Thatit Sinubawardani 1-3
Thatit Sinubawardani 1-3
SEMARANG
SKRIPSI
Oleh
THATIT SINUBAWARDANI
22020111130052
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, 2015
i
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
Sahabat-sahabatku,
Tempat ku berbagi semua suka dan duka. Terima kasih atas bantuan dan
dukungannya. Semoga kita tetap menjadi sabahat hingga akhirat kelak. Aamiin
ii
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat yang telah Allah SWT berikan pada peneliti sehingga
kepada nabi besar Rasulullah SAW sebagai panutan hingga akhir zaman.
pihak dalam penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, peneliti ucapkan
terimakasih kepada :
vii
8. Ibu Ns. Susana Widyaningsih, S.Kep., MNS selaku penguji II yang
memberikan bimbingan kepada peneliti,
9. Prof. dr. Siti Fatimah Muis, M.Sc.Sp.GK selaku reviewer ethical
clearance yang memberikan bimbingan kepada peneliti,
10. Ibu Sari Sudarmiati, S.Kp., M.Kep.Sp.Mat selaku penguji expert I yang
memberikan bimbingan kepada peneliti,
11. Ibu Ns. Dwi Susilawati, M.Kep.Sp.Mat selaku penguji expert II yang
memberikan bimbingan kepada peneliti,
12. Ibu Sri Hidayati, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku expert klinis yang memberikan
bimbingan kepada peneliti,
13. Responden penelitian, atas kesediaan berpartisipasi dan mendukung
penelitian,
14. Teman-teman seperjuangan angakatan 2011, mahasiswa Jurusan Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan teman-
teman sebaya lainnya yang selalu memberikan dukungannya,
15. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan penelitian ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Peneliti sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna. Kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak akan sangat membantu peneliti
Aamiin.
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ix
2. Pengetahuan ……………………………………………………………. 16
Eksklusif ……………………………………………………………….. 20
B. Hipotesis …………………………………………………………………… 25
Eksklusif …………………………………………………………………… 52
BAB V PEMBAHASAN
B. Pengetahuan ………………………………………………………………... 56
x
C. Peran Ayah dalam Pemberian ASI Eksklusif 61
Eksklusif …………………………………………………………………… 65
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….... 71
B. Saran ……………………………………………………………………….. 72
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Kota Semarang
Kota Semarang
Kota Semarang
xii
Pengetahuan Ayah Bayi/ Balita ASI Eksklusif dalam
Semarang
Kota Semarang
xiii
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Teori 24
2 Kerangka Konsep 25
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
9 Informed Consent
Eksklusif
xv
16 Hasil Analisis Univariat Variabel Peran Ayah dalam Pemberian
ASI Eksklusif
xvi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
Desember 2015
ABSTRAK
Thatit Sinubawardani
ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi selama 6 bulan pertama kehidupan
mereka, meski demikian praktik ASI eksklusif di lapangan masih rendah. Peran
ayah dalam pemberian ASI eksklusif harus dipersiapkan dengan baik agar ayah
dapat berperan secara optimal dalam pemberian ASI. Pengetahuan ayah mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif diperlukan sebagai dasar
ayah dalam berperan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara
pengetahuan dan peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif.
Penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif melalui
pendekatan cross sectional, dilakukan kepada responden yang merupakan ayah
dari seorang bayi/ balita ASI eksklusif (0-2 tahun) di Kelurahan Kemijen. Data
dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur dengan 20 pertanyaan pilihan
ganda item pengetahuan dan 23 pernyataan item peran dengan teknik
proportionate random sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat
dalam bentuk distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji Chi-square.
Sebanyak 60% dari keseluruhan responden (N= 100 orang) mempunyai
pengetahuan baik mengenai proses pemberian ASI eksklusif dan sebanyak 51%
memiliki peran baik dalam upaya pemberian ASI eksklusif. Hasil uji statistik
didapatkan p value= 0,001 dengan OR= 6,474 yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan peran ayah dalam pemberian
ASI eksklusif.
Ayah dengan pengetahuan baik mengenai pemberian ASI berpeluang lebih
besar untuk berperan dalam proses tersebut. Pemberian edukasi mengenai peran
ayah dalam proses intranatal sebagai upaya promosi dan kesuksesan pemberian
ASI eksklusif sangat penting untuk diberikan.
xvii
Bachelor Degree of Nursing Science
School of Nursing
Faculty of Medicine
Diponegoro University
Desember, 2015
ABSTRACT
Thatit Sinubawardani
Breastmilk is the best nutrition for the babies during their first 6 months,
despite knowing the clear benefits of exclusive breastfeeding (EBF), the practice
of EBF is still low. Father‟s role in EBF should be well prepared in order to
optimizing his role. Father‟s knowledge on EBF is needed as a basis for the father
as a breastfeeding father. The aim of the study was to determine the relationship
between knowledge and father‟s role in EBF.
This was a cross-sectional correlative design study, conducted at Sub
Kemijen District. The respondents were fathers of exclusive breastfeed baby/
toddler (0-2 years old). Data were collected using structural questionnaires (20
multiple_choice questions about EBF knowledge and 23 statements of father‟s
role in EBF) with proportionate random sampling technique. Univariate data were
analyzed using descriptive analysis and Chi-square test was used to analyze
bivariate data.
It was 60% of the total respondents (N= 100) who had good knowledge
about EBF process and approximately half of them had a good role as
breastfeeding father in the process. The result showed a significant relationship
between knowledge and father‟s role in EBF (p value= 0.001, OR= 6.474).
Fathers with high level of EBF knowledge had a greater possibility to
perform their good role as a breastfeeding father. fathers need to be educated
about their roles during intranatal period in order to promote EBF and to achieve
the success of EBF.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam kurun waktu 1990-2015.1 Terkait dengan tujuan akhir nomor 4 MDGs
tersebut, kematian balita Indonesia berada pada angka 44 per seribu kelahiran
hidup (tahun 2007); bayi 34 per seribu kelahiran hidup; dan neonatal 19 per
Infeksi akibat gizi buruk dan gizi kurang menjadi salah satu penyebab
kematian neonatal, bayi, dan balita.4 Pertahanan tubuh bayi baru lahir dari
infeksi dapat diperoleh dari kolostrum yang terkandung dalam air susu ibu
(ASI).5 Pemberian ASI pada bayi akan maksimal bila diberikan secara
eksklusif. ASI eksklusif sendiri memiliki arti pemberian ASI sedini mungkin
tetap dan tidak diberi makanan lain seperti air putih maupun susu formula
hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, bayi mulai
dikenalkan makanan pendamping ASI dan tetap diberikan ASI hingga bayi
1
2
kekebalan tubuh bayi.8–10 ASI eksklusif pada bayi juga dapat menjadi pilihan
dalam meminimalkan resiko kematian bayi akibat infeksi dan gizi buruk.
ASI eksklusif selama enam bulan.11 Peraturan Pemerintah (PP) No.33 Tahun
2012 tentang ASI eksklusif juga membuat hak bayi untuk mendapatkan ASI
pidana bagi siapa saja yang dengan sengaja menghalangi proses pemberian
ASI eksklusif pada bayi. Contoh kegiatan yang melanggar proses pemberian
bagi bayi.
30,2%.14 Tahun 2014 target cakupan ASI eksklusif Indonesia adalah 80%,
namun rata-rata cakupan ASI baru mencapai 52,3%.15 Hasil riset tersebut
menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 47,7% bayi/ balita Indonesia yang
dukungan dari orang-orang disekitar ibu dapat menjadi salah satu penyebab
tidak berhasilnya program ASI eksklusif karena proses pemberian ASI tidak
hanya melibatkan ibu dan bayi, melainkan juga orang-orang terdekat temasuk
rumah tangga.18 Berkaitan dengan hal tersebut, suami dapat menjadi kunci
apabila suami menjalankan perannya dengan baik. Adanya peran suami pada
reflek pengeluaran ASI karena ibu mendapat dukungan secara psikologis dan
itu, seringkali ibu cenderung ingin menyusui dan merasa lebih percaya diri
bila suami ikut berperan didalamnya. Disisi lain, pada umumnya suami yang
baru pertama kali memiliki anak merasa canggung untuk terlibat dalam
proses menyusui.23
4
tahun 2014 juga menekankan bahwa peran suami merupakan konsep penting
keterlibatan peran suami dalam pemberian ASI memiliki peluang 12.98 kali
lebih besar untuk menyusui secara eksklusif dibandingkan dengan ibu yang
dilakukan oleh Rahmadani & Hadi tahun 2010 yang menyimpulkan bahwa
berpeluang dua kali lipat untuk dapat berhasil menjalankan program ASI
Peran suami akan efektif apabila suami mengetahui dan paham perannya
jawab pemberian ASI tidak hanya ada pada ibu, melainkan ada pada dirinya
proses pemberian ASI.27 Ayah yang berperan baik dalam usaha pemberian
menyediakan forum diskusi baik berupa Local LLL Group Couple Meeting
yang sama melalui National Childbirth Trust (NCT), berbagai artikel maupun
yang pertama kali harus dimiliki suami untuk dapat memberi pengaruh pada
hal yang berkaitan dengan pemberian ASI. Teori Bloom juga menjelaskan
proses menyusui32, dan ayah dengan peranan baik dalam pemberian ASI juga
ASI secara maksimal. Pengetahuan yang baik dapat dipengaruhi oleh usia,
6
ini adalah pengalaman dalam memiliki anak. Pengalaman yang didapat orang
tua dari anak pertama biasanya akan dijadikan pelajaran ketika merawat anak
selanjutnya, namun semakin banyak jumlah anak dalam keluarga juga akan
menyusui. Tidak hanya itu, tingkat pengetahuan yang dimiliki dan bentuk
antar suami, serta sejauh mana suami berperan dalam proses pemberian ASI
kepadatan penduduk yang tinggi, serta angka bayi dan balita yang tinggi.
terdata sebesar 3580 pada 2015 di kelurahan ini dengan angka menyusui ASI
7
sekitar 25% bayi/ balita yang tidak mendapatkan haknya untuk memperoleh
ASI eksklusif.
beberapa hal terkait peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif yang belum
peran apa saja yang bisa dilakukan ayah dalam pemberian ASI eksklusif.
ASI eksklusif dan menyerahkan keputusan untuk menyusui pada ibu karena
sebagai pencari nafkah dan kebanyakan responden juga tidak membantu istri
formula pada bayi mereka ketika produksi ASI istrinya tidak lancar tanpa
yang berkaitan dengan peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif, penelitian
B. Perumusan Masalah
formula maupun susu non-ASI lainnya karena ASI memiliki komposisi yang
unik dan pas bagi kebutuhan gizi bayi.9,10,17 Keberhasilan pemberian ASI
fenomena yang berkaitan dengan pola pikir atau tindakan seorang ayah dalam
menyusui merupakan hal pertama yang harus dimiliki ayah agar dapat
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
3. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
sebagai suatu pola pikir dan tindakan seorang ayah yang mendukung,
mendukung istri dan bayi untuk inisiasi menyusu dini (IMD) karena
11
12
dukungan baik fisik maupun non fisik pada istri dalam proses
dalam perawatannya.
kehamilan, yaitu:28
kegiatan seperti:
b) Menyediakan transportasi.
memeriksakan kehamilan.
13
kelahiran.
akan melahirkan.
ASI. Ibu akan merasa sangat sibuk untuk mengurus bayinya, suami,
pemberian ASI dan pola pemberian makan bayi, yang terdiri atas:
imunisasi
15
kehamilan
rutin/ sering
pemeriksaan kehamilan
keluarga.
bayisaat ini (peran 2), memiliki sikap yang positif terhadap pernikahan
1) Faktor Sosial-Demografi
ekonomi.38,39
2) Faktor Biofisik
3) Faktor Psikososial
2. Pengetahuan
a. Pengertian
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (know)
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthetic)
6) Evauasi (evaluation)
dinilainya.
1) Umur
meningkat.42,43
2) Pendidikan
3) Informasi
5) Lingkungan
6) Pengalaman
Eksklusif
hasil positif di mana ibu yang mendapat dukungan dari suami berpeluang
dengan ibu yang tidak mendapat dukungan dan ibu mendapat dukungan
sebuah peran dari suami kepada ibu dalam keberhasilan proses pemberian
yang baik akan meningkatkan peluang untuk berperan baik dan sesuai,45,46
tetapi terkait dengan pengetahuan dan peran ayah dalam pemberian ASI
ASI memiliki peran yang baik pula dengan p= 0,006 dan r= 0.346. Selain
itu, tidak terdapat ayah dengan pengetahuan ASI rendah yang berperan
masih menerima ASI eksklusif hingga enam bulan.47 Selain itu, penelitian
jawab pemberian ASI tidak hanya ada pada ibu, melainkan ada pada
pengetahuan antara suami satu dengan suami lainnya juga akan berbeda.
berkaitan dengan proses pemberian ASI akan berpeluang lebih baik dalam
bertindak. Suami tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan dan tidak
B. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori Hubungan antara Pengetahuan dan Peran Ayah dalam
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
B. Hipotesis
merupakan suatu asumsi mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel
Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan dan
25
26
lainnya.51 Variabel sebab dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek
penelitian diukur dan dikumpulkan secara stimultan, sesaat atau satu kali saja
dalam waktu yang bersamaan dan pada penelitian ini tidak ada follow up.52
1. Populasi
awal tahun 2015 sejumlah 3580 jiwa, dengan angka menyusui ASI
2. Sampel
populasi tersebut.54,55
setiap lingkup RW. Populasi yang ada pada setiap RW diberi nomor
mulai dari 1 sampai nomor populasi yang ada untuk kemudian dipilih
sesuai metode sampel awal. Kriteria sampel pada penelitian ini terbagi
1) Ayah dari bayi/ balita ASI eksklusif di bawah usia 2 tahun yang
E. Besar Sampel
Slovin56, yakni dengan populasi ayah bayi/ balita sebesar 2685 orang.57
RW II 13 13
RW III 6 6
RW IV 1 1
RW V 12 12
RW VI 10 10
RW VII 12 13
RW VIII 8 9
RW IX 6 6
RW X 10 11
RW XI 7 7
Jumlah 97 100
orang untuk dijadikan responden. Total sampel penelitian ini adalah 100
responden.
1. Variabel Penelitian
Variabel
No Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Penelitian
1 Pengetahuan Kemampuan responden Kuesioner Bila jawaban Distribusi tidak normal, sehingga data dikategorikan Ordinal
dalam Hubungan benar diberikan dengan menggunakan nilai tengah dengan ketentuan:
mengidentifikasi hasil antara skor 1, bila 1) Pengetahuan baik bila nilai ≥ 9
pengindraan terhadap Pengetahuan jawaban salah 2) Pengetahuan kurang bila nilai < 9
objek. Pengukuran dan Peran Ayah diberi skor 0.
pengetahuan dapat dalam 1) Nilai
diukur dengan Pemberian ASI tertinggi: 20
memberikan eksklusif yang 2) Nilai
pertanyaan mengenai terdiri atas 20 terendah: 0
konsep peran pertanyaan
breastfeeding father pilihan ganda
meliputi peran ayahsaat dengan pilihan
antenatal care, jawaban A, B
intranatal care, dan atau C
postnatal care
a Pengetahuan Nilai tertinggi: 4 Distribusi normal, sehingga data dikategorikan dengan
Antenatal Care Nilai terendah: menggunakan nilai rata-rata dengan ketentuan:
0 1) Pengetahuan baik bila nilai ≥1.62
2) Pengetahuan kurang bila nilai < 1.62
b Pengetahuan Nilai tertinggi: 8 Distribusi normal, sehingga data dikategorikan dengan
Intranatal Care Nilai terendah: menggunakan nilai rata-rata dengan ketentuan:
0 1)Pengetahuan baik bila nilai ≥ 3.35
2) Pengetahuan kurang bila nilai < 3.35
c Pengetahuan Nilai tertinggi: 8 Distribusi normal, sehingga data dikategorikan dengan
Postnatal Care Nilai terendah: menggunakan nilai rata-rata dengan ketentuan:
0 1)Pengetahuan baik bila nilai ≥ 4.73
2) Pengetahuan kurang bila nilai < 4.73
32
Variabel
No Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Penelitian
2 Peran Ayah Perbuatan nyata dari sikap Kuesioner Hubungan Bila jawaban Distribusi normal, sehingga data Ordinal
dalam seorang suami dan dapat diamati antara Pengetahuan dan benar diberi nilai dikategorikan menggunakan nilai
Pemberian secara langsung maupun tidak Peran Ayah dalam 2, bila jawaban rata-rata dengan ketentuan:
ASI Eksklusif langsung yang mendukung penuh pemberian ASI salah diberi nilai
istri untuk memberikan ASI pada Eksklusif dengan 23 1. 1) Peran baik bila nilai ≥ 34.6
bayinya. Pengukuran dilakukan pernyataan pada aspek 1) Nilai tertinggi: 2) Peran kurang bila nilai < 34.6
dengan menilai pernyataan peran sebagai 46
pengalaman tipe peran ayah breastfeeding father 2) Nilai terendah:
dalam mendukung proses yang memiliki pilihan 23
pemberian ASI. jawaban Ya atau Tidak
a Peran Pencari Nilai tertinggi: 8 Distribusi normal,
Informasi Nilai terendah: 4 1) Peran baik bila nilai ≥ 5.4
2) Peran kurang bila nilai < 5.4
b Peran Pengambil Nilai tertinggi: 10 Distribusi normal,
Keputusan Nilai terendah: 5 1) Peran baik bila nilai ≥ 7.46
2) Peran kurang bila nilai < 7.46
c Peran Pemanfaat Nilai tertinggi: 6 Distribusi tidak normal,
Layanan Nilai terendah: 3 1) Peran baik bila nilai ≥ 5
Kesehatan 2) Peran kurang bila nilai < 5
d Peran Tingkat Nilai tertinggi: 6 Distribusi tidak normal,
Keterlibatan Nilai terendah: 3 1) Peran baik bila nilai ≥ 4
2) Peran kurang bila nilai < 4
e Peran Bersikap Nilai tertinggi: 10 Distribusi normal,
Positif Nilai terendah: 5 1) Peran baik bila nilai ≥ 8.02
2) Peran kurang bila nilai < 8.02
f Peran dalam Nilai tertinggi: 6 Distribusi normal,
Berbagai Nilai terendah: 3 1) Peran baik bila nilai ≥ 5.05
Perawatan Anak 2) Peran kurang bila nilai < 5.05
33
1. Alat Penelitian
a. Kuesioner A
alamat.
b. Kuesioner B dan C
diberi pilihan untuk memilih jawaban yang benar dari soal pilihan ganda
34
pada kuesioner B dan jawaban „Ya‟ dan „Tidak‟ pada kuesioner C yang
2. Uji Kuesioner
a. Uji validitas
mampu mengukur apa saja yang seharusnya di ukur sesuai dengan situasi
1. Content Validity
klinis yang bertugas di RSUP Dr. Kariadi dan pernah menjabat sebagai
item pengetahuan dan peran ayah dalam inisiasi menyusu dini pada
atas 21 item dan kuesioner peran yang terdiri atas 26 item tidak
2. Construct Validity
yang dihasilkan lebih besar atau sama dengan r tabel maka instrumen
n : jumlah responden
b. Uji Realibilitas
kasus yang sama dengan alat ukur yang sama. Sebuah pertanyaan dapat
validitas didapat hasil valid untuk semua item pertanyaan dan pernyataan
peran.
Cara pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
38
Kemijen.
30 menit.
mengisi kuesioner.
i. Kuesioner yang sudah kembali segera di cek ulang untuk mengetahui ada
j. Data diolah setelah seluruh kusioner yang diisi oleh responden terkumpul.
39
jawaban pada lembar kuesioner. Proses ini dilakukan segera setelah data
1) Kuesioner A
usia 20-34 tahun diberi kode 2, dan 35-65 tahun diberi kode 3.
40
responden.
diberi kode 3, DI/ DII/ DIII diberi kode 4, Strata 1 diberi kode 5,
4.
2) Kuesioner B
3) Kuesioner C
kembali.
2. Analisis Data
terdapat dalam hasil olahan data. Bentuk analisis data yang dilakukan dalam
median dalam menentukan value dari suatu variabel. Uji normalitas pada
42
penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik dalam histogram dan kurva
standar error juga dilakukan pada item sub pengetahuan dan peran
b. Analisis Univariat
c. Analisis Bivariat
α.59,65
J. Etika Penelitian
meliputi:51,66
1. Autonomy (Otonomi)
2. Beneficence (Manfaat)
3. Nonmaleficience (Keamanan)
4. Confidentiality (Kerahasiaan)
penelitian yang diberikan oleh responden dijamin serta hanya kelompok data
tertentu yang akan disajikan pada hasil riset. Data yang disajikan adalah
karakteristik responden dan kesimpulan dari kuesioner yang telah diisi oleh
responden.
5. Veracity (Kejujuran)
Penjelasan penelitian dilakukan dengan jelas tanpa ada hal yang ditutupi
6. Justice (Keadilan)
Setiap responden mendapat perlakuan yang sama tanpa ada yang dibeda-
bedakan.
DAFTAR PUSTAKA
5. Purwanti HS. Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku Saku untuk Bidan.
Jakarta: EGC; 2004.
6. Departemen Kesehatan RI. Manajemen Laktasi: Buku Panduan bagi Bidan dan
Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Dit. Gizi Masyarakat-Depkes RI;
2005.
12. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 33 tentang Air Susu Ibu Eksklusif. 33 Indonesia; 2012.
17. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Indonesia Menyusui. Suradi R, editor. Jakarta:
Badan PEnerbit IDAI; 2010.
22. Riordan. Breastfeeding and Human Lactation. 3rd ed. Massachusetts: Jones
and Barlett Publisher; 2005.
23. World Alliance for Breastfeeding Action. Family Support key to Breastfeeding
[Internet]. WABA. 2006 [cited 2015 Dec 1]. Available from:
http://www.waba.org.my/whatwedo/mensinitiative/pdf/family-
supportirishhealth.pdf.
26. Rahmadani M, Hadi EN. Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang, Sumatera Barat. Kesmas J
Kesehat Masy Nas [Internet]. 2010;4(6). Available from:
http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas/article/view/166.
29. LLLI. What Is the Father‟s Role in the Breastfeeding Relationship? [Internet].
La Leche League International. 2011. Available from:
http://www.llli.org/faq/dad.html
30. National Childbirth Trust (NCT). Fathers and Breastfeeding [Internet]. NCT
Organization. 2010 [cited 2015 Mar 1]. Available from:
https://www.nct.org.uk/sites/default/files/related_documents/Fathers and
BreastFeeding FINAL WITHOUT BLEED.pdf
31. Efendi F-M. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Nursalam, editor. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
33. Juherman YN. Pengetahuan, Sikap, dan Peranan Ayah terhadap Pemberian
ASI eksklusif. Institut Pertanian Bogor; 2008.
34. Destriatania S, Judhiastuty F, Fatmah. Sikap Ayah dan Jumlah Anak serta
Praktik Air Susu Ibu Eksklusif. J Kesehat Masy Nas. 2013;8(5):229–34.
36. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang 2014.
Pandu H, editor. Semarang: www.dinkes-kotasemarang.go.id; 2015.
38. Shahla M, Fahy K, Kable AK. Factors that positively influence breastfeeding
duration to 6 months : a literature review. Women and Birth. 2010;23(4):135–
45.
41. Potter PA, Perry AG. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Jakarta: EGC; 2005.
45. Umayah AS. Hubungan antara Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Ibu
tentang ASI Eksklusif dengan Waktu Penghentian Pemberian ASI Eksklusif di
Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Universitas
Diponegoro; 2005.
46. Riyanto A, Budiman. Kapita Selekta Pengetahuan dan Sikap. Jakarta: Salemba
Medika; 2013.
52. Setiadi S. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu;
2010.
56. Skripsi Tesis Disertasi. Buku Pintar Skripsi Tesis Disertasi: cara mudah
memahami dan membuat proposal penelitian, skripsi,tesis, disertasi.
www.tesisdisertasi.co.cc; 2007.
57. Sekretariat Kecamatan Semarang Timur. Data Monografi Kecamatan:
Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang. Semarang;
2014.
58. Hidayat A. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika; 2009.
60. Brockopp D. Dasar-Dasar Riset Keperawatan. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2000.
63. Santoso S. Statistik Multivariat: konsep dan aplikasi dengan SPSS. Jakarta:
Elex Media Komputindo; 2010.
65. Pratisto A. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Penelitian
dengan SPSS 12. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2005.
66. Wasis W. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC; 2008.