Anda di halaman 1dari 15

Tugas Resume K3 (Week 1 – 6)

Nama : Rizky Farra Azilla

Nim : 13181064

Kelas : K3 - B

WEEK 1

KONSEP DASAR K3
Pengertian K3:

• merupakan suatu bidang yang terkait dengan Kesehatan, keselamatan, dan


kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.
• Semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan serta kerusakan lingkungan.

Arti Lambang K3:


Tanda Palang, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Roda Gigi, Bekerja dengan kesegaran jasmani & rohani.
Warna Putih, bersih dan suci.
Warna Hijau, selamat, sehat, dan sejahtera.
11 Gerigi Roda, Sebelas bab undang – undang no. 1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja.

Dasar Hukum Penerapan K3 di Lingkungan Kerja


1) UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan
2) Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3
3) Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
Tujuan K3
1) Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.
2) Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3) Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

➢ Kesehatan Kerja
Penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya dari
kesehatan fisik, mental dan sosial dari tenaga kerja pada semua pekerjaan,
pencegahan gangguan kesehatan pada tenaga kerja yang disebabkan oleh kondisi
kerjanya, perlindungan tenaga kerja dari resiko akibat faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan, penempatan dan pemeliharaan tenaga kerja dalam suatu
lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologisnya, dan
sebagai kesimpulannya merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
manusia kepada pekerjaanya.
➢ Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
1. Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja :
- Sarana
- Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter perusahaan dan
paramedis perusahaan)
- Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaraan PKK)
2. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (Awal, Berkala, Khusus
dan Purna Bakti)
3. Pelaksanaan P3K (Petugas P3K, Kotak P3k dan Isi Kotak P3K).
4. Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga kerja, kantin,
katering pengelola makanan tenaga kerja , pengelola dan petugas katering).
5. Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
6. Pelaksanaan pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja, Penyakit Akibat Kerja).
➢ Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam:
1. Golongan Fisik: Suara (pekak, tuli), Radiasi sinar radioaktif (kulit, susunan
darah), Radiasi infra merah (katarak pada lensa), Suhu (heat stroke, frost bite),
Sinar (penerangan lemah, kelainan pada mata dan kelelahan, penerangan
karena silau, mudah kecelakaan).
2. Golongan Kimia: Debu (pneumoconiosis = silicosis, asbestosis), Uap (Metal
fume fever, penyakit kulit, keracunan), Gas CO (kurang O2 terbentuk carboxy
haemoglobine), Larutan (penyakit kulit).
3. Golongan Infeksi: penyakit kulit yang disebabkan oleh bibit penyakit anthrax
& brucella pada pekerja penyamakan kulit.
4. Golongan Fisiologi: penyakit yang diakibatkan oleh peralatan yang tidak
anatomis akan melelahkan dan merubah fisik pekerja.
5. Golongan Mental, Psikologi: diakibatkan oleh hubungan kerja yang tidak baik,
ataupun monoton.
➢ Langkah – Langkah Penelitian PAK
1) Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan, diteliti sejak timbul gejala sejak
dini dan perkembangan penyakit selanjutnya yang dikaitkan dengan pekerjaan
(sejak awal, sebab ada kemungkinan dapat diakibatkan oleh pekerjaan
terdahulu, sebelumnya).
2) Pemeriksaan klinis, untuk menentukan tanda dan gejala yang sesuai suatu
sindrom, contoh: Pneumoconiosis, keracunan Pb (noda timah hitam pada gusi).
3) Pemeriksaan lab, untuk memastikan dugaan yang diperoleh dari pemeriksaan
klinis, dengan memeriksa darah, air seni, faeces dll, Rontgen, untuk
menentukan penyakit paru-paru pneumo-coniosis).
4) Pemeriksaan ruang kerja yang ada kaitannya dengan penyebab penyakit dari
lingkungan kerja, contoh pneumoconiosis harus diteliti kadar debu yang
terkandung dalam udara di daerah pernafasan pekerja (breathing zone).
WEEK 2

PELARUT DI LINGKUNGAN KERJA


Pengertian Pelarut, suatu zat yang mengandung beberapa bahan (material) yang
digunakan untuk melarutkan bahan (material) lainnya.

Contoh:
rumah sakit : larutan pembersih
pertanian : pestisida
pabrik : thinner, pereaksi kimia
laboratorium : larutan pengering, pelarut, pengekstraksi
Penyebab Pelarut Dalam Industri
Kesehatan, menyebabkan keracunan karena pelarut bersifat toksik.
Keselamatan, pelarut dapat menyebabkan kebakaran ataupun kecelakaan.
Gangguan Terhadap Kesehatan

▪ Senyawa toksik, Senyawa yang memberikan efek negatif terhadap kesehatan


manusia atau mahluk hidup lainnya.
▪ Efek toksik: Sifat senyawa, Jumlah yang masuk/dosis, Portal of Entry dan
Resistensi Individu.
▪ Portal of Entry: Oral/ mulut, inhalasai, absorpsi (kulit), dan suntikan
▪ Efek senyawa toksik: akut (paparan sekaligus konsentrasi tinggi
menyebabkan efek segera iritasi – kematian), kronik (paparan konsentrasi
rendah dalam waktu yang lama menyebabkan akumulasi senyawa toksis dan
mengganggu Kesehatan).
▪ Dosis, jumlah senyawa kimia yang masuk ke dalam tubuh
- Dose threshold: dosis minimum yang menghasilkan efek terukur
- Lethal Dose: dosis yang dapat menyebabkan kematian
- Lethal Concentration: konsentrasi terinhalasi yang dapat menyebabkan
kematian.
▪ Standard dan Batas Paparan
Threshold limit values, Konsentrasi senyawa kimia dalam udara, dimana pada
konsentrasi tersebut hampir seluruh pekerja yang terpajan dari hari ke hari selama
dalam waktu kerja tidak akan mengalami efek merugikan.
3 kategori TLV:
1. Time-weighted average (TWA)
Nilai pajanan senyawa toksik harian tanpa menimbulkan efek merugikan
terhadap pekerja (8 jam/hari dan 40 jam/minggu)
𝐶1𝑇1 + 𝐶2𝑇2 +⋯+𝐶𝑁𝑇𝑁
TWA = 8

C1 = Konsentrasi senyawa pada waktu T1


T1 = Paparan perioda waktu pertama selama 8 jam kerja
C2 = Konsentrasi senyawa pada waktu T2
T2 = Paparan perioda waktu kedua selama 8 jam kerja
Cn = Konsentrasi senyawa pada waktu Tn
Tn = Paparan perioda waktu ke-n selama 8 jam kerja
2. Short-term exposure limit (STEL)
Konsentrasi pajanan yang dapat diterima menerus oleh pekerja selama maks
15 menit tanpa efek. tidak boleh dilampaui pada waktu kapan saja selama hari
kerja, walaupun 8 jam TWA masih memenuhi TLV-TWA. Konsentrasi STEL
dalam satu hari tidak boleh terjadi lebih dari 4 kali dengan jeda min 60 menit.
3. Ceiling (C)
Nilai maksimal pajanan yang tidak boleh dilampaui baik dalam waktu pendek
dan untuk alasan apa pun.
Material Safety Data Sheet (MSDS)
- General information: produsen, alamat, telp, emergency contact
- Hazardous Ingredients: nama kimiawi,
- Karakteristik fisik dan kimia: karakteristik penguapan serta kandungan
senyawa
- Fire and explosive hazard data:
- Data reaktivitas: stabilitas senyawa
- Bahaya kesehatan: simptom, pertolongan pertama
- Safe handling and use: penyimpanan, pembuangan
- Control measure
Klasifikasi Pelarut
Ada 2 sistem pelarut:
Pelarut aqueous: berdasar air; berisikan asam, basa, deterjen, dll.
Pelarut non aqueous: pelarut organik
Contoh: nafta, spiritus, bensin, terpentin, benzene, alkohol, dan trikloroetilen
Klasifikasi pelarut organik:
- hidrokarbon alifatik, alisiklik, aromatik
- hidrokarbon terhalogenasi
- keton, alkohol, eter
Penilaian terhadap pelarut diketahui melalui rumus molekul dan toksisitasnya.
Pelarut dapat berupa campuran berbagai zat organik.
Aturan: diberi label tentang nama dan komposisi

WEEK 3

DEBU DI LINGKUNGAN KERJA


Pengertian debu
Debu merupakan zat kimia padat yang disebabkan oleh kekuatan – kekuatan alami
atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pengepakan, peledakan, dan
lainnya dari suatu benda baik organik maupun anorganik.

Bahaya debu
- Dapat memasuki tubuh lewat inhalasi, ingesti, dan kulit
- Luasnya permukaan yang dapat menyerap debu (luas paru-paru orang dewasa
= 55-75 m2, dan kulit 2 m2).
- Luas permukaan debu semakin besar dengan semakin halusnya ukuran debu.
Misal 1 cm3 quartz murni bila ditumbuk halus menjadi ukuran 1 mikron, maka
terbentuk debu sebanyak 1012 dengan luas permukaan 6 m2 dibanding dengan
asalnya 6 cm2.
- Volume benda padat yang dihaluskan akan bertambah, karena adanya celah di
antara partikel di dalam massa. Misalnya, konsentrasi debu di udara sebesar
50 mppcf berasal dari 1 cm3 zat yang dihaluskan menjadi ukuran 1 mikron, di
udara akan memenuhi volume 20.000 ft3.
- Debu dalam industri ukurannya sangat bervariasi dengan ukuran halus
mendominasi yang lain.
- apabila ada debu di sekitar proses industri, dan orang dapat melihatnya, maka
kemungkinan besar debu yang lebih halus pun terdapat banyak di sekitar itu.

Efek debu terhadap Kesehatan


- Silicosis, asbestosis pada beberapa kasus jantung ikut terpengaruh (cor-
pulmonale), terutama jika fibrosis parah.
- Keracunan sistemik: Hg, Pb, Mn, Cd, Be, dll. Zat organik.
- Metal fume fever: Zn, Mg.
- Alergi: tepung, kayu
- Bakteri, jamur: Anthrax dari wool dan tulang, jamur dari kayu,
- Iritasi pada hidung, tenggorokan: asam, alkali, Cr
- Kerusakan jaringan organ dalam: zat radioaktif, Ra

Ukuran partikel debu


- 5-10 μm tertangkap pernafasan bagian atas
- 3-5 μm tertangkap pernafasan bagian tengah
- 1-3 μm tertangkap pada alveoli (paru-paru bagian dalam)
- 0,1-1 μm mengikuti gerak brown dan akan terbawa keluar kembali.

Deposisi partikulat
- Debu yang masuk paru-paru (2-5 mikron)
- Ukuran kecil mudah masuk tetapi mudah keluar lagi dari paru-paru
- Tergantung ukuran aerodinamik partikel, dapat memasuki: nasopharyngeal -
tracheo bronchial – pulmonary
- Sample dari impinger dianalisis ukuran dan prosentasi silika bebasnya

Pengukuran
- Mengukur debu melalui metode impingement. Alatnya bernama Impinger.
- Impinger dapat digunakan untuk mengukur debu ruangan + dapat juga sebagai
personal sampler pada breathing zone (mengukur debu masuk ke paru- paru
pekerja).
WEEK 4

DERMATITIS INDUSTRI

Dermatitis merupakan istilah yang digunakan untuk kelainan pada kulit akibat
eksposur terhadap iritan di lingkungan kerja.
Efek dapat berupa kemerahan saja sampai pada gatal, kulit melepuh, terbakar dan
tumor.
Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh, dengan fungsi:
- daya tahan pertama thd iritan, bakteri, fungi
- menerima sensasi panas, dingin, tekstur
- mengatur temperatur tubuh: menguapkan gas, sekresi minyak, asam pelindung,
membuat pigmen terhadap matahari.
luasnya: 2 m2, tebal dari 0,5mm sampai 3-4 mm

Kategori penyebab dermatitis industri


- Zat kimia
- Tenaga mekanis
- Zat fisis
- Racun tumbuhan
- Zat biologis
Mekanisme efek terbagi menjadi 3 yaitu: iritan primer, penyumbatan pori, dan
sensitizer.
- Iritan primer
Menyebabkan dermatitis karena kontak langsung (dermatitis kontak)
80% dari kasus di industri
Contoh:
HNO3, H2SO4, NaOH: cepat membakar kulit
Deterjen, sabun kuat, pelarut ‘sedang’: iritasi ringan, eksposur berulang
menyebabkan iritasi berat.
- Penyumbatan pori
Berupa minyak, wax menjadi black heads/acne yang disebut dermatitis kulit
Sering terbawa pakaian kerja dan terbawa ke rumah sehingga dapat mengena
keluarga pekerja
- Sensitizers
Zat kimia yang menyebabkan kelainan kulit seperti alergi timbul setelah
beberapa kali eksposur - reaksi delayed dan multiple disebut dermatitis
sensitisasi.
Sekali orang tersensitisasi jika terkena eksposur sedikit juga sudah
menyebabkan efek parah dan kelainan dapat menjalar ke seluruh tubuh
sehingga orang tidak dapat bekerja di tempat yang sama
Contoh: epoxy resin hardener, pewarna azo, derivat coal tar, pollen, antibiotik,
dll.
Zat kimia yang menstimulir sel kulit tumbuh berlebih: epitelioma, papilioma,
polip, dan kanker seperti coal tar dan minyak mentah.

Agent dalam dermatitis


1. Agent mekanis
- Friksi, tekanan mengakibatkan kulit melepuh
- Sumbatan oleh glass wool dan rockwool
- Iritasi atau alergi menyebabkan gatal-gatal, terluka, melepuh
2. Agent fisis
- Suhu ekstrim
- Sinar matahari, UV, IM, sinar-X, dll.
- Efek yang timbul: iritasi/sensitisasi, perubahan warna, gatal, pedih, luka
bakar, melepuh, dan kanker
3. Racun tanaman
- Tanaman beracun: poison ivy dapat menyebabkan alergi
- Bunga beracun, Efek: kulit memerah dan gatal
4. Agent mikroba
- Bakteri, jamur, parasit dan tungau
- Didapat di daerah pertanian, bakery, sayur, dan buah-buahan
Klasifikasi berdasarkan mekanisme kerja pada kulit
- Deterjen dan pelarut keratin
- Desikator, zat higroskopis, anhidrida
- Protein precipitants
- Hidrolitik, elektrolitik
- Pengoksidasi
- Derivatif nitro yang toksik
- Keratogenik, neoplastic
- Agent biologis
- Alergi, protein anafilaktik
- Pereduksi

Pencegahan
Ada beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu:
- Kontrol Teknik, Merencanakan proses industri yang sedapat mungkin
menghindari/mengurangi kontak langsung pekerja dengan bahan-bahan yang
digunakan.
- Pendidikan, Para pekerja harus diberi informasi tentang bahan - bahan yang
berbahaya bagi kulit, yang sering digunakan dan bagi mereka harus
ditanamkan pengertian untuk menghindari kontak langsung dengan bahan-
bahan tersebut.
- Alat perlindungan kerja, menggunakan APD untuk mengurangi kontak
langsung antara bahan dengan kulit.
- Tes penempatan kerja, Test ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kulit
pekerja sehingga dapat disesuaikan dengan lingkungan kerja yang akan
dihadapinya.
- Klinik dan tempat perawatan, Pekerja yang mengalami kerusakan pada
kulitnya harus segera dikirim ke klinik untuk mendapatkan pertolongan,
sehingga mencegah kerusakan yang lebih parah.
WEEK 5

KEBISINGAN INDUSTRI

Definisi kebisingan:
Bising = suara-suara yang tidak dikehendaki
Bising = sejenis vibrasi/energi yang dikonduksikan dalam media udara, cairan,
padatan, tidak tampak, dan dapat memasuki telinga serta menimbulkan sensasi
pada alat dengar.

Karakteristik bising
- Intensitas/tekanan (sound pressure/intensity)
- Frekuensi
- Durasi eksposur terhadap bising
Ketiga karakteristik diperlukan karena:
1. Semakin keras suara, semakin tinggi intensitasnya
2. Frekuensi tinggi lebih berbahaya terhadap kemampuan dengar. Telinga
manusia lebih sensitif terhadap frekuensi tinggi
3. Semakin lama durasi eksposur semakin besar kerusakan pada mekanisme
pendengaran

Jenis bising
- Tergantung pada durasi dan frekuensi
- Steady wide band noise, bising yang meliputi suatu jelajah frekuensi yang
lebar (bising dalam ruang mesin)
- Steady narrow band noise, bising dari sebagian besar energi bunyi yang
terpusat pada beberapa frekuensi saja, contoh gergaji bundar.
- Impact noise, kejutan singkat berulang, contoh riveting
- Intermitten noise, bising terputus, contoh lalu lintas pesawat

Tekanan = sound pressure


- Manusia dapar mendengar suara pada tekanan antara 0,0002 dynes/cm2
(ambang dengar/threshold of hearing) sampai 2000 dynes/cm2 range besar
sehingga satuan yang dipakai dB (decibel): logaritmik
- Dinyatakan dalam decibel (dB) yang dilengkapi skala A, B, dan C sesuai
dengan berbagai kegunaan
- Skala A digunakan karena merupakan response yang paling cocok dengan
telinga manusia (peka terhadap frekuensi tinggi)
- Skala B dan C untuk evaluasi kebisingan mesin, dan cocok untuk kebisingan
frekuensi rendah

Gangguan pendengaran
Pemaparan pada suara tinggi dan periode/durasi yang lama akan menyebabkan sel
syaraf pendengar dan rambut pada corti over aktif sehingga menimbulkan
kehilangan pendengaran permanen.

Efek bising pada manusia


Psikologis, terkejut, mengganggu dan memutuskan konsentrasi, tidur dan saat
istirahat
Fisiologis, seperti menaikkan tekanan darah dan detak jantung, mengurangi
ketajaman pendengaran, sakit telinga, mual, kendali otot terganggu, dll.
Gangguan komunikasi, yang mempengaruhi kenyamanan kerja dan keselamatan.

Pengukuran kebisingan
- Mengukur overall level dimana sound level meter (satuan dBA)
- Mengukur kebisingan pada setiap level frekuensi, SLM dengan frequency
analyzer
- Penentuan eksposur kebisingan pada pekerja yaitu noise dosimeter (satuan
dBA)

Alat ukur kebisingan


1. Sound level meter, mencatat keseluruhan suara yang dihasilkan tanpa
memperhatikan frekuensi yang berhubungan dengan bising total (30-130 d)
hingga (20-20.000Hz)
2. Sound level meter dengan octave band analyzer, mengukur level bising pada
berbagai batas oktaf di atas range pendengaran manusia dengan
mempergunakan filter menurut oktaf yang diinginkan (narrow band analyzers
untuk spektrum sempit 2-200 Hz).

WEEK 6

RADIASI PENGION & NON – PENGION

▪ Radiasi pengion
Definisi radioaktivitas
proses dimana nukleus tidak stabil berdisintegrasi spontan dengan melepaskan
energi.
Energi berasal dari sinar radioaktif: α, β, γ, dst.
Sinar α
terdiri atas partikel/atom He tanpa elektron (2 proton + 2 neutron), emisi cepat,
energi cepat hilang, daya tembus ~ 0
Sinar β
partikel elektron, daya tembus sedang, kecepatan tinggi
Sinar γ = R
radiasi elektromagnetik, daya tembus dalam, kecepatan tinggi

Tipe radiasi
1. Alpha (α) partikel: muatan positif dari inti helium, terdiri dari 2 proton dan 2
neutron; partikel cukup berat; 2-5 cm di udara; mudah ditahan oleh kertas,
lapisan tipis atau kulit; berbahaya bila masuk kedalam tubuh.
2. Beta (β) partikel: muatan negatif partikel atau elektron; 4-5m di udara; dapat
ditahan oleh lapisan tipis air, gelas, perspex atau aluminium; dapat menembus
sesuai dengan energi (sampai 2 cm); berbahaya bila masuk tubuh.
3. Gamma (γ) rays: tanpa energi dan massa, dinyatakan sebagai gelombang; sama
dengan cahaya tampak tapi lebih besar energinya; bisa >100m di udara; dapat
menembus ke tubuh; berbahaya sekalipun di luar tubuh; dapat ditahan oleh
beton atau timbal dengan ketebalan tertentu.
Efek radiasi
- Tidak memberi rasa pada orang yang terpapar, menjadi berbahaya dan perlu
dikelola dengan baik
- Kerusakan/efek yang terjadi akibat oleh kematian sel. Setelah sel terbelah,
maka sel baru tidak viable, dan mati apabila inti sel terkena radiasi

Dasar – dasar pengamanan radiasi


Bahaya : internal dan eksternal
Evaluasi : pengukuran dan bandingkan dengan standar
Dasar pengamanan : waktu, jarak, perisai

▪ Radiasi non – pengion (Radiasi EMR)


Definisi:
Perubahan radiasi elektromagnet (EMR) disebabkan perubahan dalam medan listrik
dan medan magnet.
EMR terdiri dari:
Radiasi non-ionisasi = EMR yang energinya tidak cukup untuk mengeluarkan
elektron dari orbit atomnya.
Radiasi ionisasi mempunyai cukup energi untuk meng-ionisasi semua materi yang
dilaluinya.

Klasifikasi EMR
Radiasi non-pengion berasal dari spektrum elektromagnetik dengan panjang
gelombang besar atau energi rendah
EMR termasuk gelombang radio, ultraviolet, cahaya tampak dan infra merah,
ultrasound, laser, dan microwaves
EMR dibedakan atas dasar:
Intensitas (kekuatan)
Frekuensi
Panjang gelombang (λ)
Sumber EMR
1) Osilasi sirkuit elektrik, gelombang radio panjang
2) Infra Merah (IM) berasal dari benda panas (atom berotasi dan bervibrasi) ,heat
waves.
3) Cahaya tampak dapat terjadi bila benda panas dinaikkan suhunya, atau ada
transisi electron
4) Ultra violet (UV) berasal dari eksitasi elektronik, semakin kuat eksitasi
semakin mendekati gelombang pendek dan X-ray
5) Aliran listrik lewat gas, cahaya dan UV
6) X-ray didapat dari elektron berkecepatan tinggi yang ditumbukkan pada logam
berat. Bila energi meningkat, maka X-ray akan mendekati sinar γ

Bahaya EMR
1) Energi (E) gelombang EMR berbanding terbalik dengan frekuensi, semakin
rendah frekuensi, semakin tidak berbahaya radiasinya
2) Bahaya utama EMR adalah ‘over heating body tissues’
3) Tingkat keamanan didasarkan pada jumlah max energi/dtk yang dapat
didisipasi oleh unit area dari permukaan tubuh yaitu power surface density,
dalam satuan Joules/dtk/m2 atau watts/m2, atau mW/cm2.

Anda mungkin juga menyukai