Anda di halaman 1dari 17

PRATIKUM KE VII

KELARUTAN DAN KONSTATA KELARUTAN PRODUK

NUR KHAPIFAH

(200205039)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAAH RIAU
2020
PERCOBAAN VII
KELARUTAN DAN KONSTATA KELARUTAN PRODUK

A. TUJUAN PERCOBAAN

• Mengamati bahan tersebut larut atau tidak larut


• Mengamati larutan tersebut terjadi endapan atau tidak ada endapan

B. DASAR TEORI

A.Larutan

Larutan adalah campuran homogen antara pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).
Komponen yang jumlahnya lebih benyak disebut pelarut,sedangkan komponen yang
jumlahnya lebih sedikit disebut zat pelarut. Suatu campuran dikatakan homogen jika
antarakomponennya tidak dapat dibedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra.
Selain itu,campuran homogen memiliki komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan
antarkomponen larutan tidak dapat dipisahkan melalui penyaringan. Larutan dapat berupa
padatan,cairan atau gas.

Pada umumnya,jumlah zat pelarut dalam larutan lebih banyak daripada jumlah zat
terlarut.dalam kehidupan sehari hari larutan sering dikenal sebagai sesuatu yang berbentuk
cair.namun, sebenarnya larutan dapat juga berbentuk padat dan gas contoh :

1. Padat atau solid


Campuran logam logam atau peleburan yang disebut alloy atau aliase,seperti kuningan
yang merupakan campuran dari seng dan tembaga.
2. Cairan atau liquid
Campuran alkohol dengan air atau garam dapur dengan air.
3. Gas
Campuran berbentuk gas contohnya yaitu seperti udara.

Berdasarkan daya hantar listriknya,larutan dapat dibedakan menjadi larutan elektrolit yaitu
larutan yang dapat menghantarkan listik, dan larutan nonelektrolit, yaitu larutan yang tidak
dapat menghantarkan listrik. Hantaran listrik melalui larutan dapat di tunjukan dengan alat
penguji elektrolit.
Adanya aliran listrik melalui larutan ditandai oleh nyalahnya lampu pijar pada rangkaian dan
atau adanya suatau perubahan (misalnya timbul gelembung ) pada salah satu atau kedua
elektrodennya

Larutan adalah campuran homogen,disebut Campuran karena terdiri atas dua atau lebih
senyawa,dan disebut Homogeny karena komposisi dan sifat -sifatnya seragam,artinya masing
- masing komponen tidak dapat dilihat secara sendiri-sendiri. Biasanya digunakan
istilah pelarut untuk komponen larutan yang jumlahnya lebih besar dan menentukan
wujud dari larutan. Zat terlarut adalah komponen larutan yang jumlahnya lebih kecil dan disebut
larut dalam pelarut. Untuk beberapa larutan, seperti campuran gas, istilah pelarut dan zat
terlarut tidak berarti. Larutan pekat adalah larutan dimana jumlah zat terlarutnya besar
dibandingkan pelarutnya, larutan encer adalah larutan dimana jumlah zat.

terlarutnya sedikit. Dalam ilmu kimia, larutan dibahas dalam Bab tersendiri karena dianggap
penting. Dua hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa d
alam beberapa hal, larutan mempunyai
sifat-sifat yang lebih baik dibandingkan pelarutnya dan konsentrasilarutan merupakan satuan
jumlah yang penting. Apabila campuran dari dua atau lebih senyawa terpisah menjadi dua fasa
fisik yang kasat mata, seperti pasir dalam air, maka campuran tersebut adalah heterogen,bukan
larutan. Meskipun larutan dalam wujud cair adalah yang paling umum, larutan dapat
mempunyai wujud gas dan padat. Beberapa contoh larutan dan komponennya dapat dilihat
pada, komponen dengan jumlah terbesar dituliskan terlebih dahulu (di depan).

Beberapa larutan yang umum.

1. Larutan Padat,contoh Kuningan,komponen Cu + Zn + Pd + H2(g)

2.larutan Cair contoh Air laut,Cuka,Soda, komponen H2O + NaCl + lain-lainH2O + HC2H3O2
(asam asetat)H2O + CO2 + C12H22O11(sukrosa)

3. Larutan Gas,contoh Udara,Gas alam,komponen N2+ O2+ lain-lainCH4+ C2H6+ lain-lain

Konsentrasi Larutan Untuk menyatakan larutan, diperlukan dua hal yaitu komponen apa saja
yang ada dalam larutan dan berapa jumlah/konsentrasinya. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan
dalam berbagai cara, akantetapi semua cara tersebut menyatakan jumlah zat terlarut yang ada
dalam sejumlah tertentu pelarut atau larutan. Oleh karena itu, harus ditetapkan:•Unit satuan yang
digunakan untuk mengukur zat terlarut.•Apakah jumlah kedua yang diukur adalah pelarut atau
seluruh larutan.•Unit satuan yang digunakan untuk mengukur jumlah kedua. Pada bab ini akan
dipelajari larutan yang hanya terdiri atas dua komponen, dengan demikian hanya ada satu
pelarutdan satu zat terlarut, dan larutanadalah jumlah zat terlarut dan202pelarut. Dalam
perhitungan konsentrasi larutan, satuan densitas akan banyak dipakai, untuk mengingatkan
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔)
kembali,densitas = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑐𝑚)3

Larutan Buffer(Penyangga) Apabila sejumlah asam atau basa ditambahkan pada air murni,
meskipun dalam jumlah yang sangat kecil, pH air murni akan berubah secaradrastis. dilihat
bahwa air murni tidak memiliki ketahanan terhadap perubahan pH, disebut bahwa air
murni tidak memiliki kapasitas (kemampuan) buffer Larutan buffer adalah larutan dimana pH
nya hanya berubah sedikit sekali dengan penambahan sedikit asam atau basa.Larutan asam
asetat –natrium asetat, seperti pada Contoh memilikikemampuan bertahan terhadap perubahan
pH, maka larutan ini disebut larutan buffer. Supaya larutan dapat bertindak sebagai buffer,
larutan tersebut harus mempunyai dua komponen, dimana yang satu mampu menetralkan asam
dan yang satu lagi mampu menetralkan basa. Sebagai contoh, larutan buffer yang umum
adalah campuran yang mengandung •asam lemah dan basa konjugatnya (dari garamnya) atau
basa lemah dan asam konjugatnya (dari garamnya). enomena fisik sederhana yang melibatkan
kesetimbangan dinamis, yaitu keadaan dimana dua proses yangberlawanan berlangsung
pada kecepatan yang sama dan tidak ada perubahan konsentrasi senyawa-senyawa total
dengan berjalannya waktu..Apabila cairan menguap dalam tempat yang tertutup, maka ada
waktu dimana molekul kembali ke keadaan cair pada kecepatan yang sama dengan ketika
molekul menguap meninggalkan keadaan cair. Jadi, kecepatanpengembunanuap sama dengan
kecepatanpenguapancairan. Meskipun molekul secara terus menerus bergerak bolak balik
diantara keadaan cair dan gas (proses dinamis), keadaan akan tercapai kalau tekanan uap
tidak berubah (tetap) dengan berjalannya waktu. Tekanan uap cairan adalah sifat yang
berkaitan dengan keadaan setimbang.2.Apabila zat terlarut dilarutkan dalam pelarut, akan
dicapai titik dimana kecepatan pelarutanpartikel zat terlarut yang ditambahkan sama dengan
kecepatan zat terlarutmengendap. Meskipun zat terlarut secara terus menerus bergerak
bolak balik diantara keadaan larutan dan zat terlarut yang tidak larut (endapan), konsentrasi zat
terlarut tidak berubah (tetap) dengan berjalannya waktu. Kelarutan zat terlarut adalah sifat
yang berkaitan dengan keadaan setimbang.3.Apabila larutan air I2dikocok dengan karbon
tetraklorida, CCl4(c), maka molekul I2 akan bergerak bolak balik diantara air danCCl4(c).
Molekul terlarut akan terdistribusi dengan sendirinya diantara dua cairan yang tidak
bercampur. Ketika molekul terlarut melewati kedua cairan pada kecepatan yang sama,
konsentrasi I2 dalam CCl4(c)kira-kira 85 kali dalam air, dan kedua konsentrasi tidak berubah
(tetap) dengan berjalannya waktu. Perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam kedua pelarut
yang tidak bercampur disebut koefisien distribusi. Koefisien distribusi dari zat terlarut
diantara dua pelarut yang tidak bercampur adalah sifat yang berkaitan dengan keadaan
setimbang. Sifat-sifat yang dinyatakan dalam tiga keadaan di atas, yaitu tekanan uap, kelarutan,
koefisien distribusi, adalah contoh dari tetapan kesetimbangan.

Tetapan Kesetimbangan, KcSintesis metanol (CH3OH), dari campuran karbon monoksida


(CO) dan hidrogen (H2) merupakan reaksi industri yang cukup penting. Metanol adalah
bahan bakar kendaraan bermotor dengan nilai oktan tinggi, dan prosedur pembakarannya
menghasilkan lebih sedikit polusi udara dibandingkan dengan bensin. Sintesis metanol
adalah reaksi reversibel (bolakbalik), artinya terbentuknya CH3OH(g) terjadi pada waktu yang
sama dengan penguraiannya melalui reaksi sebaliknya. CO(g)+2 H2(g) = CH3OH(g)reaksi
pembentukan CH3OH(g) = CO(g) +2 H2(g)reaksi penguraian

Ketika CO(g) dicampur dengan H2(g), pada awalnya reaksi pembentukan


CH3OH(g)berjalan dengan cepat dan reaksi sebaliknya dapat diabaikan. Ketika CH3OH mulai
terbentuk, reaksi sebaliknya mulai terjadi. Dengan semakin bertambahnya CH3OH,
kecepatan reaksi pembentukan akan berkurang (karena penurunan konsentrasi CO dan H2) dan
kecepatan reaksi kebalikan bertambah cepat. Lama kelamaan kecepatan reaksi ke kanan sama
dengan kecepatan reaksi ke kiri dan campuran reaksi mencapai keadaan kesetimbangan
dinamis, yang dapat digambarkan sebagai berikut CO(g)+2 H2(g) ⇄ CH3OH(g)Salah satu
konsekuensi dari keadaan setimbang adalah bahwa jumlah reaktan dan produk akan tetap
dengan berjalannya waktu. Jumlah pada keadaan setimbang ini tergantung pada jumlah
tertentu dari reaktan dan/atau produk yang ada pada awal reaksi. Untuk menggambarkan
hal ini, telah dilakukan tiga percobaan yang berbeda seperti yang dapat dilihat

Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Dalam larutan jenuh, semua zat terlarut yang berwujud padat juga masih akan terus melarut.
Namun, secara bersamaan juga ada zat terlarut yang telah larut berubah kembali menjadi padat
dengan laju yang sama. Dengan kata lain, dalam larutan jenuh terdapat kesetimbangan dinamis
zat terlarut yang padat dengan yang larut.

Sebagai contoh, pada larutan jenuh BaSO4 terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan
padatan BaSO4 sehingga terdisosiasi menjadi ion-ion Ba2+ dan SO42− dengan proses
pengendapan BaSO4 dari interaksi elektrostatik tarik-menarik ion Ba2+ dengan ion SO42−.

BaSO4(s) ⇌ Ba2+(aq) + SO42−(aq)

Tetapan kesetimbangan kelarutan padatan ionik dengan ion-ionnya yang terlarut disebut tetapan
hasil kali kelarutan (solubility product constant), Ksp. Tetapan hasil kali kelarutan untuk BaSO4,
yaitu:

Ksp = [Ba2+][SO42−]

Secara umum, persamaan Ksp untuk senyawa ionik AxBy adalah:

AxBy(s) ⇌ xAm+(aq) + yBn−(aq)


Ksp = [Am+]x[Bn−]y

Nilai Ksp hanya bergantung pada temperatur, sama seperti tetapan kesetimbangan lainnya. Tabel
berikut menunjukkan nilai Ksp dari beberapa senyawa ionik pada 25°C. Senyawa-senyawa ionik
yang mudah larut seperti NaCl dan KNO3 memiliki nilai Ksp yang sangat besar namun tidak
akurat sehingga tidak terdaftar dalam tabel. Rendahnya akurasi disebabkan oleh tingginya
konsentrasi ion-ion pada larutan jenuhnya sehingga larutan menjadi tidak ideal.

Hubungan Kelarutan (s) dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Kelarutan dari suatu zat dapat berubah bergantung pada beberapa faktor. Misalnya, kelarutan
dari senyawa hidroksida seperti Mg(OH)2, bergantung pada pH larutan. Kelarutan zat juga
dipengaruhi oleh konsentrasi ion-ion lain dalam larutan, khususnya ion-ion senama. Dengan kata
lain, nilai kelarutan dari suatu zat terlarut akan berubah jika spesi lain dalam larutan berubah. Hal
ini berbeda dengan Ksp, nilai Ksp dari suatu zat terlarut selalu tetap pada setiap temperatur yang
spesifik. Untuk memahami hubungan s dan Ksp, perhatikan kesetimbangan kelarutan dalam
larutan jenuh Ag2CO3 berikut.

Ag2CO3(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CO32−(aq)

Konsentrasi ion Ag+ dan ion CO32− dalam larutan jenuh pada saat setimbang dapat dikaitkan
dengan kelarutan Ag2CO3 sesuai dengan stoikiometri perbandingan koefisien reaksi. Jika
kelarutan Ag2CO3 dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag+ sama dengan 2s dan
konsentrasi ion CO32− sama dengan s.

Ag2CO3(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CO32−(aq)

hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan

Dengan demikian, hubungan s dan Ksp Ag2CO3 dapat dinyatakan sebagai berikut.
2
Ksp = [Ag+]2[CO3 -

= (2s)2 (s) = 4s3

C. ALAT dan BAHAN

1. Beaker glass
2. Erlenmeyer

3. Buret dan statif

4. Kertas saring
5. Pipet volume

6. Pipet tetes

7. Corong gelas
8. CaCO3HCl
CaCo3
tindakan pertolongan pertama
Setelah menghirup: hirup udara segar. Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera
semua pakaian
yang terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Bentuk : padat
Warna: putih sampai abu-abu muda
Bau: Tak berbau
Ambang Bau: Tidak berlaku pH 9,5 - 10,5 pada 100 g/l 20 °C (bubur)
Titik lebur: 825 °C (penguraian)
Flamabilitas (padatan, gas): Produk ini tidak mudah-menyala. Sifat mudah-menyala
(padatan)
Tidak dapat menyala dengan sendirinya Suhu swa-sulut relatif untuk padatan
Kelarutan dalam air: 0,017 g/l pada 20 °C Metoda: Pedoman Tes OECD 105

HCL9
- Identifikasi bahaya
Kelas bahaya: kerusakan kulit dan mata, korosi atau iritasi (kategori 1).
Menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata yang parah dan kerusakan
(h314 + h318).
Jangan menghirup kabut, uap, atau semprotan (p260).
Kelas bahaya:
Toksisitas akut, oral dan inhalasi (kategori 4).
Berbahaya jika tertelan atau terhirup (h332 + h302).
Hindari menghirup kabut, uap atau semprotan (p261).
Jangan makan, minum atau merokok saat menggunakan produk ini (p270).
Kelas bahaya:
Korosif terhadap logam (kategori 1).
Dapat merusak logam (h290)
Tindakan pertolongan pertama
Segera hubungi pusat racun atau dokter (p310).
Jika terhirup: pindahkan korban ke udara segar dan diamkan dalam posisi
Yang nyaman untuk bernafas (p304 + p340).
Jika di mata: bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak jika ada dan mudah dilakukan. Lanjutkan pembilasan
(p305 + p351 + p338).
Jika pada kulit atau rambut: segera lepaskan semua pakaian yang
Terkontaminasi. Bilas kulit dengan air (p303 + p361 + p353). Cuci pakaian
Yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali (p363).
Jika tertelan: bilas mulut. Jangan paksa muntah (p301 + p330 + p331)
- tindakan penanganan kebakaran
Solusi yang tidak mudah terbakar.
Saat dipanaskan hingga terurai, mengeluarkan asap hidrogen klorida yang
Beracun.
Jika terjadi kebakaran: gunakan alat pemadam api kimia kering kelas tiga.
Sifat fisik dan kimia
Tidak berwarna sampai kuning pucat, cairan berasap.
Bau yang menyengat.
Larut dalam: air dan alkohol
Ph: <1
stabilitas dan reaktifitas
Hindari kontak dengan oksidator kuat, basa, logam, oksida logam,
Hidroksida, amina, dan bahan alkali lainnya. Tidak cocok dengan sianida,
Sulfida, dan formaldehida. Mengorosi logam, termasuk baja.
Menghasilkan panas saat diencerkan dengan air.
Umur simpan: bagus, jika disimpan dengan benar.
Lihat bagian 7 untuk informasi lebih lanjut.
Informasi toksikologi
Efek akut: korosi mata dan kulit. Iritasi pernapasan, batuk, ulserasi hidung
Dan tenggorokan.
Efek kronis: korosif terhadap gigi.
Organ target: saluran pernapasan, gigi, kulit, mata.
Oral-kelinci ld50: 900 mg/kg
Terhirup-tikus lc50: 3124 ppm/1 jam
Kulit-kelinci ld50: n.a.
9. Indikator bromotimol blue
tindakan pertolongan pertama
Jika terhirup Setelah menghirup: hirup udara segar.
Jika kontak dengan kulit Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian
yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Jika kontak dengan mata Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak.
Lepaskan lensa
kontak.
Jika tertelan Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas).
Konsultasi
kepada dokter jika merasa tidak sehat.
Tampilan Bentuk: padat Warna: ungu
10. Benang
CARA KERJA

Percobaan pertama (I)

1. Timbang mgcl2 heksahidrat sebanyak 4,07 g untuk pembuatan 1 mol mgcl2 , Encerkan
mgcl heksahidrat dalam 20 ml air kemudian diaduk homogen,
2. Timbang naoh sebanyak 0,8 gr untuk membuat larutan naoh dengan konsentrasi 1
mol , encerkan dengan 20 ml air kemudian aduk homogeny.
3. Campurkan larutan mgcl2 heksahidrat dan naoh larutan yang masing masing
konsentrasinya 1 mol , setelah dicampurkan larutan tsb berubah warna putih dan
kemungkinan mengndung endapan yang berwarna putih, warna putih tsb adalah
mgoh 2

Percobaan kedua (II)

1. Campurkan Mgcl2 konsentrasi 3,08 dengan naoh konsentrasi 3,08, ketika


dicampurkan langsung terbentuk endapan putih

I. DATA HASIL PENGAMATAN

No Nama Zat Pemerian Larut/Tidak Larut* Ada endapan/tidak


ada endapan*
1 MgCl2 padat Larut
larut `tidak ada
2 MgCl2 + Air
3 NaOH padat
larut Tidak ada
4 NaOH + Air
larut ada
5 Larutan MgCl2 +
Larutan NaOH

II. Kesimpulan
Jadi untuk memprediksi terbentuknya endapan pada konsep kelarutan dan ksp dapat
dilakukan dengan melarutan MgCl2 dan NaOH . Dari pencampuran diperoleh 3 kemungkinan
yaitu :
• Qc < Ksp
• Qc = Ksp
• Qc > Ksp
Qc > Ksp ini maka akan terbentuk endapan

III. Jawablah Pertanyaan Berikut!


1. Apa yang dimaksud dengan kelarutan (S = solubility)?
Jawaban: Kelarutan (solubility) adalah emampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute),
untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat
terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh.
Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
2. Apa yang dimaksud dengan Konstanta Hasil Kali Kelarutan (KSP)?
Jawaban: konstanta Hail Kali Kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan
jenuh, dipangkatkan masing-masing koefisien reaksinya.
3. Apa yang dimaksud dengan QC?
Jawaban: Qc menunjukkan hasil kali kelarutan pada keadaan yang belum bisa dipastikan apakah
larutan tersebut belum jenuh, tepat jenuh atau lewat jenuh (terbentuk endapan),
4. Apa yang dimaksud dengan larutan belum jenuh?
Jawaban: larutan belum jenuh adalah larutan dimana fase terdispersi atau zat terlarutnya kurang
dari nilai yang dibutuhkan atau reaksi yang berlangsung tidak tepat habis bereaksi sehingga
larutan yang dihasilkan akan bersifat encer sehingga ketika ditambahkan lagi zat terlarut
kedalamnya maka fase pendispersi atau pelarut masih mampu melarutkannya kembali.
5. Apa yang dimaksud dengan larutan tepat jenuh?
Jawaban : larutan tepat jenuh adalah larutan dimana fase terdispersi atau zat terlarutnya sesuai
atau tepat dari nilai yang dibutuhkan atau reaksi yang berlangsung tepat habis bereaksi dan
terbentuk kesetimbangan dimana laju pelarutan dan laju pengendapan memiliki nilai yang sama
sehingga ketika ditambahkan lagi zat terlarut kedalamnya maka fase pendispersi atau pelarut
sudah tidak mampu melarutkannya kembali dan akan terbentuk endapan.
6. Apa yang dimaksud dengan larutan lewat jenuh?
Jawaban: larutan lewat jenuh adalah larutan dimana fase terdispersi atau zat terlarutnya lebih dari
nilai yang dibutuhkan atau reaksi yang berlangsung tidak tepat habis bereaksi sehingga larutan
yang dihasilkan akan menghasilkan endapan sehingga ketika ditambahkan lagi zat terlarut
kedalamnya maka fase pendispersi atau pelarut sudah tidak mampu melarutkannya kembali dan
akan menghasilkan endapan yang lebih banyak.

7. Jika Larutan MgCl2 + Larutan NaOH, tuliskanlah persamaan reaksinya dan nama
endapan yang terbentuk!
Jawaban: MgCl2 + NaOH → Mg(OH)2 + NaCl
Larutan garam yang sukar larut (jenuh)
PEMBAHASAN

Kelarutan (solubility) adalah emampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk
larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut
yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat
tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.

larutan belum jenuh adalah larutan dimana fase terdispersi atau zat terlarutnya kurang dari nilai
yang dibutuhkan atau reaksi yang berlangsung tidak tepat habis bereaksi sehingga larutan yang
dihasilkan akan bersifat encer sehingga ketika ditambahkan lagi zat terlarut kedalamnya maka
fase pendispersi atau pelarut masih mampu melarutkannya kembali.

Qc menunjukkan hasil kali kelarutan pada keadaan yang belum bisa dipastikan apakah larutan
tersebut belum jenuh, tepat jenuh atau lewat jenuh (terbentuk endapan),

Jadi untuk memprediksi terbentuknya endapan pada konsep kelarutan dan ksp dapat dilakukan
dengan melarutan MgCl2 dan NaOH . Dari pencampuran diperoleh 3 kemungkinan yaitu :

• Qc < Ksp

• Qc = Ksp

• Qc > Ksp

Qc > Ksp ini maka akan terbentuk endapan


KESIMPULAN

1. Larut adalah arti dari menyatunya suatu zat kedalam zat lain. Sedangkan tidak larut
adalah Suatu benda atau sesuatu yg tidak bisa melebur dengan lawan jenisnya. Dalam
hal ini zat dapat di bagi, yaitu dapat larut, sedikit larut atau takdapat larut. jika suatu
zat dapat larut dalam air maka termasuk dapat larut, jika tidak dapat larut dalam air
maka termasuk sedikit larut atau takdapat larut. Semua senyawa ionik merupakan
elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama

2. Endapan yaitu zat padat yang tidak larut dalam cairan tersebut. Senyawa-senyawa
yang sering digunakan dalam reaksi pengendapan yaitu senyawa-senyawa ionic
Terbentuknya endapan atau tidak dalam suatu reaksi, tergantung pada kelarutan dari
zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah
tertentu pelarut pada suhu tertentu.
DAFTAR ISI

khamidinal, dkk. (2009). kimia SMA/MA Kelas X. jakarta: pusat perbukuan Depertemen
Pendidikan Nasional .

Sudarno, Unggul. (2013). kimia SMA/MA Kelas X. jakarta: Erlangga.

Chang,Raymond,2004, Kimia Dasar konsep-konsep inti : Edisi ketiga jilid 1,penerbit Erlangga,Jakarta

suryatno, dkk. (2007). kimia Untuk SMA/MA Kelas X. jakarta: Grasindo.

Michael purba Eti sarwiyati,kurikulum (2013)Edisi Revisi (2016). kimia untuk SMA/MA
X.Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai