Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Artika dewi fatimatus zahro

Kls/Jurusan : X Akuntansi

NO:01

Perkembangan teori manajemen


Dalam ilmu sosial, perkembangan minat pada penelitian tentang sistem
kapitalisme menjadi inti dari karya intelektual Max Weber. Jika Weber
mengatakan bahwa karakteristik kapitalisme merupakan bentuk tunggal dari
organisasi privat dalam sistem ekonomi pasar, maka karakteristik lain yang
mucul dalam perkembangan kapitalisme adalah pola pikir manajerial dan
munculnya kelas sosial baru yang bernama manajer.

Di sini kita temukan bahwa pola pikir manajerial dan kelas manajer muncul
dalam sebuah sistem ekonomi kapitalis yang ditopang oleh industrialisme
abad 19 di dunia barat. Menurut sejarawan bisnis Alfred Chandler, teori
manajemen bisa dikatakan muncul pada akhir abad 19 ketika bisnis dan
industri berkembang pesat di Amerika Serikat. Apa itu teori manajemen?

Pengertian teori manajemen


Intelektual Perancis Pierre Bourdieu melihat manajemen sebagai sosial field,
yaitu sebuah arena sosio-kultural yang spesifik dimana aktor tertentu bermain
dalam menciptakan konstruksi dan transformasi sosial.

Teori manajemen bisa dipahami sebagai sebuah proses sosial dan figur sosial.
Sebagai proses sosial, teori manajemen adalah proses bagaimana organisasi
bisa berjalan secara efektif dan efisien. Sebagai figur sosial, teori manajemen
adalah kelompok sosial, biasanya terdiri dari eksekutif dan manajer, yang
bekerja untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi organisasi demi mencapai
tujuan organisasi.

Lahirnya teori manajemen tidak lepas dari sejarah pemikiran manajerial yang
meniliki tiga kontributor utama, yaitu praktisi, konsultan dan akademisi.
Kontribusi praktisi dan konsultan pada pemikiran manajerial dan teori
manajemen lebih cenderung bersifat preskriptif dan praktis. Sedangkan
kontribusi akademisi pada teori manajemen lebih cenderung analitis.

Untuk lebih memahami teori manajemen secara komprehensif, saya akan


memaparkan beberapa tokoh perintis teori manajemen di dunia. Sebelumnya,
periode perkembangan pemikiran menajerial perlu dipaparkan agar pembaca
mendapat gambaran sistematis tentang teori manajemen.

Kita bisa membagi perkembangan teori manajemen menjadi tiga periode:

◊ Periode klasik yang terdiri dari para pendiri teori manajemen sekitar


tahun 1880-1945

◊ Periode perang dingin dan hegemoni Amerika dalam pemikiran


manejerial sekitar tahun 1945-1975

◊ Periode kemenangan kapitalisme dan ideologi manajerialisme sekitar


tahun 1975-2000

Beberapa tokoh yang bisa disebutkan di sini untuk menjelaskan


perkembangan teori manajemen antara lain: (Periode klasik); Fredrik Winslow
Taylor, Henry Fayol, Henry Ford, Mary Parker Follett, Max Weber, Elton Mayo
Chester Bernard, (Periode perang dingin); Carnegie Mellon, Michel Crozier,
(Periode kemenangan kapitalisme); Margaret Tatcher, Ronald Regan.

Para tokoh yang disebutkan di atas tidak seluruhnya teroritisi manajemen,


namun pemikiran dan kebijakan politiknya membentuk teori manajemen yang
dominan pada masanya. Kita akan bahas satu-persatu secara ringkas.

Periode klasik
Teori Fredrik Winslow Taylor
Menjelang akhir abad 19, muncul usaha sistematis untuk meningkatkan
efisiensi dalam kinerja organisasi. Salah satu figur sentral dalam usaha
sistematis tersebut dilakukan oleh Taylor. Ide utama Taylor adalah
menempatkan efisiensi sebagai prinsip pokok bekerjanya organisasi. Efisiensi
berarti penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin dengan hasil
sebaik mungkin. Dalam praktik efisiensi, rasionalitas dan sains berperan
signifikan. Prinsip efisiensi Taylor mengatakan bahwa efisiensi merupakan
satu-satunya cara menuju progres. Sebagai implikasinya, progress
menciptakan harmoni sosial, kenaikan upah pekerja sekaligus level
produktivitas. Singkatnya, makin efisien, makin produktif. Upah pekerja yang
tinggi menciptakan produktivitas yang tinggi pula.

Teori Henri Fayol


Fayol menekankan pada peran firma secara keseluruhan. Peran manajemen
dan organisasi sangat signifikan pada kesuksesan perusahaan. Fayol sendiri
bekerja sebagai teknisi di perusahaan tambang. Fayol mewakili kelas manajer
pada masanya. Teori manajemen yang diadopsi Fayol meliputi pentingnya
planning, pengorganisasian, kepemimpinan, dan kontrol dalam perusahaan
agar bisa sukses. Teori ini banyak diadopsi oleh industri Amerika pada abad
19.

Teori Henry Ford


Teori Ford yang paling dikenal adalah sistem perakitan atau assembly. Ford
dianggap sebagai praktisi pertama yang berhasil mengembangkan efisiensi
industri melelui penerapan assembly. Ribuan pekerja bahkan mereka yang
tanpa skill sekalipun sangat mungkin berkontribusi pada perusahaan sebagai
pekerja dalam perusahaan yang menerapkan sistem perakitan. Namun
demikian, implikasi sosial dari sistem Fordism sangat besar, seperti
terciptanya kesadaran kelas pekerja dan konflik sosial.

Teori Mary Parker Follet


Follet memiliki background sebagai pemikir politik. Teori manajemen yang
dikembangkannya tidak lepas dari konteks kenegaraan dan demokrasi. Follet
memahami bahwa manajemen organisasi perlu selaras dengan budaya
organisasi dan sistem sosial. Asumsi utama teori Follet adalah kerjasama dan
partisipasi akan membantu proses bisnis menuju pada keberhasilan. Peran
dari manajemen organisasi menurutnya adalah berkontribusi bagi kehidupan
secara keseluruhan. Di sini, Follet telah meletakkan fondasi pembanguan
berkelanjutan dalam teori manajemen, sebelum istilah itu ditemukan.

Teori Max Weber


Teori weber tentang manajerial yang paling berpengaruh adalah konsepnya
mengenai birokrasi. Birokrasi merupakan produk dari rasionalisasi menyeluruh
dalam organisasi. Pemikiran manajerial bisa dikatakan refleksi dari
birokratisasi yang merupakan produk rasionalisasi manusia modern. Birokrasi
menurut Weber bukan penghambat proses organisasional,melainkan justru
cara paling efisien dalam mengorganisir sesuatu.

Teori Elton Mayo


Teori Mayo berisi penjelasan tentang hubungan antara performa kerja dengan
dinamika kelompok. Dalam hubungan tersebut, Mayo melihat pentingnya
pengakuan sosial berupa keberadaan aktor yang terlibat dalam proses
organisasi. Mayo berpendapat bahwa manajemen yang efisien bisa diciptakan
melalui stimulus perilaku yang diorientasipakan pada pengakuan sosial.
Semakin diakui keberadaan individu dalam organisasi, individu tersebut
cenderung semakin produktif. Pengakuan sosial bisa dilakukan, misalnya
dengan pemberian penghargaan.

Teori Chester Barnard


Barnard mengembangkan teori dimana kerjasama diletakkan sebagai sentral
organisasi. Dipengaruhi oleh Follet, Barnard mengembangkan konsep otoritas
yang dihubungakan dengan legitimasi agensi manajerial. Legitimasi agensi
manajerial menurutnya berhubungan erat dengan pengakuan personal.

Periode perang dingin


Teori Carniege Mellon
Perkembangan teori manajemen di era perang dingin memasuki saintifikasi
manajemen. Manajemen sebagai sebuah sistem organisasi yang efisien
segera menjadi objek studi. Mellon mengembangkan unsur kognitif dalam
manajemen dan praktik manajerial. Ilmu administrasi menjadi inti dari proses
pengetahuan tentang manajemen.

Teori Michel Crozier


Crozier dipengaruhi oleh Weber tentang birokrasi sebagai sarana efisiensi
dalam organisasi. Manajemen menurut Crozier mirip seperti lingkaran setan
birokrasi yang berusaha mereduksi ketidakpastian sehingga segala tindakan
diatur oleh hubungan impersonal. Namun tindakan impersonal tersebut tidak
berhasil juga mereduksi ketidakpastian.

Periode kemenangan kapitalisme


Teori Margaret Thatcher
Thatcher mewakili politisi konservatif yang ingin menarik
mundur peran negara dalam manajemen ekonomi. Pasar merupakan
pengendali manajemen ekonomi moderen era Thatcher. Pada periode ini,
teori manajemen yang berkembang menantang teori-teori Keynesian yang
eksis sebelumnya. Efiensi, menurut Thatcher, dapat didorong oleh
pengurangan atau reduksi peran negara dalam ekonomi.

Teori Ronald Regan

Teori Regan sejalan dengan Thatcher. Politik konservatif mendominasi sistem


ekonomi manajerial di Amerika Serikat dibawah Regan. Beberapa langkah
efisien yang diterapkan meliputi pemotongan pajak, privatisasi, dan
pengurangan belanja pegawai.

Anda mungkin juga menyukai