Anda di halaman 1dari 6

Analisis Jurnal : Hubunganketepatan penilaiyan triase dengan tingkat keberhasilan

penanganan pasien cedera kepala di IGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah : Keperawatan Gawat Darurat

Dosen pengampu : Ida Rosidawati, M.Kep

Disusun oleh :

Faisal Rifky Azis

C1614201014

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2019
ABSTRAK

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Penelitian ini menggunakan pendekatan survei analitik dengan rancangan
study cohort. Penelitian ini menggunakan tehnik probability untuk mengambil sampel dalam
hal ini digunakan proportionate stratified random sampling dan diperoleh sebanyak 62
responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang cukup berarti antara
ketepatan penilaian triase dengan tingkat keberhasilan pasien dengan cedera kepala di IGD
RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Respons time merupakan waktu antara dari permulaan
suatu permintaan ditanggapi dengan kata lain dapat disebut waktu tanggap. Waktu tanggap
yang baik bagi pasien yaitu ≤ 5 menit. Kepercayaan lebih mudah untuk tumbuh diantara
orang – orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, sehingga lebih mudah untuk
mengubah kepercayaan individu dari pada mengubah kepercayaan suatu kelompok. Tujuan
penelitian ini menganalisis hubungan Response Time Perawat dengan Tingkat Kepercayaan
Keluarga Pasien Pada Triase Kuning di Instalasi Gawat Darurat Kesimpulan yaitu ada
hubungan response time dengan kepuasan keluarga pasien gawat darurat, Saran lebih
ditingkatkan response time yang ada sehingga tercapainya kualitas pelayanan yang bermutu
dan menunjang rasa puas pada pasien dan keluarga yang menerima pelayanan. Kata kunci :
Response Time, Kepuasan Keluarga, Triase Merah

DESKRIPSI SINGKAT

Pengertian triase adalah peroses memilah dan memilih pasien berdasarkan beban
penyakit serta memprioritaskan penanganan dan transportasi. Dan menjalin hubungan
antara perawat dengan pasien menjalin kepercayaan yang baik, untuk menangani suatu
masalah yang di derita pasien dengan prepesional. Pelayanan triage ini dilakukan di
Instalasi gawat darurat atau Unit gawat darurat. UGD/IGD merupakan layanan yang
disediakan untuk menerima dan memenuhi kebutuhan pasien gawat darurat yang perlu
penanganan cepat. Pengetahuan proses triage menjadi pegangan perawat dalam melakukan
pelayanan kegawat daruratan agar meminimalsir terjadinya kecacatan atau kematian pasien.
Untuk itu penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan persepsi perawat apakah
ada hubungan dalam melakukan proses triage tersebut.
A1 A2 A3
Judul Hubunganketepatan Hubungan response Hubungan response
penilaiyan triase TIME perawat tim dengan kepuasan
dengan tingkat dengan tingkat keluarga pasien
keberhasilan kepercayaan keluarga gawat daryrat pada
penanganan pasien pasien Triase Di triase
cedera kepala di IGD Instalasi Gawat
RSU PKU Darurat
Muhammadiyah
Bantul
P Perawat Perawat Perawat
I Hubunganketepatan Hubungan ketepatan Hubunganketepatan
penilaiyan triase penilaiyan triase penilaiyan triase
dengan tingkat dengan tingkat dengan tingkat
keberhasilan keberhasilan keberhasilan
penanganan pasien penanganan pasien penanganan pasien
cedera kepala di IGD cedera kepala di IGD cedera kepala di IGD
RSU PKU RSU PKU RSU PKU
Muhammadiyah Muhammadiyah Muhammadiyah
Bantul Bantul Bantul
C Tidak ada Tidak ada Tidak ada
perbandingan perbandingan perbandingan
O Hasil penelitian Hasil penelitian Hasil penelitian
menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa
adanya hubungan adanya hubungan adanya hubungan
yang cukup berarti yang cukup berarti yang cukup berarti
antara ketepatan antara ketepatan antara ketepatan
penilaian triase penilaian triase penilaian triase
dengan tingkat dengan tingkat dengan tingkat
keberhasilan pasien keberhasilan pasien keberhasilan pasien
dengan cedera kepala dengan cedera kepala dengan cedera kepala
di IGD RSU PKU di IGD RSU PKU di IGD RSU PKU
Muhammadiyah Muhammadiyah Muhammadiyah
Bantul. Bantul. Bantul.
T 2013 2015 2015
PEMBAHASAN

Instalasi gawat darurat/IGD atau Unit gawat darurat/UGD merupakan tempat yang
memberikan pelayanan kegawatdaruratan terhadap pasien yang baru pertama kali ke Rumah
Sakit dengan kondisi darurat yang terjadi akibat cedera, trauma, atau penyakit. Pemberi
layanan kegawat daruratan yaitu paramedis termasuk dokter dan perawat. Dalam melakukan
layanan kegawat daruratan dilakukan penyortiran atau pengelompokan pasien berdasarkan
berat cidera yang di prioritaskan atau yang lebih dikenal dengan Triage.

Proses triage telah menjadi suatu elemen yang penting dari pelayanan kegawat daruratan
menjadi proses yang berkelanjutan dengan memastikan pasien memperoleh tingkat perawatan
yang tepat untuk kebutuhan klinis yang dibutuhkannya dan dalam waktu yang tepat. Di
Amerika perawat mendapatkan peran sebagai pemberi layanan triage dari dokter dalam kurun
waktu lima puluh tahun terakhir. Perawat kemudian telah menjadi pemberi layanan kesehatan
utama yang profesional, khususnya di Amerika, Inggris dan Australia untuk menilai dan
memprioritaskan pasien yang akan mendapatkan pelayanan kegawat daruratan pada tahap
selanjutnya.

Menurut pedoman dari proses triage yang didukung oleh Kementrian Kesehatan
Indonesia tahun 1999, proses triage termasuk menerima pasien, penilaian utama dan singkat,
dan pembuatan keputusan dari triage. Menurut keputusan KemenKes no.
856/MenKes/SK/IX/2009 menyatakan bahwa bagian dar kegawatdaruratan dikalsifikasikan
menjadi empat tingkat yaitu tingkat I, II, III dan IV mulai dari terendah hingga tertinggi.

Proses triage dimulai dari menerima pasien, melakukan assesmen, pengambilan


keputusan, dan memprioritaskannya. Langkah pertama, ketika pasien datang, mereka akan
diterima oleh petugas triage dan peolong kegawatdaruratan. Mereka akan menghampiri
pasien menurut kondisi dari pasien, apakah pasien memerlukan usungan, kursi roda atau
pasien masih dapat berjalan. Langkah kedua, pasien akan dinilai oleh perawat melalui
penilaian primer yang singkat. Perawat akan menggunakan formulir pasien darurat yang
terdiri dari laber berwarna yang mengindikasikan pengkategorian dari pasien serta format
penilaian.

Pasien akan dinilai dari airways, breathing, dan circulation function; dan menanyakan
riwayat kesehatan dan keluhan utama. Disisi lain terdapat perbedaan mengenai penilaian
tanda-tanda vital dalam proses triage. Ada yang mengatakan penilaian tanda-tanda vital
dilakukan selama proses triage atau dilakukan belakangan di dalam ruang perawatan.

Seorang perawat harus mempunyai keterampilan dalam proses triage, perawat


mendapatkan pelatihan bantuan hidup dengan mengikuti pelatihan BTCLS. Keterampilan
perawat di UGD sangat penting salahsatunya triage misalnya dalam menangani pasien syok,
trauma, ketidakstabilan multisystem, kegawatan yang mengancam jiwa. Pengetahuan perawat
akan triage ini sangat pentnig karena dalam menangani pasien gawat darurat dilakukan
pengambilan keputusan klinis yang diharuskan keputusan yang diambil dapat membantu
menghindari kondisi yang mengancam jiwa,

Persepsi perawat terhadap triage ini merupakan cara pandang perawat mengenai proses
dilakukannya triage. Dalam peneltian ini didapatkan persepsi peawat terkait triage ini sangat
baik. Untuk itu, persepsi yang baik ini akan mempengaruhi kinerja perawat dalam melakukan
layanan kegawat daruratan. Namun pengetahuan dan persepsi bukan salahsatu hal yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan triage tetapi tingkat pengetahuan, wawasan, komitmen, motivasu
juga berpengaruh.

MANFAAT DAN KEKURANGAN

1. Manfaat
a. Jurnal 1 : Tepat waktu dalam penanganan pasien UGD\IGD dan sesuai
prosedur rumah sakit yang di tetapkan.
b. Jurnal 2 : menjalin hubungan kepercayaan perawat dengan pasien dan
keluarga pasien, menerima dan memenuhi kebutuhan pasien gawat darurat
yang perlu penanganan cepat.
c. Jurnal 3 : mengetahui bahwa waiting time dipengaruhi oleh peran perawat.
Karena dalam proses waiting time perawat berperan sebagai pengambil
keputusan serta sebagai indikator penilaian efisiensi kinerja klinis dimana
enajdi bagian dari proses triage.

2. Kekurangan
a. Jurnal 1 : Terdapat kesalahan penulisan kata tetapi jurnal ini sangat membantu.
b. Jurnal 2 : Pembahasan sikap dalam pelaksanaan triage tidak begitu
digambarkan dan dijelaskan dengan jelas.
c. Jurnal 3 : Terdapat kesalahan penulisan kata tetapi jurnal ini sangat membantu.

SIMPULAN DAN SARAN

Triase/Triage merupakan suatu proses pemilihan atau penyortiran pasien sebelum


ditangani berdasarkan tingkat kegawatdaruratan, trauma atau penyakit dari pasien. Tujuan
utama dari triage untuk mengidentifikasi kondisi yang mengancam jiwa dan tujuan
selanjutnya untuk menetapakn tingkat atau kegawatdaruratan dari pasien yang
membutuhkan pelayanan kedaruratan.

Pengetahuan perawat akan triage ini sangat pentnig karena dalam menangani pasien
gawat darurat dilakukan pengambilan keputusan klinis yang diharuskan keputusan yang
diambil dapat membantu menghindari kondisi yang mengancam jiwa, persepsi yang baik ini
akan mempengaruhi kinerja perawat dalam melakukan layanan kegawat daruratan. Namun
pengetahuan dan persepsi bukan salahsatu hal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan triage
tetapi tingkat pengetahuan, wawasan, komitmen, motivasu juga berpengaruh.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi Efasusanti Purba, Lucky Kumaat, Ns Mulyadi. 2015. HUBUNGAN


RESPONSE TIME DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT
DARURAT PADA TRIASE MERAH DI IGD RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO
2. Prasetyantoro, Indra and Widaryati, Widaryati (2013) Hubungan Ketepatan penilaian
Triase dengan Tingkat Keberhasilan Penanganan Pasien Cedera Kepala di IGD RSU
PKU Muhammadiyah Bantul. Skripsi thesis, STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta.
3. Mario Alan Rembet, Ns Mulyadi, Reginus Malara. Home>Vol 3, No 2
(2015)>Rembet 2013

Anda mungkin juga menyukai