SKRIPSI
OLEH
LEON JONATHAN
NIM : 131000683
OLEH
LEON JONATHAN
NIM : 131000683
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
ini, dan semua itu berkat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Bapak Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes, selaku Ketua Departemen Keselamatan
Utara.
4. Ibu Dr. Halinda Sari Lubis, M.KKK, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
skripsi ini.
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Ibu Isyatun Mardhiyah Syahri, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II
6. Ibu Ir. Kalsum, M.Kes, selaku Dosen Penguji I yang telah banyak
7. Ibu Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah
8. Ibu Dr. dr. Linda Trimurni Maas, MPH, selaku Dosen Pembimbing
pendidikan.
yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu selama penulis mengikuti
10. Yang tercinta orang tua penulis Dosmansius Nahampun dan Arlina Br Karo
Karo, saudara penulis Hery Syamsius Nahampun dan Oswald Agasy Nahampun
11. Kepada teman seperjuangan di PBL Desa Pematang Sijonam Nadia Safira, Rizky
Nanda, Monika Meutia, Dinda Dwi Khairani, Fitrie Rahmadhani, dan Grace
Reza Ahmad Fahmi Ginting, Findy Anwari Lubis, Makmur Siregar, dan Kamwar
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13. Teman-teman seperjuangan Peminatan K3, Very Bastian, Juniman Sagala,
Cyntia Irayanti Sitorus, Anri Mario Rumapea, Asrina Tan, Desti Apriani,
peminatan K3 2013.
skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.5 Job Safety Analysis (JSA) ...................................................... 45
2.5.1 Manfaat Job Safety Analysis (JSA) ............................ 46
2.5.2 Langkah Melakukan Job Safety Analysis (JSA) ........ 47
2.6 Kerangka Konsep ................................................................... 50
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.4 Analisis Bahaya Keselamatan Pekerja pada Stasiun Kernel
(Kernel Station) ...................................................................... 81
5.5 Analisis Bahaya Keselamatan Pekerja pada Stasiun
Pembakaran (Boiler Station) .................................................. 83
DAFTAR LAMPIRAN
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Kecelakaan Kerja di PT. PP. London Sumatera Tbk
Begerpang POM Tahun 2006 ........................................................ 65
Tabel 4.2 Data Kecelakaan Kerja di PT. PP. London Sumatera Tbk
Begerpang POM Tahun 2007 ........................................................ 66
Tabel 4.3 Data Kecelakaan Kerja di PT. PP. London Sumatera Tbk
Begerpang POM Tahun 2008 ........................................................ 66
Tabel 4.5 Analisis Bahaya Keselamatan Pekerja pada Stasiun Perebusan ... 73
Tabel 4.6 Analisis Bahaya Keselamatan Pekerja pada Stasiun Klarifikasi ... 74
Tabel 4.7 Analisis Bahaya Keselamatan Pekerja pada Stasiun Kernel ......... 74
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Leon Jonathan, lahir pada tanggal 7 Mei 1995 di Jakarta.
Nomor 17, Kota Tangerang. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara
Swasta SHALOM 2 BKKK Tangerang pada Tahun 2001 hingga selesai pada
Maria 2 Tangerang pada tahun 2007 hingga selesai pada tahun 2010, kemudian
pada tahun 2010 hingga selesai pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis
tahun 2017.
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit dan inti sawit
devisa bagi negara Indonesia. Prospek cerah dari industri kelapa sawit dalam
Indonesia banyak terdapat di Pulau Sumatera dan salah satunya adalah Provinsi
Sumatera Utara. Di Sumatera Utara sampai saat ini tercatat luas areal
perkebunan kelapa sawit sekitar 600.000 hektar dengan jumlah buruh sekitar
daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Kualitas produk
yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia (SDM) yang
dimiliki tiap perusahaan. SDM sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-
Dengan kata lain, setiap aktivitas yang melibatkan faktor manusia, mesin dan
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
bahan serta melalui tahap-tahap proses, memiliki risiko bahaya dengan tingkat
2012). Akibat dari kecelakaan kerja pihak perusahaan akan mengalami kerugian
yang besar baik dari alat-alat kerja maupun kecenderungan pekerja untuk celaka
(accident proneness) (Anizar, 2009). Secara garis besar kejadian kecelakaan kerja
disebabkan oleh dua faktor, yaitu tindakan manusia yang tidak memenuhi
Potensi bahaya dan risiko di tempat kerja antara lain akibat sistem kerja
atau proses kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan, yang bersumber dari
tidak aman, buruknya lingkungan kerja, kondisi pekerjaan yang tidak ergonomik,
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
Sering tidaknya dan parah tidaknya kecelakaan kerja tergantung dari jenis
industri dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Dalam industri memiliki peluang
yang lebih banyak untuk terjadinya sebuah kecelakaan kerja. Semakin pekerjaan
Pekerja yang penuh stress dan tenaga banyak menimbulkan kecelakaan kerja.
bara, pabrik cenderung memiliki frekuensi yang banyak dan parah (Winarsunu,
2008).
Oleh karena itu, sesuai dengan peraturan yang berlaku setiap perusahaan yang
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
No.50 Tahun 2013 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160
2013, jumlah kasus penyakit umum pada pekerja ada sekitar 2.998.766 kasus,
dan jumlah kasus penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan berjumlah 428.844
kasus.
pada tahun 2015 mencatat bahwa kasus kecelakaan kerja peserta program
Jaminan Kecelakaan Kerja tahun ini menurun. Hal tersebut dapat dilihat dari
jumlah kasus di tahun 2014 yang mencapai 53.319 kasus, sementara tahun 2015
berjumlah 50.089 kasus. Namun pada awal tahun 2016 data Badan
kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi, dimana hingga akhir 2015 telah
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
yang akan terjadi. Apabila bahaya tersebut tidak bisa dihilangkan, maka tindakan
pada workshop PT. X Medan (2015), terdapat potensi bahaya pada proses
painting seperti bahaya ergonomi akibat sikap kerja yang tidak aman yang
gangguan pernapasan, dan bahaya listrik yang dapat menimbulkan luka bakar
analisis bahaya pekerjaan bagian paper machine berdasarkan metode job safety
5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
dryer. Pada pekerjaan penyambungan kertas putus, risiko terbesar terdapat pada
dryer, dan kalender. Risiko terbesar pada pekerjaan pembersihan head box
(confined space) terdapat pada aktivitas pekerja masuk ke dalam head box
melalui manhole serta aktivitas pembersihan dinding bagian dalam dan evener
roll. Pada pekerjaan pembersihan drum dryer (confined space), risiko terbesar
terdapat pada aktivitas pembersihan patahan besi korosif dan pengurasan air
bahaya dengan metode job safety analysis (JSA) pada bagian produksi di PT. PP.
Lonsum Indonesia Tbk., hasilnya adalah pada Stasiun Sterilizer terlepasnya hook
dari cantolan pada lorry dan sambungan hook dengan kabel sling terjadi apabila
kurangnya perawatan pada cantolan hook maupun track lorry dalam keadaan
sangat berminyak dan kotor sehingga berat saat ditarik. Selain itu juga
diakibatkan lorry terlalu penuh sehingga menjadi lebih berat saat ditarik oleh
winch, maka dibutuhkan perawatan pada cantolan serta sambungan kabel sling
dengan hook secara rutin, kabel sling yang rusak atau putus disebabkan karena
pemeliharaan yang kurang. Pada stasiun thresser, mesin thresser pada saat
Pada stasiun kernel tingkat kebisingan stasiun kernel melebihi nilai ambang batas
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
yaitu melebihi atau < 85 dB (A) sehingga operator kernel harus memakai earplug
untuk menghindari penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang mungkin terjadi.
risiko, agar dapat mencegah dan menganggulangi kecekalan agar tidak terjadi
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Begerpang POM (Palm Oil Mill) milik PT. PP.
London Sumatra Indonesia Tbk bergerak dalam bidang pengolahan Tandan Buah
Segar kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil), Palm
Kernel Oil (PKO), pakan ternak (meal) dan kompos. Proses produksi kelapa sawit
dimulai dari penerimaan bahan baku yaitu kelapa sawit dari perkebunan hingga
proses pengiriman CPO dan PKO ke Belawan untuk di ekspor ke luar negeri.
penimbunan sementara TBS (Loading Ramp Station). Pada stasiun tersebut TBS
akan disortasi lalu di masukkan ke dalam lorry dimana lorry tersebut akan
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
sangatlah rentan adanya kecelakaan kerja, seperti tertimpa TBS, lantai yang licin,
dan juga tali capstand yang dapat juga membuat pekerja terjatuh. Setelah TBS
lalu buah yang sudah terlepas dari janjangannya akan dengan sendirinya masuk
palm oil (CPO), dan bagian keras yang tersisa dari hasil pengepressan akan
keselamatan pekerja misalnya lantai yang licin akibat adanya cipratan minyak
yang keluar dari mesin. Risiko yang mungkin terjadi adalah pekerja terpeleset
karena lantai yang licin apabila tidak berhati -hati. Selain itu juga terdapat para
pekerja yang melepas helm saat dalam bekerja, ini dapat membahayakan
pekerja juga pernah mengalami kecelakaan kerja seperti terpeleset akibat lantai
yang licin.
PKS PT.PP LONSUM dan juga pentingnya pengendalian kecelakaan kerja maka
Job Safety Analysis (JSA) di Pabrik Kelapa Sawit PT. PP. LONSUM.
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
bahaya keselamatan kerja pada proses pengolahan kelapa sawit di pabrik kelapa
sawit (PKS) Begerpang POM (Palm Oil Mill) PT. PP. London Sumatra Tbk, Tanjung
Pabrik Kelapa Sawit Begerpang POM PT. PP. London Sumatra Tbk.
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
Karya Akhir ini bermanfaat bagi mahasiswa, fakultas dan juga perusahaan
khususnya dibidang keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu juga, penulis
dapat melihat dan menerapkan secara nyata suatu konsep ilmu di lapangan
kerja .
2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat, yakni dapat menjadi literatur yang akan
Dan nantinya hasil penelitian akan diberikan kepada pihak fakultas sehingga
3. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini dapat menjadi informasi dan
tentang potensi bahaya yang terdapat pada pekerjaan bagian proses produksi
kelapa sawit pada pabrik kelapa sawit (PKS) Begerpang POM (Palm Oil
10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan
Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab setiap orang yang berada di tempat
Selain keselamatan kerja, hal yang perlu menjadi perhatian oleh suatu
badan usaha adalah kesehatan kerja. Menurut Tarwaka (2014), kesehatan kerja
lingkungan kerja maupun penyakit umum dengan tujuan agar pekerja memperoleh
Kesehatan kerja sebagai suatu aspek atau unsur kesehatan yang erat berkaitan
dengan lingkugan kerja dan pekerjaan, yang secara langsung maupun tidak
11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
upaya dan pemikiran untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohaniah diri manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya
beserta hasil karyanya dalam rangka menuju masyarakat yang adil, makmur dan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap pekerjaan yang dilakukan.
berikut :
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-
nilai agama.
kesehatan kerja.
12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
indistri.
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
selektif mungkin.
pegawai.
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
2.2 Potensi Bahaya dan Risiko Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh
mungkin akan timbul dan memberikan dampak atau kerugian bagi perusahaan
pada umumnya dan pekerja pada khususnya. Dampak yang ditimbulkan dari
kecelakaan kerja sangat beragam, yaitu pekerja mengalami luka ringan sampai
luka yang dapa membuat cacat permanen, perusahaan kehilangan jam kerja untuk
pengobatan korban kecelakaan, dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu dilakukan
sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian,
dapat berupa berbagai konsekuensi dan dapat dibagi menjadi empat kategori,
dimana setiap kategori memiliki potensi bahaya yang berbeda-beda. Kategori yang
14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
Tabel 2.1. Potensi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Didasarkan Pada
Dampak Korban
kesehatan akan muncul bila seseorang melakukan kontak dengan sesuatu yang
15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
(exposure) yang berlebihan. Potensi bahaya kesehatan yang biasa terjadi di tempat
kerja dapat berasal dari lingkungan kerja, antara lain faktor kimia, faktor fisik,
dari pajanan berbagai bahan kimia. Bahan kimia yang memiliki sifat
system tubuh dan organ lainnya. Bahan kimia berbahaya dapat berbentuk
padat, cairan, uap, gas, debu, asap atau kabut dan masuk ke dalam tubuh
wajah. Terkadang zat-zat juga masuk melalui luka dan lecet atau
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
gangguan kulit lainnya dalam bentuk gata-gatal, kulit kering dan pecah-
aluminium, Cu, Zn, timbal, magnesium, serta senyawa lain seperti iron
sembuh– sembuh.
adalah factor di dalam tempat kerja yang bersifat fisik antara lain kebisingan,
17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat
kesehatan, namun hal itu adalah salah satu bahaya fisik utama. Batas
mereka.
terjadi secara teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari
d. Suhu di tempat kerja yang berada diatas atau dibawah batas normal akan
memperlambat pekerjaan. Hal ini adalah respon alami dan fisiologis dan
18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
kerja.
Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah
keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan
Putri (2013) menjelaskan bahwa apabila tubuh terpapar suhu diatas batas
dengan maksimal. Bila usaha tersebut tidak berhasil maka akan timbul
cm. Radiasi gelombang mikro yang pendek <1 cm yang diserap oleh
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
disebabkan oleh virus, bakteri, maupun jamur. Misalnya penyakit kuku sering
di derita oleh para pekerja yang tempat kerjanya lembab dan basah atau bila
mereka terlalu banyak merendam tangan atau kaki di air seperti pencuci.
Penyakit factor biologis ini dapat menular dari satu pekerja ke pekerja lainnya,
Ergonomi adalah studi tentang hubungan antara pekerjaan dan tubuh manusia,
yaitu mengatur pekerjaan dan area kerja untuk disesuaikan dengan kebutuhan
yang nyaman dan efisien bagi pekerja untuk digunakan. Cara kerja harus
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
masalah atau kejadian yang memiliki potensi menyebabkan cedera dengan segera.
2. Faktor material : risiko ledakan, kebakaran dan trauma paparan tak terduga
3. Faktor peralatan : peralatan jika tidak terjaga dengan baik, rentan terhadap
5. Faktor proses : ini termasuk risiko yang timbul dari proses produksi dan
1. Keselamatan Listrik
generator dan dapat mengalir dari satu titik ke titik lain melalui konduktor
dalam rangkaian tertutup (ILO, 2013). Potensi bahaya karena listrik antara
lain :
21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
c. Medan listrik
Sedangkan dampak yang terjadi jika arus kejut listrik mengenai tubuh adalah
sebagai berikut:
b. Panas yang ditimbulkan oleh arus dapat menyebabkan kulit atau tubuh
2. Kebakaran
besar.
maupun alat penunjang lain untuk pemeliharaan mesin produksi, seperti palu,
22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
tidak sesuai dengan prosedur yang benar. Selain itu, terdapat juga sumber-
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan
sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu,
harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses
23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
terjadi di tempat kerja karena adanya potensi bahaya yang tidak terkendali.
yang terjadi di luar tempat kerja dalam kaitannya dengan hubungan kerja.
yaitu unsafe action (faktor manusia) dan unsafe condition (faktor lingkungan).
1. Unsafe Action
2) Cacat fiski
3) Cacat sementara
b. Kurang pendidikan
1) Kurang pengalaman
3) Kurang terampil
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
2. Unsafe Condition
d. Terpapar bising
e. Terpapar radiasi
a. Terjatuh
d. Terbentur benda
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
a. Mesin
5) Mesin-mesin pertanian
6) Mesin-mesin pertambangan
c. Peralatan lain
1) Bejana bertekanan
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
3) Instalasi pendingin
listrik (tangan)
7) Tangga
8) Perancah (steger)
1) Bahan peledak
3) Benda-benda melayang
4) Radiasi
tersebut
e. Lingkungan kerja
1) Di luar bangunan
2) Di dalam bangunan
3) Di bawah tanah
a. Patah tulang
b. Dislokasi/keseleo
27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
c. Regang otot/urat
e. Amputasi
f. Luka-luka lain
g. Luka dipermukaan
i. Luka bakar
l. Mati lemas
n. Pengaruh radiasi
p. Lain-lain
a. Kepala
b. Leher
c. Badan
d. Anggota atas
e. Anggota bawah
f. Banyak tempat
g. Kelainan umum
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
upaya untuk mencari penyebab dari suatu kecelakaan dan bukan mencari siapa
yang salah. Dengan mengetahui dan mengenal penyebab kecelakaan maka dapat
disusun suatu rencana pencegahan dengan program K3. Untuk membuat program
tersebut terdapat beberapa tahapan yang harus dipahami dan dilalui, yaitu :
1. Identifikasi masalah dan kondisi tidak aman. Kesadaran akan adanya potensi
bahaya di suatu tempat kerja merupakan langkah pertama dan utama di dalam
sebagainya.
kecelakaan seperti :
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
b. Model analisa pohon kesalahan (Fault Tree Analysis) yaitu suatu metode
c. Model analisa pohon kejadian (Event Tree Analysis) yaitu suatu teknik
d. Model Hazops (Hazard and Operability Study) yaitu suatu metode yang
proses produksi.
terjadinya kecelakaan.
a. Azas rumit (kompleks) yaitu adanya beberapa sebab yang mandiri atau
tidak berhubungan satu dengan yang lain yang bila digabungkan akan
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
b. Azas arti (penting) yaitu factor penyebab utama (paling penting) dalam
terjadinya kecelakaan.
b. Dinding pemisah antara ruangan atau bangunan yang dapat menjamin dan
c. Penyediaan alat pengaman yang sesuai dan cukup pada setiap peralatan,
2. Desain komponen dan peralatan pabrik yang sesuai dengan persyaratan yang
a. Beban statik
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
b. Beban dinamik
otomatis.
upaya minimum.
g. Harus menjadi bagian yang terpadu dengan mesin dan tidak menjadi
beban tambahan.
32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
5. Sistem keselamatan.
panel pengendali.
c. Peralatan komunikasi yang benar serta pelatihan yang sesuai dengan jenis
pekerjaan.
7. Pemeliharaan dan monitoring yang teratur oleh tenaga kerja yang terlatih dan
9. Mengurangi akibat yang terjadi yang dapat dilakukan dengan suatu konsep
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
10. Pelatihan kepada semua pihak yang terlibat dalam proses produksi.
11. Sistem pelaporan yang relevan serta standar dan perbaikan lingkungan kerja.
yang ada sehingga bahaya tersebut dapat dikurangi atau diminimalkan sampai
batas yang dapat diterima (Hughes & Ferrett, 2007). Pengendalian risiko meliputi:
1. Eliminasi
Eliminasi merupakan cara yang paling baik dan efektif dalam menghindari
2. Substitusi
bahan, zat, atau peralatan yang berbahaya dengan bahan, zat, atau peralatan
yang lebih aman. Misalnya penggunaan cat berbasis air lebih aman daripada
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
Hal ini melibatkan pengurangan waktu selama hari kerja dimana pada hari
member pekerja waktu istirahat. Hal ini hanya cocok untuk pengendalian
5. Teknik pengendalian
Hal ini menggambarkan pengendalian risiko dengan cara rekayasa desain dari
pada bergantung pada tindakan pencegahan dari pekerja. Ada beberapa cara
penjaga
6. Housekeeping
Housekeeping adalah cara yang sangat murah dan efektif untuk mengontrol
risiko. Cara ini melibatkan penjagaan tempat kerja yang bersih dan rapi setiap
saat dan memelihara system penyimpanan untuk zat berbahaya dan benda
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
kegiatan kerja. Jika risikonya tinggi atau medium, detail system seharusnya
ada secara tertulis dan harus dikomunikasikan kepada pekerja secara resmi
disampaikan secara lisan. Harus ada laporan bahwa pekerja telah dilatih atau
diinstruksi dalam system kerja yang aman dan pekerja memahami serta akan
mematuhinya.
Pelatihan harus dilakukan agar pekerja dapat bekerja sesuai dengan instruksi
Alat pelindung diri (APD) hanya digunakan sebagai pilihan terakhir karena
lain disekitarnya
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
b. Dalam keadaan darurat dapat menjadi cara yang paling praktis untuk
pabrik.
langkahnya:
1. Apakah ada bahaya terbentur, terpukul, atau lainnya yang membuat luka,
3. Apakah ada potensi untuk terpeleset, atau tersandung? Apakah pekerja dapat
memelintir?
37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
apakah ada konsentrasi gas racun, uap, asap, debu, panas, atau radiasi?
Kadang risiko timbul secara tidak tetap, dan kondisi yang menunjukkan risiko
yang sebenarnya mungkin tidak timbul saat dilakukan pengamatan. Untuk itu
pengalaman mereka.
1. Analisis dan prosedur kerja yang dilaksanakan pada atau di dekat lokasi kerja.
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
ditekan.
yang artinya untuk setiap 30.000 bahaya atau tindakan tidak aman atau
kondisi tidak aman, akan terjadi 1 kali kecelakaan fatal, 30 kali kecelakaan
berat, 300 kali kecelakaan serius, dan 3000 kali kecelakaan ringan.
39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
perusahaan.
dan pengamanan yang tepat dan efektif. Dengan menentukan skala prioritas
komprehensif untuk mengetahui potensi bahaya dari suatu bahan, alat, atau
diklasifikasikan atas:
1. Metoda pasif
3. Metoda aktif
a. Teknik pasif
Bahaya dapat dikenal dengan mudah jika kita mengalaminya sendiri secara
langsung. Cara ini ersifat primitif dan terlamat, karena langkah pencegahan
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
Teknik ini disebut juga belajar dari pengalaman orang lain karena kita tidak
perlu mengalaminya sendiri. Namun teknik ini juga kurang efektif karena;
kejadian kecelakaan.
terulang kembali.
c. Teknik Proaktif
yang merugikan.
41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
pertimbangan dalam menentukan teknik identifikasi bahaya yang tepat antara lain:
antara lain:
1. Manusia
2. Peralatan
3. Proses
a. Manusia
42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
b. Peralatan
Semua peralatan di tempat kerja seperti mesin, pesawat uap, alat angkut, dan
c. Material
Material yang digunakan baik sebagai bahan baku, bahan antara atau hasil
karakteristik masing-masing.
d. Proses
Semua kegiatan dalam proses produksi mengandung bahaya baik bersifat fisis
atau kimia. Tekanan yang berlebihan atau temperatur yang terlalu tinggi dapat
Secara langsung sistem dan prosedur tidak bersifat bahaya, namun dapat
yang bekerja secara terus menerus selama 8 jam maka akan menimbulkan
kecelakaan.
bahaya yang ada sampai level detail dan kemudian menetukan signifikansinya
43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
Job Safety Analysis (JSA) adalah suatu teknik yang dipakai untuk
pencegahan yang memadai ditempat kerja. Dengan kata lain, JSA sebagai
44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
Job Safety Analysis (JSA) digunakan untuk meninjau metode kerja dan
1. Mungkin diabaikan dalam layout pabrik atau bangunan dan dalam desain
gambaran yang paling aman, efisien dari setiap bentuk pekerjaan yang diberikan.
Analisa keselamatan kerja atau JSA bermanfaat dalam keamaan kerja dan
metodekerja.
produktivitas.
45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
kerjaefisien.
baik dan dikenal secara formal dari teknisi sistem modern. Sebagian besar dari
mempersiapkan sebuah daftar dari tipe-tipe kecelakaan yang terjadi untuk produk,
peralatan, sistem, atau daerah operasi yang diteliti. Setelah semua bahaya telah
pengawasan atau kontrol terhadap desain untuk mengetahui hubungan tiap bahaya
dengan tahapan suatu pekerjaan. Solusi yang biasa digunakan untuk mengontrol
46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
dasar dari sebuah pekerjaan yang spesifik dan untuk mempersiapkan suatu daftar
diizinkan untuk memberi kontribusi maka semakin sukses dan efektiflah JSA
tersebut. Metode pelaksanaan yang efisien pada analisa keselamatan kerja adalah
melalui observasi langsung pada performa kerja. Dalam banyak hal observasi
langsung mungkin tidak praktis, seperti pada pekerjaan baru dan hal lain yang
jarang dikerjakan. Pada kondisi seperti ini JSA dapat dibuat melalui diskusi
a. Frekuensi kecelakaan.
47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
JSA.
c. Kekerasan potensi
a. Pekerjaan baru
Untuk setiap pekerjaan baru harus memiliki JSA. Analisa tidak boleh
e. Mendekati Bahaya
JSA.Hal ini dimaksudkan agar potensi bahaya yang sering terjadi itu
tahapan pekerjaannya. Tahapan setiap pekerjaan harus dijelaskan secara jelas dari
48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
potensi bahaya harus dicermati dan dianalisa dengan baik agar semua potensi
Pada tahap terakhir dari dari analisa kecelakaan kerja adalah melakukan
dapat dikerjakan secara aman, efektif dan efisien. Dalam mengendalikan bahaya,
intervensi yang paling efektif yang dapat kita lakukan adalah dengan menerapkan
hirarki kontrol. Tahapan hirarki control yang dimaksud adalah sebagai berikut:
49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50
kerja yang benar atau melakukan prosedur kerja yang baik dalam suatu
2. Stasiun Perebusan
Analisis Bahaya
(Sterilizer Station)
Job Safety Analysis
3. Stasiun Klarifikasi
(JSA) Instrumen (Clarification Station)
4. Stasiun Kernel
(Kernel Station)
5. Stasiun Pembakaran
(Boiler)
50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif yaitu
proses kerja dengan menggunakan metode JSA (Job Safety Analysis) di proses
pengolahan kelapa sawit di pabrik kelapa sawit (PKS) Begerpang POM (Palm Oil
Mill) PT. PP. London Sumatra, Tbk. Studi deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
Oil Mill) PT. PP. London Sumatra Tbk, Kelurahan Batu Lokong, Kecamatan Galang,
September 2017.
51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
Objek yang diteliti adalah pada bagian pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Begerpang POM PT. PP. London Sumatra yang terdiri dari proses (loading ramp)
dokumentasi.
Data sekunder diperoleh dari data-data dan studi literatur terkait analisis
bahaya dengan metode JSA (Job Safety Analysis), serta dokumen perusahaan PT.
b. Data proses kerja pada stasiun penampungan Tandan Buah Segar (TBS)
pembakaran (boiler station) di PT. PP. London Sumatera Tbk Bgerpang POM.
Kerja.
Instrumen yang digunakan adalah teknik JSA (Job Safety Analysis) yang
(boiler station).
pekerja menarik lori yang terisi TBS dengan capstand menuju perebusan.
perebusan, lalu pekerja menarik keluar lori yang sudah direbus dengan
conveyor.
Palm Oil).
mesin kernel untuk membersihkan biji dari serat dan cangkang hingga
6. JSA (Job Safety Analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk
menganalisa bahaya yang terdapat dalam setiap proses kerja di PT. PP.
bahaya terhadap keselamatan pada pekerja. Analisis data dilakukan untuk melihat
selection) dengan bahaya keselamatan yang buruk mempunyai prioritas dan harus
HASIL PENELITIAN
oleh Group Harrissons and Crossfield dari Inggris pada tahun 1906 dengan nama
Harrissons and Crossfield Plc (H & C). Perusahaan ini merupakan bekas hak
undang Hak Guna Usaha (UU HGU) yang ditegaskan dalam surat Menteri
perusahaan ini berada dalam pengawasan pemerintah dengan nama PT. PP.
menjadi Hak Guna Usaha (HGU) selama 30 tahun. PT. PP. London Sumatra
Indonesia Tbk didirikan dengan akte notaris Raden Kadiman di Jakarta tanggal 18
55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
Pada bulan November 1994, perusahaan ini dibeli oleh sebuah perusahaan
Indonesia bernama PT.Pan London Sumatra Plantation (PPLS) senilai US$ 273
juta. PPLS dimiliki oleh Anry Pribadi dari Group Napan dan Ibrahim Risyad dari
Risjadson. Tak lama kemudian, 25% saham Lonsum dialihkan kepada Happy
Cheer Limited (HCL), 75% lainnya tetap dipegang oleh oleh PPLS.
perkebunan (kelapa sawit dan karet) di Sumatera Selatan, satu perkebunan karet di
Sulawesi Selatan, satu perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur dan dua
perkebunan (coklat, kopi dan teh) di Jawa. Pada akhir tahun 1997, Lonsum
dan Sulawesi. Program ekspansi Lonsum berawal pada tahun 1994 dan
seluas 36.371 di Sumatera Selatan dan Sulawesi. Luas total perkebunannya pada
dan teh adalah salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di Indonesia. Pada
bulan Desember 2000, Lonsum telah melakukan penanaman kelapa sawit seluas
39.163 hektar, karet seluas 15.879 hektar, dengan 17 pabrik dan sejumlah
yang terdapat di Pulau Sumatera adalah Begerpang POM (Palm Oil Mill) yang
didirikan pada tahun 2002 dan mulai beroperasi pada tanggal 9 Juli 2003 dengan
Begerpang POM mengolah buah kelapa sawit dari Tandan Buah Segar (TBS)
menjadi minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan inti biji sawit atau Palm
Kernel. Pada awal bulan juli 2006, pabrik menambah hasil produksi yang
dipasarkan yaitu Palm Kernel Oil (PKO) yang bahannya berasal dari inti biji
sawit.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Begerpang POM (Palm Oil Mill) milik PT.
PP. London Sumatra Indonesia Tbk bergerak dalam bidang pengolahan Tandan
Buah Segar kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil),
Palm Kernel Oil (PKO), pakan ternak (meal) dan kompos. Produk yang dihasilkan
oleh pabrik kelapa sawit Begerpang POM dipasarkan ke dalam negeri dan
Serdang.
Produk yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit Begerpang POM akan di
Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Korea, Brazil, Vietnam, Singapura, dan lain-
lain. Sedangkan untuk produksi berupa kompos, langsung digunakan untuk pupuk
di Begerpang Estate.
1. Strive to Excel
tidak pernah puas diri pada hasil yang sudah dicapai saat ini, selalu
2. Integrity
3. Mutual Respect
b. Care and Respect = Peduli dan Respek terhadap orang lain serta
Dalam rangka terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien
sebagai berikut :
Sesuai dengan hasil identifikasi sumber bahaya dan tingkat risiko bahaya
2. Mandor terkait
instruksi kerja yang telah ditetapkan agar terhindar dari bahaya yang ada.
efisien.
cara kerja yang aman serta menggunakan alat pelindung diri (APD).
bahaya.
(K3) yang keanggotaannya terdiri dari unsur pengusaha dan tenaga kerja.
Begerpang POM sebagai salah satu pabrik yang berada dibawah naungan
PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk, sesuai dengan amanat UU No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan diperkuat dengan Peraturan
dengan ini menyatakan berkomitmen untuk lebih giat lagi dalam meningkatkan
kemungkinan terjadinya kecelakaan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
Untuk itu komitmen ini disusun dengan tujuan agar para tenaga kerja dapat
terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, sehingga dengan
Atas dasar hal diatas maka Manager pabrik beserta Staff bersama-sama
dengan Karyawan/i Begerpang Palm Oil Mill dengan ini menyatakan komitmen
1. Kami seluruh personil Begerpang POM baik dari unsur pimpinan maupun
seluruh tenaga kerja yang ada di dalamnya siap sedia mensukseskan program
kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada tahun 2017 sehingga
terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan efisien untuk
incident.
kasus pencemaran, kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tidak ada
terinfeksi HIV/AIDS.
4.2 Analisis Bahaya Keselamatan Kerja dengan Metode JSA (Job Safety
Analysis) di PT. PP. London Sumatera Tbk Begerpang POM
Analysis) menurut Occupational Health and Safety (OSH, 2013) adalah sebagai
berikut:
potensi bahaya harus dicermati dan dianalisa dengan baik agar semua potensi
dapat ditanggulangi.
Pada tahap terakhir dari dari analisa kecelakaan kerja adalah melakukan
kecelakaan kerja pada Tahun 2006 - 2008 dan yang memiliki tingkat bahaya
(Loading Ramp).
Tabel 4.1 Data Kecelakaan Kerja di PT. PP. London Sumatera Tbk
Begerpang POM Tahun 2006
Tabel 4.2 Data kecelakaan kerja di PT. PP. London Sumatera Tbk
Begerpang POM Tahun 2007
Tabel 4.3 Data kecelakaan kerja di PT. PP. London Sumatera Tbk
Begerpang POM Tahun 2008
Station).
beberapa saat sambil menunggu waktu untuk menuju bagian awal dari
sementara TBS yang akan diolah dan lantai sortasi yang digunakan untuk
terbuat dari plat baja. Loading ramp sendiri dilengkapi dengan pintu – pintu
pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Jumlah tenaga kerja
masing-masing lori.
untuk memindahkan lori yang telah diisi TBS menuju jalur ke stasiun
2. Pekerja memasukkan buah yang terjatuh apabila buah keluar dari lori.
sterilizer.
silinder. Pada stasiun ini terdapat dua unit sterilizer dengan kapasitas masing
– masing sterilizer sebesar 5 lori. Setiap lori memiliki kapasitas 10 ton TBS.
ruang panel.
Seperti padatan, lumpur dan air. Jumlah tenaga kerja pada stasiun klarifikasi
tugas :
milling).
(clarification station).
and Tank, Clariffier Tank, Sludge Tank and Pump, dan Pure Oil Tank).
untuk melakukan pemisahan biji (nut) dari serat-serat (fibre) yang masih
melekat dan juga pemisahan dari cangkang (shell). Jumlah tenaga kerja pada
memiliki tugas :
(kernel station).
pembakaran / pemanasan air sehingga menjadi uap panas atau steam. Uap
panas yang telah dihasilkan tersebut kemudian dialirkan ke mesin turbin uap
(boiler station).
milling).
Up).
Station).
Analisis Bahaya
No Urutan Langkah- langkah Kondisi Aktual
Keselamatan Kerja
Pekerja mengoperasikan Pekerja berada di Pekerja dapat terjatuh
mesin untuk membuka Ramp ketinggian dalam dari wilayah
1
supaya buah dapat masuk menjalankan mesin kerjanya.
kedalam lori
Pekerja memasukkan buah Pekerja melakukan saat Pekerja dapat
2 yang terjatuh apabila buah lori sedang diisi buah tertimpa buah TBS
keluar dari lori saat pengisian
Pekerja menarik tali Tali capstand dapat
capstand melukai tangan
Pekerja menarik tali capstand pekerja apabila tidak
3 menuju transfer carriage dirawat/diganti
Pekerja bekerja di daerah Terpeleset saat
yang permukaan lantainya menarik tali capstand
penuh dengan oli
Pada saat mengoperasikan Pekerja dapat terjatuh
alat, pekerja berada di dari wilayah kerjanya
ketinggian dalam
menjalankan mesin
Pekerja berada di transfer Pekerja dapat terjepit
Pekerja memindahkan lori
carriage yang bergerak saat mengoperasikan
4 dengan transfer carriage
transfer carriage
menuju jalur sterilizer
Pekerja mengoperasikan Pekerja dapat
alat yang penuh dengan tersetrum saat
kabel-kabel mengoperasikan
mesin transfer
carriage
Pekerja menarik tali Tali capstand dapat
capstand melukai tangan
pekerja apabila tidak
Pekerja menarik tali capstand
5 dirawat/diganti
menuju sterilizer
Pekerja bekerja di daerah Terpeleset saat
yang permukaan lantainya menarik tali capstand
penuh dengan oli
Pekerja bekerja di daerah Pekerja dapat
Pekerja membersihkan
6 yang permukaan lantainya terpeleset saat
wilayah kerja
penuh dengan oli membersihkan
Analisis Bahaya
No Urutan Langkah- langkah Kondisi Aktual
Keselamatan Kerja
Pekerja berada di Pekerja dapat terjatuh
ketinggian dalam dari wilayah kerjanya
menjalankan mesin
Pada saat menaiki tangga, Pekerja dapat
terdapat banyak pipa-pipa terbentur di bagian
Pekerja naik untuk
besi yang melintang, kepala.
mengoperasikan mesin
1 sehingga pekerja harus
sterilizer yang berada pada
cukup merunduk untuk
ruang panel
melewatinya
Pekerja mengoperasikan Pekerja dapat
alat yang penuh dengan tersetrum listrik saat
kabel-kabel mengoperasikan
mesin
Sistem steam pada Sterilizer memiliki
Sterilizer memiliki suhu potensi meledak
Pekerja mengoperasikan yang sangat tinggi
2 sterilizer Sterilizer menggunakan Pekerja dapat terkena
sistem steam yang dimana luka bakar
dapat membuat cipratan
saat sterilizer beroperasi
Pekerja membuka pintu Pada saat membuka pintu Pekerja dapat
3 sterilizer sterilizer, banyak uap tersembur uap panas
panas yang keluar
Pekerja menarik tali Tali capstand dapat
capstand melukai tangan
Pekerja menarik tali capstand pekerja apabila tidak
4 menuju transfer carriage dirawat/diganti
Pekerja bekerja di wilayah Terpeleset saat
di permukaan lantai yang menarik tali capstand
penuh oli
Pekerja berada di Pekerja dapat terjatuh
ketinggian dalam dari wilayah kerjanya
menjalankan mesin
Pekerja berada di transfer Pekerja dapat terjepit
Pekerja memindahkan lori carriage yang bergerak saat mengoperasikan
5 dengan transfer carriage transfer carriage
menuju jalur tippler Pekerja mengoperasikan Pekerja dapat
alat yang penuh dengan tersetrum saat
kabel-kabel mengoperasikan
mesin transfer
carriage
6 Pekerja menarik tali capstand Pekerja menarik tali Tali capstand dapat
menuju tippler capstand melukai tangan
pekerja apabila tidak
dirawat/diganti
Pekerja bekerja di daerah Terpeleset saat
yang permukaan lantainya menarik tali capstand
penuh dengan oli
Analisis Bahaya
No Urutan Langkah- langkah Kondisi Aktual
Keselamatan Kerja
Pekerjabisa berada di Pekerja dapat
ketinggian dalam terjatuh/terpeleset
menjalankan mesin dari wilayah kerjanya
Pada saat mesin Vibrating Pekerja dapat terkena
Pekerja Mengoperasikan semua
Screen beroperasi, minyak percikan minyak
mesin (Vibrating Screen, DCO
dapat terciprat kluar dan panas
1 pump and tank, Clariffier Tank,
terjatuh di lantai
Sludge tank and Pump, dan
Pure Oil Tank) Pekerja mengoperasikan
alat yang penuh dengan Pekerja dapat
kabel-kabel tersetrum listrik saat
mengoperasikan
mesin
Pekerja melakukan Pekerja dapat
pembersihan di wilayah terjatuh/terpeleset
wilayah ketinggian dari wilayah kerjanya
Pekerja membersihkan wilayah Pada saat pembersihan Pekerja dapat terkena
2 kerja lantai, mesin Vibrating percikan minyak
Screen tetap beroperasi, panas
sehingga minyak dapat
terciprat kluar dan terjatuh
di lantai
Analisis Bahaya
No Urutan Langkah- langkah Kondisi Aktual
Keselamatan Kerja
Mesin conveyor tidak Pekerja dapat terjatuh
memiliki tutup, sehingga lalu terjepit saat pada
mesin beroperasi dalam salah satu conveyor
kondisi terbuka
Pekerja sering menaiki Pekerja tergelicir dari
tangga yang licin dalam tangga
bekerja
Mesin Bulking Silo Pada bulking silo
menggunakan sistem terdapat bahaya
Pekerja Mengoperasikan semua
steam sehingga dapat kebakaran
mesin (Nut Polishing Drum,
1 menghasilkan suhu yang
Nut Conveyor, Kernel Elevator,
tinggi
Bulking Silo, dan Ripple Mill)
Pekerja mengoperasikan Pekerja dapat
alat yang penuh dengan tersetrum listrik saat
kabel-kabel mengoperasikan
Pada saat menaiki tangga, mesin
terdapat banyak pipa-pipa Pekerja dapat
besi yang melintang, terbentur pada bagian
sehingga pekerja harus kepala
cukup merunduk untuk
melewatinya
Pekerja bekerja di wilayah Pekerja dapat
di permukaan lantai yang terjatuh/terpeleset
penuh minyak dari wilayah kerjanya
Pekerja sering menaiki Pekerja dapat
tangga dalam bekerja, tergelincir dari
dimana tangga dalam tangga
Pekerja membersihkan wilayah
kondisi licin kerena
2 kerja
minyak
Pada saat menaiki tangga, Pekerja dapat
terdapat banyak pipa-pipa terbentur pada bagian
besi yang melintang, kepala
sehingga pekerja harus
cukup merunduk untuk
melewatinya
Analisis Bahaya
No Urutan langkah- langkah Kondisi Aktual
Keselamatan Kerja
Pada saat pemanasan Pekerja dapat terkena
mesin (fire up), boiler luka bakar saat boiler
menghasilkan bunga- sedang fire up
bunga api
Pekerja menaiki tangga Pekerja tergelicir dari
saat bekerja untuk tangga
mengoperasikan mesin
Pekerja Mengoperasikan semua
Mesin Boiler Pada boiler terdapat
1 mesin (Boiler, Conveyor/Fan,
menggunakan sistem potensi bahaya
dan Fire Up)
steam yang dimana dapat kebakaran dan
menghasilkan suhu yang ledakan
sangat tinggi
Pekerja mengoperasikan Pekerja dapat
alat yang penuh dengan tersetrum listrik saat
kabel-kabel mengoperasikan
mesin
Pada saat menaiki tangga, Pekerja dapat
terdapat banyak pipa-pipa terbentur pada bagian
Pekerja membersihkan boiler
besi yang melintang, kepala
2 sebelum start milling
sehingga pekerja harus
cukup merunduk untuk
melewatinya
Saat mengisi bahan bakar Pekerja dapat terkena
Pekerja mengisi bahan bakar
3 dengan shell, mesin boiler percikan api
dengan shell
dalam kondisi beroperasi
Pekerja dalam melakukan Pekerja dapat terkena
Pekerja membersihkan wilayah pembersihan dalam luka bakar saat boiler
4
kerja kondisi boiler sedang sedang fire up
beroperasi
BAB V
PEMBAHASAN
Analysis (JSA) pada stasiun penampungan Tandan Buah Segar (TBS) sementara,
telah dilakukan analisis bahaya dan pengendalian didalam prosedur kerja yaitu
sebagai berikut :
1. Setelah TBS sudah sampai pada stasiun, maka pintu ramp akan dibuka dan
secara otomatis buah akan jatuh dengan sendirinya karena kemiringan 30°,
dan akan berjalan melalui conveyor yang megarah ke dalam lori untuk diisi.
dengan alasan ruangan yang panas sehingga tidak nyaman, lalu wilayah kerja
ini berada pada ketinggian yang memungkinkan pekerja dapat jatuh apabila
tidak hati-hati.
2. Buah yang terjatuh ke dalam lori akan diawasi pekerja, apabila terdapat buah
yang jatuh keluar dari lori, maka akan dikutip pekerja dan dikembalikan ke
dalam lori. Menurut hasil penelitian Asrina (2017), pada saat mengutip,
pekerja sangat rentan akan tertimpa buah sehingga bisa terbentur pada bagian
kepala apabila tidak menggunakan safety helmet. Lori yang sudah terisi penuh
akan ditarik dengan tali capstand dan diarahkan menuju transfer carriage.
3. Pekerja memasang tali capstand dan menarik dengan mesin capstand menuju
transfer carriage. Pada saat menarik tali capstand pekerja juga rentan untuk
terpeleset diakibatkan lantai yang licin karena banyak oli di sekitar wilayah
kerja dan memiliki potensi melukai tengan pekerja apabila tidak dilakukan
penggantian dan perawatan secara rutin pada tali capstand. Tali capstand
yang rusak dapat membuat sisinya menjadi tajam. Pada wilayah kerja juga
memiliki permukaan lantai yang licin dan tidak merata akan meningkatkan
kemungkinan terpeleset dan terjatuh karena terjadinya retakan tiba- tiba yang
4. Setelah dari transfer carriage, pekerja akan menarik lori menuju sterilizer
berada diatasnya dan transfer carriage akan bergerak lalu menuju jalur ke
sterilizer, pada saat ini pekerja sangat rentan terjepit diantara transfer
5. Lori yang sudah pada jalur sterilizer, akan kembali ditarik dengan tali
capstand oleh pekerja menuju sterilizer. Pada saat menarik tetap memiliki
potensi yang sama yaitu dapat melukai tangan pekerja, apabila tali capstand
6. Saat mesin sterilizer sudah penuh dengan lori yang terisi, maka pekerja akan
buah yang terjatuh. Pada saat ini pekerja memiliki potensi terpeleset apabila
tidak berhati-hati saat melintasi jalur lori. Jalur lori akan tetap dalam kondisi
kerja seperti peringatan „dilarang melintas saat beroperasi‟ dan juga terdapatnya
APAR khusus untuk stasiun ini meskipun masih terdapat pekerja yang tidak
Analysis (JSA) pada stasiun perebusan, telah dilakukan analisis bahaya dan
perebusan. Pintu sterilizer akan dibuka dan lori pun ditarik kembali dengan
capstand. Setelah sebanyak 5 lori masuk ke dalam sterilizer, maka buah akan
direbus sekitar 90 menit lamanya. Pada saat perebusan pekerja juga rentan
untuk terkena cipratan dari steam uap yang dihasilkan sterilizer. Ruang mesin
yang berada tepat diatas sterilizer juga memiliki potensi bahaya untuk
tergelincir pada tangga saat pekerja menaikinya. Ruang mesin juga berpotensi
2. Buah yang siap direbus, akan ditarik kembali dengan capstand lalu diarahkan
hasil penelitian Cipto (2010), pekerja juga memiliki potensi bahaya terpeleset
dan tertusuk serabut benang tali saat menarik tali capstand, lalu pada saat
3. Lori yang sudah diarahkan, akan masuk ke tippler lalu lori tersebut akan
berputar 180° secara perlahan, sehingga isi/buah yang sudah direbus akan
wilayah kerja bagian ini, pekerja memiliki potensi bahaya untuk terjatuh ke
dalam conveyor dan dapat tersetrum listrik apabila mesin kurang perawatan
saat mengoperasikannya.
dipasang di wilayah kerja, seperti rambu peringatan untuk bahaya terjatuh dan
bahaya peringatan untuk tidak menyentuh sterilizer saat beroperasi. Pekerja pada
Analysis (JSA) pada stasiun klarifikasi, telah dilakukan analisis bahaya dan
Pada stasiun ini pekerja lebih banyak memantau mesin yang telah
dioperasikan, stasiun ini berfungsi untuk menyaring minyak yang kotor (Serat, air,
tanah, pasir). Secara singkat proses pada stasiun ini bermula dari minyak yang
didapat dari hasil press akan menuju stasiun klarifikasi untuk disaring supaya
masih kotor akan masuk sand trap tank untuk memisahkan pasir, sesudah itu
menuju vibrating screen untuk memisahkan ampas padat, dan akan ditampung
dan didistibusikan ke oil clarifier tank untuk kembali lebih disaring hingga
terpisah sepenuhnya dari ampas dan benda padat lainnya. Minyak mentah yang
Pada area wilayah kerja ini, minyak yang sedang disaring akan
mengeluarkan uap panas yang juga dapat membahayakan pekerja, dan menurut
hasil penelitian Fatmawaty (2014) pada area stasiun klarifikasi bahwa adanya
cipratan-cipratan minyak yang keluar sehingga membuat lantai menjadi licin dan
membuat pekerja rentan untuk terpeleset. Pekerja pada stasiun ini akan sering
membersihkan wilayah kerja dari minyak yang terciprat keluar, dan juga stasiun
karena steam yang tinggi dan tangki yang panas memiliki potensi bahaya
baik saat menaiki tangga dan juga saat di daerah permukaan lantai yang licin.
akan menjadi rentan terhadap pekerja untuk terkena bahaya kelistrikan, apabila
pekerja tidak melakukan pelaporan untuk perawatan secara rutin. Pada stasiun ini
juga telah memiliki APAR khusus, dan juga adanya pemasangan rambu-rambu
K3.
Analysis (JSA) pada stasiun kernel, telah dilakukan analisis bahaya dan
Secara singkat stasiun ini berfungsi untuk memisahkan Kernel dari serat
(fiber) dan juga cangkang (shell), sehingga serat dan cangkang yang terpisah
pabrik. Secara singkat proses stasiun ini bermula dari buah hasil press akan
berfungsi untuk memsisahkan biji dari serat-serat lalu menuju nut cracking untuk
(boiler). Lalu kernel tersebut akan menuju proses kernel drying untuk membuat
Pada area wilayah kerja stasiun ini, pekerja akan lebih banyak bekerja
untuk membersihkan wilayah kerja dengan memasukkan serat dan cangkang yang
telah terpisah ke dalam conveyor yang menuju boiler. Menurut hasil penelitian
Cipto (2010), pekerja pada stasiun kernel juga mempunyai potensi bahaya
diatasnya, sehingga mesin selalu beroperasi dalam keadaan terbuka, hal tersebut
sangat rentan untuk terjadinya kecelakaan apabila pekerja tidak berhati-hati pada
saat bekerja. Pada kernel dryer silo memiliki potensi bahaya peledakan karena
menggunakan sistem steam untuk pengeringan kernel, lalu para pekerja stasiun ini
tidak sepenuhnya menggunakan APD secara lengkap. APD adalah suatu alat yang
menngisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja
(Kemenakertrans, 2012). Pada stasiun ini juga terdapat APAR khusus untuk
bahaya.
Analysis (JSA) pada stasiun pembakaran, telah dilakukan analisis bahaya dan
Secara singkat stasiun ini berfungsi untuk sumber energi pada seluruh
mesin. Sumber energi ini menggunakan sistem steam sehingga juga memiliki
potensi bahaya peledakan dan kebakaran. Pekerja pada wilayah ini memiliki tugas
untuk memantau kondisi air dan pembakaran supaya seimbang dan memiliki tugas
pembakaran.
Pada saat pembakaran/fire up, boiler akan ditutup dikarenakan percik api
dapat terbang keluar sehingga membahayakan pekerja saat bekerja, begitu juga
hasil penelitian yang dilakukan Marsella (2017) bahwa pada stasiun boiler
memiliki potensi bahaya yaitu terkena panas, terbakar, dan melepuh. Pekerja akan
memantau kondisi air dalam boiler sehingga wilayah kerja pada boiler cukup
kondisi mesin boiler beroperasi, sehingga juga memiliki potensi bahaya terkena
percikan bunga api terhadap pekerja, apabila tidak hati-hati. Para pekerja saat
melakukan tugas tidak mengenakan APD secara lengkap, sesuai dengan penelitian
6.1 Kesimpulan
Bahaya Keselamatan Pada Pekerja Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PT. PP.
London Sumatera Tbk Tanjung Morawa Tahun 2017” adalah sebagai berikut :
85
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
86
Terapat potensi bahaya keselamatan yaitu terkena percikan bunga api saat fire
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Nazhrah, S.W. 2015. “Analisis Bahaya Pada Pekerja Bagian Workshop PT. X
Medan Tahun 2015”. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No.50 Tahun 2012 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pujiono, B.N., Tama, I.P., Efranto, R.Y. 2015. “Analisis Potensi Bahaya Serta
Rekomendasi Perbaikan dengan Metode Hazard and Operability
Study (HAZOP) melalui perangkingan OHS Risk Assessment ans
Control (Studi Kasus: Area PM-1 PT. Ekamas Fortuna)”. Skripsi.
Malang : Universitas Brawijaya.
Varun, K., Kartikeyan, A. 2014. Job Safety Analysis and Hazop for Fasteners
Industry. International Journal of Scientific Engineering and
Technology Research. ISSN 2319-8885 Vol. 03, Issue. 07. May 2014.
https://www.ijsetr.com/uploads/234165IJSETR1100-218.pdf: Diakses
Tanggal 17 April 2017.
2 STERILIZ
ER
STATION
3 CLARIFIC
ATION
4 KERNEL
5 BOILER
Lampiran 4. Dokumentasi
Gambar 20 : Peta Jalur Evakuasi dan daerah yang memiliki potensi bahaya
kebakaran dan ledakan pada Begerpang POM