Obat-abatan pereda nyeri dan anti inflamasi seperti Acetylsalicylic acid (ASA)/aspirin adalah obat
yang banyak digunakan untuk berbagai indikasi, yaitu sebagai analgesik, antipiretik, anti-
inflamasi dan antitrombotik dan Obat-obatan jenis OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
telah di ketahui merupakan faktor agresif yang dapat menyebabkan ulcus pepticum pada saluran
cerna, terutama lambung dan duodenum. Ulcus peptikum merupakan tukak atau ulkus pada
mukosa lambung maupun duodenum yang di sebabkan ketidak seimbangan faktor agresif dan
faktor defensive dari muko sa saluran cerna, hal ini dapat menyebabkan perdarahan pada saluran
cerna.
Pathogenesis terjadinya kerusakan mukosa terutama akibat efek toksik, Iritasi langsung.
OAINS/ASA menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX) pada asam arakarbonat sehingga
menekan produksi prostaglandin. Kerusakan mukosa akibat hambatan prostaglandin melalui 4
tahap :
Menurunnya sekresi mucus dan bikarbonat
Terganggunya sekresi asam dan proliferasi sel-sel mukosa
Berkurangny aliran darah mukosa
Kerusakan mikrovaskuler.
Obat-obatan anti koagulan memiliki efek samping yang salah satunya dapat
menyebabkan mudahnya terjadi perdarahan. Terdapat beberapa golongan antikoagulan
yang sudah diklasifikasikan, yaitu:
Terdapat darah pada urine dan feses atau feses berwarna hitam.
Memar-memar.
Menstruasi yang berlebihan pada wanita.
Mimisan.
Muntah atau batuk mengandung darah.
Gusi berdarah.
Selain itu, obat-obat herbal seperti jamu-jamuan apa bila dikonsumsi rutin juga dapat
mengakibatkan perdarahn pada saluran cerna bagian atas, hal ini disebabkan karena zat
asam dari berbagai bahan herbal tersebut dibuat tanpa takaran, oleh karna itu jika zat asam
ini dikonsumsi rutin dan diindikasikan sebagai obat herbal, maka hal ini akan mengaibatkan
perlukaan pada dinding mukosa lambung. (Fiastuti Witjaksana, dokter gizi klinik dari MRCCC
Siloam Semanggi )
Sumber :
Hematologi Klini Hoffbrands. Essential Haematology, 6th ed. John Wiley & Sony Ltd, West
Sussex,2011
8. Hubungan alkohol dengan perdarahan saluran cerna
Ada tiga fase sekresi asam lambung yaitu,fase cephalic, fase gastrik, fase intestinal.
Fase cepalic sekresi asam lambung melalui jalur neurogenik dengan melihat makanan
dilanjutkan ke otak lalu sinyal ke sistem hipotalamus dan diteruskan ke nukleus N.vagus lalu
ke sel parietal.
Fase gastrik terjadi pada saat makanan masuk kedalam lambung, terdapat empat
konstituen yang menyebabkan efek stimulatorik yakni peptida asil pencernaan dari protein,
etanol, kopi, ion ca. Sehingga Alkohol atau etanol dapat menigkatkan asam lambung, asam
lambung bersifat korosif sehigga semakin banyak atau semakin lama mengkonsumsi alkohol
maka asam lambung akan terus meningkat yang nantinya asam lambung tersebut akan
merusak (mengerosi) lapisan mukosa lambung atau bahkan sampai lapisan submukosa,
didalam lapisan submukosa banyak pembuluh dalah, ketika terjadi erosi maka akan
terbentuk perlukaan dan terjadi perdarahan pada saluran cerna.
SUMBER:
- Rani Aziz, 2011 Buku Ajar Gastroenterologi ed.I, Jakarta, Pusat Penerbitan ilmu
Penyakit Dalam.
- Harrison
9. Bagaimana hubungan penyakit dahulu (sakit kuning) dengan penyakit sekarang yang dialami
pasien?
Terdapat 2 jenis bilirubin, yaitu bilirubin I (direct) dan bilirubin II (indirect). Bilirubin I
tidak larut dalam air/darah. Bilirubin I ini dibawa ke hepar melalui darah tetapi agar bisa
diangkut oleh darah maka bilirubin I ini berikatan dengan albumin lalu dibawa ke hepar dan
dikonjugasi menjadi bilirubin II atau bilirubin indirek. Bilirubin II ini sifatnya mudah larut
sehingga dapat dialirkan ke kandung empedu, duodenum, dan saluran cerna lainnya.
Tapi apabila terjadi kerusakan pada hepar maka akan mengakibatkan konjugasi bilirubin
terganggu sehingga kadar bilirubin meningkat, dan akan mengalami regurgirtasi kembali ke
darah, dan ke jaringan-jaringan sehingga pasien akan menderita sakit kuning.
Lalu riwayat alcohol yang dikonsumsi pasien juga akan menjadi salah satu factor risiko
terjadinya kerusakan hati yang lebih parah (sirosis hati) yang selanjutnya akan dapat
mengakibatkan varises esofagus dan apabila akan mengakibatkan gejala seperti hematemesis
dan melena