Anda di halaman 1dari 2

Nama: Magfirah Aliyya Nur Imanna Tangahu

NIM: B04190094
Replikasi Parvoviridae Kelompok: Paralel 4
(sumber: https://doi.org/10.1128/CMR.00040-16)

• Attachment: Virus akan melekat ke reseptor inang dan menginduksi endositosis agar dapat masuk ke sel inang.
• Penetration: Virion melakukan penetrasi ke sitoplasma menggunakan endosom dari membran sel inang melalui proses
endositosis. Selanjutnya serabut mikrotubul sel inang akan mentransport endosom yang berisi virion ini menuju ke
nukleus. Virus kemudian masuk ke dalam nukleus.
• Uncoating: Proses uncoating terjadi setelah virion masuk ke dalam nukleus. Virion yang telah mengalami uncoating
akan melepaskan genomnya yang berupa ssDNA.
• Synthesis of viral mRNA: Virus ini tidak memiliki enzim polimerase maupun kodon untuk menghasilkan enzim
tersebut. Oleh karena itu virus ini memanfaatkan enzim DNA polimerase inang untuk mengubah ssDNA menjadi DNA
utas ganda. dsDNA yang terbentuk kemudian ditranskripsikan menjadi mRNA dengan bantuan enzim RNA polimerase
inang saat sel inang memasuki fase S (sintesis). mRNA yang terbentuk kemudian akan ditransport menuju sitoplasma
untuk di translasikan dengan bantuan ribosom sel inang.
• Synthesis of new genomes: Replikasi terjadi di dalam nukleus denagn mekanisme rolling-
hairpin. Protein non struktural NS1 akan berikatan secara kovalen dengan ujung 5’ dari utas
DNA genom dan berperan sebagai endonuklease. Selanjutnya terjadi proses replikasi yang
menghasilkan ssDNA baru. ssDNA yang dihasilkan dari proses replikasi ini selanjutnya akan
diubah menjadi dsDNA yang akan menjadi template untuk proses menghasilkan mRNA atau
akan di rakit sebagai genom untuk menghasilkan virion baru.
• Synthesis of viral protein: mRNA yang telah terbentuk dari proses transkipsi kemudian akan
di transport dari nukleus ke sitoplasma agar dapat di transalasikan untuk memproduksi protein
virus. Protein virus yang terbentuk terdiri dari protein kapsid (VP1 dan VP2) dan protein non
struktural (NS1, 11-kDa, dan 7.5-kDa). VP1 dan VP2 selanjutnya akan dirakit menjadi
komponen kapsid. Setelah itu, komponen kapsid yang terbentuk akan kembali ditransfer ke
dalam nukleus agar dapat dirakit.
Gambar 1. Skema replikasi Primate erythroparvovirus 1 • Assembly: Assembly atau perakitan terjadi di dalam nukleus. Komponen kapsid yang telah
(sumber: https://doi.org/10.1128/CMR.00040-16) terbentuk akan dirakit menjadi kapsid kosong. Kapsid kosong ini kemudian akan diisi oleh
genom ssDNA hasil replikasi sebelumnya.
• Release and maturation: Virus yang sudah selesai dirakit dan mengalami pematangan akan
melepaskan diri dari sel dengan cara melisiskan sel inang. Proses pelepasan virus ini terjadi
setelah adanya apoptosis yang diinduksi oleh protein non struktural yang dihasilkan dari
pentranslasian mRNA.

Anda mungkin juga menyukai