Anda di halaman 1dari 33

PENERAPAN STANDARISASI DAN KRITERIA DESAIN

UNTUK MEMILIH JENIS STRUKTUR PADA PERENCANGAN


JEMBATAN DI INDONESIA
25 Maret 2021
Oleh:
Herry Mangara ST
Praktisi Jembatan
PENGERTIAN JEMBATAN

JEMBATAN PENYEBERANG LALU LINTAS

JEMBATAN PENYEBERANG SUNGAI

PEMILIHAN MATERIAL GIRDER JEMBATAN

TIPE STRUKTUR JEMBATAN BERDASARKAN BENTANG

REALITA LAPANGAN

PENUTUP
Jembatan merupakan fasilitas pendukung jalan yang bertujuan untuk menyeberangi
rintangan berupa lembah sungai, rel kereta api ataupun jalan raya.

 Jembatan Mahakam IV Samarinda  Jembatan (flyover) Pasopati  Jembatan (Elevated Track) DDT
melewati sungai mahakam Bandung, yang melewati jalan-jalan Manggarai-Jatinegara Jakarta,
di bawahnya yang bertujuan untuk melewati
track kereta di bawahnya
Peraturan-peraturan acuan
1. Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan, Maret 1992, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota.
2. Peraturan Mentri Perhubungan Nomor: PM-60 th 2012 tentang persyaratan teknis
jalur kereta api
3. Geometri Jalan Bebas Hambatan untuk Jalan Tol, No. 007/BM/2009 Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
4. Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Dokumen RTA Jalan Tol
Faktor-faktor yang menentukan panjang bentang jembatan penyebrang lalu lintas
adalah:
1. Ruang bebas jalan beserta rencana pelebaran
Syarat untuk ruang bebas jalan raya
Syarat untuk ruang bebas jalan kereta api
3. Batas Hak Guna Jalan (ROW) jalan yang diseberangi

4. Kemiringan plan (skew) antara jembatan dengan jalan yang dilewati


Jembatan penyeberang jalan kabupaten pada tol Tebing Tinggi - Inderapura

Pada kasus jembatan ini, meskipun lebar jalan yang diseberangi hanya sebesar 7.6m
namun diperlukan bentang jembatan 30m. Hal ini dikarenakan posisi jalan yang
disebrangi tidak tegak lurus dengan alinyemen jalan rencana. Dalam kasus ini, sudut
skew jembatan hamper mencapai 45o.
Jembatan penyebrang jalur kereta api pada tol Tebing Tinggi - Inderapura

Track Track Track


Rencana Eksisting Rencana
Pelebaran Pelebaran
Peraturan-peraturan acuan
1. Bridge Management System (BMS- 1992)
2. Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Dokumen RTA Jalan Tol
Faktor-faktor yang menentukan panjang bentang jembatan penyebrang sungai adalah:
1. Lebar penampang basah pada muka air normal dan muka air banjir
Faktor ini dibutuhkan untuk penentuan lokasi pondasi jembatan agar terhindar
dari scouring (penggerusan struktur akibat aliran air)

Penampang Basah Muka Air Normal

Penampang Basah Muka Air Banjr


2. Morfologi sungai
Kondisi lekukan badan sungai akan mempengaruhi panjang jembatan yang akan
dipakai. Kondisi badan sungai yang lurus akan lebih ideal karena minim resiko di
masa mendatang.
3. Ruang bebas sungai
 Ruang bebas vertical:
 Sungai tidak berfungsi sebagai sarana transportasi: 1-2m dari MAB
 Sungai berfungsi sebagai sarana transportasi: kapal tertinggi yang akan
melewati sungai tersebut
 Ruang bebas horizontal: ditentukan oleh jumlah lajur kapal yang melewati
sungai.
4. Rencana pembangunan bendungan.
Ketika suatu sungai akan dibendung, maka elevasi muka air banjir tersebut
akan sama dengan elevasi tertinggi mercu bendungan yang akan dibangun.

HULU

JEMBATAN

BENDUNGAN

HILIR
1,2m

Contoh kasus : Jembatan sungai. Tinggi jembatan ditentukan oleh perhitungan muka air banjir
pada daerah tersebut. Clearance minimal MAB terhadap bottom struktur 1.2m.
Contoh kasus : Tinggi jembatan ditentukan oleh tinggi kapal terbesar yang akan melintasi sungai
tersebut sehingga mengharuskan jembatan memiliki clearance 12m terhadap MAB.
MAB setelah adanya
bendungan

MAB sebelum adanya


bendungan

Contoh kasus : Jembatan Manonjaya memperhitungkan rencana pembangunan bendungan dalam


penentuan elevasi strukturnya
Material yang umum digunakan pada jembatan adalah :
1. Beton
2. Baja
3. Kayu
Namun pada penjelasan ini, material kayu tidak dibahas lebih lanjut dikarenakan material kayu jarang
digunakan dalam konstruksi jembatan lalu lintas (kendaraan). Karena, kekuatan material kayu tidak
memiliki kekuatan sebaik baja dan beton.

PERBANDINGAN ANTARA MATERIAL BAJA VS BETON

No Kriteria Baja Beton


1 Berat Struktur Lebih Baik

2 Perawatan (Maintenance) Lebih Baik

3 Kekuatan Sama Sama

4 Kemampuan Layan Lebih Baik


Bentang 5-10m : flat slab
baja hot rolled

Bentang 10-15m: balok T


IWF build up section
Bentang15-40m: PCI dan PCU Girder
IWF build up section
komposit

Bentang 40-70m: Concrete Box Girder


Steel Box Girder
komposit, RBA
Bentang 70-100m: Box Gider Balance
Cantilever

Bentang 100-150m: Jembatan Pelengkung


Beton dan Baja)
Bentang 150m-500m: Cable Stay

Bentang >500m: Suspension Bridge


Jembatan yang baik adalah jembatan yang memiliki value yang maksimal
dalam hal segi teknis, dan financial. Meskipun dalam realitanya hal tersebut
kadang tidak tercapai sepenuhnya. Terdapat factor-faktor lain seperti:
• kebijakan politik
• keterbatasan anggaran dana (B/C Ratio)
• tingkat kemampuan teknologi
turut memberi pengaruh dalam pengambilan keputusan.
Apabila sulit (tidak mungkin) mencapai jembatan yang ideal, maka
keputusan tersebut harus disetujui oleh semua pihak yang berkepentingan
dalam pembangunan jembatan tersebut yaitu :
• Perencana
• Owner
• BBWS dan SDA (untuk jembatan penyeberang sungai)
• Dinas PU (untuk jembatan penyeberang jalan)
• Kementrian perhubungan (untuk jembatan penyeberang rel kereta api)
Jembatan Sei Alalak, Banjarmasin
Bentang Jembatan 85m
Bentang sungai 75m
Jembatan Batanghari II, Jambi
Bentang Jembatan 135m
Bentang sungai 600m
40M

Anda mungkin juga menyukai