Nim : 13181064
Kelas : K3 - B
WEEK 1
KONSEP DASAR K3
Pengertian K3:
➢ Kesehatan Kerja
Penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya dari
kesehatan fisik, mental dan sosial dari tenaga kerja pada semua pekerjaan,
pencegahan gangguan kesehatan pada tenaga kerja yang disebabkan oleh kondisi
kerjanya, perlindungan tenaga kerja dari resiko akibat faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan, penempatan dan pemeliharaan tenaga kerja dalam suatu
lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologisnya, dan
sebagai kesimpulannya merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
manusia kepada pekerjaanya.
➢ Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
1. Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja :
- Sarana
- Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter perusahaan dan
paramedis perusahaan)
- Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaraan PKK)
2. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (Awal, Berkala, Khusus
dan Purna Bakti)
3. Pelaksanaan P3K (Petugas P3K, Kotak P3k dan Isi Kotak P3K).
4. Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga kerja, kantin,
katering pengelola makanan tenaga kerja , pengelola dan petugas katering).
5. Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
6. Pelaksanaan pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja, Penyakit Akibat Kerja).
➢ Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam:
1. Golongan Fisik: Suara (pekak, tuli), Radiasi sinar radioaktif (kulit, susunan
darah), Radiasi infra merah (katarak pada lensa), Suhu (heat stroke, frost bite),
Sinar (penerangan lemah, kelainan pada mata dan kelelahan, penerangan
karena silau, mudah kecelakaan).
2. Golongan Kimia: Debu (pneumoconiosis = silicosis, asbestosis), Uap (Metal
fume fever, penyakit kulit, keracunan), Gas CO (kurang O2 terbentuk carboxy
haemoglobine), Larutan (penyakit kulit).
3. Golongan Infeksi: penyakit kulit yang disebabkan oleh bibit penyakit anthrax
& brucella pada pekerja penyamakan kulit.
4. Golongan Fisiologi: penyakit yang diakibatkan oleh peralatan yang tidak
anatomis akan melelahkan dan merubah fisik pekerja.
5. Golongan Mental, Psikologi: diakibatkan oleh hubungan kerja yang tidak baik,
ataupun monoton.
➢ Langkah – Langkah Penelitian PAK
1) Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan, diteliti sejak timbul gejala sejak
dini dan perkembangan penyakit selanjutnya yang dikaitkan dengan pekerjaan
(sejak awal, sebab ada kemungkinan dapat diakibatkan oleh pekerjaan
terdahulu, sebelumnya).
2) Pemeriksaan klinis, untuk menentukan tanda dan gejala yang sesuai suatu
sindrom, contoh: Pneumoconiosis, keracunan Pb (noda timah hitam pada gusi).
3) Pemeriksaan lab, untuk memastikan dugaan yang diperoleh dari pemeriksaan
klinis, dengan memeriksa darah, air seni, faeces dll, Rontgen, untuk
menentukan penyakit paru-paru pneumo-coniosis).
4) Pemeriksaan ruang kerja yang ada kaitannya dengan penyebab penyakit dari
lingkungan kerja, contoh pneumoconiosis harus diteliti kadar debu yang
terkandung dalam udara di daerah pernafasan pekerja (breathing zone).
WEEK 2
Contoh:
rumah sakit : larutan pembersih
pertanian : pestisida
pabrik : thinner, pereaksi kimia
laboratorium : larutan pengering, pelarut, pengekstraksi
Penyebab Pelarut Dalam Industri
Kesehatan, menyebabkan keracunan karena pelarut bersifat toksik.
Keselamatan, pelarut dapat menyebabkan kebakaran ataupun kecelakaan.
Gangguan Terhadap Kesehatan
WEEK 3
Bahaya debu
- Dapat memasuki tubuh lewat inhalasi, ingesti, dan kulit
- Luasnya permukaan yang dapat menyerap debu (luas paru-paru orang dewasa
= 55-75 m2, dan kulit 2 m2).
- Luas permukaan debu semakin besar dengan semakin halusnya ukuran debu.
Misal 1 cm3 quartz murni bila ditumbuk halus menjadi ukuran 1 mikron, maka
terbentuk debu sebanyak 1012 dengan luas permukaan 6 m2 dibanding dengan
asalnya 6 cm2.
- Volume benda padat yang dihaluskan akan bertambah, karena adanya celah di
antara partikel di dalam massa. Misalnya, konsentrasi debu di udara sebesar
50 mppcf berasal dari 1 cm3 zat yang dihaluskan menjadi ukuran 1 mikron, di
udara akan memenuhi volume 20.000 ft3.
- Debu dalam industri ukurannya sangat bervariasi dengan ukuran halus
mendominasi yang lain.
- apabila ada debu di sekitar proses industri, dan orang dapat melihatnya, maka
kemungkinan besar debu yang lebih halus pun terdapat banyak di sekitar itu.
Deposisi partikulat
- Debu yang masuk paru-paru (2-5 mikron)
- Ukuran kecil mudah masuk tetapi mudah keluar lagi dari paru-paru
- Tergantung ukuran aerodinamik partikel, dapat memasuki: nasopharyngeal -
tracheo bronchial – pulmonary
- Sample dari impinger dianalisis ukuran dan prosentasi silika bebasnya
Pengukuran
- Mengukur debu melalui metode impingement. Alatnya bernama Impinger.
- Impinger dapat digunakan untuk mengukur debu ruangan + dapat juga sebagai
personal sampler pada breathing zone (mengukur debu masuk ke paru- paru
pekerja).
WEEK 4
DERMATITIS INDUSTRI
Dermatitis merupakan istilah yang digunakan untuk kelainan pada kulit akibat
eksposur terhadap iritan di lingkungan kerja.
Efek dapat berupa kemerahan saja sampai pada gatal, kulit melepuh, terbakar dan
tumor.
Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh, dengan fungsi:
- daya tahan pertama thd iritan, bakteri, fungi
- menerima sensasi panas, dingin, tekstur
- mengatur temperatur tubuh: menguapkan gas, sekresi minyak, asam pelindung,
membuat pigmen terhadap matahari.
luasnya: 2 m2, tebal dari 0,5mm sampai 3-4 mm
Pencegahan
Ada beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu:
- Kontrol Teknik, Merencanakan proses industri yang sedapat mungkin
menghindari/mengurangi kontak langsung pekerja dengan bahan-bahan yang
digunakan.
- Pendidikan, Para pekerja harus diberi informasi tentang bahan - bahan yang
berbahaya bagi kulit, yang sering digunakan dan bagi mereka harus
ditanamkan pengertian untuk menghindari kontak langsung dengan bahan-
bahan tersebut.
- Alat perlindungan kerja, menggunakan APD untuk mengurangi kontak
langsung antara bahan dengan kulit.
- Tes penempatan kerja, Test ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kulit
pekerja sehingga dapat disesuaikan dengan lingkungan kerja yang akan
dihadapinya.
- Klinik dan tempat perawatan, Pekerja yang mengalami kerusakan pada
kulitnya harus segera dikirim ke klinik untuk mendapatkan pertolongan,
sehingga mencegah kerusakan yang lebih parah.
WEEK 5
KEBISINGAN INDUSTRI
Definisi kebisingan:
Bising = suara-suara yang tidak dikehendaki
Bising = sejenis vibrasi/energi yang dikonduksikan dalam media udara, cairan,
padatan, tidak tampak, dan dapat memasuki telinga serta menimbulkan sensasi
pada alat dengar.
Karakteristik bising
- Intensitas/tekanan (sound pressure/intensity)
- Frekuensi
- Durasi eksposur terhadap bising
Ketiga karakteristik diperlukan karena:
1. Semakin keras suara, semakin tinggi intensitasnya
2. Frekuensi tinggi lebih berbahaya terhadap kemampuan dengar. Telinga
manusia lebih sensitif terhadap frekuensi tinggi
3. Semakin lama durasi eksposur semakin besar kerusakan pada mekanisme
pendengaran
Jenis bising
- Tergantung pada durasi dan frekuensi
- Steady wide band noise, bising yang meliputi suatu jelajah frekuensi yang
lebar (bising dalam ruang mesin)
- Steady narrow band noise, bising dari sebagian besar energi bunyi yang
terpusat pada beberapa frekuensi saja, contoh gergaji bundar.
- Impact noise, kejutan singkat berulang, contoh riveting
- Intermitten noise, bising terputus, contoh lalu lintas pesawat
Gangguan pendengaran
Pemaparan pada suara tinggi dan periode/durasi yang lama akan menyebabkan sel
syaraf pendengar dan rambut pada corti over aktif sehingga menimbulkan
kehilangan pendengaran permanen.
Pengukuran kebisingan
- Mengukur overall level dimana sound level meter (satuan dBA)
- Mengukur kebisingan pada setiap level frekuensi, SLM dengan frequency
analyzer
- Penentuan eksposur kebisingan pada pekerja yaitu noise dosimeter (satuan
dBA)
WEEK 6
▪ Radiasi pengion
Definisi radioaktivitas
proses dimana nukleus tidak stabil berdisintegrasi spontan dengan melepaskan
energi.
Energi berasal dari sinar radioaktif: α, β, γ, dst.
Sinar α
terdiri atas partikel/atom He tanpa elektron (2 proton + 2 neutron), emisi cepat,
energi cepat hilang, daya tembus ~ 0
Sinar β
partikel elektron, daya tembus sedang, kecepatan tinggi
Sinar γ = R
radiasi elektromagnetik, daya tembus dalam, kecepatan tinggi
Tipe radiasi
1. Alpha (α) partikel: muatan positif dari inti helium, terdiri dari 2 proton dan 2
neutron; partikel cukup berat; 2-5 cm di udara; mudah ditahan oleh kertas,
lapisan tipis atau kulit; berbahaya bila masuk kedalam tubuh.
2. Beta (β) partikel: muatan negatif partikel atau elektron; 4-5m di udara; dapat
ditahan oleh lapisan tipis air, gelas, perspex atau aluminium; dapat menembus
sesuai dengan energi (sampai 2 cm); berbahaya bila masuk tubuh.
3. Gamma (γ) rays: tanpa energi dan massa, dinyatakan sebagai gelombang; sama
dengan cahaya tampak tapi lebih besar energinya; bisa >100m di udara; dapat
menembus ke tubuh; berbahaya sekalipun di luar tubuh; dapat ditahan oleh
beton atau timbal dengan ketebalan tertentu.
Efek radiasi
- Tidak memberi rasa pada orang yang terpapar, menjadi berbahaya dan perlu
dikelola dengan baik
- Kerusakan/efek yang terjadi akibat oleh kematian sel. Setelah sel terbelah,
maka sel baru tidak viable, dan mati apabila inti sel terkena radiasi
Klasifikasi EMR
Radiasi non-pengion berasal dari spektrum elektromagnetik dengan panjang
gelombang besar atau energi rendah
EMR termasuk gelombang radio, ultraviolet, cahaya tampak dan infra merah,
ultrasound, laser, dan microwaves
EMR dibedakan atas dasar:
Intensitas (kekuatan)
Frekuensi
Panjang gelombang (λ)
Sumber EMR
1) Osilasi sirkuit elektrik, gelombang radio panjang
2) Infra Merah (IM) berasal dari benda panas (atom berotasi dan bervibrasi) ,heat
waves.
3) Cahaya tampak dapat terjadi bila benda panas dinaikkan suhunya, atau ada
transisi electron
4) Ultra violet (UV) berasal dari eksitasi elektronik, semakin kuat eksitasi
semakin mendekati gelombang pendek dan X-ray
5) Aliran listrik lewat gas, cahaya dan UV
6) X-ray didapat dari elektron berkecepatan tinggi yang ditumbukkan pada logam
berat. Bila energi meningkat, maka X-ray akan mendekati sinar γ
Bahaya EMR
1) Energi (E) gelombang EMR berbanding terbalik dengan frekuensi, semakin
rendah frekuensi, semakin tidak berbahaya radiasinya
2) Bahaya utama EMR adalah ‘over heating body tissues’
3) Tingkat keamanan didasarkan pada jumlah max energi/dtk yang dapat
didisipasi oleh unit area dari permukaan tubuh yaitu power surface density,
dalam satuan Joules/dtk/m2 atau watts/m2, atau mW/cm2.