Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Umat Islam tetap menjaga moderasi ( wasathiyyah) dalam keberagaman, sebagaiman


diketahu dalam 15 tahun terahir ini, dunia disibukkan oleh perilaku sebagian kelompok gerakan
Islam yang mendukung dan mempraktekkan Fanatisme dan ekstrimisme.

Moderasi beragama adalah wacana keagamaan yang berkembang sejak beberapa tahun
kebelakang ini, kata moderasi berasal dari bahasa latin moderatio, yang berarti kesedangan.
Maksud kesedangan disini adalah tidak kelebihan dan tidak kekurangan. Secara bahasa menurut
kamus besar bahasa Indonesia , istilah moderasi berakar dari kata sifat moderat yang berarti selalu
menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrim. Kata ini juga bisa dimaknai
berkecenderungan kearah dimensi jalan tengah.

Pengertian moderasi beragama yang paling mendekati dalam istilah AL Quran yakni
wasathiyah yang berati pertengahan dari swgala sesuatu, kata ini juga berati adil, baik, terbaik,
paling utama, hal ini diterangkan dsalam surat Al Baqarah ayat 143 ( wa kadhalika ja’lakum
ummatan wasathan ) yang di jadikan sebagai titik tolak moderasi beragama.

Ada tiga kunci dalam penerapan wasathiyah ini , yakni pengetahuan yang benar, emosi
yang terkendali, dan kewaspadaan. Tanpa ketiga hal ini wasathiyyah akan sangat susah bahkan
mustahil untuk di wijudkan.

Dalam konteks pendidikan Islam moderasi ini berarti mengajarkan agama bukan hanya
untuk membentuk individu yang saleh secara personal, tetapi juga mampu menjadikan agamanya
sebagai insreumen untuk menghargai umat agama lain.

Keunikan moderasi Islam di Indonesia adalah umat islam sebagai mayoritas, tetapi para
pemimpin dan para ulamanya menerima empat pilar kebamgsaan: Pancasila, bhineka tunggal ika .
NKRI dan UUD 1945. Moderasi Islam di indonesia senantiasa di junjung dan dikembangkan oleh
Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah. NU dengan gagasan islam nusantaranya yang sejalan
dengan islam wasathiyyah, dan muhammadiyah dengan gagasan islam berkelanjutannya, juga
merupakan islam wasathiyah.

Dalam konteks kehidupan berbangsa , moderasi dalam beragama sangat erat kaitannya
dengan menjaga kebersamaan dengan memiliki sikap tenggang rasa. Hal itu agar paham agama
yang berkembang tidak bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan

Moderasi beragama dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai moderasi beragama, ada lima nilai
moderasi beragama yaitu, adil dan berimbang, yaitu niklai yang mengajarkan untuk memiliki prinsip
keadilan dan keberimbangan dalam aspek-aspek kehidupan. Terutama berkenaan dengan
hubungan antar manusia . nilai akan lebih mudah terbentuk jika seseorang memiliki karakter utama
dalam dirinya diantaralain adalah kebijaksanaan, ketulusan dan keberanian. Karena sikap modrat
selalu memilih jalan tengah, dan akan lebih mudah diwujudkan apabila seseorang memiliki
keluasan pengetahuan agama yang memadai sehingga dapat bersikap bijak tahan godaan,
sehingga dapat bersikap tulus tanpa beban , serta tidak egois dengan tafsir kebenarannya sendiri ,
sehingga berani mengikuti tafsir kebenaran orang lain, dan berani menyampaikan pandangannya
berdasarkan ilmu . dengan nilai ini moderat beragama berarti percayadiri dengan esensi ajaran
agama yang diperlukannya, yang mengajarkan prinsip adil dan berimbang, tetapi berbagi
kebenaran sejauh menyangkut tafsir agama.

Kedua , kerjasama dalam moderasi beragama, meniscayakan adanya keterbukaan dan


penerimaan masing-masing kelompok yang berbeda, untuk itu dalam kerjasama setiap individu
pemeluk agama, apapun suku etnis, budaya , agama dan pilihan politiknya, harusmau saling
mendengarkan satu sama lain, sehingga belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi
perbedaan pemahaman keagamaan diantara mereka serta dan saling memberikan kontribusi
dalam pemecahan persoalan kehidupan bersama .

Ketiga rahmat atau kasih sayang yakni bahwa manusia hidup karena adanya rahmat dan
kehidupan orang lain juga menjadi rahmat bagi semua orang. Keragaman di indonesia ketika di
terima sebagai rahmat tuhan dan kekayaan bangsa , maka akan menghindarkan percekcokan dan
konflik , dan akan memunculkan saling kasih sayang, diantara sesama manusia anak bangsa. Hal ini
terjadi jika keragaman tidak dianggap sebagai ruang pemisah yang lahir dari sikap kekitaan,
menganggap orang lain bukan dari bagian dari kelompok kita.

Keempat, toleransi moderasi beragama tidak dapat dipisahkan dari toleransi atau toleran,
yaitu sikap saling menghargai dan memberikan kesempatan orang lain untuk bersikap dan
bertindak sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Moderasi beragama adalah sebuah proses
, dan toleransi adalah hasil dari sebuah moderasi beragama. Kata toleran bisa diartikan sebagai
kelapanagan dada dalam lenertian suka terhadap siapapun , membiarkan orang lain berpendapat
atau berpendirian lain, tak mau mengganggu kebebasan berfikir dan berkeyakinan sesuai dengan
keyakinannya. Toleransi dalam hal ini dirumuskan sebagai suatu sikap keterbukaan untuk
mendengan pendapat yang berbeda . toleransi berfungsi secara dua arah yakni mengemukakan
pandangannya sendiri , dan sekaligus menerima pandangan orang lain. Namun tidak merusak
keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Hakikat toleransi terhadap agama-agama lain
merupakan suatu syarat terwujudnya kerukunan nasional.

Kelima , kemaslahatan moderasi beragama dibumi nusantara, dikelola dan dikembangkan


untuk mencipakan kemaslhatan bersama. Kemaslahatan adalah salahsatu nilai kehidupan
terpenting, terkuat yang diajarkan agama. Karena keterbatasan manusia, bangsa dan negara
menjadi ruanglingkup tugas ini. Bagaimana manusia menelola bumi dimana ia tinggal agar
mencapai kemaslahatan bersama yakni, negara yang adil, maknur dan sentosa kerangka pikir ini
dapat di temukan dalam setiap agama dalam bentuk keyakinan , bahwa mencintai negeri adalah
sebagian dari keimanan .keseimbangan antara keagamaan dan kebangsaan justru menjadi mdal
besar bagi kemaslahatan bangsa.

Bentuk kegiatan moderasi beragama di titik beratkan pada dua gerakan moderasi beragama
yang meliputi ;

1. Kebangsaaan atau keindonesian


Moderasi beragama dalam konteks keindonesiaan atau kebangsaan merupakan
suatu hal yang dianggap penting untuk melihat sejauh mana , cara pandang sikap dan
praktik beragama seseorang terkait penerimaan pancasila sebagai idiologi negara ,serta
penolakan idiologi yang berlawanan dengan pancasila serta nasionalisme. Sementara itu
penerimaan pancasila sebagai idiologi negara dapat dilihat dari penerimaan aturan-aturan
yang ada di bawahnya, kdragaman ras, suku ,agama , budaya yang tertuang dalam bhineka
tunggal ika dan komitmen terhadap suatau negara yang terpatri dalam negara kesatuan
republik indonesia.
2. Toleransi Keberagaman
Toleransi merupakan sikap untuk memberikan ruang dengan tidak mengganggu
orang lain untuk berkeyakinan. Toleransi menekankan sikap terbuka, lapang dada , sukarela,
dan lembut dalam menerima perbedaan, sehingga toleransi selalu disertai dengan sikap
hormat , menerima orang yang berbeda sebagai bagian dari dirikita, berpikir positif
terhadap perbedaan tersebut.
Toleransi sangat di butuhkan dalam dunia demoktasi sebab ia akan menjadi
pondasi dan roda dalam menjalankan demokrasi, sebab demokrasi hanya bisa jalan ketika
seseorang dapat menguatkan pendapatnya dengan baik dan benar,sekaligus mampu
menerima pendapat oranglain. Aspek toleransi sebenarnya tidak hanya terkait dengan
keyakinan agama, namun bisa terkait dengan perbedaan ras, jenis kelamin, suku , bdaya
dan yang lainya.
Toleransi beragama yang menjadi tekanan adalah toleransi antar agama dan
toleransi intra agama, toleransi agama merupakan inti dari moderasi beragama . dengan
toleransi beragama kita dapat melihat sikap kita pada pemeluk agama lain, sedangkan
toleransi intra agama dapat digunakan untuk menyikapi perbedaan amalan dan madzab
pada agama tersebut.

Anda mungkin juga menyukai