Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM FARMAKOLOGI-BIOFARMASETIKA

PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA
JURUSAN FARMASI

PERCOBAAN VI
“MENENTUKAN KECEPATAN FILTRASI GLOMERULAR”

DISUSUN OLEH:
NAMA : LUSI LESTARI
NIM : G70117164
KELAS/KELOMPOK : A/ III (TIGA)
TANGGAL :KAMIS,15 APRIL 2021
ASISTEN :FAHYA AULIA LOUTO

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
A. Latar Belakang
Studi biofarmasetika menyatakan kelarutan merupakan factor yang dapat
mempengaruhi laju dan jumlah obat untuk mencapai sirkulasi sistemik.
Molekul erat kaitannya dengan kelarutan terutama kelarutan zat dalam air,
sehingga zat larut dalam air menunjukan absorbs yang sempurna dan
sebaliknya. Pada bahan obat dengan kelarutan kecil, diketahui bahwa kelarutan
dan laju disolusi merupakan salah satu factor yang menentukan proses absorbs,
terutama untuk sedian-sedian oral. Oleh karena itu banyak di kembangkan
upaya untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi bahan obat ini, baik
dengan modifikasi sifat-sifat fisika bahan obat maupun dengan menambahkan
bahan peningkat kelarutan, membentuk senyawa baru dan system dispersi
padat (Noviyanty, dkk 2016).

Kinetika perjalanan obat dalam tubuh pada obat-obat yang diberikan secara
intravena bolus dengan model dua kompartemen. Apabila perpindahan antar
kompartemen dianggap mengikuti kinetika orde pertama dan tanda positif atau
negatif secara berurutan menggambarkan perjalanan obat masuk dan keluar
dari masing-masing kompartemen, maka dapat dituliskan seperangkat
persamaan diferensial untuk menggambarkan farmakokinetika dua
kompartemen pada pemberian obat secara intravena bolus seperti yang
dituliskan pada persamaan (1).dC1/dt=k21C2-k12C1-k10C1, dan persamaan (2).
dC2/dt= k12C1- k21C2. Di mana dC/dt adalah laju perubahan konsentrasi obat
dalam sirkulasi sistemik tiap satuan waktu (mg/L/jam), k21 adalah konstanta
kecepatan perpindahan obat dari kompartemen pertama (sirkulasi sistemik)
menuju ke kompartemen kedua atau jaringan (1/jam) atau setara dengan jumlah
obat dibagi dengan volume distribusi (Notario Dion, 2018).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasi mampu memahami dan
mengetahui keadaan fungsi ginjal dengan menentukan kecepatan fungsi
glomerular (Glomerular Filtratiob rate= GFR) pada kelinci jantan yang di
induksi kreatinin sehingga dapat di aplikasikan diruang lingkup kefarmasian
hal inilah yang melataebelakangi percobaan ini dilakukan.
B. Maksud Percobaan
Memahami keadaan fungsi ginjal dengan menentukan kecepatan glomerular
(Glomerular Filtration Rate GFR).

C. Tujuan Percobaan
Mengetahui keadaan fungsi ginjal dengan menentukan kecepatan glomerular
(Glomerular Filtration Rate GFR).

D. Prinsip Percobaan
Memahami dan mengetahui keadaan fungsi ginjal dengan menentukan
kecepatan fungsi glomerular (Glomerular Filtratiob rate= GFR) pada kelinci
jantan yang di induksi kreatinin
E. Dasar Teori
Filtrasi glomerulus adalah langkah pertama dalam pembentukan urine, yang
merupakan proses ultrafiltrasi darah ke dalam ruang Bowman setelah melintasi
kapiler glomerulus. Untuk menilai fungsi filtrasi glomerulus maka dilakukan
pemeriksaan Glomerular Filtration Rate (GFR) atau laju filtrasi glomerulus
(LFG). GFR dapat dinilai dari pengukuran langsung, misal pemeriksaan klirens
kreatinin atau diperkirakan dari kadar biomarker serum hasil filtrasi endogen
yang kemudian dengan menggunakan persamaan atau rumus tertentu dibuat
nilai estimasi GFR (eGFR). Persamaan ini menjelaskan faktor nonGFR yang
memengaruhi kadar serum biomarker tersebut, termasuk laju pembentukan
senyawa yang diukur, reabsorpsi atau sekresi di tubulus gimjal, dan eliminasi
ekstrarenal dari biomarker tersebut (Susianti H., 2019)

Glomerulus tersusun dari kuantum kapiler berbentuk bola yang berfungsi


sebagai tempat filtrasi sebagian air dan zat terlarut dalam darah. Cairan
terfiltrasi memiliki komposisi yang identik dengan plasma. Glomerulus
menerima suplai darah melalui arteriol aferen, dan keluar melalui arteriol
eferen. Ginjal mengeluarkan 1500-2500 mL urin rang dewasa melalui proses
filtrasi per hari. Sisa metabolisme disaring dan dihilangkan dari tubuh bersama
dengan kelebihan air sebagai air seni. Proses filtrasi tersebut terjadi di
glomerulus, dan selanjutnya diteruskan dalam tubulus untuk proses reasorbsi.
Laju filtrasi glomerulus (LFG) memberi gambaran jumlah darah difiltrasi oleh
ginjal per menitnya. Bila terjadi kerusakan atau gangguan dapat mempengaruhi
kualitas filtrasi ginjal bahkan mengakibatkan penurunan fungsi ginjal baik
secara cepat (akut) dan lambat (kronis). Gangguan filtrasi dapat menyebabkan
berbagai sisa metabolisme melewati glomerulus tanpa penyaringan, dan keluar
bersamaan dengan urine, diantaranya: urea dan albumin (Irawan P.A, 2019).

Penilaian fungsi ginjal dapat dilakukan dengan cara pengukuran laju filtrasi
glomerulus (LFG) dan penghitungan LFG. Pengukuran LFG secara langsung
dengan substansi eksogen atau endogen pada pelaksanannya sulit dan tidak
praktis sehingga saat ini digunakan perhitungan estimasi LFG (eLFG). Estimasi
LFG (eLFG) digunakan untuk menilai stadium gangguan ginjal dan perjalanan
penyakit ginjal. Penentuan estimasi LFG berdasarkan rumus formula estimasi laju
filtrasi glomerulus Cockroft-Gault (eLFGCG), dan berdasarkan formula estimasi
laju filtrasi glomerulus dari Chronic Kidney Disease Epidemiology Collaboration
(eLFGCKD-EPI) (Kaitang, dkk, 2019)

Laju filtrasi glomerulus (LFG) merupakan salah satu pemeriksaan fungsi ginjal
dalam menilai fungsi ekskresi, dengan cara menghitung banyaknya filtrat yang
dapat dihasilkan oleh glomerulus. Derajat penurunan kadar LFG menandakan
beratnya kerusakan ginjal. Penentuan fungsi ginjal dengan menggunakan rumus
dapat memperkirakan nilai LFG menjadi lebih mudah, cepat, dan praktis (Senge
dkk, 2017)

Menurut (Lesmana dkk, 2017) Komposisi fitrasi glomerulus, pembentukan urin


dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan melalui kapiler glomerulus ke dalam
kapsula Bowman. Kapiller glomerulus relatif impermeabel terhadap protein,
sehingga cairan hasil filtrasi (disebut filtrat glomerulus) pada dasarnya bersifat
bebas protein dan tidak mengandung elemen seluler, termasuk sel darah merah.
Yang menentukan fitrasi pada ginjal adalah:
1) GFR merupakan kira-kira 20% dari aliran plasma ginjal
Seperti pada kapiler lain GFR ditentukan oleh:
a. Keseimbangan kekuatan osmosis koloid dan hidrostatik yang bekerja
melintasi membran kapiler
b. Koefisien filtrasi kapiler (K)
2) Membran kapiler glomerulus
Membran kapiler glomerulus mempunyai tiga lapisan utama (biasanya
membran yang lain hanya memiliki dua lapisan):
a. Endoteliun kapiler,
b. Membran dasar,
e. Lapisan sel epitel (podosit) yang mengelilingi permukaan luar membran
dasar kapiler.
F. Uraian Bahan
1. Aquadest (FI III, 1979, hal. 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
Rm/Bm : H2O/ 18,02
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,


tidak memiliki rasa
Kelarutan : -
Kegunaan : Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

2. Alkohol (FI Edisi III, 1979 : 65)


Nama resmi : AETHANOLUM

Nama lain : Etanol / Alkohol

RM/BM : C2H6O / 46,07

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah


menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa
panah. Mudah terbakar dengan memberikan
nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam


kloroform P dan dalam eter P.

Kegunaan : Sebagai pereaksi.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung


dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala
api.

3. EDTA (FI Edisi IV, 1995 : 1150)


Nama resmi : DINATRIUM
ETILENDIAMENATETRAASETAT
DIHIDRAT

Nama lain : Dinatrium Edetat/Garam natrium asam

RM/BM : C10H14N2Na2O8.2H2O/372,24

Rumus struktur :

(PubChem.com)

Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa agak


asam

Kelarutan : Larut dalam II bagian air, sukar larut dalam


etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam
kloroform P dan dalam eter P.

Kegunaan : Sebagai pengencer darah hewan uji

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat


4. Na CMC (FI III, 1979 hal. 401)
5.

Nama Resmi : Karboksimetil Selulosa Natrium


Nama Lain : Carboxymethyl Cellulosa Sodium
Rm/Bm : -/ -
Rumus Struktur : -
Pemerian : Serbuk atau garam putih hingga cream dan
higroskopis
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam etanol dan
membentuk larutan koloidal tidak larut dalam
etanol, eter dan pelarut organic lainnya
Kegunaan : Suspending agent
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang 6,5% dan tidak lebih
dari 9,5%
G. Uraian Sampel
1. Asetosal (FI Edisi III, hal 43)
Nama Resmi : ACIDUM ACETYLSALICILACUM
Nama Lain : Asam asetil salisilat/asetosal
Rm/Bm : C9H8O4 / 180,16
Rumus :
Struktur COOH
OCOCH3

(Pubchem, 2021)
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa asam
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut Dalam
etanol (95%) P, sukar larut dalam kloroform P
dan dalam eter P,
Kegunaan : Antikonvulsan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Asam Salisilat (FI Edisi III, 1979 : 36)


Nama Resmi : ACIDUM CALICYLICUM
Nama Lain : Asam Salisilat
RM/BM : C2H6O3 / 138,12
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk


berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa
agak manis dan tajam.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air dalam 4 bagian
etanol (95%)P. Mudah larut dalam
kloroform dan dalam eter, larut dalam
larutan ammonium asetat dinatrium
hydrogen fosfat, kalium sitrat dan natrium
sitrat.
Khasiat : Keratolitikum, antifungi
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,5%
C2H6O3.
H. Uraian Obat
1. Asetosal (Medscape, 2020)
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang
Dosis : Dosis 300 – 900 mg tiap 4-6 jam jika diperlukan.
Maksimum 4 gram/hari anak dan remaja tidak
dianjurkan.
Farmakokinetik : Aspirin dengan sediaan tablet cepat diabsobsi di
lambung dan duodenum. Aspirin didistribusi di
jaringan. Metabolisme aspirin berlangsung segera
setelah pemberian. Eliminasi aspirin utamanya
melalui urin 75% dalam bentuk saliciluri acid dan
10% dalam bentuk asam
salisilat.
Mekanisme : Aspirin bekerja mengihibisi enzim
Kerja ciklooxigenase 1 dan 2 sehingga menginhibisi
produksi prostaglandin dan derivatnya
Efek Samping : Hiperterapi, kulit berminyak, jerawat.
Kegunaan : Sebagai obat uji
Kelas Terapi : Antikonsulvan, golongan barbiturate.

2. Asam Salisilat (Medscape, 2021)


Indikasi : Kutil plantar/kapalan/jagung; dermatitis seboroik/
psoriasis.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, penggunaan atau aplikasi jangka
panjang ke area yang luas (risiko salisilisme),
anak-anak < 2 tahun.
Dosis : Salep (3%), krim (2,5%), shampo (1,8-3%) tiap 6-
8 jam.
Efek Samping : Kulit tersengat/terbakar, pusing, sakit kepala, tinnitus,
kebingungan mental, peeling, scaling, terbakar/iritasi
pada jaringan normal di tempat
terpapar, hiperventilasi.
Farmakokinetik : Absorbsi : Penyerapan: Tidak ada dengan
penggunaan perkutan normal.
Distribusi : -
Metabolisme : -
Ekskresi : -
Mekanisme : Melarutkan semen intraseluler yang menyebabkan
Kerja
jaringan hiperkeratotik membengkak, melunak,
melembutkan, dan mengelupas.
Golongan Obat : Obat Bebas (Agen Keratolitik).
I. Uraian Hewan
1. Kelinci Jantan (Oryctolagus cuniculus) (Aidah Nur Siti, 2020)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Genus : Lepus
Spesies : Oryctolagus cuniculus
J. Alat Dan Bahan
J.1 Alat
a. Timbangan
b. keteter
c. Mouth block
d. Sentrifus
e. Spektro fotometer
f. Lap kasar
g. Spidol
h. Alat tulis
i. Pipet
j. Pengaduk
k. Sarung tangan
l. Stopwatch
m. Kandang
n. Selang infus
o. Gelas kimia
p. Erlenmeyer
q. Pencukur Rambut
r. Spot injeksi

J.2 Bahan
- Aquadest
- Kapas
- Feri nitrat
- Kertas Koran
- Handscoon
- Raksa(2)klorida
- Masker
- Larutan kalium oksalat 2%
- NaCMC
- Larutan Natrium salisilat
- Asam klorida 1N
- NaEDTA
- Alkohol
- Kapas
- Tissu

J.3 Sampel

- Asetosal
- Asam Salisilat
-
J.4 Hewan Uji

- Kelinci Jantan (Oryctolagus cuniculus)

K. Skema Kerja
L. Cara Kerja
M. Hasil Percobaan
DAFTAR PUSTAKA

Irawan P.A, dkk, (2019). Comparative Study : Formula Praktis Estimilasi Laju
Filtrasi Glomerulus (LFG) Dengan Biomarker Kreatinin Serum. Jurnal
Medika Kesehatan, Vol 12 No 2

Kaitang, F.Y., dkk, (2019). Perbandingan Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus


Berdasarkan Formula Cockroft-Gault Dengan Estimasi Laju Filtrasi
Glomerulus Berdasarkan Formula Chronic Kidney Disease Epidemiology
Cpllaboration Pada Subyek Penyakit Ginjal Kronik Non-Dialisis. Jurnal E-
Clinic. Vol 7, No 1

Lesmana R. dkk, (2017). Fisiologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi, Keperawatan


Dan Kebidanan. Yogyakarta : Deepublish

Senge, C.E., dkk, (2017). Hubungan Kadar Lipid Serum Dengan Nilai Estimasi
Laju Filtrasi Glomerulus Pada Penyakit Ginjal Kronik. Jurnal E-Clinic. Vol
5, No 1

Susianti H., (2019). Memahami Interpretasi Pemeriksaan Laboratorium Penyakit


Ginjal Kronos. Malang : UB Press.
Memahami Interpreta...
X @ books.googIe.co.id
MRMAFLtMI INTRRPRITAM PEMERIKSAAN LABORATOMUM
PENYAlUT1IN]A KROMIS

Reunite:

ISBN:

FJlrrasl glomerulus adatah langkah pertama dalam pembentukan


urine. yang merupakan proses ultrafiltrasi darah ke dalam ruang
Bowman setelah mellntasl kapller glomerulus. UnNk menilat
fungsi flltrasi glomeru!us maka dilakukan pemeriksaan
clomerolar Filtration Rate (GFR) atau laju ft1trasi glomerulus
(LFG). GFR dapat diniTai dari pengukuran TangSung, misal
pemeriksaan kilrens kreaNnln atau dlperkirakan dari kadar
b1omorker serum Basil flltrasi endogen yang kemudtan dengan
menggunakan persamaan atau rumus tertentu dibuat nilai
estimasl fiFR (eG5R). Persamaan Jni menjelaskan faktor nonGFR
yang memengamhi kadar serum 6iomor/rer tersebut, termasuk laju
pembentukan senyawa yang diukur, reabsorpsi atau sekresi di
tubulus ginjal, dan eliminasi ekstrarenal dari biamarker tersebut
(Soveri era/., 20.14).
Nilai lfilomemlar Filcrauan Rate (CFR) bervariasi
berdasarkan ukuran tubuh, sehingga GFR dlukur dengan
penyesuaian terhadap luas permukaan tubuh raLa-rata yaitu 1,73
m* dan dinyaakan sebagai mL/mnt/1,73 m^. N.ilai GPR juga
mm@• ubpe$@ M c ›m/ ubnrWs ubac id bervariasi menumt asupan protein, keadaan hamil, s iNs cairan
hip/ /a ’. rihposruha J
ekstraseluler, tekanan darah yang ekstrem, penggunaan terapi
antihipertensi, dan keberadaan penyakit ginjal serta derajat
keparahan penyakit ginjal. Nllal rata•rata GFR adalah 120•130
mL/mtn/1,73 m' untuk orang dewasa dengan usla kurang dañ 40
tahun dan akan menurun sesual pertambahan usia. IFR yang
kurang dari 60 mL/mnt/1.73 m° dianggap sebagai penuriinan
fungsi glnJal derajat sedang untuk orang dewasa pada segala usia
Gl‹›iuerulus torsuxun duri kuuntum kapilcr liltrusi ginjal bchkun mengakihatkan
bcrbentuk hnlc yong herfungsi xehitgai penurunan fungsi j;injuI baik scara ceput
tentpai filtrasi sebitgian air dan xci terlanit t«kutj dan lambut (kr‹›nis) (Syiritia. 2iJ 13).
COMPARATIVE STUDY: • ORMUL4 PRAKTIS ESTIMASI LAJU
FILTRASI GLOMERULUs(LFG› DENcxN sions dulam darah. Cuiran terfiltrasi memilik i Gangguun filtrcsi dayat rzenycbabkan
KREATININ SERUM k‹›inpnsisi yang identik duns*» p!•••• berbagai sisa metahulisne meluwati
Putra Adi Irawan. Jon Farizal. Tedy Febriyanto Gloincrulus ixenerin a suplui darah ›zcIalui glumerulus tanpu penyaringan, dan keluar
Politelmih Kesehatan Ketuentcrien Kesebatan Bengkulu, Jurusen Analis Kesehelan aneriul aferen, dan keluaz melalui arturiul bersamuan dengan urine, Jianlaranyu: urea
Jehan Indragjri Nomor 03 Padang Harapan Kota Bengkulu
piitruadiircnvuu45 B iti‹iil,i-i›m eleren (Noer, 2tl1II: Sherw‹›od, 2012). Jxn albumin tHarris‹›n. 2(\12). Beberapa uji

Abstract: Estimation GFR i* complicated to take a rclacivcly long lime, so it takes a Ginjal mongeluarkan I 10t\•21t)f) mL urin
practical and efficient method with accuraie results as well. Indonesia is a century with
rang dcwasa melalui pr‹›scs tiltrasi per hari ir›embcri ganibaran kcsehuian ginjal
moderately high chronic kidney disea.se patients. Rvsk‹sdas Dara Ministry r›f Henlth
21)13-2tl18 reposed patients with kidney failure age* 15 yearsof Increasing eachyear. lt diantaranya: Kiealinin serum, kFG, dan
takes several laboratory lefts to give u pr‹per picture of tidney healih including: LFG.
(Sherwood 2TJI2). Sisa inctabulis ne
There arc vcral fnrmubs tlutl have t›een researched earlier by expens including: Formula disaring dan dihilangkcn dcri tuhuh sebagainya. Estiiiiasi LFG termasuk rumit
Chn›n›c Kidney Discard-Epidemiology CcJlat›craIiun ‹CKD-EPtJ. The is‹kopc di1uti‹›n
mass rpcctrumctry (ID-MS) Traceable Modification cf Diet in Renal Disease (MDRD) bersama dengon kelebihan nir sebagai oir sehingga iricmerlukan suatu mctods
, anJ Mo‹Jification of DiN In Renal Disea'›c (ktDRDj 4 Variable. know lhe comparison
of LFG esiirrintes based on the Formula CKO-API. tD-MS Traceable MDRD, and MDRD 4 seni. Proses filtrasi tersebut terjadi di estiinnsi prnklis dan akurat (McGregor.
Variable. McihoJ.s: Data t+sed in research .studies such as 'serum rreacininc and subject age
are obtained froM secondary Dala as mtich as 30 people. The GFR values are calculated with glomerulus, Jun selanjutnya Jitcruskitn 2tltl7; Spirit ia, 2(ll3).
the CKD-EPI formuta. ID-MS Traceable MDRD. and MDRD 4 Variable. Average value oF
* SD (n = 30) LFG WM on lhc CKD-EPI formula is 71,36 + dulam tubulus uniuk yruses rcusurhsi Laju tiltrasi glomerulus juga memberi
8.77 with thevulnerable valueof CiFR= 50.70-89..34. 93.30% suffered mild160-89) and
6.70?6 M‹xicrate danmge (59-30). The average vaiue oF+ SD (n = 30) GFR based on the (O’CaIIagl an, 2005: ShurwouJ, 2tI12: inlorm.si jumlah nefrun yang burtñngsi, buik
formula of the ID-M5 Traceablc iViORD is64.79 + 6,59 wilh vulnerable valueof GFR —
48,48-78,40. 83.30'I6 suffered mild (60-89} and 16.7& Moderate damage (59-30).
Spiritia, 2Ut4). 1’u ngsi ekskre.si maupun fungsi sekrcsi.
Average value of • 5D (n = 30) GFR based on thr MDRD 4 Variable re nor i* aa.aa L«jufi ltrasi gI‹imsruIus (UG) nxinhcri Nilai LFG yung rcndah, menandukan
7,00 wirh vulnerable value GFR = 51.53-83.33. 93.3 suffcnxt mild (60-89j and 6.70%
Moderate damage {59-30). The use of lhree (3) such formulas can be used to estimate yainbaran jumlah durah difiltrusi uJch ginjal sem«kin scdikit pula nefrun yang bcrfungsi
GFR. Nevertheless. the formula CKD-EPI o MDRD 4 variable are recommended.
Keywords: C'omparative, Far rnula GFR. Serum creatinine per nunitnya. Bila terjadi kcrusakan atau tWvin. c/ ri/. 200fi). Pcncntuan nilui rataan
Abatrah: Esiimasi LfG cenderung cukup mmit dan membutuhkan wakui yang relaiif gangguuli dapat ucinpengaruhi kualitas LFG merupakan inctc›dc yang akurat untuk
lama, sehingga diperluican suatu meiede praLtis dan efisien dengan hasil yang akurat pula.
Indonesia merupakan negara dengan pasien penyakit ginjal kronik yang cukup
tinggi.Data Riskesdas Kemnterian Kesehatan 2013-2018 mzJaporkan pasien gangguan
ginjal usia US tahun yang kian meningkat setiap tahunnya. Dibutuhkan beberapa us
laboratnium untuk memberi gambaian yang tepai mengenai kesehataa ginjal
diantaranya: LfG. Terdapat beberapa formuia yang telah dilelili sebelumnya oleh para
ahli diantaranya: Formula Chronic Kidney Disease-Epideminlogy Collaboration (CKD-
EPI).Theisotopedilution mass specuometry (ID-MS) Traceable Modification of Diet in
Renal Disease (MDRD), dan Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) 4 Variable.
Mengetahui perbaiidingan hasil estirimsi LFG berdasarlnn formula CKD-EPI, ID-MS
Traceable MDRD, dan MDRD 4 Variabel. Datayang digunakan dalam penelitian seperti
kreatinin serum dan usia subjek diperoleh dari datfl selrurider sehanyak 30 orang. Nilai

082
084
Jur
zin/
Ele
na
&r
szfi
atn
n,
Vnl
um
e
12
No
mo
r 2,
De
ce
mb
er
201
9,
hln
OS
Z-
O
89
Perbandingan Estimasi Laju Filtrasi Glonierulus Berdasarkan Formula 68 Junial e-Clinic Decl j, volume 7. Homer 1, cannon -Jims how
Cockroft-Gault dengan Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus Berdasarkan
Formula Chronic Kidney Disease Epidemiology Collaboration
Menurut definisi dwi Kidne y Disease.
pada Subyek Penyakit Ginjal Kronik Non-Dialisis
Periode Januari — December 2017 Improving Globcif Outcome (KDIGO),
penyakii ginjal kr * t K) adalah angguan
pada stniktur atau fun si ginjal lebih dari
tiga bulan, dengan iniplikasi kesehatan yang
diklasifikasikan berdasar- kan etiologi,
Emma Sy. M•eis klasifikasi laju filtrasi glome- mlus, dim
‘Maarthen C. P. Wo•gkar
albuminuria.'
Penyakit ginjal kronik merupakan
'Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulfmgi Manado salah satu masalah kesehatan dunia. Hasil
° Bfigiai1 Ilmu Penyakit Dalam Fokultfc. Kedoklcrun Univcrsilas Sam Ratulangi MSWO penelitian Gfoiznf Bu rden uf Disease tahun
Email: prici1ia_kaitang OD COM
201II melaporkan bahwa PGK merupakan
penyebab kematian ke-27 di dunia dan
Abstract. Chronic kidney disease (CKD) is one of ihe healthproblems w'nrldwifie. Evaluation meningkat menjadi urutan ke-18 pada
of Listoe$ function could be done by measuring and calculating glomerular filiraiion raie tahun 2010.2 Menuiut National Institute of
(GFR). The dirtct measurement of GFR using exogenous or endogenous sub-stance is difticult
to be performed and inconvenience. iherefore, the estimation of GFR (eGRF) is more Diabetes and Digestive and Kidney Diseases Collnborniion
preferable. The eGRF is uxed for assessing the gradex of kidney diseases and their underlying (NIDDK), 10% orang dewasa di Amerikn LFG
mechanisms, Meanwhile, determination of eCrRF is breed on the formula of Cockfofi-Gaull memiliki PGK dan terns meniiig- knt dalam
(eGRF, t,) and rhe formula of Chronic Kidney Disease EpiJemiology Collabotacion teGRF
g›), Thi*.studyza hmed loevuuae Oedfnemvbetzeen hee1RF=tndd3RFrrovm
10 tahun terakhir. Data di Axnenk’ñ United mudab dan praktis dilakukan di klinis.
among non-diWyss CKD patience Tte ne*ult *howed thul there w:r‹aco4ñnmity ofJ9.2t6 States Renal Data S Astern Namun, memiliki keterbatasan yaitu kurang

hetween lhe two formulas. The gamma tear obtained an i of II.it73 (P<0.01 j for the iw• (USRDS) tahun 2015 menyatakan tingkat akurat untuk LFG di atas fi0ml/menit,
formulas, Conclusion: There was a conformity o1 7s.zx between the eGFR formula ot mortalitas PGK pada laki-laki 120 per 1000 individu dengan berat badan berlebih atau
Cockroft-Gault and the eGFR formula of Chronic Kidney Disease Epiderrtiology
Collaboration among non -dialysis CKD patients. pasien per tahun dan pada perempuan 103 per obesitas, dan yang dengan usia >7tl iahun.
3
Keywords: CKD, eGFR CG. eGFR CKDzri I D00 pasien pertahun. PGK merupakan Persamaan estimasi laju filtrasi lomerulus
penyebab utama kematian kesembilan di Chronic Kidney Disense Epidemio fo 8 y
Abstrak: Penyakit ginjal kionit (PGK I merupakan sutati satu rrinxaluti keseliaiao dunia. Amerika Serikat. Berdasarkan data riset Collaboration merupakan persamaan eLFG
Penilaian fungsi ginjal dapat diloku¥m dengan casa pengukuran dan perhiiungm laju tilirxsi kesehatan masyarakat dasar (Riskesdas) yang paling akurat dan telah dievaluasi
gt‹urierulus ILFG). Pengukuran LFG secuia langsung dengan substuosi eLsogen atau en4ogen tahun 2013 pravdensi gagal ginjal kronik di pada populasi beragain dalam jumluh besar
LFG teLFG). Estimasi LFG digunakan untuk menilai stadium gangguan ginjal dun perjalanun Indonesia sebesar 0,2% dengan prava- lensi dan dapat ditetapkan pada penggunaan klinis
penya1:ii ginjal. Peneniuun esiiinasi LFG berdasarkan rumu.s formula cLFG Cockrofi-GauIi terendab 1% dan tertinggi 496. Riskcsdas secara umum
(eLFGt-t;) dan t’ormula eLFG duri Cfizunir Kwn cv f3i,ieri,se Epirfeiniiifnyi C«/frifxir‹iii‹iii mengemukakaii terdapat tiga provinsi dengan Penelitian ini bertujuan untuk menge-
(eLFGt gt,.,.p). Penelitian ini tiertiijuan untuk mengciahui perbandingan eLFG berdasarkan pravalensi tertinggi di Indonesia yaitu tahui perbandingan gambaran eLFG
eLFG CG dengan eLFG CKD›zi pada PGK ncn-diaisis \PGK ND). Hasil penelitica
menJu{›utkan artanyu kcscsuaian cluri kcduu f‹›rmuIa eLFG .xebes«r 7'?.2 'I6, Hasil uji Gemma Sulawesi ten ah 0,5%, berdasarkan nimus formula Cockrnft-Gault

mendapatkan hasil kcsesuman tLFCi Ccckroft-Gauti dengan eLFG CKDrp dengan r= 0.il73 Aceh 0,4s, Gorontalo 0,496, dat Sulawesi (eLFGco) dengan eLfG C/ironic Kimne j'
(P<0,f\ I). Cimpnlan: Terdapat kcsesuaian rehexar 79,2% dari hasil ycmcrik.xun cLPG hipertirikemi, lupus eritemaiosus
hcrdusarkan tormula cLFG C‹<kmft-GauJt d«ngcn f‹›mul* eLPG CKDr*i paJa pcnderita PGK
U1na0,4%?
Gambaran klinis PGK sesuai dengan
Katti kunci: PGK. eLFG CG. eLFG CKDt penyakit yang mendasari seperti diabetes
melitus, infeksi traklus tirinarius, hiper- tensi,
Disease EyideiniofogJ' Collaboration (eLFGp .pt) pada subjek
PGK non- dialisis periode Jaruari-December 2017 di Poliklinik
Raw at Jalan Ginjal-Hipertensi RSU.P Prof. Dr, fl. D. Kandou
Manado.
Penyakit ginjol kronik tPGK) didefinisikan muat muntah, nokturix kelebikon volume
Hubungan Kadar Lipid Serum dengan Nilai Estimasi Laju Filtrasi
Glomerulus pada Penyakit Ginjal Kronik sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih cairn tt'‹›/umr r \’er/r oc/}, neuropoti pcrifer
dari 3 bulan.berupa kelainan struktural aiau dan pruritus.“ Displidcmia diiandai oleh
fungsionnl, dengon atau tanpa pcnuninnn adanya pcnigkatan lipoprotcin kaya
laju filtrasi glomerulus (LFG). Definiei lain Trigliserida tTgJ. Erie Or»si¿ £i ›j•xn/ein
'r ‘sE‘M = dari P€iK yaitu penurunan LFG <fiO (LDLj dan pcnurucxn Hiyh Deiuiij'
2
Cerelia E. C. Sugeng ml/menir'l .73in selama 3 bulan, dengan Lfiyayn›tein (HDL), scring berhubungan
atau ienpa kerusakan ginjal.’ dengan PGK dan berkcncibusi pada
Penyakii ginjal kronik merupakan peningkataa risiko kazdiovaskulaz. Pada
'Kandidat Skrispi Fakultas Kedokieran Univeritas Sam Raiulangi Manado
'Bagian Obstetri-Ginekologi Fakulias Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado salâh satu ntasttlah kesehatan di dunia
Email: claudiaericho&rocketmail.com dengan jumlah pcnderita terus meningkat. menunjukkan bahwa nbnormalitas lipid
Daia tahun t995- IP99 di Amerika Serika bisa mrmprrburuk prngresivitas kcrusakan
Abstract: Chronic lcidney diséase (CKDj is a health problem in the world anñ the number of menyatakan insidens PGK diperkirakan 1
patients toniinuts io , ncrease. The results of health research dna base (RistesA*s) in 2013 UI kasus pcjutn penduduk periahun, dan Lju filtrasi glotncrulus tLFGj
suggested that the prevalence of CKD in Indonesia amounted to 0.29£. Riskes4as meniione4 three
provinces with the highest CKD cases izt Indonesia. As follows: Cegcral Sulawesi 0.'i'X+, Noztb. angka ini mcningkat sekitar 8'X setiap mempBmn salt satu pmmnkam lungs

Sulawesi 0.4% , an4 Gotontalo 0,45. Dyslipidtmia is characterized by the progressive increase in {g{{jtjjjjj g, " Hasil data riset keschatan dasar dalam mcnilai fungsi ckskre«i.
£ñglycrñde ñrh Wpñ o‹ems (Tg), low dense lpopeein (LDL) aod dere•wd itgh density
lipoprotein HDL), o0tn associated with CitD and contributes io increased cardiovascular risL. (Riskesdns) iahun 26I 3 mengemukaknn dengan cara menghirung banyaknya filtrat
Vañous expenmenial studies also show that lipid abnormalities may aggravate the progression of bnhwa prevaiensi PGK di Indonesia sebesar yang dapat dihasilkan oleh glonnrulus.
kidney diunage. Giomeruiar filtmtion raie (GFR) ii ont or the examination or kianey runcson in
assessing the function of excretion that calculate the amount of filtraie which can t< produced by
0,2'. Riskesdas menyebutkan tign provinsi Derajat penuninan kadar UG menandakan
the glomeruli. Decrei%a revels of LFG indicates the severity or kidney damage. This study wo dengan kasus PGK tertinggi di Indonesia beratnya kerusakan ginjal.^' Pcnentuaa
aim‹x1 to deiemine the relationship between serum lipiñ levets (total ch0lesierot, HDL, LDL, Th) adalah provinsi Sulnwesi Tengah 0,5%.
and eLFG in outpatients with GKD at Kidney Hypertension Polyclinic of Prof Dr. R. D. Knndou
Hospital Maando. This was a 4e nptivc analytic fl iivdy with a tross secuo»ai muospecive Suiawesi Utara 0,4% dan Garontaln 0,4%. dapat merispcrkifakan nilai LFG oienjmli
design using dau of die metlical records of patients with CKD at ProF Dr. R. D. Kandou Hospital Berdasarkan data di berhagai puxat lebih mudah. eepat, dan pmktis. Pcnentuan
Maoado. The study population wu patients with CAD 4, CKD 5 NO. and CKD 5 HD. samples
were patients diagnñsed as CKD outpaii'enis at Kidney Hypertension Polyclinic of Prof Dr. R. D. n'efrologi dilndonesia prevalensi PGK esurnasi Ayn inn am ginmcruius year j
Kandou Hospital from July 2015 io Jury 2016. The relationships between the sivdy variables were berkisar 200-230 penduduk per satu juta terdiri dari formula eLFG berdasarkan
analyzed with Spearmair-rho rest. The relationships of the vañables were us follows: intal
cholesterol *nd eEFG showed the r value of -0.279 (p= 0.039), HDL and eLFG showed the r vuloe pcnduduk, sedangican data yang dipernJeb rumus dari Cockrofi-Gantt leLfiGccl.
of 0.024 (p- 0.863): LDL end eLFG showed the r vaiue of 0.287 iP — 0.0341; inglycendes and Dinas Kesehatan Indonesia, PGK bemda eLFG berdasarkan rumus dari 3fzidiJcoiion
eLFG showed ihe r *alue of 0.293 tp=0.039). Cenclualnn: There was a significant negative pada posisi enazn dari sepuJub peayakit
correlation belweec \oi«4 c1oIe*ieroI and LDL wirh eGFRcp.an. and a significant go*icivc
correlation between triglyceride and eG gp.bb, utama penyebab kematian di rumah sakit eLFG berdasarkan rumus dari be Chronic
Keywonli: CKD, toial cholesterol. HDD. LDL, Th. eGFRc Sri tahun 2005, dengan angka kematian
sebesar 2.521 atau 2,99a dari total
Akserak: Pcnyakil Ginjal Kronik (PGK) merupakan s«4ah satu masclzh keschatan ai ducia, dinuna
jumlah penderiia iezus meninj;kai, Hasil data riser kesehaiei dasor (Riskesdas i tahun 2013
kemaiian di rumab sakii (Depaneoien oleb kzloaipok Chroni ' Kidney’ Disease
menjiemukoLan bahwa prtvatensi PGK di InUt›rnsia ieinsar G,2& . Ri4esdas menyebui¥ an ñga Kesehntan RI 2fD8)."’ Epidemiology Collaboration mempubli-
Gambaran klinis PGK sesuai dengan kasikan formula perhitungan eLF•G yaitu
Sutawesi Uutra 0,4'h dan Ciorontalu 0,4s. Displidemia diiandai oleh adanyu penin#katan
lipoprotein hiya trigliserida (Tg), ñii+' Oenri9' Ziprpr ›kein (LDL), dan penui•uniin digs decsir› penyakit yBug ntendasari seperti diabetes
Lipuyrntein (HDk). wring berhubungan denim P£iK daa berk ontribusi puda peningtatao rcsito
kardiovaskular. Leju filirasi gl‹imeiulus tLm rrienipa£an salnh emu pemeriksaan fungsi ginjal
dalam menilai fungsi ekspresi. dengan care menj;kiiung banyaknya meet yang dapat dihuifLan traktus urinarius, hipertensi, hiperurisemia. jenis keiamin dan ras. Fnmiula ini •miliki
oleh glomerulus. Derajui penuiunnn kudar LFG menandakm hcramya kerusukan ginjal. Perrelitisn .lupiis eritematosus dan lainnya. Pada akuiasi yang lebih baik dimana dapat
Eni beriuujuan untuk mengetatiui hubungan kadar lipid serum ltolesterol iotol. HDL. LDL. Tg)
dengan eLFG pasta subye¥ PCiK yang rawat jatun di PuliKlinik Ginjal-Hipenensi RS UP Prof, Dr, pasien PGK dapat dijuinpai sindrorn u •mia digunakan pada LFCi <60 mL/nenir
R. D. Knndou Mnnado. Jenis penelitian iaieh deskriptif analiiik dengon ‹lesain ptitong lintung yang terdiri dari lemah, letargi. annieksia, 1,73ni’.*“
reirosptktil' menggunakan dour rekam inedis pasien PCiE di RSUP Prof. Dr. R. D. Random
n\27*Hm;Uk:7Jr25cm

Anda mungkin juga menyukai