untuk mengoles
Cara membuat

 Masak tepung beras, santan, gula, dan garam, hingga menjadi bubur, angkat dan
dinginkan
 Buat adonan 1: campur bubur tepung beras dengan labu kukus lalu blender hingga
halus
 Panaskan dandang, tuang adonan ke dalam cetakan talam yang sudah diolesi minyak,
kukus selama 25 menit dalam api sedang. Jika adonan sudah berwarna cerah dan tidak
lengket di jari
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ny RU usia 33 th dengan berat badan 75kg (bb koreksi odema 74kg), TB


158cm didiagnosis mengalami hipertensi dan Ny RU memiliki keluhan mual jika
memakan bubur serta adanya odema di kaki dan tangan. Sebelum MRS Ny RU
merasa kesakitan dan hanya mengonsumsi madu 2sdm dan larutan cap kaki 3 dan
hasil uji biokimia Ny. RU nilai natrium rendah sebesar 135 mEq/L serta tekanan
darah yang tinngi yaitu sebesar 140/90 mmhg

B. SARAN

Ny. RU di diagnosis hipertensi sehingga Ny RU dianjurkan untuk mengonsumsi


makanan yang rendah natrium yaitu beras, havermouth, roti, gandum, singkong, ubi,
kentang, jagung, terigu, tapioca, macaroni, mie bihun.,daging tanpa lemak, ayam
tanpa kulit, hati, ikan (paling banyak 100 gr/hari), susu rendah lemak dan hasil
olahannya.,tahu, tempe, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo,semua sayuran
segar,semua buah segar.,kopi, teh, sirup, sari buah, minyak goreng, bawang merah,
bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur

Anda mungkin juga menyukai