Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungsi Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang Nomor 5

tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 10 yaitu Aparatur

Sipil Negara sebagai: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta

perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan ketiga fungsi

tersebut Aparatur Sipil Negara yang telah mengucapkan sumpah jabatan

harus secara konsisten menjalankan ketiga fungsi tersebut tanpa

melanggar nilai-nilai dan kode etik. Fungsi-fungsi tersebut juga tidak

dapat dijalankan dengan baik apabila tidak ada kesadaran dari dalam diri

Aparatur Sipil Negara untuk menerapkan nilai-nilai Dasar yang

dirumuskan kedalam 5 (lima) pokok nilai-nilai dasar Aparatur sipil negara

yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika, Komitmen Mutu, dan Anti

Korupsi.

Penerapan 5 (lima) Nilai Dasar ASN harus dijalankan dengan

tindakan konkrit saat Aparatur Sipil Negara tersebut menjalankan

tugasnya sebagai abdi negara. Tidak hanya dalam menjalankan

tugasnya sebagai petugas administrasi yang berurusan dengan

sistematika kerja suatu instansi pemerintahan, namun dalam

menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik yang senantiasa melayani

1
kebutuhan masyarakat ASN. Maka dalam perkembangannya nilai dasar

ASN yang terangkum kedalam ANEKA dielaborasikan dengan peran

ASN dalam NKRI yang terbagi menjadi Whole Of Goverment, Pelayanan

Publik, dan Manajemen ASN

Sejalan dengan semangat untuk menerapkan kelima nilai dasar

ASN tersebut diatas maka ditetapkannya Undang-undang aparatur Sipil

Negara dan merujuk pada Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib

menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat

terintegritasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan

motivasi, nasionalisme dan kebangsan, karakter kepribadian yang unggul

dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta

kompetensi bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang

inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang

memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat Pelatihan

dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu

menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta

membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) dan merasakan manfaatnya,

sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional.

Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan dapat

menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam melaksanakan

tugas.

2
Dalam masa-masa menjalani habituasi selain menginternalisasi,

menerapkan, dan mengaktualisasikannya para calon PNS juga harus

menganalisis metode penerapan program-program yang berjalan dalam

suatu pengadilan. Analisis harus didasarkan pada nilai-nilai dasar ASN

komitmen yang terdiri dari efektifitas, efisiensi, dan inovasi.

Lewat ketiga indikator tersebut yaitu efektif, efisien, dan inovatif

tersebut metode penerapan program-program dapat dikelompokan

kedalam beberapa golongan, yaitu metode-metode yang sudah berjalan

namun kurang berjalan maksimal dan metode yang harus diganti dengan

yang memiliki nilai guna yang lebih baik.

Namun dalam perkembangannya indikator yang digunakan dalam

mengukur metode penerapan program dalam sebuah instansi

berkembang menjadi beberapa indikator. Terdapat indikator APKL yang

mengacu kepada 4 hal yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak.

Indikator lain adalah indikator USG ((Urgency, Seriousness, Growth).

Analisis kualiatas isu dengan menggunakan alat analisis USG yang

mengacu pada 3 hal yaitu Urgency, Seriousness, dan Growth.

Dari beberapa indikator tersebut diatas diperoleh beberapa

permasalahan yang nantinya akan diuji seberapa penting dan seriusnya

suatu permasalahan untuk dilakukan pengkajian lebih dalam melalui

penulisan aktualisasi agar problematika tersebut dapat diatasi dan

program tersebut dapat berjalan dengan baik.

3
Hasil aktualisasi dapat diperoleh peserta dengan proses

pembimbingan dari coach (pembimbing yang ditunjuk dari lembaga

pelatihan) dan mentor (atasan peserta yang ditujuk oleh pejabat pembina

kepegawaian instansi peserta), sehingga peserta mampu menyusun

kertas kerja rancangan aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan

aktualisasi, menerapkan rancangan aktualisasi dan menyusun laporan

aktualisasi serta analisis dampak apabila nilai-nilai dasar PNS tidak

diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas dan jabatan, mempersiapkan

rencana presentasi laporan aktualisasi, melaksanakan seminar

aktualisasi, dan di penghujung pembelajaran peserta mampu

melaksanakan pekerjaan secara profesional.

Dalam hal ini penulis melakukan aktualisasi di pelayanan bidang

kesehatan dimana penulis bertugas sebagai laboran di UPT Puskesmas

Parigi. Laboratorium merupakan instalasi penunjang diagnosa yang

dituntut mengeluarkan hasil laboratorium yang bersifat presisi dan

akurasi guna menegakkan diagnosa pasien. Berdasarkan alasan ini

penulis yang juga laboran tertarik mengangkat isu “Mekanisme dan

klasifikasi nilai normal hasil pemeriksaan laboratorium berdasarkan

umur dan jenis kelamin pasien”

4
B. Tujuan dan Sasaran
Dengan mengikuti kegiatan aktualisasi ini diharapkan Calon Pegawai

Negeri Sipil (CPNS) dapat membentuk nilai-nilai dasar profesi Pegawai

Negeri Sipil, yaitu :

1. Berakuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;

2. Mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas

jabatannya;

3. Menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas

jabatannya;

4. Berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya;

5. Tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di

lingkungan instansinya;

6. Menjaga sikap dan perilaku disiplin PNS dalam melaksanakan tugas

jabatannya;

7. Memahami kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia; serta

8. Mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan cara

mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada instansi,

sehingga PNS merasakan manfaatnya secara langsung.

C. Manfaat

5
1. Manfaat bagi diri pribadi, yaitu penulis dapat memahami dan

menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS;

2. Manfaat bagi unit kerja, yaitu meningkatkan kinerja unit kerja yang

menyangkut pada kegiatan reses dan menjadikan kegiatan-kegiatan

menjadi sebuah kebiasaan (habituasi);

3. Manfaat bagi organisasi, yaitu menguatkan visi, misi dan nilai-nilai

organisasi sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik;

4. Manfaat bagi masyarakat pada umumnya, di mana mereka

mendapatkan hak-haknya dan informasi yang dibutuhkan khususnya

dalam kegiatan reses sehingga diperoleh pelayanan publik yang prima

dari ASN.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur

Sipil Negara (ASN) sebagai Ahli Pertama – Ahli Teknologi

Laboratorium Medik di UPT Puskesmas Parigi Dinas Kesehatan

Kabupaten Gowa adalah dengan mengaktualisasikan nilai-nilai

Akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti

korupsi (ANEKA) didalam kegiatan sehari-hari sesuai tupoksi

6
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Puskesmas Parigi merupakan daerah pegunungan yang terletak di


Desa Majannang Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa. Kecamatan Parigi
merupakan daerah dataran tinggi.
Luas wilayah kerja puskesmas parigi 132,76 km. Terdiri dari 5 (lima)
Desa, 20 Dusun, 57 RW dan 108 RT. Adapun batas wilayah terdiri :
 Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Tinggimoncong
 Sebelah timur berbatasan dengan gunung bawakaraeng
 Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Manuju
 Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Bungaya
 Dengan keadaan geografis berada pada dataran tinggi dan masih banyak
wilayah yang sulit dijangkau.

Tabel 1
Letak Geografis Dan Batas Wilayah Puskesmas Parigi Berdasarkan Desa

Batas Wilayah
No Desa Sebelah Sebelah Sebelah Sebelah
Utara Timur Selatan Barat
Kec.
1. Majannang Manimbahoi Bilanrengi Jonjo
Tinggimoncong

7
Kec. Kec.
2. Manimbahoi Kab. Sinjai Bilanrengi
Tinggimoncong Bontolempangan
Kec.
3. Bilanrengi Majannang Manimbahoi Bontolempangan Sicini
Kec.
4. Jonjo Majannang Sicini Kec. Manuju
Tinggimoncong
Kec.
5. Sicini Jonjo Bilanrengi Kec. Manuju
Bontolempangan
Sumber : Kecamatan Parigi
Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Parigi berada di daerah
pegunungan dengan kondisi tanah pada umumnya berbatu-batu. Kondisi
jalan khususnya jalan poros kecamatan dan sebagian jalan poros desa sudah
beraspal. Namun di beberapa desa dan kelurahan jalan poros belum
mengalami pengaspalan sama sekali sehingga sangat menyulitkan alur
transportasi masyarakat terutama pada musim penghujan.

A. VISI dan MISI

Adapun visi dan misi dari Puskesmas yaitu :

 VISI

Terdepan dalam pelayanan Prima menuju masyarakat Sehat dan


Mandiri

 MISI

1. Meningkatkan Kulaitas Sumber Daya Manusia staf Puskesmas


Parigi melalui pendidikan dan pelatihan.
2. Menerapkan nilai- nilai disiplin kepada seluruh staf Puskesmas
parigi
3. Menjalin kerja sama dan komunikasi yang baik dengan lintas
program dan lintas sektor
4. Berinovasi dalam layanan dan program Puskesmas

8
B. MOTTO

Adapun Motto dari Puskesmas Parigi ““Melayani dengan Ikhlas”

C. TATA NILAI PUSKESMAS PARIGI

“P R I M A”
Profesional : Ada STR dan menjalankan sesuai SOP
Ramah : Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun
Indah : Menggunakan kelengkapan atribut dan
menggunakan pakaian sesuai hari kerja
Malu : Malu tidak ikut apel/ senam sehat, standby di
PKM selama jam pelayanan, datang terlambat
Amanah : Ketepatan pengumpulan semua laporan setiap
tanggal 25.

9
BAB III
NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

A. Identifikasi
Berdasarkan kurikulum baru yang telah diberlakukan dalam Latihan

dasar Golongan III terdapat 5 (lima) nilai dasar profesi PNS yaitu

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti

Korupsi yang sering disingkat menjadi Nilai ANEKA. Berikut ini akan

dijelaskan masing-masing nilai-nilai dasar profesi PNS.

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban mempertanggung jawabkan amanah

yang telah diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap

individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang

menjadi amanahnya (Lembaga Administrasi Negara, 2014: 8). Adapun

indikator dari nilai dasar akuntabilitas yaitu:

a. Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di mana

10
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan

lingkungannya.

b. Transparansi. Dengan adanya transparansi maka dapat memberikan

perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi

dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan

akuntabilitas dalam keputusan-keputusan.

c. Integritas. Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban

untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku,

undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku.

Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan

dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.

d. Responsibilitas. Responsibilitas terbagi menjadi responsibilitas

institusi dan responsibilitas perseorangan. Responsibilitas institusi dan

perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap individu dan

lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah

dilakukan karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas

keputusan yang telah dibuat.

e. Keadilan. Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas

sehingga harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan kepada

unit organisasinya.

f. Kepercayaan. Rasa keadilan akan membawa pada sebuah

kepercayaan. Kepercayaan kemudian akan melahirkan akuntabilitas

11
sehingga lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang

tidak dapat dipercaya.

g. Keseimbangan. Keseimbangan diperlukan untuk mencapai

akuntabilitas dalam lingkungan kerja. Setiap individu yang ada di

lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk

meningkatkan kinerja.

h. Kejelasan. Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk

menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Fokus utama

kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung

jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan

system pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.

i. Konsistensi. Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak

konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki

konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak

akuntabel akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota

organisasi.

j. Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif. Tiga cabang

utama dari fraud tree adalah kecurangan tindak pidana korupsi,

kecurangan penggelapan asset, dan kecurangan dalam hal laporan

keuangan. Sebagai seorang PNS yang akuntabel harus terhindar dari

praktek kecurangan dan perilaku korup.

12
k. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara. Setiap PNS harus

memastikan bahwa penggunaan sumber daya milik negara sesuai

dengan prosedur yang berlaku, dilakukan secara bertanggung jawab

dan efisien, serta pemeliharaannya secara benar dan bertanggung

jawab.

l. Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah.

Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan

oleh pemerintah harus relevan, dapat dipercaya, dapat dimengerti,

serta dapat diperbandingkan, sehingga dapat digunakan sebagaimana

mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan

akuntabilitas publik.

m.Mengatasi Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan adalah situasi

yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi

bertentangan. Tidak masalah jika seseorang memunyai konflik

kepentingan, tetapi bagaimana seseorang tersebut menyikapinya.

2. Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang

meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain

sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti

pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara,

dan sekaligus menghormati bangsa lain. Adapun indikator-indikator dari

13
nilai dasar nasionalisme di mana ASN sebagai pelaksana kebijakan

publik, ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai perekat dan

pemersatu bangsa adalah:

a. Kerja Keras. Artinya pantang menyerah, gigih dan selalu

mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam

melakukan sesuatu.

b. Disiplin. Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau

peraturan yang berlaku.

c. Tidak Diskriminatif. Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak

melecehkan, atau tidak mengucilkan orang lain berdasarkan pada

pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,

kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin,

bahasa dan keyakinan politik.

d. Taqwa. Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan

perwujudan sila pertama Pancasila yang menitikberatkan pada

ketaatan umat beragama dalam menjalankan segala perintah dan

menjauhi segala larangan dalam agamanya.

e. Gotong royong. Contoh konkret gotong royong adalah sebagai

berikut:

1) Kerja sama;

2) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;

3) Saling membantu demi kepentingan umum;

14
4) Bersama membantu orang lain;

5) Bersama membela kebenaran;

6) Bekerja giat dalam kelompok kerja.

f. Demokratis. Suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan

untuk mengutarakan kehendak dan pendapat, serta menghormati

adanya perbedaan pendapat.

g. Cinta tanah air. Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan

seluruh tumpah darah Indonesia.

h. Rela berkorban. Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan

memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain atau suatu

kelompok kerja, walaupun akan menimbulkan kehilangan atau

penderitaan terhadap diri sendiri.

3. Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang

menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan

untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan

tanggung jawab pelayanan publik. Adapun indikator-indikator dari nilai

dasar etika publik adalah:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;

b. Setia dan mempertahankan undang-undang negara kesatuan republik

Indonesia 1945;

15
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program

pemerintah;

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,

akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;

j. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;

k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;

n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai

perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu menekankan pada penerapan 4 indikator yakni:

efektivitas, efisiensi, inovasi dan menjaga mutu.

a. Efektivitas. Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar atau

merupakan pencapaian tujuan.

16
b. Efisien. Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya

yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

c. Inovasi. Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk

menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang lebih baik dari

sebelumnya.

d. Menjaga mutu. Menjaga mutu adalah mempertahankan atau

memastikan bahwa kualitas dari output sudah baik.

5. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan suatu tindakan yang menentang adanya

perilaku korup. Perilaku korup ini diantaranya: suap-menyuap, merugikan

uang negara, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam

jabatan, benturan kepentingan dan gratifikasi. Indikator yang ada pada

nilai dasar anti korupsi meliputi:

a. Jujur. Berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma).

b. Peduli. Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain.

c. Mandiri. Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri

seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada

orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan

pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan

sesaat. Kaitannya dengan nilai dasar profesi PNS, misalnya adalah

dengan mengerjakan pekerjaan individu secara mandiri dan tidak

melimpahkannya kepada orang lain.

17
d. Disiplin. Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan

undang-undang yang mengatur.

e. Tanggung Jawab. Berani dalam menanggung resiko atas apa yang

kita kerjakan dalam bentuk apapun.

f. Kerja Keras. Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam

rangka tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat

tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non materiil

(waktu) menjadi lebih kecil.

g. Sederhana. Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang

telah ada dan diberikan oleh tuhan kepada kita.

h. Berani. Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau

pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan

kesalahan.

i. Adil. Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan

maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

18
BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

B. Penetapan Isu

Indikator yang digunakan dalam mengukur metode penerapan

program dalam sebuah instansi adalah indikator USG ((Urgency,

Seriousness, Growth).Analisis kualiatas isu dengan menggunakan alat

analisis USG yang mengacu pada 3 hal yaitu Urgency, Seriousness, dan

Growth. Dari beberapa indikator tersebut diatas diperoleh beberapa

permasalahan (prioritas isu) yang nantinya akan diuji seberapa penting

dan seriusnya suatu permasalahan untuk dilakukan pengkajian lebih

dalam melalui penulisan aktualisasi agar problematika tersebut dapat

diatasi dan program tersebut dapat berjalan dengan baik. Metode yang

dilakukan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan

perkembangan isu dengan menentukan angka skala 1-5. Isu dengan skor

19
tertinggi akan menjadi isu utama yang akan diangkat dalam rancangan

aktualisasi.

B. Rancangan Aktualisasi

Dalam penetapan isu yang diangkat penulis menggunakan teknik USG

yang mana pengertian USG adalah sebagai berikut

URGENCY : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,

dianalisis dan ditindak lanjuti

SERIOUSNESS : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dan dikaitkan

dengan akibat yang ditimbulkan

GROWTH : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu

tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya

Tabel 1.1
Perumusan dan Penetapan Isu

NO Isu Aktual/Masalah Pokok Kriteria SKOR Prioritas


U S G

1. Belum adanya klasifikasi nilai 5 4 4 13 I


normal (nilai rujukan) hasil
pemeriksaan laboratorium pada
pasien berdasarkan umur dan
jenis kelamin
Belum adanya penginputan 3 2 2 7 III
2. hasil laboratorium ke dalam
system laboratorium (komputer)

20
3. Kurang optimalnya 4 3 3 10 II
maintanance, kalibrasi sarana
dan prasarana laboratorium

Keterangan :

 Angka 5 : sangat gawat/mendesak/cepat

 Angka 4 : gawat/mendesak/cepat

 Angka 3 : cukup gawat/mendesak/cepat

 Angka 2 : kurang gawat/mendesak/cepat

 Angka 1 : tidak gawat/mendesak/cepat

21
Unit Kerja : UPT Puskesmas Parigi, Kabupaten Gowa
Identifikasi Isu :  Belum adanya klasifikasi nilai normal (nilai rujukan) hasil laboratorium pada pasien
berdasarkan umur dan jenis kelamin
 Belum adanya penginputan hasil laboratorium kedalam sistem Laboratorium ( komputer)
 Kurang optimalnya Maintenance, kalibrasi sarana dan prasarana di Laboratorium

Isu yang Diangkat :  Belum adanya klasifikasi nilai normal (nilai rujukan) hasil laboratorium pada pasien
berdasarkan umur dan jenis kelamin
Gagasan Pemecahan Isu : Mekanisme dan klasifikasi nilai normal hasil pemeriksaan laboratorium berdasarkan umur dan
jenis kelamin pasien di puskesmas Parigi

Kontribusi Penguatan
Tahap Output/ Keterkaitan
Terhadap Visi Nilai-nilai
No. Kegiatan Kegiatan Hasil Kegiatan Substansi Mata
Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Melakukan a. Mempersiapkan a. Persetujuan Akuntabilitas Dengan adanya Menguatkan
konsultasi dan bahan konsultasi melakukan (tanggung jawab) koordinasi tercipta nilai
koordinasi koordinasi, Melakukan profesionalisme profesional
dengan kepala b. Menghubungi komunikasi, koordinasi dengan kerja ketika
puskesmas mentor untuk konsultasi dan atasan dengan rasa melakukan
tentang menentukan kerjasama penuh tanggung koordinasi
mekanisme jadwal konsultasi b. Kepala puskesmas jawab dengan
pembuatan daftar memahami maksud atasan dalam
nilai normal hasil c. Menemui kepala dan tujuan Nasionalisme hal ini kepala
pemeriksaan puskesmas untuk c. Arahan jelas atas (demokratis) puskesmas
laboratorium mengutarakan maksud dan tujuan Kebebasan untuk
berdasarkan maksud dan tujuan yang telah mengutarakan
klasifikasi umur dengan menjujung diutarakan pendapat kepada

22
dan jenis kelamin tinggi etika, kepala puskesmas
pasien berperilaku sopan
dan berucap Etika Publik
santun (sopan santun)
Pada saat menemui
d. Mendengarkan atasan berperilaku
dan sopan dan santun
mendokumentasik serta mendengarkan
an arahan atasan secara seksama
secara jelas tentang mekanisme
perihal maksud pembuatan nilai
dan tujuan normal hasil
laboratorium
berdasarkan umur
dan jenus kelamin

Komitmen Mutu
(efektif)
Efektif dalam
melakukan
koordinasi dengan
atasan tentang
mekanisme
pelaksanaan
penerapan nilai
normal pada hasil
laboratorium
berdasarkan umur
dan jenis kelamin di
laboratorium

Anti Korupsi

23
(tanggung jawab)
Bertanggungjawab
atas apa yang telah
diutarakan tentang
mekanisme
pelaksanaan
penerapan nilai
normal pada hasil
laboratorium
berdasarkan umur
dan jenis kelamin di
laboratorium

2 Menyusun a. Membuat format Daftar nilai normal Akuntabilitas Dengan Menguatkan


penetapan daftar daftar nilai normal tentang Mekanisme (tanggung jawab) diadakannya nilai
nilai normal hasil hasil laboratorium dan klasifikasi rujukan bertanggung jawab penyusunan dan profesionalmk
pemeriksaan berdasarkan umur nilai normal hasil dalam melakukan penetapan daftar etika
laboratorium dan jenis kelamin pemeriksaan penyusunan dan nilai normal penyusunan
berdasarkan b. Melaporkan hasil laboratorium penetapan daftar diharapkan dan
umur dan jenis pembuatan daftar berdasarkan umur dan nilai normal tentang terwujudnya visi penetapan
kelamin nilai normal jenis kelamin pasien di Mekanisme dan puskesmas yaitu daftar nilai
kepada kepala puskesmas Parigi klasifikasi rujukan mewujudkan normal
puskesmas nilai normal hasil pelayanan
c. Meminta saran dan pemeriksaan kesehatan yang
masukan kepala laboratorium merata dan
puskesmas berdasarkan umur terjangkau
d. Meminta verifikasi dan jenis kelamin
kepada kepala pasien di
puskesmas puskesmas Parigi
tentang daftar nilai Nasionalisme
normal yang dibuat (bekerja keras)
Bekerja keras

24
dengan ikhlas dan
sepenuh hati dalam
menetapkan daftar
nilai normal tentang
Mekanisme dan
klasifikasi rujukan
nilai normal hasil
pemeriksaan
laboratorium
berdasarkan umur
dan jenis kelamin
pasien di
puskesmas Parigi

Etika Publik
(sopan santun)
Sopan santun dalam
melaporkan hasil
kegiatan dalam hal
ini penetapapan
daftar nilai normal
tentang pelaksanaan
Mekanisme dan
klasifikasi rujukan
nilai normal hasil
pemeriksaan
laboratorium
berdasarkan umur
dan jenis kelamin
pasien di
puskesmas Parigi
Komitmen Mutu

25
(efektif)
Efektif dalam
melaksanakan
konsultasi dan
penetapan daftar
nilai normal
mengenai
pelaksanaan
Mekanisme dan
klasifikasi rujukan
nilai normal hasil
pemeriksaan
laboratorium
berdasarkan umur
dan jenis kelamin
pasien di
puskesmas Parigi
Anti Korupsi
(jujur)
Jujur dalam
Melaporkan hasil
pembuatan daftar
nilai normal tentang
pelaksanaan
Mekanisme dan
klasifikasi rujukan
nilai normal hasil
pemeriksaan
laboratorium
berdasarkan umur
dan jenis kelamin
pasien di

26
puskesmas Parigi
3 Melakukan a. Meminta izin Agar sesama teman Akuntabilitas Dengan adanya Menguatkan
sosialisasi terkait kepada kepala sejawat dalam hal ini (tanggung jawab) sosialisasi standar nilai
standar nilai puskesmas untuk petugas laboratorium, Bertanggungjawab nilai normal profesional
normal hasil melaksanakan perawat, bidan dan dalam melaksanakn berdasarkan umur ketika
laboratorium sosialisasi dokter memahami dan sosialisasi tentang dan jenis kelamin menyusun
pasien b. Sosialisasi kepada mengetahui tentang daftar nilai normal ini merupakan daftar nilai
berdasarkan perawat, bidan dan daftar nilai normal dan yang baru upaya peningkatan normal
umur dan jenis dokter umum mengimplementasikan pelayanan berdasarkan
kelamin Nasionalisme kesehatan yang umur dan jenis
(kerja keras) tentunya sejalan kelamin
Bekerja keras dalam dengan visi
melakukan puskesmas
sosialisasi dalam
rangka tercapainya
target yang
diinginkan
Etika Publik
(Sopan santunl)
Menjunjung tinggi
etika dan sopan
santun pada saat
meminta izin kepada
atasan untuk
kegiatan sosialisasi
daftar nilai normal
KomitmenMutu
(efektif)
Bekerja secara
efektif dalam
melakukan
sosialisasi mengenai

27
daftar nilai normal
yang baru
AntiKorupsi
(mandiri)
Dalam
melaksanakan
sosialisasi tentang
daftar nilai normal
tidak melimpahkan
kepada orang lain
4. Melaksanakan a.memakai APD (alat Sampel (darah, urine) Akuntabilitas Pengambilan Menguatkan
Pengambilan pelindung diri) pasien siap di (tanggung jawab) sampel darah yang nilai
sampel (darah, berupa sarung periksa/di analisis di Bertanggung jawab baik benar untuk professional
urine) pada tangan/handscoen laboratorium dalam mewujudkan ketika
pasien dan masker melaksanakan pelayanan melaksanakan
b.menyapa pasien pengambilan sampel kesehatan yang pengambilan
dan meminta (darah, urine) berkualitas sampel
identitas pasien lalu Nasionalisme (darah, urine)
melakukan (tidak diskriminatif) pasien
pengambilan Tidak membeda
sampel (darah, bedakan pasiensaat
urine) pasien pengambilan sampel
berdasarkan jenis (darah, urine)
pemeriksaannya
c.mempersilahkan Etika publik
pasien untuk (sopan santun)
menunggu di ruang Menjujung tinggi
tunggu etika,sopan santun
dan keramahan
pada saat melayani
pasien dalam hal
pengambilan sampel

28
(darah, urine)
dengan menerapkan
senyum, sapa dan
ramah.
Komitmen mutu
(efektif)
Bekerja secara
efektif dan efesien
dalam proses
pengambilan sampel
(darah, urine) pasien
Anti korupsi
(jujur)
dalam proses
pengambilan sampel
(darah, urine) pasien
tidak melimpahkan
kepada orang lain

5. Melaksanakan a.melakukan Alat mengeluarkan Akuntabilitas Pemeriksaan Menguatkan


pemeriksaan pemeriksaan hasil pemeriksaan (tanggungjawab) sampel pasien nilai
sampel laboratorium pada darah, urine pasien Bertanggung jawab yang sesuai SOP professional
(darah,urine) sampel darah dalampemeriksaan alat mengeluarkan terkait
pasien pasien sampel (darah,
hasil laboratorium melaksanakan
urine) yang bermutu, ini pemeriksaan
b.adanya hasil sejalan dengan visi sampel
pemeriksaan darah Nasionalisme puskesmas yaitu
bersumber dari alat Bekerja keras dan mewujudkan
yang ada di pantang menyerah pelayanan yang
laboratorium dalam berkualitas
melaksanakan
c.melakukan tindakan pemeriksaan sampel

29
hand hyegien (cuci pasien
tangan)
Etika publik
(profesional)
Menjalankan tugas
secara profesional
dalam proses
pemeriksaan sampel

Komitmen mutu
(efektif dan
efesien)
Bekerja secara
efektif dan efesien
dalam kegiatan
pemeriksaan sampel
pasien sehingga
hasil pasien cepat
selesai
Anti korupsi
(mandiri)
Dalam kegiatan
pemeriksaan sampel
tidak melimpahkan
kepada orang lain

6 Pencatatan hasil Melakukan adanya Blanko hasil Akuntabilitas Adanya blanko Menguatka
laboratorium pemindahan hasil pemeriksaan (tanggung jawab) hasil laboratorium nilai
pada blanko pemeriksaan sampel laboratorium Bertanggung jawab berdasarkan profesional
laboratorium dari alat ke blanko berdasarkan umur dan dalam kegiatan klasifikasi umur terkait
berdasarkan hasil laboratorium jenis kelamin pasien pencatatan hasil ke dan jenis kelamin pencatatan
klasifikasi umur blanko laboratorium sejalan dengan visi hasil

30
dan jenis kelamin puskesmas yaitu laboratorium
pasien Nasionalisme mewujudkan ke blanko
(jujur) pelayanan hasil
Bekerja keras dalam kesehatan yang laboratorium
pencatatan hasil berkualitas sehingga
laboratorium ke dapat
blanko laboratorium mengklasifikas
ikan nilai
normal
Etika publik berdasarkan
(profesional) umur dan jenis
Menjalankan tugas kelamin
secara profesional
Komitmen mutu
(efektif)
Bekerja secara
efektif dalam
melakukan kegiatan
pencatatan hasil
laboratorium pasien
pada blanko

Anti korupsi
(mandiri)
Dalam kegiatan
pencatatan hasil
pemeriksaan pasien
tidak melimpahkan
kepada orang lain
8 Evaluasi hasil Memonitoring setiap Adanya kontrol Akuntabilitas Tujuan evaluasi Menguatkan
kegiatan hasil laboratorium terhadap kegiatan yang (tanggung jawab) adalah sebagai nilai
pasien berdasarkan dilakukan sehingga Bertanggung jawab kontrol terhadap professional

31
klasifikasi umur dan dapat meningkatkan dalam evaluasi kualitas terkait
jenis kelamin pasien mutu dari hasil kegiatan kegiatan,ini sejalan evaluasi
pemeriksaan dengan visi kegiatan
laboratorium Nasionalisme puskesmas yaitu
(disiplin) mewujudkan
disiplin dalam pelayanan
melaksanakan kesehatan yang
kegiatan evaluasi berkualitas
agar tepat waktu
Etika publik
(profesional)
Menjalankan tugas
secara profesional
Komitmen mutu
(efektif)
Bekerja secara
efektif dalam
evaluasi kegiatan

Anti korupsi
(mandiri)
Dalam evaluasi
kegiatan tidak
melimpahkan
kepada orang lain
Tabel 1.2 Perancangan dan penetapan isu

32

Anda mungkin juga menyukai