EXECUTIVE OVERVIEW
Sektor kesehatan tidak dapat terlepas dari pengaruh kemajuan teknologi digital. Industri
kesehatan perlu mempersiapkan diri dalam menuju era disrupsi kesehatan 4.0.
Berbagai tantangan dan permasalahan khususnya dari segi big data, keamanan data,
regulasi, dan sumber daya manusia tidak boleh menjadi penghambat dalam
mewujudkan sistem transformasi digital yang berkualitas. Kebutuhan rumah sakit yang
berhasil diidentifikasi dalam focus group discussion beserta rekomendasi yang
ditujukan kepada berbagai pihak atau stakeholders terkait, diharapkan dapat menjadi
solusi efektif untuk membenahi berbagai tantangan yang ada sehingga pada akhirnya
semua rumah sakit dapat siap sedia untuk berpartisipasi dalam memberikan layanan
kesehatan paripurna di era disrupsi 4.0 ini.
PENDAHULUAN
Transformasi digital telah berperan dalam hal revolusi berbagai industri, khususnya
dalam bidang kesehatan. Teknologi di bidang kesehatan memungkinkan seorang
individu untuk mendapatkan hidup yang lebih sehat, usia harapan hidup yang lebih
panjang, dan kehidupan yang lebih produktif. Sebagai contoh, pada tahun
2015, telemedicine diakses oleh lebih dari satu juta penduduk. Angka ini meningkat
secara signifikan di tahun 2018, dimana jumlah penduduk yang
mengakses telemedicine telah mencapai 7 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa
teknologi telah memberdayakan pasien bahkan sampai di area terpencil sekalipun
untuk mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas. 1
BAB 1
Tren dan Manfaat Sistem Transformasi Digital menuju Era Kesehatan 4.0
6. Perkembangan Artificial Intelligence
Artificial intelligence (AI) merupakan suatu inovasi yang sangat besar di bidang
kesehatan. Banyak pihak di industri kesehatan yang bersedia untuk berinvestasi di AI
senilai jutaan dolar. AI yang berkembang saat ini memiliki banyak versi, salah satunya
adalah robot droid yang dirancang untuk membantu pekerjaan perawat di RS dan
melakukan tugas rutin seperti mengecek stok atau persediaan obat. Diperkirakan
bahwa di masa depan, kekuatan AI akan semakin diperluas manfaatnya seperti dalam
bidang precision medicine, radiologi, penemuan obat terbaru, dan ilmu genomic.
Setelah melihat berbagai tren teknologi yang sedang berkembang, tentunya kita juga
perlu mengetahui beberapa manfaat yang bisa diperoleh konsumen atau pasien
sehubungan dengan perkembangan digitalisasi di era kesehatan 4.0 ini, antara lain
yakni:7
Berbagai tren dan manfaat yang ada di era kesehatan 4.0 seharusnya membuat industri
kesehatan semakin berinisiatif dan memiliki daya saing untuk ikut mengembangkan
sistem serupa di fasilitas pelayanan masing-masing. Akan tetapi, hal ini tentunya tidak
terlepas dari berbagai hambatan dan tantangan dalam proses pelaksanaannya. Di
bagian selanjutnya dari white paper ini akan dipaparkan apa saja tantangan yang
sedang dihadapi oleh rumah sakit dalam mempersiapkan dan
mewujudkan transformasi digital dalam sistem pelayanan kesehatan Indonesia.
BAB 2
Keuntungan Analisis Big Data, Pelaporan, Data Mining, dan Manajemen
Pengetahuan pada Sektor Kesehatan, khususnya Rumah Sakit
Pertumbuhan data yang sangat pesat dalam industri kesehatan memaksa kita untuk
segera mengadopsi teknik pengelolaan big data guna meningkatkan layanan yang
berkualitas. Oleh karena itu, menjadi tantangan besar pula untuk melakukan analisis
data dengan cara yang tradisional mengingat pertumbuhan data yang ada sudah
sedemikian besar. 10
BAB 3
Tantangan Rumah Sakit di Era Kesehatan 4.0 dalam Mewujudkan Sistem
Transformasi Digital
Berikut ini dipaparkan beberapa kondisi penting yang dapat menjadi tantangan bagi
penyelenggara kesehatan agar dapat mewujudkan sistem transformasi digital yang
sukses di negaranya. Adapun kondisi atau tantangan yang perlu dihadapi antara lain:
o Lokasi penyimpanan data juga menjadi salah satu poin penting yang patut
diperhatikan. Dengan semakin banyaknya informasi medis yang bisa diperoleh dari
pasien, maka diperlukan suatu sistem yang dapat menyimpan semua big data yang
ada. Teknologi cloud atau sistem komputasi awan dapat menjadi salah satu opsi
terhadap tantangan ini. Sistem cloud memampukan organisasi kesehatan agar dapat
melakukan efisiensi biaya, memenuhi kebutuhan bisnis, sekaligus menjamin keamanan
data pasien. Menurut informasi dari Markets and Markets, value pemakaian sistem
cloud akan menyentuh $9.48 juta di tahun 2020, sedangkan Esticast memproyeksi
bahwa pertumbuhan cloud akan mencapai 23,4% atau senilai $25.7 juta di tahun
2024. 13
Tantangan yang dipaparkan di atas bersifat umum dan dapat dihadapi oleh berbagai
macam pelayaan kesehatan di negara manapun termasuk Indonesia. Adapun
tantangan di era kesehatan 4.0 yang spesifik dihadapi oleh sistem kesehatan di
Indonesia antara lain: 5
BAB 4
Kebutuhan Rumah Sakit dalam Menjawab Tantangan dan Permasalahan Era
Kesehatan 4.0, terutama dari Aspek Data (Umpan Balik FGD PERSI)
Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) memiliki dasar pemikiran bahwa
perlunya kesiapan RS dalam menyambut era kesehatan 4.0 sesegera mungkin.
Tantangan yang ada diharapkan bukan membuat RS semakin enggan untuk melakukan
adaptasi digital, melainkan bersama-sama mencari solusinya dan berdiskusi dengan
seluruh stakeholders termasuk pimpinan regulasi dan kementerian terkait. Pada tanggal
16 Oktober 2019, PERSI mengumpulkan beberapa perwakilan dari manajemen RS,
asosiasi RS, BPJS, Kemenkes, Kemkominfo, KARS, IDI, dan asosiasi perguruan tinggi,
untuk mengadakan diskusi terfokus dan mendalam (focus group discussion atau FGD)
di Jakarta. Topik yang diangkat adalah mengenai “Kesiapan Rumah Sakit dalam
Menghadapi Era Digitalisasi Menuju Smart Hospital 4.0”.
Dari proses diskusi selama kurang lebih dua jam, FGD menghasilkan beberapa
masukan mengenai apa saja kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh pihak-
pihak manajemen RS dalam mengembangkan sistem transformasi digital terutama
dalam hal pengisian data di fasilitas pelayanan masing-masing. Adapun kebutuhan RS
yang menjadi bahan diskusi dalam forum tersebut antara lain:
1. Rumah sakit membutuhkan regulasi yang jelas dari pemerintah yang mengatur
mengenai:
a. sistem komputasi awan/ cloud
b. jumlah IT programmer minimal di suatu RS untuk menjadi acuan SOP
pelayanan RS
c. kerahasiaan dan proteksi big data serta rekam medis elektronik
d. perlindungan konsumen terhadap pelayanan kesehatan berbasis online
dan regulasi yang mengatur mengenai health-tech company;
Semua peraturan diharapkan dibuat dengan sejelas-jelasnya, konsisten dan harmonis
dengan peraturan antar kementerian lainnya serta relatif stabil dan tidak banyak
mengalami perubahan dalam proses implementasinya.
BAB 5
Rekomendasi PERSI terhadap Stakeholders Terkait untuk Menjawab Tantangan
Era Kesehatan 4.0
Setelah mengadakan diskusi mengenai kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh pihak
RS dalam mempersiapkan diri menuju era transformasi digital, berikut ini disimpulkan
beberapa rumusan rekomendasi dari semua peserta yang diajukan kepada pihak atau
stakeholders terkait, yakni:
Pihak/ Stakeholder
NO Isi rekomendasi Catatan
yang dituju
1 Kementerian Harmonisasi regulasi mengenai: Peraturan diharapkan
Kesehatan, dibuat dengan sejelas-
Kemkominfo, Sistem komputasi awan/ cloud jelasnya, konsisten, dan
Kemendagri dan harmonis dengan
Jumlah IT programmer minimal di suatu RS
Kementerian terkait peraturan antar
lainnya untuk menjadi acuan SOP pelayanan RS kementerian lainnya
Kerahasiaan dan proteksi big data serta rekam serta relatif stabil dan
medis elektronik termasuk PHR (patient health tidak banyak
mengalami perubahan
record)
Perlindungan konsumen terhadap pelayanan
kesehatan berbasis online dan regulasi yang mengatur
mengenai health-tech company
UU Hukum Pelindungan Data Pribadi
Dalam persiapan menuju era disrupsi kesehatan 4.0, masih banyak rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan yang menghadapi berbagai tantangan. Tantangan yang
paling utama dirasakan dari segi ketidakjelasan peraturan perundangan dan kurangnya
harmonisasi regulasi antar kementerian terkait. Selain itu, dari faktor internal, kurangnya
sikap terbuka, motivasi, dan manajemen pengetahuan yang baik dari pihak manajemen
rumah sakit, dokter pelayanan medis, dan tim IT dalam organisasi juga perlu dibenahi.
Rumah sakit perlu dimotivasi untuk segera menerapkan SIMRS dalam pengelolaannya
agar terwujud integrasi data yang optimal dalam skala nasional. Masalah pemanfaatan
big data, keamanan dan proteksi data, privasi data, dan pemanfaatan sistem komputasi
awan atau cloud juga menjadi salah satu isu yang cukup menantang untuk dipahami
dan diterapkan di dalam bisnis.
Berbagai rekomendasi terhadap pihak terkait telah dirumuskan di dalam focus group
discussion. Rekomendasi ditujukan kepada pihak pemerintah terutama yang
berwenang mengeluarkan regulasi dan dukungan dari sisi finansial, serta manajemen
rumah sakit untuk meningkatkan komitmen penerapan SIMRS, manajamen
pengetahuan analisis big data dan sistem cloud, serta pemberdayan sumber daya
manusia di dalam organisasi. Rekomendasi tersebut diharapkan dapat menjadi langkah
awal terwujudnya sistem kesehatan berbasis digital yang mampu memberikan layanan
kesehatan berkualitas untuk masyarakat Indonesia