Disusun Oleh :
1116007
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada saya sehingga bisa menyelesaikan penyusunan makalah dengan
judul “Asuhan Keperawatan Klien dengan Masalah Psikososial”.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, saya sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................….……i
Daftar Isi...................................................................................................................……….ii
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3.1 Kesimpulan………………………………………..………………………………16
Daftar Pustaka………...…………………………………………………………………..17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikosial ?
2. Apa saja ruang lingkup dari psikososial ?
3. Apa saja macam macam psikososial ?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan masalah psikosial ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian psikososial
2. Untuk mengetahui ruang lingkup psikososial
3. Untuk mengetahui macam macam psikososial
4. Untuk memahami asuhan keperawatan psikososial
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikososial
Psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara
kondisi sosial seseorang dengan kesehatan mental/emosionalnya. Dari katanya, istilah
psikososial melibatkan aspek psikologis dan sosial. Psikososial adalah suatu kondisi
yang terjadi pada individu yang mencakup aspek psikis dan sosial, yang saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Contohnya, hubungan antara ketakutan
yang dimiliki seseorang (psikologis) terhadap bagaimana cara ia berinteraksi dengan
orang lain di lingkungan sosialnya. Seseorang yang sehat mentalnya akan bereaksi
dengan cara yang positif dalam banyak situasi. Berbeda dengan orang yang tidak stabil
mentalnya, ia akan bereaksi negatif terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam hidup.
1. Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya: studi tentang
persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat).
2. Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial,
perilaku meniru (imitasi), dan lainnya.
3. Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan
kekuasaan, kerjasama, persaingan, dan konflik.
2.3 Macam Macam Psikososial
1. Kecemasan
3
sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut
yang penyebabnya tidak diketahui. (Stuart, 2007).
2) Gejala afektif dari kecemasan yaitu : gelisah, distres, kesedihan yang mendalam,
ketakutan, perasaan tidak adekuat, berfokus pada diri sendiri, peningkatan
kewaspadaan, iritabilitas, gugup senang berlebihan, rasa nyeri yang meningkatkan
ketidakberdayaan, peningkatan rasa ketidakberdayaan yang persisten, bingung,
menyesal, ragu/tidak percaya diri dan khawatir.
Tingkat cemas menurut (Stuart, 2007) adalah sebagai berikut :
2) Ansietas sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu.
Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat
berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
4) Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Hal
yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu
4
yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik
mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik,
2. Ketidakberdayaan
3. Keputuasaan
5
Faktor yang berhubungan dengan keputusasaan menurut Nanda (2012) yaitu :
a. Diasingkan
b. Penurunan kondisi fisiologis
c. Stres jangka panjang
d. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
e. Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
f. Pembatasan aktivitas jangka panjang
g. Isolasi sosial
6
10. Ajari klien cara mengantisipasi pengalaman yang menyenangkan (misalnya
berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat)
11. Kaji dan mengerahkan sumber daya di luar diri individu (orang terdekat, tim
layanan kesehatan, kelompok pendukung, Tuhan atau kekuatan yang lebih
tinggi)
12. Bantu klien menyadari bahwa ia dicintai, disayangi dan merupakan sosok
penting dalam kehidupan orang lain, terlepas dari kondisi kesehatannya yang
menurun
13. Dorong klien untuk menceritakan kekhawatirannya pada orang lain yang
pernah mempunyai masalah atau penyakit yang sama dan telah memiliki
pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang
efektif
4. Gangguan Citra Tubuh
Gangguan citra tubuh adalah perubahan presepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk struktur, fungsi keterbatasan, makna dan
obyek yang sering kontak dengan tubuh (Yusuf, 2015).
Gangguan citra tubuh adalah kekacauan pada cara seseorang merasakan citra
tubuhnya. Evaluasi diri dan perasaan tentang kemampuan diri negatif, yang dapat
diekspresikan secara langsung atau tidak langsung.
Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai
dan mengamati pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman
dalam citra tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan
dan penampilan fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota
keluarga dan anggota penting lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya
(Kozier, 2004).
7
aspek lainnya dari konsep diri. Selain itu, sikap dan nilai kultural dan sosial juga
mempengaruhi citra tubuh. Pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan
fisik dan oleh persepsi dan pandangan orang lain. Cara individu memandang dirinya
mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang
realistik terhadap dirinya, menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan
membuatnya lebih merasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan
meningkatkan harga diri. Proses tumbuh kembang fisik dan kognitif perubahan
perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek
penampakan yang lebih besar pada tubuh bila dibandingkan dengan aspek lain dari
konsep diri.
B. Tanda dan Gejala:
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
2. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi.
3. Menolak penjelasan perubahan tubuh.
4. Persepsi negatif pada tubuh.
5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang.
6. Mengungkapkan keputusaaan.
7. Mengungkapkan ketakutan.
C. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
Masalah keperawatan yang mungkin timbul (Fitria dkk, 2013):
1. Gangguan citra tubuh.
2. Koping individu tidak efektif.
3. Gangguan identitas personal.
4. Keputusasaan/ketidakberdayaan.
5. Harga diri rendah situaional.
8
5. Gangguan Harga Diri
Gangguan harga diri adalah perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri, serta merasa gagal mencapai keinginan sebagai respon
terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya
mempunyai evaluasi diri positif. Misalnya, seseorang yang mengalami kecelakaan,
cerai, putus sekolah, perasaan malu karena sesuatu, dsb. Harga diri rendasituasional
bila tidak diatasi dapat menyebabkan harga diri rendah kronis (Fitria dkk, 2013).
9
10
2.4 Contoh Asuhan Keperawatan Klien dengan Masalah Psikososial
A. Pengkajian
1. Faktor predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan ansietas, di antaranya sebagai berikut :
a. Faktor biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya
dengan endorpin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
2. Faktor psikologis
a) Pandangan psikoanalitik
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian- id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls
primitive, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas
adalah mengingkatkan ego bahwa ada bahaya.
b) Pandangan interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan
penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan perkembangan trauma,
seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik.
11
c) Pandangan perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala seseuatu yang menggangu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku
mengganggap sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk
menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini
dihadapkan pada ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam
kehidupan selanjutnya.
d) Sosial budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang
tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
Faktor ekonomi berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
3. Faktor prepistasi
Faktor prepistasi dibedakan menjadi berikut :
a) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis
yang akan dating menurunnya kapisaitas untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari.
b) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat menbahayakan identitas, harga
diri, dan fungsi social yang terintegrasi seseorang.
4. Sumber koping
Individu mengatasi ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan.
5. Mekanisme koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu
sebagai berikut :
a) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari da berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntutan situasi stress,
misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan. Menarik diri untuk memindahkan dari sumber stress.
Kompromi untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.
12
b) Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang
tetapi, belangsung tidak sadr, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas, dan
bersifat maladaptive.
B. Diagnosis
Ansietas
C. Rencana Intervensi
Tindakan keperawatan untuk pasien
1. Tujuan
a. Pasien mampu mengenal ansietas
b. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
c. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
d. mengatasi ansietas
2. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus
dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah sebagai berikut :
- Mengucapkan salam terapeutik
- Berjabat tangan
- Menjelaskan tujuan interaksi
- Membuat kontra topic, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. Bantu pasien mengenal ansietas
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
- Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
- Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
- Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
13
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan control dan rasa percaya
diri
- pengalihan situasi
- Latihan ralaksasi dengan tarik napas dalam, mengerutkan, dan
mengendurkan oot-otot
- Hipnotis diri sendiri ( latihan lima jari)
- Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul
3. Tindakan keperawatan untuk keluarga
a. Tujuan
a) Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluargannya
b) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas
c) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
d) Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan ansietas
e) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas
b. Tindakan keperawatan
a) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b) Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala
c) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
d) Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara
mengajarkan teknik relaksasi :
- Mengalihkan situasi
- Latihan relaksasi dengan napas dalam, menerutkan, dan mengendurkan
otot
- Menghipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
-
14
D. Evaluasi
1. Menyebutkan penyebab ansietas
2. Menyebutkan situasi yang menyertai ansietas
3. Menyebutkan perilaku terkait ansietas
4. Melakukan teknik pengalihan situasi, yaitu tarik napas dalam, relaksasi otot dan
teknik lima jari
5. Keluarga menyebutkan pengertian ansietas
6. Keluraga menyebutkan tanda dan gejala ansietas
7. Keluarga mengajarkan ke pasien teknik pengalihan situasi, tarik napas dalam,
relaksasi otot dan teknik lima jari
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi sosial sebagai ilmu yang merupakan cabang ilmu pengetahuan psikologi
pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam
hubungannya dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok,situasi massa dan
sebagainya termasuk di dalamnya interaksi antara orang dan hasil kebudayanya.
Berdasarkan pengertian psikologi sosial di atas, maka Shaw & Constanzo membagi
ruang lingkup Psikologi Sosial dalam 3 wilayah studi, yaitu:
1. Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya: studi tentang
persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat).
2. Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial,
perilaku meniru (imitasi), dan lainnya.
3. Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan
kekuasaan, kerjasama, persaingan, dan konflik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, E. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans Info
Media.
Fitria, N. dkk. 2013. Laporan Pendahuluam tentang Masalah Psikososial. Jakarta: Salemba
Medika.
Ah,Yusuf.2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta : Salemba Medika
17