Anda di halaman 1dari 5

Laporan pendahuluan

Hidronefrosis

A. Definisi

Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua
ginjal akibat adanya obstruksi. (Brunner & Suddarth, 2016)

Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis renalis dan calycas, serta atrofi progresif dan
pembesaran kristik ginjal, dapat pula disertai pelebaran ureter (hidroureter) (patologi,
UI).

Hidronefrosis adalah obstruksi saluran kemih proksimal terhadap kandung kemih


yang mengakibatkan penimbuhan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter serta
atrofi hebal pada parenkim ginjal (price, 2010)

Hidronefrosis merupakan suatu keadaan pelebaran dari pelvis ginjal dan kalises.
Adanya hidronefrosis harus dianggap sebagai respon fisiologis terhadap gangguan aliran
urine. Meskipun hal ini sering disebabkan oleh proses obstruktif, tetapi dalam beberapa
kasus, seperti megaureter sekunder untuk refluks pralahir, system pengumpulan
mungkin membesar karena tidak adanya obstruksi (arif muttaqin dan kumala sari, 2012).

B. Etiologi

Menurut Kimberly (2011) penyebab dari hidronefrosis adalah sebagai berikut :

1. Hyperplasia Prostat Benigna (BPH)


2. Striktur uretra
3. Batu ginjal
4. Striktur atau stenosis ureter atau saluran keluar kandung kemih
5. Abnormalitas congenital
6. Tumor kandung kemih, ureter, atau pelvis
7. Bekuan darah
8. Kandung kemih neurogenik
9. Ureterokel
10. Tuberkulosis
11. Infeksi gram negative
Sedangkan menurut David Ovedoff (2002) penyebab dari hidronefrosis adalah
sebagai berikut :

1. Tekanan membalik akibat obstruksi congenital.


2. Obstruksi pada perbatasan ureteropelvis (uretropelvic junction), penyempitan
ureter atau kompresi ekstrinsik didapat.
3. Batu atau neoflasma dalam ureter pada perbatasan ureteropelvis dalam
vesika, pada leher kandung kemih, atau prostat.
4. Berkaitan dengan terapi radiasi atau fibrosis retroperitonel.
5. Menyebabkan atoni, fibrosis, dan hilangnya daya peristaltic.
6. Atrofi parenkim ginjal, terutama tubulus kemudian tekanan kembali ke
tubulus proksimal dan glomerolus.

C. Manifestasi klinik

Menurut david ovedoff (2002) tanda dan gejala hidronefrosis adalah :

1. Nyeri dan pembengkakan di daerah pinggang.


2. Kolik menunjukkan adanya batu.
3. Demam dan menggigil bila terjadi infeksi.
4. Mungkin terdapat hipertensi.
5. Beberapa penderita tidak menunjukkan gejala

Menurut Smeltzer & Brenda (2002) pasien mungkin asimtomik jika awitan
terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat menimbulkan rasa sakit dipanggul dan
pinggang. Jika terjadi infeksi maja disuria, menggigil, demam dan nyeri tekan serta
piura akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika kedua ginjal kena
maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti :

1. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).


2. Gagal jantung kongestif.
3. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).
4. Pruritis (gatal kulit).
5. Butiran uremik (Kristal urea pada kulit).
6. Anoreksia, mual, muntah, cegukan.
7. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.
8. Amenore, atrofi testikuler.
D. Pemeriksaan penunjang

Beberapa prosedur digunakan untuk mendiagosa hidronefrosis :

1. Urinalisis :
a) Warna, kejernihan & bau urine.
b) Keasaman (Ph) & berat jenis urine.
c) Protein, glukosa, badan keton dalam urine.
d) Sedimen urine : erytrosit, lekukosit, silinder, Kristal, pus & bakteri.
2. Blood study :
a) Complete blood count :
b) Leukosit : meningkat pada infeksi, peritonitis
c) Erytrosit, HB, HMT : menurun pada CKD
d) Protein serum : menurun pada nepritis
e) Uric acid : meningkat pada kerusakan fungsi renal, kerusakan
absorbi tubuler.
f) BUN ( Blood Urea Nitrogen) : meningkat pada glomerulonefritis,
obstruksi tubuler, obstruksi uropati, syndrome nefrotik.
g) Kreatinin serum : meningkat pada insufisiensi ren.
3. Imaging study :
a) CT Scan renal & MRI (Magnetic Resonance Imaging) : teknik non
invasive untuk memberikan gambaran penampang ginjal & saluran
kemih yang sangat jelas
b) IVP (Intravenous Pyelogram ) : visualisasi ginjal, ureter & vesika
urinaria dengan memasukkan kontras radiopaque melalui intravena
kmd dilakukan foto rontgent
c) Voiding Cystourethrogam :
a Memasukkan medium kontras kedalam bladder dengan
tekanan syringe kemudian dilakukan pengambilan gambar
dengan fluoroskopi.
b Dilakukan pada pasien infeksi saluran kemih, striktur
ureta/katup, BPH, vesikoureteral refluk.
d) USG : Mengetahui akumulasi cairan, massa, malformasi, perubahan
ukuran organ (renal hypertropi), urinary obstruksi, lesi renal (abces,
kista, batu ginjal).
E. Komplikasi
Menurut Kimberly (2011) penyakit hidronefrosis dapat menyebabkan komplikasi
sebagai berikut :
1. Batu ginjal
2. Sepsis
3. Hipertensi renovaskuler
4. Nefropati obstruktif
5. Infeksi
6. Pielonefritis
7. Ileus paralitik
F. Penatalaksanaan

Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari hidronefrosis


(obstruksi, infeksi) dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi ginjal. Untuk
mengurangi obstruksi urin akan dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau tipe disertasi
lainnya. Infeksi ditangani dengan agen anti microbial karena sisa urine dalam kaliks
akan menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan
mengangkat lesi obstruktif (batu ginjal, tumor, obstruksi ureta). Jika salah satu fungsi
ginjal rusak parah dan hancur maka nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan
(Smeltzer dan Bare, 2016).

1. Pada hidronefrosis akut :


aJika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat,
maka air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dilakukan
(biasanya melalui sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit).
b Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu,
maka bias dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu.
2. Hidronefrosis kronik diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi
penyumbatan air kemih. Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat
melalui pembedahan dan ujung-ujungnya disambungkan kembali.
a Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari
jaringan fibrosa.
b Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan
pembedahan untuk melepaskan ureter dan menyambungkannya
kembali di sisi kandung kemih yang berbeda.
c Melebarkan uretra dengan dilator
d Jika ureter tersumbat, maka pengobatannya meliputi :
1) Terapi hormonal untuk kanker prostat.
2) Pembedahan

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Abses Hepar Fix
    LP Abses Hepar Fix
    Dokumen23 halaman
    LP Abses Hepar Fix
    Muhammad Farid Ariful Hadi
    100% (1)
  • LP Trauma Abdomen
    LP Trauma Abdomen
    Dokumen20 halaman
    LP Trauma Abdomen
    Muhammad Farid Ariful Hadi
    Belum ada peringkat
  • LP Cos
    LP Cos
    Dokumen22 halaman
    LP Cos
    Muhammad Farid Ariful Hadi
    Belum ada peringkat
  • LP Apb
    LP Apb
    Dokumen13 halaman
    LP Apb
    Muhammad Farid Ariful Hadi
    Belum ada peringkat