Anda di halaman 1dari 8

ANALISA JURNAL

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG TRIAGE DI RUMAH


SAKIT
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat

S1 Keperawatan kelas 3B

Oleh :

Agung Permana

Nim : C.16.14201.035

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
TASIKMALAYA 2019
A. Abstrak
Indikasi gawat darurat merupakan salah satu unit pelayanan dirumah
sakit yang memebrikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama
masukya pasien dengan kondisi gawat darurat. Banyaknya kunjungan pasien
di IGD membuat perawat harus memilah pasien berdasarkan tingkat
keparahannya atau disebut dengan triase.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh karena adanya pasien gawat
darurat pada triase kuning yang menyatakan lama mendapat penanganan
dan dibiarkan menunggu dengan kondisi yang tidak nyaman karena nyeri
dan keletihan sehingga menyebabkan meningkatnya kecemasan saat
berada di ruang gawat darurat.
B. Deskripsi Singkat
Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Wahyu 2016 yang berjudul
hubungan pengetahuan tentang triase dengan tingkat kecemasan pasien label
kuning di intalasi gawat darurat di Rumah Sakit DR Moewardi Surakarta
menyatakan bahwa triase adalah proses memilih dan memilah pasien
berdasarkan tingkat keparahannya. Triase dalam pengelompokanya paling
umum menggunakan warna. Warna yang digunakan biasanya warna merah,
kuning, hijau dan hitam. Warna kuning menunjukan prioritas tinggi yaitu
korban moderet dan emergent dalam perawatannya dapat ditunda dalam
waktu kurang 30 menit.

C. Analisis PICOT
1. Jurnal Pertama
Nama Peneliti : Wahyu Budiarji
Judul : Hubungan pengetahuan tentang triase
dengan tingkat kecemasan pasien lebel kuning di intalasi gawat darurat
di Rumah Sakit DR Moewardi Surakarta
Tahun : 2016

2. Jurnal Kedua
Nama Peneliti : Akrian N Tumbuan, DKK
Judul : HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT
DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KATEGORI TRIASE KUNING DI IGD
RSU GMIM KALOORAN AMURANG
Tahun : 2015

3. Jurnal Ketiga
Nama Peneliti : Evi Marti
Judul : VALIDITAS TRIASE DILIHAT DARI HUBUNGAN
LEVEL TRIASE TERHADAP LENGTH OF STAY PASIEN Di IGD
Tahun : 2015

METODE JURNAL I JURNAL II JURNAL III

P (Populasi/Sempel Dari 95 sampel Dari 77 responden Berdasarkan


penelitian yang didapat dengan karakteristik
menggunakan menggunakan teknik responden menurut

accidental purposive sampling. usia, mayoritas

sampling, responden yaitu


sebanyak 129
responden (34.49%)
lebih dari 65
tahun dan sebagian
kecil responden
yaitu sebanyak 5
responden (1.34%)
berusia kurang dari 5
tahun.

I (Intervensi) Peneliti ini digunakan yaitu Penelitian ini


menggunakan kuesioner state menggunakan
alat ukur metode anxiety dan lembar metode kuantitatif

kuesioner close observasi response dengan rancangan

anded question time. observasional analitik


dengan soal ya cross
atau tidak sectional.
dengan acuan
Hamilton Rating
Scale Anxiety

C (Compare) - berkaitan dengan


kecemasan pada pria
dan wanita,
perempuan lebih
cemas akan
ketidakmampuannya
dibandingkan dengan
Laki-laki, laki-laki
cenderung lebih aktif,
eksploratif, sedangkan
perempuan lebih
sensitif. Penelitian ini
menunjukkan bahwa
Berdasarkan
penelitian yang telah
dilakukan di IGD RSU
GMIM Kalooran
Amurang menunjukan
bahwa dari 77
responden, didapati
jumlah tertinggi
responden dengan
rentang umur 36 – 45
sebanyak 30 (39%),
sedangkan pada
rentang umur 26 – 35
dan 46 – 55 terdapat
jumlahresponden yang
sama yaitu 13 (16,9%).

O (Outcome) Hasil uji kolerasi Berdasarkan hasil Dari 374 responden


rank spearman penelitian yang tersebut,
hubungan tingkat dilakukan di IGD RSU sebanyak 263

pengetahuan GMIM Kalooran responden (70.3%)

tentang triase Amurang berada pada level

dengan tingkat menunjukkan bahwa triase hijau,

kecemasan dari 77 sebanyak 93 (24,9%)

pasien lebel responden, ada 33 berada pada

kuning di IGD responden (42,9%) level triase kuning

RSUD DR yang dan 18 (4,8%)


mendapatkan berada pada level
Moerwardi
response time yang triase merah.
Surakarta
tepat ≤ 5 Berdasarkan
diperoleh nilai
menit dari perawat karakteristik
koleras rank
dan 44 responden responden
spearman (rs)
(57,1%) yang menurut Length of
sebesar -0,260
mendapatkan Stay di IGD,
dengan nilai
response time mayoritas responden
signifikan (p-
yang tidak tepat > 5 yaitu sebanyak
value) 0.011.
menit dari perawat. 159 responden
nilai uji lebih
Hal (42.5%)
kecil dari 0,05
ini menunjukkan mendapatkan
(0,011 < 0,05)
bahwa pasien yang penanganan di IGD
sehingga
masuk dalam waktu
keputusan uji
di IGD RSU GMIM kurang dari 1 jam.
adalah H0 ditolak
Kalooran Amurang
yang bermakna mendapatkan
bahwa terdapat response time yang
hubungan yang tidak tepat
signifikan dari perawat dengan
pengetahuan pelayanan waktu > 5
pasien dngan menit dan keadaan ini
triase dengan menunjukan belum
kecemasan terpenuhinya standar

pasien dengan IGD sesuai Keputusan


presentase Menteri Kesehatan

hubungan 6,67% Republik Indonesia


dan sisanya oleh tahun 2009 bahwa
faktor lain yang indikator response
time
tidak diteliti.
(waktu tanggap) di IGD
adalah harus ≤ 5
menit.

T (Time) Penelitian ini Penelitian ini Penelitian ini


dikukan pada dilakukan pada tahun dilakukan pada
tahun 2016 2015 Agustus 2015

D. Pembahasan
Triase dalam perawatan darurat adalah suatu proses pengumpulan
proses pengumpulan informasi pasien dan memulai proses pengambilan
keputusan untuk mengkategorikan dan memperioritaskan kebutuhan
pasien akan perawatan (ENA,2012). Triase dilakukan untuk memastikan
bahwa pasien dirawat berdasarkan urgensi klinis, memastiakan pengobatan
yang tepat, menempatkan pasien dengan penilaian yang paling tepat,
menentukan daerah yang paling perawatan tepat serta mengumpulkan
informasi yang dapat berguna bagi pengemabangan trise di IGD
(Wacebnm,2011).
Tingkat pendidikan responden menunjukan bahwa sebagian besar
responden memiliki tingkat pendidikan yang baik. Pendidikan merupakan
hal yang paling penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang.
Seseorang yang berpendidikan ketika menemui suatu masalah akan
berusaha berfikir sebaik mungkin dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan sebagian besar adalah
sedang dan baik. Salah satu faktor yang berhubungan dengan pengetahuan
responden adalah tingkat pendidikan.
Menurut Yulishati (2011) pelayanan keperawatan gawat darurat
adalah pelayanan pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk
mengatasi kondisi kegawatdaruratan dan juga memberikan asuhan
keperawatan untuk mengatasi kecemasan pada pasien atau keluarga.
Mayoritas pasien merasa cemas dan khawatir dengan tindakan di
IGD yang dapat menyebabkan pasien berada dalam pada cemas ringan
sampai cemas berat. Kecemasan yang di alami oleh pasien karena pasien
merasa khawatir dengan kondisi dirinya akibat sakit yang diderita serta
tindakan keperawatan yang akan dijalani. Selain itu faktor tunggu dan
informasi yang kurang serta komunikasi antara pasien dan tim medis
dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien di IGD.

E. Manfaat dan Kekurangan


Dalam pelaksanaan penelitian ini dapat menambah wawasan serta
menmbah pengalaman dalam penerapan trise di Rumah Sakit husunya di
ruang IGD. Adapun kekurangannya dalam pelaksanaan peneliti responden
kurang antusiasdan faham betul dalam penerapan triase.
DAPTAR PUSTAKA

Emergenci Nurse Association.20112.Triase Qualification


Yulishati.2011.Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat di
Rumah Sakit. Jakarta. Kementrian Kesehatan
www.wacebbnm.curtin.edu.au/workshops/Trise/pdf

Anda mungkin juga menyukai