Anda di halaman 1dari 4

6. Obat- obat apa saja yang dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna?

 Obat-abatan pereda nyeri dan anti inflamasi seperti Acetylsalicylic acid (ASA)/aspirin adalah obat
yang banyak digunakan untuk berbagai indikasi, yaitu sebagai analgesik, antipiretik, anti-
inflamasi dan antitrombotik dan Obat-obatan jenis OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
telah di ketahui merupakan faktor agresif yang dapat menyebabkan ulcus pepticum pada saluran
cerna, terutama lambung dan duodenum. Ulcus peptikum merupakan tukak atau ulkus pada
mukosa lambung maupun duodenum yang di sebabkan ketidak seimbangan faktor agresif dan
faktor defensive dari muko sa saluran cerna, hal ini dapat menyebabkan perdarahan pada saluran
cerna.
Pathogenesis terjadinya kerusakan mukosa terutama akibat efek toksik, Iritasi langsung.
OAINS/ASA menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX) pada asam arakarbonat sehingga
menekan produksi prostaglandin. Kerusakan mukosa akibat hambatan prostaglandin melalui 4
tahap :
 Menurunnya sekresi mucus dan bikarbonat
 Terganggunya sekresi asam dan proliferasi sel-sel mukosa
 Berkurangny aliran darah mukosa
 Kerusakan mikrovaskuler.

 Obat-obatan anti koagulan memiliki efek samping yang salah satunya dapat
menyebabkan mudahnya terjadi perdarahan. Terdapat beberapa golongan antikoagulan
yang sudah diklasifikasikan, yaitu:

 Warfarin. Warfarin termasuk golongan obat antikoagulan coumarin yang bekerja dengan


menghambat kerja vitamin K di dalam darah. Vitamin K berperan penting dalam
pembekuan darah, terutama untuk mengaktifkan beberapa faktor pembekuan darah. Jika
kerja vitamin K dihambat oleh warfarin, maka darah akan membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk membeku.
 Penghambat faktor Xa. Obat antikoagulan ini bekerja dengan menghambat kerja faktor
Xa yang berperan dalam proses pembekuan darah, baik pada darah yang sudah
menggumpal maupun yang belum. Contoh obat golongan ini antara lain adalah
fondaparinux, rivaroxaban, dan apixaban.
 Heparin. Heparin merupakan obat antikoagulan yang berperan dalam menghambat
thrombin sekaligus menghambat faktor Xa yang berperan dalam pembekuan darah.
Terdapat dua jenis heparin, yaitu high molecular weight atau unfractionated heparin
(UFH), dan low molecular weight heparin (LMWH). UFH biasa disebut dengan heparin
saja, sedangkan contoh obat golongan LMWH antara lain adalah enoxaparin, nadroparin,
dan parnaparin.
 Penghambat thrombin. Penghambat thrombin merupakan obat antikoagulan yang
berfungsi mencegah aktivasi thrombin yang berperan dalam pembekuan darah. Contoh
obat golongan ini adalah dabigatran.
Perdarahan merupakan efek samping yang paling mungkin terjadi, karena obat-obatan ini
darah lebih lama membeku. Beberapa keluhan yang mungkin muncul saat penggunaan
obat antikoagulan adalah:

 Terdapat darah pada urine dan feses atau feses berwarna hitam.
 Memar-memar.
 Menstruasi yang berlebihan pada wanita.
 Mimisan.
 Muntah atau batuk mengandung darah.
 Gusi berdarah.

 Selain itu, obat-obat herbal seperti jamu-jamuan apa bila dikonsumsi rutin juga dapat
mengakibatkan perdarahn pada saluran cerna bagian atas, hal ini disebabkan karena zat

asam dari berbagai bahan herbal tersebut dibuat tanpa takaran, oleh karna itu jika zat asam

ini dikonsumsi rutin dan diindikasikan sebagai obat herbal, maka hal ini akan mengaibatkan

perlukaan pada dinding mukosa lambung. (Fiastuti Witjaksana, dokter gizi klinik dari MRCCC
Siloam Semanggi )

Sumber :

Harrison. (2013). Harrison Gastroenterologi Dan Hepatologi. Jakarta : EGC

Hematologi Klini Hoffbrands. Essential Haematology, 6th ed. John Wiley & Sony Ltd, West
Sussex,2011
8. Hubungan alkohol dengan perdarahan saluran cerna

 Perdarahan saluran cerna pada ulkus gaster

Ada tiga fase sekresi asam lambung yaitu,fase cephalic, fase gastrik, fase intestinal.
Fase cepalic sekresi asam lambung melalui jalur neurogenik dengan melihat makanan
dilanjutkan ke otak lalu sinyal ke sistem hipotalamus dan diteruskan ke nukleus N.vagus lalu
ke sel parietal.
Fase gastrik terjadi pada saat makanan masuk kedalam lambung, terdapat empat
konstituen yang menyebabkan efek stimulatorik yakni peptida asil pencernaan dari protein,
etanol, kopi, ion ca. Sehingga Alkohol atau etanol dapat menigkatkan asam lambung, asam
lambung bersifat korosif sehigga semakin banyak atau semakin lama mengkonsumsi alkohol
maka asam lambung akan terus meningkat yang nantinya asam lambung tersebut akan
merusak (mengerosi) lapisan mukosa lambung atau bahkan sampai lapisan submukosa,
didalam lapisan submukosa banyak pembuluh dalah, ketika terjadi erosi maka akan
terbentuk perlukaan dan terjadi perdarahan pada saluran cerna.

 Perdarahan saluran cerna pada varises oesofagus

alkohol (etanol) dioksidasi ole AD eadi asetil deida


merangsang sel stelata yang ada di perisinusoid untuk aktif dalam pembentukan kolagen dan
komponen matriks sel pada hati (sel stelata merupakan sumber utama penghasil kolagen
pada sirosis hati), kolagen bersifat fibrotik, sehingga dalam hati yang seharusnya terdapat
sel-sel hepatosit menjadi lebih banyak kolagen, sehingga hati menjadi menciut (sirosis hati).
Karena sirosis hati dapat mengakibatkan vena porta terjepit, sehingga tekanan pada vena
porta meningkat (hipertensi vena porta), hipertensi porta dapat menyebabkan terjadinya
vasodilatasi pada pembuluh darah lain dan terbentuk menjadi varises (varises oesophagus),
jika varises oesophagus pecah maka akan terjadi perdarahan pada saluran cerna yang
menyebabkan hematemesis dan melena.

SUMBER:
- Rani Aziz, 2011 Buku Ajar Gastroenterologi ed.I, Jakarta, Pusat Penerbitan ilmu
Penyakit Dalam.
- Harrison
9. Bagaimana hubungan penyakit dahulu (sakit kuning) dengan penyakit sekarang yang dialami
pasien?
Terdapat 2 jenis bilirubin, yaitu bilirubin I (direct) dan bilirubin II (indirect). Bilirubin I
tidak larut dalam air/darah. Bilirubin I ini dibawa ke hepar melalui darah tetapi agar bisa
diangkut oleh darah maka bilirubin I ini berikatan dengan albumin lalu dibawa ke hepar dan
dikonjugasi menjadi bilirubin II atau bilirubin indirek. Bilirubin II ini sifatnya mudah larut
sehingga dapat dialirkan ke kandung empedu, duodenum, dan saluran cerna lainnya.
Tapi apabila terjadi kerusakan pada hepar maka akan mengakibatkan konjugasi bilirubin
terganggu sehingga kadar bilirubin meningkat, dan akan mengalami regurgirtasi kembali ke
darah, dan ke jaringan-jaringan sehingga pasien akan menderita sakit kuning.
Lalu riwayat alcohol yang dikonsumsi pasien juga akan menjadi salah satu factor risiko
terjadinya kerusakan hati yang lebih parah (sirosis hati) yang selanjutnya akan dapat
mengakibatkan varises esofagus dan apabila akan mengakibatkan gejala seperti hematemesis
dan melena

Harrison. (2013). Harrison Gastroenterologi Dan Hepatologi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai