Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH JENIS OBAT SERBUK

(PULVIS/PULVERES)
Disusun guna memenuhi mata kuliah Farmakologi

Dosen Pengampu : Evi Mustiqawati S.Si., M.Biomedik

Disusun oleh :

M20B

Kelompok 5

1. Willita Wili Anas PBB200047


2. Salsa Fadila PBB200048
3. Andi Muhammad Alif Haikal B PBB200053
4. Suriani PBB200054
5. Yekti Titin Cahyani PBB200057
6. Yusni Oktavian PBB200063
7. Regita Trinidya PBB200065
8. Nonong Trianjani PBB200068

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

POLITEKNIK BAUBAU

BAUBAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah Serbuk (Pulvis/Pulveres) ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Kuliah Farmakologi.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Serbuk (Pulvis/Pulveres) ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
Serbuk (Pulvis/Pulveres) ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Serbuk (Pulvis/Pulveres)
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Baubau, April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2

A. Pengertian Serbuk (Pulvis)...................................................................2

B. Kelebihan dan Kelemahan Sediaan Kelebihan....................................2

C. Syarat-Syarat Serbuk............................................................................2

D. Derajat Serbuk Halus dan Pengayak....................................................3

E. Jenis-Jenis Serbuk................................................................................5

F. Cara Mencampur Serbuk......................................................................5

G. Cara Pengemasan Serbuk.....................................................................8

H. Rute Pemberian Obat...........................................................................9

BAB III PENUTUP.........................................................................................11

A. Kesimpulan..........................................................................................11

B. Saran....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat merupakan salah satu komponen penting dalam upaya pelayanan kesehatan
pada masyarakat. Sediaan obat terdapat dalam berbagai macam bentuk di antaranya
tablet, kapsul, sirup, pulveres, dan salep. Pulveres memiliki kelebihan yaitu dosisnya
mudah diatur dan kombinasi obatnya sesuai dengan kebutuhan pasien. Tetapi sediaan
pulveres memiliki kelemahan yaitu ketidakseragaman bobot dan tidak homogen. Hal ini
terkait dengan ketelitian, keterampilan, serta waktu dalam menyiapkan suatu sediaan
pulveres.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 ketidaktepatan
dosis terkait dengan pemberian dosis, cara penyiapan, dan penyimpanan dapat menjadi
salah satu penyebab dari kegagalan terapi. Adanya variasi dalam bobot dan kandungan
dapat mempengaruhi efektivitas obat yang diberikan pada pasien.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2014 “Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas” tentang Tugas Pokok Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK), yaitu apoteker sebagai penanggung jawab dan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Tugas pokok TTK meliputi pengelolaan obat, pengelolaan bahan
medis habis pakai, pelayanan resep berupa peracikan obat, penyerahan obat, dan
pemberian informasi obat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang Serbuk (Pulvis/Pulveres) ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian serbuk (pulvis)?
2. Apa saja kelebihan dan kelemahan sediaan serbuk kelebihan?
3. Apa saja syarat-syarat serbuk?
4. Bagaimana derajat halus serbuk dan pengayak?
5. Apa saja jenis-jenis serbuk?
6. Bagaimana cara mencampur serbuk?
7. Bagaimana cara pengemasan serbuk?
8. Bagaimana rute pemberian obat serbuk (pulvis)?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Serbuk (Pulvis/Pulveres) ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian serbuk (pulvis).
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan sediaan serbuk kelebihan.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat serbuk.
4. Untuk mengetahui derajat halus serbuk dan pengayak.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis serbuk.
6. Untuk mengetahui cara mencampur serbuk.
7. Untuk mengetahui cara pengemasan serbuk.
8. Untuk mengetahui rute pemberian obat serbuk (pulvis)

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Serbuk (Pulvis)

Serbuk (Pulvis) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk
sediaan yang dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau
tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat
dicampur dengan air minum. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi
(pulveres) atau tidak terbagi (pulvis). Serbuk oral tidak terbagi terbatas pada obat yang
relatif tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan diet dan beberapa jenis analgetik
tertentu, pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar yang lain.
Serbuk tidak terbagi lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur, keduanya untuk
pemakaian luar.

B. Kelebihan dan Kelemahan Sediaan Serbuk Kelebihan

1. Kelebihan Sediaan Serbuk


 Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si
penderita.
 Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air.
 Penyerapan lebih cepat dan sempurna dibanding sediaan padat lainnya.
 Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul
atau tablet.
 Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat
dalam bentuk serbuk.Pemberian dosis yang sangat tepat sesuai dengan permintaan
dokter.

2. Kelemahan Sediaan Serbuk


 Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah (bisa diatasi
dengan corrigens saporis).
 Pada penyimpanan menjadi lembab.

C. Syarat-syarat Serbuk

Syarat-syarat serbuk bila tidak dinyatakan lain serbuk harus kering, halus, dan
homogen.

1. Syarat Serbuk Bagi (Pulveres)


Keseragaman bobot: Timbang isi dari 20 bungkus satu-persatu, campur isi ke
20 bungkus tadi dan timbang sekaligus, hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan
antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap
2 bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus.

2
2. Syarat Serbuk Oral Tidak Terbagi (Pulvis)
Pada serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak poten,
seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu sehingga pasien
dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain.

3. Syarat Serbuk Tabur


Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100
mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.

D. Derajat Halus Serbuk dan Pengayak

Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang
dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti yang
tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus (menurut FI. IV)
Simplisia Nabati dan
Bahan Kimia
Hewani

Klasifi Batas Batas


kasi Serbuk No Derajat Halus2) Derajat Halus2)
Nomo
mor
r Serbuk1)
Serbuk1) No. No.
% %
Pengayak Pengayak

Sangat 2      
8 60
Kasar 0

4 6
Kasar 20 60 20 40
0 0

Seteng 4 6
40 80 40 60
ah Kasar 0 0

4 6
Halus 60 100 80 120
0 0

Sangat 1 1
80 80 120 120
Halus 00 00

Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran


derajat halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi (walaupun penggunaannya
tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel) yang bertujuan meningkatkan
penyerapan obat dalam saluran cerna. Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal
kurang dari 100 ℓm, alat lain selain pengayak mungkin lebih berguna. Efisiensi dan
kecepatan pemisahan partikel oleh pengayak beragam, berbanding terbalik dengan jumlah
partikel termuat.

3
Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat, bukan
tenunan. Kecuali untuk ukuran nomor 230, 270, 325, dan 400 anyaman terbuat dari
kuningan, perunggu, baja tahan karat atau kawat lain yang sesuai dan tidak dilapisi atau
disepuh. Dalam penetapan derajat halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani,
tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Tabel di bawah ini memberikan ukuran
rata-rata lubang pengayak baku anyaman kawat (FI. IV).
Penandaan Pengayak   Penandaan Pengayak

Nom Ukuran
Ukuran Nomor
or   Lubang
Lubang Pengayak Nominal
Nominal Pengayak

2 9,5 mm   45 355 μm

3,5 5,6 mm   50 300 μm

4 4,75 mm   60 250 μm

8 2,36 mm   70 212 μm

10 2,00 mm   80 180 μm

14 1,40 mm   100 150 μm

16 1,18 mm   120 125 μm

18 1,00 mm   200 75 μm

20 850 μm   230 63 μm

25 710 μm   270 53 μm

30 600 μm   325 45 μm

35 500 μm   400 38 μm

40 425 μm      

4
E. Jenis-jenis Serbuk

1. Pulvis Adspersorius (Serbuk Ringan)


Pulvis adspersorius adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan
dimaksudkan untuk obat luar. Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya
berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit.

2. Pulvis Dentifricius (Serbuk Gigi)


Serbuk gigi, biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan
terlebih dulu dalam chloroform/etanol 90%.

3. Pulvis Sternutatorius (Serbuk Bersin)


Pulvis sternutatorius adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui
hidung, sehingga serbuk tersebut harus halus sekali.

4. Pulvis Effervescent (Serbuk Biasa)


Serbuk effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan
terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan
mengeluarkan gas CO2, kemudian membentuk larutan yang pada umumnya jernih.
Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat atau asam tartrat)
dengan senyawa basa (natrium karbonat atau natrium bikarbonat).
Interaksi asam dan basa ini dalam air akan menimbulkan suatu reaksi yang
menghasilkan gas karbon dioksida. Bila ke dalam campuran ini ditambahkan zat
berkhasiat maka akan segera dibebaskan sehingga memberikan efek farmakologi
dengan cepat. Pada pembuatan bagian asam dan basa harus dikeringkan secara
terpisah.

F. Cara Mencampur Serbuk

Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga agar jangan
ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang berkhasiat
keras dan dalam jumlah kecil. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk:
1. Obat yang berbentuk kristal atau bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.
2. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah
(konstituen) dalam mortir.
3. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah
merata.
4. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
5. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.
1. Serbuk dengan Bahan-bahan Padat
Dengan memperhatikan hal-hal di atas masih ada beberapa pengecualian
maupun yang dikerjakan secara khusus. Seperti hal sebagai berikut:

5
a. Serbuk Halus Sekali
1) Serbuk Halus Tidak Berkhasiat Keras
a) Belerang
Belerang tidak dapat diayak dengan ayakan dari sutera maupun
logam karena menimbulkan butiran bermuatan listrik akibat gesekan,
karena itu dalam pembuatan bedak tabur tidak ikut diayak.
b) Iodoform
Karena baunya yang sukar dihilangkan maka dalam bedak tabur
diayak terpisah (gunakan ayakan khusus).
c) Serbuk Sangat Halus dan Berwarna
Misalnya rifampisin, Stibii Penta Sulfidum, serbuk dapat masuk ke
dalam pori-pori mortir dan warnanya sulit hilang, maka pada waktu
menggerus mortir dilapisi zat tambahan (konstituen).

2) Serbuk Halus Berkhasiat Keras


Dalam jumlah banyak, digerus dalam mortir dengan dilapisi zat tambahan.
Dalam jumlah sedikit (kurang dari 50 mg), dibuat pengenceran.

b. Serbuk Berbentuk Hablur Dan Kristal


Sebelum dicampur dengan bahan obat yang lain, zat digerus terlebih dahulu.
Contoh:
1) Serbuk dengan Camphora
Camphora sangat mudah mengumpul lagi, untuk mencegahnya dikerjakan
dengan mencampur dulu dengan eter atau etanol 95% (untuk obat dikeringkan dengan
zat tambahan). Cara inipun harus hati-hati karena terlalu lama menggerus atau dengan
sedikit ditekan waktu menggerus akan mengumpulkan kembali campuran tersebut.

2) Serbuk dengan Asam Salisilat


Serbuk sangat ringan dan mudah terbang yang akan menyebabkan rangsangan
terhadap selaput lendir hidung dan mata hingga akan bersin. Dalam hal ini asam
salisilat kita basahi dengan eter dan segera dikeringkan dengan zat tambahan.

3) Serbuk dengan Asam Benzoat, Naftol, Mentol, Thymol


Dikerjakan seperti di atas. Untuk obat dalam dipakai etanol 95% sedangkan
untuk obat luar digunakan eter.

4) Serbuk Dengan Garam-garam yang Mengandung Kristal


Dapat dikerjakan dalam lumpang panas, misalnya KI dan garam-garam
bromida. Garam-garam yang mempunyai garam exiccatusnya, lebih baik kita ganti
dengan exiccatusnya. Penggantiannya adalah sebagai berikut:
Natrii Carbonas 50% atau ½ bagian
Ferrosi Sulfas 67% atau 2/3 bagian
Aluminii et Kalii Sulfas 67% atau 2/3 bagian
6
Magnesii Sulfas 67% atau 2/3 bagian
Natrii Sulfas 50% atau ½ bagian

2. Serbuk dengan Bahan Setengah Padat


Biasanya terdapat dalam bedak tabur. Yang termasuk bahan setengah padat
adalah adeps lanae, cera flava, cera alba, parafin padat, vaselin kuning dan vaselin
putih. Dalam jumlah besar sebaiknya dilebur dulu di atas tangas air, baru dicampur
dengan zat tambahan. Dalam jumlah sedikit digerus dengan penambahan aseton atau
eter, baru ditambah zat tambahan atau dicairkan dalam lumpang panas.

3. Serbuk dengan Bahan Cair


a. Serbuk dengan Minyak Atsiri
Minyak atsiri dapat diteteskan terakhir atau dapat juga dibuat oleo sacchara,
yakni campuran 2 gram gula dengan 1 tetes minyak. Bila hendak dibuat 4 g
oleosacchara anisi, kita campur 4 g saccharum dengan 2 tetes minyak anisi.

b. Serbuk dengan Tinctura


Contohnya serbuk dengan opii tinctura, digitalis tinctura, aconiti tinctura,
belladonnae tinctura, digitalis tinctura, ratanhiae tinctura. Tinctur dalam jumlah kecil
dikerjakan dengan lumpang panas kemudian dikeringkan dengan zat tambahan sampai
kering. Sedangkan dalam jumlah besar dikerjakan dengan menguapkan di atas tangas
air sampai kering dengan pertolongan zat penambah agar tidak lengket kemudian
diangkat. Tinctura yang diuapkan ini beratnya 0, untuk serbuk terbagi kehilangan berat
tidak perlu diganti, sedangkan untuk serbuk tak terbagi harus diganti seberat tinctura
yang menguap dengan zat tambahan. Zat berkhasiat dari tinctur menguap, pada
umumnya terbagi menjadi dua:

1) Tinctur yang dapat diambil bagian-bagiannya. Spiritus sebagai pelarutnya diganti


dengan zat tambahan. Contohnya iodii tinc, Camphor spiritus, tinc, opii benzoica

2) Tinctur yang tidak dapat diambil bagian-bagiannya. Kalau jumlahnya banyak


dilakukan pengeringan pada suhu serendah mungkin, tapi kalau jumlahnya sedikit
dapat ditambah langsung ke dalam campuran serbuk. Kita batasi maksimal 2 tetes
dalam 1 gram serbuk. Contohnya valerianae tinc. Aromatic tinc. Atau dibuat
persediaan keringnya 1 = 3.
4. Serbuk dengan Extractum
a. Extractum Siccum (Ekstrak Kering)
Pengerjaannya seperti membuat serbuk dengan zat padat halus. Contohnya opii
extractum, strychni extractum.

b. Extractum Spissum (Ekstrak Kental)


Dikerjakan dalam lumpang panas dengan sedikit penambahan cairan
penariknya untuk mengencerkan ekstrak, kemudian tambahkan zat tambahan sebagai
pengering. Contohnya belladonnae extractum dan hyoscyami extractum menggunakan
etanol 70%. Extrak cannabis indicae dan extrak valerianae menggunakan etanol 90%.
Extrak filicis dengan eter.

7
c. Extractum Liquidum (Ekstrak Cair)
Dikerjakan seperti mengerjakan serbuk dengan tinctur. Contohnya rhamni
purshianae ext, ext. hydrastis liq. Catatan: ekstrak chinae liq. bisa diganti dengan
ekstrak chinae siccum sebanyak sepertiganya.

5. Serbuk dengan Tablet atau Kapsul


Dalam membuat serbuk dengan tablet dan kapsul diperlukan zat tambahan
sehingga perlu diperhitungkan beratnya. Dapat kita ambil bentuk tablet atau kapsul itu
langsung. Tablet digerus halus kemudian ditimbang (untuk pulveres tidak perlu).
Kapsul dikeluarkan isinya kemudian ditimbang beratnya. Kalau tablet atau kapsul
terdiri dari satu macam zat berkhasiat serta diketahui kadar zat berkhasiatnya dapat
kita timbang dalam bentuk zat aslinya. Contohnya chlortrimeton tablet kadarnya 4 mg,
dapat juga diambil chlorpheniramin maleas dalam bentuk serbuk yang sudah
diencerkan dalam laktosa.

G. Cara Pengemasan Serbuk

Secara umum serbuk dibungkus dan diedarkan dalam 2 macam kemasan yaitu
kemasan untuk serbuk terbagi dan kemasan untuk serbuk tak terbagi. Serbuk oral
dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).

1. Kemasan untuk Serbuk Terbagi


Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat
juga dengan kertas selofan atau sampul polietilena untuk melindungi serbuk dari
pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung (tanpa
penimbangan) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah dengan cara seteliti
mungkin, sehingga tiap-tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama jumlahnya.
Hal tersebut bisa dilakukan bila persentase perbandingan pemakaian terhadap dosis
maksimal kurang dari 80%. Bila persentase perbandingan pemakaian terhadap DM
sama dengan atau lebih besar dari 80% maka serbuk harus dibagi berdasarkan
penimbangan satu per satu. Pada dasarnya langkah-langkah melipat atau membungkus
kertas pembungkus serbuk adalah sebagai berikut:
 Letakkan kertas rata di atas permukaan meja dan lipatkan ½ inci ke arah kita pada
garis memanjang pada kertas untuk menjaga keseragaman, langkah ini harus
dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.
 Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau dibagi-bagi ke tengah kertas yang telah
dilipat satu kali lipatannya mengarah ke atas di sebelah seberang di hadapanmu.
 Tariklah sisi panjang yang belum dilipat ke atas dan letakkanlah pada kira-kira
garis lipatan pertama, lakukan hati-hati supaya serbuk tidak berceceran.
 Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlah ke
hadapanmu setebal lipatan pertama.
 Angkat kertas, sesuaikan dengan ukuran dos tempat yang akan digunakan untuk
mengemas, lipat bagian kanan dan kiri pembungkus sesuai dengan ukuran dos
tadi. Atau bila pengemasnya plastik yang dilengkapi klip pada ujungnya usahakan
ukuran pembungkus satu dengan yang lainnya seragam supaya tampak rapi.

8
 Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu persatu dalam dos atau
plastik klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak boleh ada serbuk dan tidak
boleh ada ceceran serbuk.

2. Kemasan untuk Serbuk Tak Terbagi


Untuk pemakaian luar, serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah
kaleng yang berlubang-lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan
pada kulit, misalnya bedak tabur. Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi
biasa disimpan dalam botol bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah keluar
masuk melalui mulut botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativa. Wadah dari
gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat higroskopis atau mudah
mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang mudah menguap. Untuk serbuk
yang komponennya sensitif terhadap cahaya menggunakan wadah gelas berwarna
hijau atau amber.

H. Rute Pemberian Obat

Rute pemberian obat memberikan ciri khas dari terapi obat. Tujuan umum dari
farmakoterapi adalah untuk memastikan konsentrasi obat berada di daerah terapi tertentu
dari tubuh atau seluruh tubuh. Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda.
Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat serta tempat kerja yang
diinginkan. Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap
tidaknya resorpsi suatu obat. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik
(di seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat) dapat dipilih di antara berbagai cara untuk
memberikan obat.

Rute Oral

Rute oral atau melalui mulut merupakan rute yang paling umum digunakan
untuk pengobatan. Obat oral umumnya menjadi aktif ketika melewati dari saluran
pencernaan dan hati kemudian menuju aliran darah. Kebanyakan obat baru yang
disetujui dikembangkan dalam bentuk oral untuk meningkatkan akses pasien dan
kepatuhan, terutama untuk obat-terkait onkologi. Bentuk sediaan obatnya dapat
berupa Tablet, Kapsul, Larutan (solution), Sirup, Eliksir, Suspensi, Magma, Jel,
dan Bubuk.

Kelebihan :

 elatif aman,
 praktis, ekonomis,
 meminimalkan ketidak nyamanan pada klien dan dengan efek samping
yang paling kecil.

Kekurangan :

9
 bioavaibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,
 iritasi pada saluran cerna, perlu kerjasama dengan penderita (tidak bisa
diberikan pada penderita koma),
 timbul efek lambat, tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah,
diare, tidak sadar, tidak kooperatif; untuk obat iritatif
 rasa tidak enak penggunaannya terbatas,
 obat yang inaktif/terurai oleh cairan lambung/ usus tidak bermanfaat
(penisilin G, insulin),
 obat absorpsi tidak teratur, kerja obat oral lebih lambat dan efeknya lebih
lama.

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar. Bentuk serbuk
mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih mudah larut dan lebih
10
mudah terdispersi daripada bentuk sediaan padatan lainnya (seperti kapsul, tablet,
pil). Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum. Serbuk oral dapat
diberikan dalam bentuk terbagi (pulveres, divided powder, chartulae) atau tak
terbagi (pulvis, bulk powder).Serbuk oral tak terbagi terbatas pada obat yang
relatif tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan diet dan beberapa jenis
analgetik tertentu, dan pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau
penakar lainnya. Serbuk tak terbagi lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur
yang keduanya digunakan untuk pemakaian luar. Umumnya serbuk terbagi
dibungkus dengan kertas perkamen dan untuk lebih melindungi dari pengaruh
lingkungan, serbuk ini dapat dilapisi dengan kertas selofan atau sampul
polietilena.

b. Saran
Dalam penggunaan bentuk sediaan serbuk kita harus lebih cermat dalam
mengetahui serbuk apa saja yang dapat dicampur dan yang tidak dapat dicampur
(tak terbagi). Serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat membuat serbuk
menjadi basah dan bagaimana cara mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anief, M. 2005. Farmasetika. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.


2. Ansel, C, H. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: UI
Press.
3. Kurniawan, D.W. Sulaiman, T.N.S. 2009. Teknologi Sediaan Farmasi. Jakarta: Graha
Ilmu.
4. Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC.

11
5. https://farmasetika.com/2016/08/30/rute-pemberian-oral-dan-transdermal-mana-yang-
lebih-baik/#:~:text=Rute%20oral%20atau%20melalui%20mulut,hati%20kemudian
%20menuju%20aliran%20darah.

12

Anda mungkin juga menyukai