S1 Keperawatan kelas 3B
Oleh :
Agung Permana
Nim : C.16.14201.035
C. Analisis PICOT
1. Jurnal Pertama
Nama Peneliti : Wahyu Budiarji
Judul : Hubungan pengetahuan tentang triase
dengan tingkat kecemasan pasien lebel kuning di intalasi gawat darurat
di Rumah Sakit DR Moewardi Surakarta
Tahun : 2016
2. Jurnal Kedua
Nama Peneliti : Akrian N Tumbuan, DKK
Judul : HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT
DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KATEGORI TRIASE KUNING DI IGD
RSU GMIM KALOORAN AMURANG
Tahun : 2015
3. Jurnal Ketiga
Nama Peneliti : Evi Marti
Judul : VALIDITAS TRIASE DILIHAT DARI HUBUNGAN
LEVEL TRIASE TERHADAP LENGTH OF STAY PASIEN Di IGD
Tahun : 2015
D. Pembahasan
Triase dalam perawatan darurat adalah suatu proses pengumpulan
proses pengumpulan informasi pasien dan memulai proses pengambilan
keputusan untuk mengkategorikan dan memperioritaskan kebutuhan
pasien akan perawatan (ENA,2012). Triase dilakukan untuk memastikan
bahwa pasien dirawat berdasarkan urgensi klinis, memastiakan pengobatan
yang tepat, menempatkan pasien dengan penilaian yang paling tepat,
menentukan daerah yang paling perawatan tepat serta mengumpulkan
informasi yang dapat berguna bagi pengemabangan trise di IGD
(Wacebnm,2011).
Tingkat pendidikan responden menunjukan bahwa sebagian besar
responden memiliki tingkat pendidikan yang baik. Pendidikan merupakan
hal yang paling penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang.
Seseorang yang berpendidikan ketika menemui suatu masalah akan
berusaha berfikir sebaik mungkin dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan sebagian besar adalah
sedang dan baik. Salah satu faktor yang berhubungan dengan pengetahuan
responden adalah tingkat pendidikan.
Menurut Yulishati (2011) pelayanan keperawatan gawat darurat
adalah pelayanan pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk
mengatasi kondisi kegawatdaruratan dan juga memberikan asuhan
keperawatan untuk mengatasi kecemasan pada pasien atau keluarga.
Mayoritas pasien merasa cemas dan khawatir dengan tindakan di
IGD yang dapat menyebabkan pasien berada dalam pada cemas ringan
sampai cemas berat. Kecemasan yang di alami oleh pasien karena pasien
merasa khawatir dengan kondisi dirinya akibat sakit yang diderita serta
tindakan keperawatan yang akan dijalani. Selain itu faktor tunggu dan
informasi yang kurang serta komunikasi antara pasien dan tim medis
dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien di IGD.