ِين ِّ ِّين َو َ ِين أَ ْن َع َم هَّللا ُ َع َلي ِْه ْم م َِن ال َّن ِبي َ َو َمنْ يُطِ ِع هَّللا َ َوالرَّ ُس و َل َفأُو ٰ َل ِئ
َ ك َم َع الَّذ
َ ِين ۚ َو َحس َُن أُو ٰ َلئ
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada hadits yang menunjukkan keutamaan
bershalawat kepada beliau. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi ِك َرفِي ًقا َ َوال ُّش َهدَا ِء َوالصَّالِح
wa sallam bersabda, “Barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang
َ َمنْ أَ َط: َو َمنْ َيأْ َبى؟ َقا َل،هللا َ ُُك ُّل أ ُ َّمتِي َي ْد ُخل
ِ َيا َرسُو َل: َقالُوا.ون ْال َج َّن َة إِاَّل َمنْ أَ َبى
suasana bulan Rabiul awwal, Bulan Maulud, mari kita mengingat kembali tentang perkara
mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita diperintahkan mencintai beliau karena
اعنِي
mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bukti kesempurnaan iman seorang صانِي َف َق ْد أَ َبى
َ “ دَ َخ َل ْال َج َّن َة َو َمنْ َع
muslim. Sebagaimana yang telah Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan:
Setiap umatku akan masuk ke dalam surga kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya,
َ اس أَجْ َمع
ِين ِ ون أَ َحبَّ إِ َل ْي ِه ِمنْ َو َل ِد ِه َو َوالِدِه َوال َّن
َ الَ ي ُْؤمِنُ أَ َح ُد ُك ْم َح َّتى أَ ُك “Siapakah yang enggan, wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Barangsiapa mentaatiku maka akan masuk surga, barangsiapa yang menyelisihiku berarti dia
“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih, dia cintai daripada enggan.” (HR. Al Bukhari, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
anak, orang tuanya, dan manusia semuanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim, dari Anas
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman
radhiallahu ‘anhu). Ini menegaskan bahwa cinta kita kepada anak, cinta kita orang tua, cinta
Segala yang diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah wahyu dari Allah
Ta’ala sebagaimana firman-Nya,
Yang keempat, Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan syariat beliau Cara mencintai
Rasulullah yang juga merupakan bukti kecintaan kita kepada beliau adalah beribadah kepada
Allah Ta’ala sesuai dengan syariat Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukan dengan mengada-
ngadakan syariat baru. Karena tidaklah diterima ibadah seseorang dan tidak mendapatkan
pahala kecuali jika dikerjakan sesuai dengan petunjuk Brasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maka mari kita beribadah hanya ibadah-ibadah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
Bukan karena budaya yang dianggap ibadah, bukan hanya karena dianggap baik menurut
ukuran dan fikiran manusia. Karena baik dan buruknya suatu ibadah itu hanya Allah dan
Rasulnya saja yang menentukannya. Jangan sampai kita capek beribadah, mengeluarkan biaya
besar untuk ibadah, namun pada akhirnya amalan itu tertolak dan tidak berpahala karena
tidak disyariatkan oleh Allah dan Rasulnya. Sebagaimana yang beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam sabdakan sendiri dalam hadist sohih riwayat muslim dari Aisyah radhiallahu ‘anha:
Umur kita sangat terbatas, waktu kita sangat terbatas, harta kita juga sangat terbatas, maka
gunakanlah umur, waktu dan harta kita untuk ibadah yang sudah jelas –jelas sudah ada syariat
dan tuntunannya yakni dari Allah dan Rasulullah SAW.