Pengantar Analisis Makanan 2020
Pengantar Analisis Makanan 2020
Semester VII
Program Studi Farmasi
2020
Pengantar
Analisis Makanan
Penyusun: Dedi Hanwar
1. Pengantar
Analisis makanan membicarakan tentang pengembangan, aplikasi dan studi tentang
Prosedur analisis ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang berbagai macam
sensorik. Informasi ini akan digunakan oleh pemerintah untuk memastikan kebenaran
karakteristik suatu produk makanan, dan bagi industri makanan sebagai kontrol kualitas
untuk menghasilkan produk yang secara konsisten aman, bergizi, dan sesuai standar, dan
bagi konsumen bisa sebagai informasi mengenai diet yang bisa mereka pilih. Persoalan
Apa yang dianalisis dalam makanan? Bagaimana melakukan analisis makanan tersebut?
menjamin kualitas produk makanan yang beredar dan memastikan industri makanan
memberikan produk yang aman bagi konsumen dan memberikan informasi komposisi gizi
produk makanan tersebut pada konsumen dan menciptakan kompetisi yang sehat diantara
bertanggung jawab untuk mengatur sektor-sektor tertentu dari industri makanan dan
menerbitkan dokumen yang berisi informasi rinci tentang peraturan dan rekomendasi yang
Standar
Standar Wajib:
Standar Identitas. Peraturan ini menentukan jenis dan jumlah bahan makanan tertentu
yang harus terkandung jika makanan tersebut disebut dengan nama tertentu pada label
makanan. Untuk beberapa makanan ada konsentrasi maksimum atau minimum dari
mengandung kurang dari 55% lemak, "es krim" harus mengandung lebih besar dari 10%
lemak susu, "keju cheddar" harus mengandung lebih besar dari 50% lemak susu dan
Standar Mutu. Standar mutu telah ditetapkan untuk makanan tertentu (misalnya, buah-
buahan dan sayuran kalengan) untuk menetapkan persyaratan minimum pada warna,
Standar Isi Wadah. Standar ini menyatakan seberapa penuh wadah harus diisi, untuk
diukur.
Standar Sukarela:
Standar kelas. Sejumlah makanan, termasuk daging, produk susu dan telur, yang dinilai
sesuai dengan kualitas mereka, misalnya dari yang standar sampai yang sangat baik.
Misalnya daging dapat dinilai sebagai "unggul", "pilihan", "pilih", "standar" dll menurut
asal, kelembutan, juiciness, rasa dan penampilan mereka. Ada definisi yang jelas terkait
dengan deskriptor ini bahwa produk harus sesuai dengan descriptor tersebut sebelum
mereka dapat diberikan label yang sesuai. Spesifikasi kelas dari produk makanan di
label ini bersifat sukarela, tetapi banyak produsen makanan memilih untuk melakukan
hal ini karena produk kelas unggul dapat dijual dengan harga lebih tinggi. Pemerintah
Pelabelan Nutrisi
menjadikannya wajib bagi hampir semua produk makanan untuk memiliki label nutrisi
standar. Salah satu alasan utama untuk memperkenalkan peraturan ini adalah supaya
konsumen bisa membuat pilihan informasi tentang diet mereka. Label nutrisi
mencantumkan total nilai kalori makanan, serta lemak total, lemak jenuh, kolesterol,
natrium, karbohidrat, serat, gula, protein, vitamin, kalsium dan zat besi. Label juga
mengandung informasi tentang klaim kandungan nutrisi (seperti "rendah lemak", "rendah
natrium", " tinggi serat ", "bebas lemak" dll), meskipun peraturan pemerintah menetapkan
jumlah minimum atau maksimum komponen makanan tertentu yang harus terkandung
dalam makanan jika diberikan salah satu deskriptor kandungan gizi. Label juga
mengandung klaim kesehatan tertentu yang disetujui Badan POM didasarkan pada
hubungan antara komponen makanan tertentu dan penyakit tertentu (misalnya, kalsium
dan osteoporosis, natrium dan tekanan darah tinggi, serat larut dan penyakit jantung, dan
kolesterol dan penyakit jantung). Informasi yang diberikan pada label dapat digunakan oleh
konsumen untuk merencanakan diet bergizi dan seimbang, dan untuk menghindari
konsumsi komponen makanan yang dikaitkan dengan masalah kesehatan, serta untuk
mendorong konsumsi lebih banyak pada makanan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Keaslian
Sebagai contoh, sebuah paket kopi premium dapat mengklaim bahwa biji kopi berasal dari
Columbia, atau label anggur yang mahal dapat mengklaim bahwa itu diproduksi di daerah
tertentu, dengan menggunakan jenis anggur tertentu pada tahun tertentu. Bagaimana kita
memverifikasi klaim ini? Ada banyak contoh dimasa lalu dimana produsen telah membuat
klaim palsu tentang keaslian produk mereka dalam rangka untuk mendapatkan harga yang
lebih tinggi. Oleh karena itu penting untuk memiliki teknik analisis yang dapat digunakan
untuk menguji keaslian komponen makanan tertentu, untuk memastikan bahwa konsumen
tidak menjadi korban penipuan ekonomi dan persaingan antara produsen makanan.
Pemerintah memiliki instansi yang secara rutin menganalisa sifat produk makanan
untuk memastikan bahwa produk tersebut memenuhi hukum dan peraturan yang sesuai.
Oleh karena itu, baik instansi pemerintah dan produsen makanan membutuhkan teknik
analisis untuk memberikan informasi yang tepat tentang sifat makanan. Kriteria yang paling
penting untuk uji ini adalah keakuratan pengukuran dan penggunaan metode resmi.
Pemerintah telah melakukan survei dari banyak teknik analisis resmi yang dikembangkan
untuk menganalisis makanan, dan telah menentukan teknik yang harus digunakan untuk
menganalisis komponen makanan tertentu untuk tujuan pelabelan. Teknik yang telah
dipilih memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan, tetapi relatif sederhana dan
2. Keamanan Pangan
Salah satu alasan utama untuk menganalisis makanan baik dari sudut pandang
konsumen atau produsen adalah untuk memastikan bahwa makanan tersebut aman.
Merupakan suatu hal yang secara ekonomis akan merugikan bagi produsen dan tidak
menyenangkan bagi konsumen, jika produsen makanan menjual suatu produk yang
beracun atau berbahaya. Suatu makanan mungkin tak aman sebab mengandung
pestisida, herbisida) atau bahan-bahan lain (seperti: gelas/kaca, kayu, logam). Oleh karena
itu penting bagi produsen makanan untuk melakukan segala upaya untuk memastikan
bahwa bahan-bahan berbahaya ini tidak ada dalam makanan atau telah dieliminasi secara
efektif sebelum makanan tersebut dikonsumsi. Hal ini dapat dicapai dengan mengikuti
regulasi "praktek manufaktur yang baik" yang ditetapkan oleh pemerintah untuk produk
makanan yang spesifik dan dengan memiliki teknik analisis yang mampu untuk mendeteksi
zat-zat berbahaya. Pada banyak situasi adalah penting untuk menggunakan teknik analisis
yang mempunyai sensitivitas tinggi, yaitu mampu mendeteksi sampai kadar yang rendah
rutin meneliti produk makanan untuk memastikan bahwa produk tersebut tidak
mengandung unsur berbahaya dan bahwa fasilitas produksi makanan beroperasi dengan
benar.
3. Kontrol kualitas
Industri Makanan sangat kompetitif dan produsen makanan secara terus menerus
Untuk melakukan ini mereka harus memastikan bahwa produk mereka bermutu lebih
tinggi, lebih murah, dan lebih diinginkan dibanding pesaing mereka, sambil memastikan
bahwa produk mereka adalah bergizi dan aman. Untuk memperoleh standar pabrikan
makanan yang ketat ini membutuhkan teknik analisis untuk menganalisis bahan makanan
sebelum, selama dan setelah proses manufaktur untuk memastikan bahwa produk akhir
memenuhi standar yang diinginkan. Pada pabrik makanan dimulai dengan sejumlah bahan
Salah satu perhatian yang paling utama produsen makanan adalah untuk
menghasilkan suatu produk akhir yang secara konsisten mempunyai sifat keseluruhan yang
sama, yaitu: tampilan, tekstur, rasa dan kadaluarsa. Ketika kita membeli produk makanan
tertentu yang kita harapkan sifat-sifat-nya sama (atau sangat mirip) dengan sebelumnya,
dan tidak bervariasi dari pembelian satu dengan yang lainnya. Idealnya, produsen makanan
ingin mengambil bahan baku, memprosesnya dengan cara tertentu dan menghasilkan
suatu produk dengan sifat-sifat spesifik yang diinginkan. Namun, sifat-sifat dari bahan baku
dan kondisi pemrosesan bervariasi dari waktu ke waktu yang menyebabkan produk akhir
juga bervariasi bahkan berubah secara tidak terduga. Bagaimana produsen makanan
mengendalikan variasi ini? Pertama-tama adalah dengan mengontrol secara rasional proses
manufaktur untuk menghasilkan produk akhir dengan sifat-sifat yang konsisten, hal ini
dapat ditempuh melalui penelitian dan pengembangan. Yang kedua, dengan memonitor
sifat-sifat makanan selama produksi untuk memastikan bahwa spesifikasi yang ditetapkan
terpenuhi dan jika ada masalah terdeteksi selama proses produksi maka tindakan yang
Karakterisasi bahan baku. Produsen mengukur sifat bahan baku yang masuk untuk
memastikan bahwa bahan tersebut memenuhi standar minimum kualitas tertentu yang
sebelumnya telah ditetapkan oleh produsen. Jika standar tersebut tidak terpenuhi,
produsen menolak bahan tersebut. Bahkan ketika batch bahan baku telah diterima, variasi
selama pengolahan sehingga kondisi pengolahan dapat diubah untuk menghasilkan produk
akhir dengan sifat yang diinginkan. Sebagai contoh, warna keripik kentang tergantung pada
konsentrasi gula pereduksi dalam kentang yang di produksi: semakin tinggi konsentrasi,
semakin coklat keripik kentangnya. Oleh karena itu diperlukan suatu teknik analisis untuk
mengukur konsentrasi gula pereduksi dalam kentang sehingga kondisi penggorengan dapat
pemrosesan. Sehingga, jika ada masalah muncul, bisa dengan cepat terdeteksi, dan proses
yang terbuang. Sebagai contoh, jika produsen yang memproduksi produk saus salad, dan
kandungan minyak menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka mereka ingin
sampel dikeluarkan dari proses dan diuji di laboratorium jaminan kualitas. Prosedur ini
memakan waktu dan berarti bahwa beberapa produk biasanya terbuang sebelum masalah
tersebut menjadi jelas. Untuk alasan ini, ada kecenderungan di industri makanan
menggunakan teknik analisis yang mampu dengan cepat mengukur sifat makanan secara
on-line, tanpa harus memindahkan sampel dari proses. Teknik ini memungkinkan masalah
ditentukan jauh lebih cepat sehingga kualitas produk meningkat dan produk terbuang
menjadi sedikit. Kriteria ideal untuk teknik on-line adalah kemampuan mengukur dengan
Karakterisasi produk akhir. Setelah produk dibuat maka penting untuk menganalisis sifat-
sifatnya untuk memastikan bahwa produk tersebut memenuhi persyaratan hukum dan
pelabelan yang tepat, aman, dan berkualitas tinggi. Selain itu juga penting untuk
memastikan bahwa produk bisa mempertahankan sifat yang diinginkan sampai dengan
waktu dikonsumsi.
Sebuah sistem yang dikenal sebagai Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
atau proses yang dapat menyebabkan masalah (analisis bahaya), menetapkan lokasi (titik
kontrol kritis) dalam proses manufaktur di mana sifat-sifat makanan harus diukur untuk
memastikan bahwa keamanan dan kualitasnya terjaga, dan untuk menentukan tindakan
yang tepat untuk diambil jika masalah teridentifikasi. Jenis teknik analisis yang diperlukan
untuk melaksanakan analisis sering ditentukan. Selain itu, produsen harus menyimpan
dokumentasi rinci kinerja dan hasil dari tes ini. HACCP awalnya dikembangkan untuk
pengujian keamanan makanan, tapi sekarang sistem serupa juga digunakan untuk menguji
kualitas makanan.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi perubahan signifikan dalam preferensi
konsumen untuk makanan yang sehat, kualitas yang lebih tinggi, biaya lebih rendah dan
lebih eksotis. Setiap produsen makanan harus merespon dengan cepat perubahan ini agar
tetap kompetitif dalam industri makanan. Untuk memenuhi tuntutan ini, produsen
makanan sering menggunakan sejumlah ilmuwan yang tujuan utamanya adalah untuk
melakukan penelitian yang akan mengarah pada pengembangan produk baru, perbaikan
dan perusahaan makanan besar melakukan penelitian dasar. Eksperimen dirancang untuk
memberikan informasi yang mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang peran
dari setiap bahan yang ada dan proses pengolahan yang berperan dalam menentukan sifat
bahan makanan, dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, seperti
suhu, tekanan dan agitasi mekanik. Penelitian dasar cenderung dilakukan pada sistem
model sederhana dengan komposisi dan sifat yang terdefinisi dengan baik, daripada
makanan nyata dengan komposisi dan struktur yang kompleks, sehingga para peneliti dapat
fokus pada aspek-aspek tertentu dari sistem. Para ilmuwan yang bekerja untuk
makanan dan proses pengolahan untuk meningkatkan sifat dari produk yang sudah ada
atau untuk mengembangkan produk baru. Dalam prakteknya, ada banyak tumpang tindih
antara penelitian dasar dan pengembangan produk, dimana penelitian dasar memberikan
informasi yang dapat digunakan oleh para pengembang produk untuk secara rasional
mengoptimalkan komposisi dan sifat makanan. Pada penelitian dasar dan pengembangan
produk, teknik analisis yang diperlukan untuk mengkarakterisasi sifat keseluruhan makanan
(misalnya, warna, tekstur, rasa, kadaluarsa dll), untuk memastikan peran masing-masing
bahan dalam menentukan sifat keseluruhan makanan, dan untuk menentukan bagaimana
karakteristik yang berbeda dari makanan, termasuk komposisi, struktur, sifat fisikokimia
1. Komposisi
kualitas dan karakteristik sensorik. Komposisi sebagian besar makanan adalah bahan-bahan
kompleks yang terdiri dari berbagai unsur kimia yang berbeda. Komposisi makanan dapat
ditentukan dengan sejumlah cara yang berbeda tergantung pada sifat yang menarik bagi
analis dan jenis prosedur analisis yang digunakan: atom spesifik (misalnya, Carbon,
Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Natrium, dll); molekul spesifik (misalnya, air, sukrosa,
mineral), atau bahan-bahan tertentu (misalnya, kacang polong, tepung, susu, kacang tanah,
makanan harus ditetapkan pada label nutrisi kebanyakan produk makanan, dan biasanya
dilaporkan sebagai molekul spesifik (misalnya, vitamin A) atau jenis molekul (misalnya,
protein).
2. Struktur
Organisasi struktural dari komponen dalam makanan juga memainkan peran besar
dalam menentukan sifat fisikokimia, atribut kualitas dan karakteristik sensorik dari banyak
makanan. Oleh karena itu, dua makanan yang memiliki komposisi yang sama dapat
memiliki atribut kualitas yang sangat berbeda jika konstituen mereka diatur secara
berbeda. Misalnya, sekotak es krim yang diambil dari lemari es memiliki tampilan yang
menyenangkan dan rasa yang baik, tetapi jika dibiarkan mencair dan kemudian
ditempatkan kembali di kulkas maka tampilan dan teksturnya berubah secara dramatis dan
tidak akan diterima oleh konsumen. Dengan demikian, telah terjadi pengaruh yang
merugikan pada kualitas, karena perubahan dalam organisasi struktural dari konstituen
yang disebabkan oleh mencairnya es dan kristal lemak, meskipun komposisi kimianya tidak
berubah. Contoh familiar lainnya adalah perubahan dalam putih telur dari cairan kental
transparan ke gel optik buram ketika dipanaskan dalam air mendidih selama beberapa
menit. Sekali lagi tidak ada perubahan dalam komposisi kimia dari makanan, tetapi sifat
fisikakimianya telah berubah secara dramatis karena perubahan organisasi struktural pada
Struktur molekul (∼ 1-100 nm). Pada akhirnya, sifat fisikakimia keseluruhan makanan
tergantung pada jenis molekul ini, struktur tiga dimensinya dan interaksi antara satu
sama lainnya. Oleh karena itu penting bagi para ilmuwan makanan untuk memiliki
teknik analisis untuk memeriksa struktur dan interaksi setiap molekul makanan.
dengan mikroskop (tapi tidak dengan mata telanjang) dan terdiri dari daerah pada
bahan dimana molekul berasosiasi untuk membentuk fase diskrit, misalnya, tetesan
Struktur makroskopik (∼ > 100 µm). Ini adalah struktur yang dapat diamati oleh mata
telanjang manusia, misalnya, butiran gula, sel-sel udara besar, butiran coklat.
Semua tingkat struktur ini berkontribusi terhadap sifat keseluruhan makanan, seperti
tekstur, penampilan, stabilitas dan rasa. Dalam rangka merancang makanan baru, atau
untuk memperbaiki sifat-sifat makanan yang ada, akan sangat berguna untuk memahami
hubungan antara sifat struktural makanan dan sifat massal mereka. Oleh karena itu, teknik
3. Sifat fisikokimia
Sifat optik dari makanan ditetapkan dengan cara bagaimana makanan tsb berinteraksi
hamburan, transmisi dan pantulan cahaya. Sebagai contoh, susu penuh lemak (full fat milk)
memiliki tampilan lebih putih dibanding susu skim (skim milk) sebab fraksi radiasi yang
mengenai permukaan susu penuh lemak lebih banyak yang dihamburkan (scattered) akibat
Sifat reologi makanan ditetapkan dengan cara bagaimana perubahan bentuk makanan atau
bagaimana makanan mengalir ketika merespon gaya yang diberikan. Contoh, margarin
harus mudah dioleskan ketika keluar dari refrigerator, tapi tidak boleh terlalu lunak
o Stabilitas kimia merujuk pada perubahan jenis molekul yang ada dalam makanan
terhadap waktu akibat adanya reaksi kimia atau biokimia, misalnya, ketengikan
o Stabilitas fisik merujuk pada perubahan distribusi spasial dari molekul yang ada
dalam makanan terhadap waktu akibat adanya gerakan molekul dari satu lokasi ke
makan berinteraksi dengan reseptor dalam mulut (rasa) dan hidung (bau) manusia. Flavor
yang dirasa dari suatu produk makanan tergantung pada jenis dan konsentrasi flavor dalam
makanan tersebut dan juga seberapa cepat molekul flavor dapat pindah dari makanan ke
sensor di mulut dan hidung. Secara analisis, flavor makanan sering dikarakterisasi dengan
menguji makanan untuk memastikan bahwa makanan memiliki sifat fisikokimia yang sesuai
4. Atribut Sensori
Pada akhirnya, kualitas dan menariknya suatu produk makanan ditentukan dari
interaksinya dengan alat indera manusia, seperti penglihatan, rasa (taste), bau, feel dan
pendengaran. Untuk alasan ini sifat sensori makanan baru atau yang ditingkatkan biasanya
diuji pada manusia untuk memastikan bahwa makanan tersebut diterima dan diminati
sebelum suatu produk di pasarkan. Meski begitu, persepsi individu terhadap atribut
sensorik sering subyektif, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tren saat ini,
pendidikan gizi, iklim, umur, kesehatan, pola sosial, budaya dan agama. Untuk
untuk mendapatkan informasi statistik yang relevan. Misalnya, makanan yang sering
diujikan pada kelompok besar konsumen yang tidak terlatih untuk menentukan reaksi
mereka terhadap produk baru atau perbaikan sebelum pemasaran skala penuh atau
pengembangan lebih lanjut. Atau, orang yang dipilih dapat dilatih sehingga mereka
dipercaya bisa mendeteksi perbedaan kecil pada sifat-sifat khusus dari produk makanan
Meskipun analisis sensorik sering merupakan tes terakhir untuk penerimaan atau
penolakan suatu produk makanan tertentu, namun terdapat sejumlah kelemahan seperti:
memakan waktu dan mahal untuk dilaksanakan, tes tidak objektif, tidak dapat digunakan
pada bahan yang mengandung racun atau toxin, dan tidak dapat digunakan untuk
memberikan informasi tentang keamanan, komposisi atau nilai nutrisi makanan. Untuk
alasan ini, tes analisis obyektif yang dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan
peralatan dan prosedur standar, sering disukai untuk pengujian produk pangan yang terkait
dengan atribut sensori tertentu. Untuk alasan ini, banyak upaya telah dilakukan untuk
jumlah yang dapat diukur dengan menggunakan teknik analisis obyektif, dengan berbagai
tingkat keberhasilan.
Jenis Sampel yang Dianalisis
Analisis makanan adalah bagian penting dari program jaminan kualitas
dalam pengolahan makanan, dari bahan baku, melalui pengolahan, sampai produk
jadi. Analisis ini juga penting dalam merumuskan dan mengembangkan produk baru,
sumber masalah pada produk yang tidak dapat diterima (Tabel 1-1). Untuk setiap
jenis produk yang akan dianalisis, mungkin perlu untuk menentukan hanya satu atau
banyak komponen. Sifat sampel dan cara informasi yang diperoleh akan digunakan
dapat menentukan metode analisis. Sebagai contoh, sampel kontrol proses biasanya
dianalisis dengan metode yang cepat, sedangkan informasi nilai nutrisi untuk
termasuk yang tercantum dalam Tabel 1-1, dapat dijawab dengan menganalisis
komponen tertentu. Untuk memilih metode yang akan digunakan untuk penetapan komposisi
kimia dan karakteristik makanan, analis harus memahami prinsip-prinsip yang mendasari
prosedur dan tahapan kritisnya. Sifat tertentu metode dan kriteria yang dijelaskan dalam Tabel
1-2 berguna untuk mengevaluasi kelayakan metode yang akan digunakan atau metode yang
sedang dipertimbangkan.
Beberapa kriteria yang penting dalam memilih teknik tercantum di bawah ini:
• Presisi: Ukuran kemampuan untuk mereproduksi jawaban antara penentuan yang dilakukan oleh
ilmuwan (atau kelompok ilmuwan) yang sama dengan menggunakan peralatan dan pendekatan
• Reprodusibilitas: Ukuran kemampuan untuk menghasilkan jawaban oleh para ilmuwan yang
• Akurasi: Ukuran seberapa dekat seseorang benar-benar dapat mengukur nilai sebenarnya dari
• Kesederhanaan operasi: Ukuran kemudahan dimana pekerja yang tidak terampil dapat melakukan
analisis.
• Biaya: Total biaya analisis, termasuk reagen, instrumentasi dan gaji personil yang dibutuhkan
untuk melaksanakannya.
• Kecepatan: Waktu yang dibutuhkan untuk melengkapi analisis satu sampel atau jumlah sampel
• Sensitivitas: Ukuran konsentrasi terendah komponen yang dapat dideteksi dengan prosedur yang
diberikan.
• Spesifisitas: Ukuran kemampuan untuk mendeteksi dan mengukur komponen spesifik dalam
bahan makanan, bahkan dengan adanya komponen serupa lainnya, misalnya fruktosa dengan
• Keselamatan: Banyak reagen dan prosedur yang digunakan dalam analisis makanan berpotensi
berbahaya mis. asam kuat atau basa, bahan kimia beracun atau bahan yang mudah terbakar.
• Merusak / Tidak Merusak: Dalam beberapa metode analisis, sampel dihancurkan selama analisis,
• On-line / Off-line: Beberapa metode analisis dapat digunakan untuk mengukur sifat makanan
selama pemrosesan, sementara yang lain hanya dapat digunakan setelah sampel diambil dari jalur
produksi.
• Persetujuan Resmi: Berbagai badan internasional telah memberikan persetujuan resmi atas metode
yang telah dipelajari secara komprehensif oleh analis independen dan terbukti dapat diterima oleh
• Sifat Matriks Makanan: Komposisi, struktur dan sifat fisik bahan matriks yang mengelilingi analit
sering mempengaruhi jenis metode yang dapat digunakan untuk melakukan analisis, misalnya
apakah matriks padat atau cair, transparan atau buram, polar atau non-polar
Referensi
McClements, D.J., 2003, Analysis of Food Products,
http://people.umass.edu/~mcclemen/581Introduction.html
Nielsen, S.S., 2010, Food Analysis, 4th Edition, Springer
Science+Bussiness Media LLC, New York