PENDAHULUAN
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas
bukanlah asal pakai, tetapi telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu
tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu.
Pemakaian metode yang satu digunakan unutk mencapai tujuan yang satu,
sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan
yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang
telah dirumuskan.
dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang
akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan
berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain
upaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah
melaksanakan tugasnya.
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam
professional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-
diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk
yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan
pelajaran, tetapi teaching is primarily and always the stimulation of learner
(Wetherington, 1986: 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan
yang konstruktif.
mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evalusi dengan berbagai factor
yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat
keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik dan
Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik yang
mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah
kembali.
rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam
perisiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan
diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi
yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan
mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan
alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang
alat-alat evaluasi.
bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana
dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut,
setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non
perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial,
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru
salah satu metode pengajaran dalam penyampaian materi dengan tujuan agar
materi yang disampaikan guru dengan baik, maka guru dapat memilih salah satu
membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai,
baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong
Pelajaran………”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
3. Memberikan tanggung jawab dan rasa keadilan bagi guru dalam hal proses
dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang
bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih
Dorongan dan kemauan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
F. Batasan Masalah
meliputi:
TahunPelajaran 2005/2006.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun ajaran
2005/2006.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup
berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,
1996: 14).
belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang
bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan
dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi
tertentu.
B. Metode Ceramah
1. Pengertian
a. Dapat menamung kelas besar dan tiap siswa mempunyai kesempatan yang
murah.
b. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat
c. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi
d. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus
metode ceramah tergantung sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada
lama digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam
tidak akan mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa
efektif. Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat,
a. Membangkitkan Minat
kisah fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian
mendapatkan jawabannya.
yang telah disajikan selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis
ringan.
- Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah
pengajaran.
penilaian diri.
C. Simulasi
siswa bisa berperan seperti orang-orang atau dalam keadaan yang dikehendaki.
Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang
dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam
tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih
konpeksi pakaian.
- Menyenangkan siswa.
sebenarnya.
- Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban/ kurang cakap.
Walaupun teknik ini baik dan memiliki keunggulan, tetapi masih juga
- Efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.
batas.
- Sering mendapat kritik dari orang tua karena dianggap permainan saja.
D. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi
belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam
belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan
1. Macam-macam Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada
yang pokok.
motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu
dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya
hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang
lain.
2) Pace Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan
siswa TIK yang akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha
Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang
perbuatan.
5) Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang
besar.
6) Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar
dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam
kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan.
Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan
lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai
yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi
siswa.
yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang
dari laur, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan
lain sebagainya.
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur
hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pebelajar
(1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atu memaknai
sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, maka
Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan prestasi
dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil belajar
dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu
sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil belajar berbeda
jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan
misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.
dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah
pelajaran tertentu.
penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh tenaga
atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan Marimba (1978:
F. Materi Sejarah
Pada saat ini sedikit perhatian yang ditujukan pada pembelajaran Sejarah
ceramah dan Tanya jawab merupakan strategi yang paling sering digunakan
konvensional masih merupakan sumber belajar yang primer. Dengan cara yang
seperti ini tidak mengherankan kalau siswa cenderung secara umum apatis
terhadap gejala sosial. Karena yang ditemukan dalam pembelajaran Sejarah hanya
fakta-fakta dan bukan ide-ide (Armento: 1986) sebagai mana dikutip Karwono
(1993: 61).
yang lain menggambarkan refleksi sifat dari pembelajaran Sejarah dan kurangnya
konsensus pada definisi yang jelas dari tujuan Sejarah. Perilaku siswa dianggap
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai penelitia; (b)
eksperimental.
penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian
tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru
secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi.
peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,
sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
………………………………..
2. Waktu Penelitian
3. Subyek Penelitian
B. Rancangan Penelitian
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
3).
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
Putar
an 1
Refleksi Rencana
Rencana
awal/rancangan
awal/rancangan Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi Putar
an 3
Tindakan/
Observasi
Rencanayang
yang
Refleksi Rencana
direvisi
direvisi
Tindakan/
Observasi
Gambar 3.1 Alur PTK
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
4. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi. Tes formatif ini diberikan setiap
akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (objektif).
penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan
reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang
a. Validitas Tes
ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini
N XY X Y
rxy
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2
(Suharsimi Arikunto,
2001: 72)
b. Reliabilitas
2r1 / 21 / 2
r11 (Suharsimi Arikunto, 2001: 93)
(1 r1 / 21 / 2 )
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar
dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.
c. Taraf Kesukaran
kesukaran adalah:
B
P (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
Js
d. Daya Pembeda
B A BB
D PA PB (Suharsimi Arikunto, 2001: 211)
JA JB
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA
PA Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA
BB
PB Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
pembelajaran.
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ N = Jumlah siswa
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
BAB IV
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan
dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes
1. Validitas
perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
2. Reliabilitas
dengan r (95%) = 0,396. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah
- 21 soal mudah
- 15 soal sedang
- 10 soal sukar
4. Daya Pembeda
berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek
sebanyak 15 soal, berkriteria cukup 22 soal, berkriteria baik 8 soal, dan yang
berkriteria tidak baik 1 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan
pembeda.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
dipersiapkan.
siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 70 √ 14 80 √
2 60 √ 15 70 √
3 70 √ 16 40 √
4 80 √ 17 80 √
5 80 √ 18 60 √
6 70 √ 19 50 √
7 70 √ 20 80 √
8 50 √ 21 60 √
9 70 √ 22 80 √
10 60 √ 23 70 √
11 70 √ 24 70 √
12 90 √ 25 80 √
13 60 √ jumlah 820 8 4
Jumlah 900 9 4
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2500
Jumlah Skor Tercapai 1720
Rata-Rata Skor Tercapai 68,80
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,80 dan ketuntasan belajar
mencapai 68,00% atau ada 17 siswa dari 25 siswa sudah tuntas belajar.
dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih
merasa asing dan bingung dengan gabungan metode ceramah dengan
c. Refleksi
tujuan pembelajaran
d. Refisi
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat
jumlah siswa 25 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut.
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 100 √ 14 80 √
2 60 √ 15 80 √
3 80 √ 16 60 √
4 70 √ 17 80 √
5 90 √ 18 70 √
6 70 √ 19 60 √
7 70 √ 20 100 √
8 60 √ 21 60 √
9 70 √ 22 90 √
10 80 √ 23 70 √
11 70 √ 24 80 √
12 90 √ 25 80 √
13 70 √ jumlah 910 9 3
Jumlah 980 11 2
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2500
Jumlah Skor Tercapai 1890
Rata-Rata Skor Tercapai 75,60
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
adalah 75,60 dan ketuntasan belajar mencapai 80,00% atau ada 20 siswa
dari 25 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
belajar siswa ini karena siswa-siswa telah mulai terbiasa dengan metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru, disamping itu peningkatan ini
c. Refleksi
1) Memotivasi siswa
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
jumlah siswa 25 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut.
Table 6. Distribusi Nilai Tes Pada Siklus III
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 90 √ 14 90 √
2 70 √ 15 80 √
3 70 √ 16 80 √
4 70 √ 17 70 √
5 80 √ 18 80 √
6 70 √ 19 60 √
7 80 √ 20 100 √
8 80 √ 21 80 √
9 70 √ 22 80 √
10 90 √ 23 70 √
11 70 √ 24 80 √
12 90 √ 25 80 √
13 70 √ jumlah 950 11 1
Jumlah 1000 13 -
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2500
Jumlah Skor Tercapai 1950
Rata-Rata Skor Tercapai 78,00
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Klasikal : Tuntas
sebesar 78,00 dan dari 25 siswa yang telah tuntas sebanyak 24 siswa dan
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
d. Revisi Pelaksanaan
dengan metode simulasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta
dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan
C. Pembahasan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
(ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing
68,00%, 80,00%, dan 96,00%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara
dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.
metode simulasi yang paling dominan adalah bekerja dengan sesama siswa,
siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat
dikategorikan aktif.
metode simulasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar Sejarah lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal
sering melatih siswa dengan berbagai metode yang berbeda, walau dalam
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Fakultas Tarbiyah IAIN Antasasi. Banjarmasin.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan
Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
PENERAPAN GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN
METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATAKAN PRESTASI
BELAJAR SEJARAH
PADA SISWA KELAS ………………………………………….
TAHUN 2005/2006
OLEH
………………………………….
NIP: ……………………………
Setelah membaca dan mencermati karya tulis ilmiah yang merupakan ulasan hasil
penelitian yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan .
………………………………………………. hasil karya dari:
Nama : …………………………
NIP : ……………………………..
Unit Kerja : . …………………………………..
Judul : Penerapan Gabungan Metode Ceramah Dengan Metode
Mengetahui
Ketua PGRI Kepala . ………………..
Kab. ……………. Kec. ………….Kab. …………
………………………………. …………………………………
NPA:………………….. NIP:
……………………….
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi penetapan angka
kredit kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional guru. Karya tulis ilmiah ini tidak
dipublikasikan tetapi telah disetujui dan disahkan untuk didokumentasikan di
perpustakaan .………………………Kec. ………….. Kab. …………………..
Tanggal : ……………………
Pustakawan Kepala
………………………. ………………………………….
NIP:………………… NIP: …………………..
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan
karya ilmiah dengan judul “Penerapan Gabungan Metode Ceramah Dengan Metode
2005/2006”, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di
karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan.
Penulis
ABSTRAK
……………….., 2005. Penerapan Gabungan Metode Ceramah Dengan Metode
Simulasi Untuk Meningkatakan Prestasi Belajar Sejarah Pada Siswa Kelas
…………. SDN …………… Kec. …………… Kab. ……………. Tahun
2005/2006
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka
melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam perisiapan
itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode
mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena
itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus
memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes
dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Apakah
gabungan metode ceramah dengan metode simulasi berpengaruh terhadap hasil
belajar Sejarah? (b) Bagaimanakah pengaruh gabungan metode ceramah dengan
metode simulasi terhadap motivasi belajar siswa?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh
gabungan metode ceramah dengan metode simulasi terhadap hasil belajar Sejarah. (b)
Untuk mengungkap gabungan metode ceramah dengan metode simulasi terhadap
motivasi belajar Sejarah.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas ……….. .
…………………. Kec. …………….. Kab. ……………….. Data yang diperoleh
berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (68,00%), siklus II (80,00%),
siklus III (96,00%).
Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan gabungan metode ceramah
dengan metode simulasi dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi
belajar Siswa . ………………… Kec……………….. Kab. ……………………, serta
model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran
Sejarah.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iv
Abstrak ............................................................................................................. v
Daftar Isi .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
C. Pembahasan ....................................................................... 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 43
B. Saran .................................................................................. 44