Anda di halaman 1dari 2

ANATOMI DAN FISIOLOGI DARI TRAKTUS URINARIA : HUBUNGAN DENGAN

SISTEM IMUN HOST DAN INFEKSI MIKROBIAL

Vesica Urinaria dan Urethra

Vesica urinaria berupa rongga kosong, viskus pelvis yang dapat berdistensi yang
berbentuk tetrahedral ketika kosong dan lonjong ketika terisi penuh. Vesica urinaria
kebanyakan tersusun dari otot polos dan kolagen serta sedikit elastin. Pada bagian
superiornya tersusun oleh urachus, yaitu sisa fibrosa dari allantois. Urachus menghubungkan
bagian apex vesica urinaria dengan dinding abdomen anterior. Pada pria, vesica urinaria
terletak antara rektum dan simfisis pubis. Sedangkan pada wanita terletak di antara rektum
dan uterus/vagina. Secara anteroinferior dan lateral, vesica urinaria dikelilingi oleh lemak
retropubic dan perivesical serta jaringan ikat. Area ini dinamakan Ruang Retzius. Trigonum
dari vesica urinaria ialah daerah triangular otot polos di antara kedua orifisium ureter dan
meatus internal urethra. Secara kasat mata, otot yang menebal di antara kedua orifisium
ureter (interuretic crest) serta di antara masing – masing orifisium ureter dan meatus internal
urethra (Bell’s muscle/otot Bell) membedakan trigonum dari bagian vesica urinaria lainnya.
Pandangan klasik mengenai perkembangan vesica urinaria dan trigonum menyatakan bahwa
trigonum berasal dari duktus Wolffian asal mesoderm dan sisa bagian dari vesica urinaria
terbentuk dari sinus urogenital asal ektoderm. Studi perkembangan molekular terbaru
menguji konsep ini. Sebab itu, duktus Wolffian menunjukkan terjadinya apoptosis selama
transposisi ureteral dan oleh karena itu tidak berkontribusi pada pembentukan trigonum.
Malahan, beberapa model tikus terbaru dan studi transposisi jaringan, sama halnya dengan
studi – studi in vitro dari sel – sel urothelial menunjukkan bahwa trigonum berasal dari
lapisan endodermal. Pada pria, dasar vesica urinaria terletak pada fascia endopelvic dan pada
muskulatur pelvic floor, dan leher dari vesica urinaria berada 3 – 4 cm di belakang simfisis
pubis dan terfiksasi oleh fascia endopelvic serta prostat. Di sini, terdapat sebuah lapisan otot
polos yang mengelilingi leher vesica urinaria dan membentuk apa yang dikenal sebagai
sfingter involunter urethral internal. Pada wanita, dasar vesica urinaria dan urethra terletak
pada dinding anterior vagina. Sfingter urethra internal tidak terlalu terbentuk dengan baik
pada wanita.

Urethra terletak berdekatan dengan leher vesica urinaria dan dimulai dari ujung distal
sfingter urethra internal. Pada pria, biasanya urethra memiliki panjang di antara 13 – 20 cm
dan terbagi menjadi prostatic, membranous, dan bagian penile. Urethra prostatic memiliki
panjang 3 – 4 cm dan berjalan secara vertikal melalui sepanjang prostat. Panjang urethra
membranous sekitar 2 – 2,5 cm dari apex prostat sampai ke membran perineal. Bagian dari
urethra ini dikelilingi sepenuhnya oleh otot lurik yang dikenal dengan sfingter urethra
external. Bagian penile dari urethra terdapat di dalam corpus spongiosum. Panjangnya rata –
rata 15 cm, akan sedikit berdilatasi pada glans penis (fossa navicularis) dan berakhir pada
meatus urethra external. Pada urethra wanita, dengan panjang 3,8 – 5,1 cm, dianggap lebih
pendek daripada urethra pria, dan berjalan secara oblique dari leher vesica urinaria menuju
meatus urethra external sepanjang dinding anterior vagina. Dua per tiga distal dari urethra
wanita tersusun dari otot – otot rangka berkontraksi lambat yang diketahui sebagai sfingter
urethra external.

Vagina

Meskipun bukan bagian dari traktus urinaria, vagina memainkan peran penting pada
patogenesis UTI. Itu merupakan tabung fibromuskular yang dilapisi oleh sel – sel epitelial,
memanjang dari bukaan labia minora (vestibulus) sampai ke uterus dengan dinding
anteriornya memiliki panjang sekitar 7,5 cm dan dinding posteriornya sekitar 9 cm. Dinding
anteriornya berhubungan dengan basis vesica urinaria secara superior dan dengan urethra
secara inferior. Pada bagian posterior, dinding vagina terpisah dari rectum oleh recto-uterine
pouch secara superior dan fascia Denonvillier dan badan perineal secara inferior. Bagian
dalam vagina dilapisi oleh non-terkeratinisasi, epitelium squamosa bertingkat. Dengan onset
pubertas, epitelium vagina menebal dan sel – sel superfisialnya mengakumulasi glikogen.
Tidak ada kelenjar mukosa, tapi transudat dari lamina propria di bawahnya dan mukus dari
kelenjar servikal yang akan memberikan lubrikasi pada vagina. Lapisan ototnya terdiri dari
baik otot polos longitudinal maupun sirkular.

Vagina normal pada wanita reproduktif dihuni oleh banyak lactobacilli yang dimana
akan memproduksi asam laktat, menyebabkan kondisi pH yang rendah yang sangat tidak
sesuai atau tidak cocok untuk pertumbuhan dan kolonialisasi dari mikroba uropatogenik. Hal
ini merupakan salah satu dari pertahanan sistem imun host utama, dimana akan terjadi situasi
yang berbeda ketika flora vaginal dianggap sebagai faktor predisposisi utama penyebab
UTI/ISK.

Anda mungkin juga menyukai