(PULVIS/PULVERES)
Disusun guna memenuhi mata kuliah Farmakologi
Disusun oleh :
M20B
Kelompok 5
POLITEKNIK BAUBAU
BAUBAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah Serbuk (Pulvis/Pulveres) ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Kuliah Farmakologi.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Serbuk (Pulvis/Pulveres) ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
Serbuk (Pulvis/Pulveres) ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Serbuk (Pulvis/Pulveres)
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
C. Syarat-Syarat Serbuk............................................................................2
E. Jenis-Jenis Serbuk................................................................................5
A. Kesimpulan..........................................................................................11
B. Saran....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan salah satu komponen penting dalam upaya pelayanan kesehatan
pada masyarakat. Sediaan obat terdapat dalam berbagai macam bentuk di antaranya
tablet, kapsul, sirup, pulveres, dan salep. Pulveres memiliki kelebihan yaitu dosisnya
mudah diatur dan kombinasi obatnya sesuai dengan kebutuhan pasien. Tetapi sediaan
pulveres memiliki kelemahan yaitu ketidakseragaman bobot dan tidak homogen. Hal ini
terkait dengan ketelitian, keterampilan, serta waktu dalam menyiapkan suatu sediaan
pulveres.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 ketidaktepatan
dosis terkait dengan pemberian dosis, cara penyiapan, dan penyimpanan dapat menjadi
salah satu penyebab dari kegagalan terapi. Adanya variasi dalam bobot dan kandungan
dapat mempengaruhi efektivitas obat yang diberikan pada pasien.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2014 “Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas” tentang Tugas Pokok Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK), yaitu apoteker sebagai penanggung jawab dan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Tugas pokok TTK meliputi pengelolaan obat, pengelolaan bahan
medis habis pakai, pelayanan resep berupa peracikan obat, penyerahan obat, dan
pemberian informasi obat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang Serbuk (Pulvis/Pulveres) ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian serbuk (pulvis)?
2. Apa saja kelebihan dan kelemahan sediaan serbuk kelebihan?
3. Apa saja syarat-syarat serbuk?
4. Bagaimana derajat halus serbuk dan pengayak?
5. Apa saja jenis-jenis serbuk?
6. Bagaimana cara mencampur serbuk?
7. Bagaimana cara pengemasan serbuk?
8. Bagaimana rute pemberian obat serbuk (pulvis)?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Serbuk (Pulvis/Pulveres) ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian serbuk (pulvis).
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan sediaan serbuk kelebihan.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat serbuk.
4. Untuk mengetahui derajat halus serbuk dan pengayak.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis serbuk.
6. Untuk mengetahui cara mencampur serbuk.
7. Untuk mengetahui cara pengemasan serbuk.
8. Untuk mengetahui rute pemberian obat serbuk (pulvis)
1
BAB II
PEMBAHASAN
Serbuk (Pulvis) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk
sediaan yang dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau
tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat
dicampur dengan air minum. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi
(pulveres) atau tidak terbagi (pulvis). Serbuk oral tidak terbagi terbatas pada obat yang
relatif tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan diet dan beberapa jenis analgetik
tertentu, pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar yang lain.
Serbuk tidak terbagi lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur, keduanya untuk
pemakaian luar.
C. Syarat-syarat Serbuk
Syarat-syarat serbuk bila tidak dinyatakan lain serbuk harus kering, halus, dan
homogen.
2
2. Syarat Serbuk Oral Tidak Terbagi (Pulvis)
Pada serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak poten,
seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu sehingga pasien
dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain.
Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang
dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti yang
tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus (menurut FI. IV)
Simplisia Nabati dan
Bahan Kimia
Hewani
Sangat 2
8 60
Kasar 0
4 6
Kasar 20 60 20 40
0 0
Seteng 4 6
40 80 40 60
ah Kasar 0 0
4 6
Halus 60 100 80 120
0 0
Sangat 1 1
80 80 120 120
Halus 00 00
3
Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat, bukan
tenunan. Kecuali untuk ukuran nomor 230, 270, 325, dan 400 anyaman terbuat dari
kuningan, perunggu, baja tahan karat atau kawat lain yang sesuai dan tidak dilapisi atau
disepuh. Dalam penetapan derajat halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani,
tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Tabel di bawah ini memberikan ukuran
rata-rata lubang pengayak baku anyaman kawat (FI. IV).
Penandaan Pengayak Penandaan Pengayak
Nom Ukuran
Ukuran Nomor
or Lubang
Lubang Pengayak Nominal
Nominal Pengayak
2 9,5 mm 45 355 μm
4 4,75 mm 60 250 μm
8 2,36 mm 70 212 μm
10 2,00 mm 80 180 μm
18 1,00 mm 200 75 μm
20 850 μm 230 63 μm
25 710 μm 270 53 μm
30 600 μm 325 45 μm
35 500 μm 400 38 μm
40 425 μm
4
E. Jenis-jenis Serbuk
Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga agar jangan
ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang berkhasiat
keras dan dalam jumlah kecil. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk:
1. Obat yang berbentuk kristal atau bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.
2. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah
(konstituen) dalam mortir.
3. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah
merata.
4. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
5. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.
1. Serbuk dengan Bahan-bahan Padat
Dengan memperhatikan hal-hal di atas masih ada beberapa pengecualian
maupun yang dikerjakan secara khusus. Seperti hal sebagai berikut:
5
a. Serbuk Halus Sekali
1) Serbuk Halus Tidak Berkhasiat Keras
a) Belerang
Belerang tidak dapat diayak dengan ayakan dari sutera maupun
logam karena menimbulkan butiran bermuatan listrik akibat gesekan,
karena itu dalam pembuatan bedak tabur tidak ikut diayak.
b) Iodoform
Karena baunya yang sukar dihilangkan maka dalam bedak tabur
diayak terpisah (gunakan ayakan khusus).
c) Serbuk Sangat Halus dan Berwarna
Misalnya rifampisin, Stibii Penta Sulfidum, serbuk dapat masuk ke
dalam pori-pori mortir dan warnanya sulit hilang, maka pada waktu
menggerus mortir dilapisi zat tambahan (konstituen).
7
c. Extractum Liquidum (Ekstrak Cair)
Dikerjakan seperti mengerjakan serbuk dengan tinctur. Contohnya rhamni
purshianae ext, ext. hydrastis liq. Catatan: ekstrak chinae liq. bisa diganti dengan
ekstrak chinae siccum sebanyak sepertiganya.
Secara umum serbuk dibungkus dan diedarkan dalam 2 macam kemasan yaitu
kemasan untuk serbuk terbagi dan kemasan untuk serbuk tak terbagi. Serbuk oral
dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).
8
Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu persatu dalam dos atau
plastik klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak boleh ada serbuk dan tidak
boleh ada ceceran serbuk.
Rute pemberian obat memberikan ciri khas dari terapi obat. Tujuan umum dari
farmakoterapi adalah untuk memastikan konsentrasi obat berada di daerah terapi tertentu
dari tubuh atau seluruh tubuh. Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda.
Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat serta tempat kerja yang
diinginkan. Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap
tidaknya resorpsi suatu obat. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik
(di seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat) dapat dipilih di antara berbagai cara untuk
memberikan obat.
Rute Oral
Rute oral atau melalui mulut merupakan rute yang paling umum digunakan
untuk pengobatan. Obat oral umumnya menjadi aktif ketika melewati dari saluran
pencernaan dan hati kemudian menuju aliran darah. Kebanyakan obat baru yang
disetujui dikembangkan dalam bentuk oral untuk meningkatkan akses pasien dan
kepatuhan, terutama untuk obat-terkait onkologi. Bentuk sediaan obatnya dapat
berupa Tablet, Kapsul, Larutan (solution), Sirup, Eliksir, Suspensi, Magma, Jel,
dan Bubuk.
Kelebihan :
elatif aman,
praktis, ekonomis,
meminimalkan ketidak nyamanan pada klien dan dengan efek samping
yang paling kecil.
Kekurangan :
9
bioavaibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,
iritasi pada saluran cerna, perlu kerjasama dengan penderita (tidak bisa
diberikan pada penderita koma),
timbul efek lambat, tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah,
diare, tidak sadar, tidak kooperatif; untuk obat iritatif
rasa tidak enak penggunaannya terbatas,
obat yang inaktif/terurai oleh cairan lambung/ usus tidak bermanfaat
(penisilin G, insulin),
obat absorpsi tidak teratur, kerja obat oral lebih lambat dan efeknya lebih
lama.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar. Bentuk serbuk
mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih mudah larut dan lebih
10
mudah terdispersi daripada bentuk sediaan padatan lainnya (seperti kapsul, tablet,
pil). Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum. Serbuk oral dapat
diberikan dalam bentuk terbagi (pulveres, divided powder, chartulae) atau tak
terbagi (pulvis, bulk powder).Serbuk oral tak terbagi terbatas pada obat yang
relatif tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan diet dan beberapa jenis
analgetik tertentu, dan pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau
penakar lainnya. Serbuk tak terbagi lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur
yang keduanya digunakan untuk pemakaian luar. Umumnya serbuk terbagi
dibungkus dengan kertas perkamen dan untuk lebih melindungi dari pengaruh
lingkungan, serbuk ini dapat dilapisi dengan kertas selofan atau sampul
polietilena.
b. Saran
Dalam penggunaan bentuk sediaan serbuk kita harus lebih cermat dalam
mengetahui serbuk apa saja yang dapat dicampur dan yang tidak dapat dicampur
(tak terbagi). Serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat membuat serbuk
menjadi basah dan bagaimana cara mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA
11
5. https://farmasetika.com/2016/08/30/rute-pemberian-oral-dan-transdermal-mana-yang-
lebih-baik/#:~:text=Rute%20oral%20atau%20melalui%20mulut,hati%20kemudian
%20menuju%20aliran%20darah.
12