Anda di halaman 1dari 3

Tolak Bencana dengan Sedekah

BY TARMIZI ASHIDIQ · PUBLISHED OCT 28, 2015 · UPDATED OCT 29, 2015

Oleh Tarmizi Ashidiq

‘’Supermarket Bencana’’. Itulah julukan buat negeri kita, saking banyak dan beragamnya bentuk
bencana yang melanda Nusantara.

Dalam kurun 2004-2009, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
sebanyak 4.408 bencana alam telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Tahun berikutnya, 2010, terjadi sebanyak 644 bencana alam yang menelan korban jiwa sebanyak
1.711 orang.

“Ada sekitar 644 kejadian bencana yang terjadi di Tanah Air sepanjang tahun 2010 lalu,” kata Kepala
Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho (www.waspada.co.id, 04/01/2011).
Sutopo menambahkan, jumlah korban yang mengalami luka dan hilang sepanjang tahun 2010 sekitar
1.398.923 orang. “Jumlah rumah rusak berat 14.639 unit, rusak sedang 2.830 unit dan rusak ringan
25.030,” paparnya.

Tahun berikutnya, 2011, BNPB mencatat telah terjadi 1.598 peristiwa bencana atau 6 bencana alam
per hari. Bencana meliputi gempa bumi, banjir, tanah longsor hingga kebakaran hutan.

Rinciannya: gempa bumi 11 kali, tsunami 1 kali, letusan gunung 5 kali, tanah longsor 237 kali, banjir
disertai longsor 24 kali, banjir 403 kali, kekeringan 221 kali, puting beliung 284 kali, gelombang
pasang 15 kali, kecelakaan industri 1 kali, kecelakaan transportasi 20 kali, kebakaran hutan 21 kali,
kebakaran 355 kali dan konflik/kerusuhan sosial 1 kali.

Ditambah data dari pemerintah daerah dan kementerian terkait, total sepanjang tahun 2011 terjadi
2.400 bencana, yang mengakibatkan korban meninggal dan hilang sebanyak 834 jiwa serta korban
luka dan mengungsi 325.361 orang.

Bagaimana tahun 2012 ini?


Menurut surat edaran akhir tahun 2011 dari Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan
Bencana Alam, Andi Arief, sedikitnya ada 9 kejadian alam yang perlu diwaspadai pada tahun 2012.
Ancaman itu meliputi letusan gunung berapi, gempa, banjir, topan-badai, dan cuaca ekstrim.

Dari semua konsep, definisi, maupun pengertian bencana yang dikemukakan lembaga nasional
maupun internasional, tak satupun yang memasukkan secara tegas unsur atau pengaruh Allah SWT
(the invisible hand of God).

Merujuk pada penjelasan Syaich Muqbil bin Hadi al-Wadi’i, hal itu tidak bisa dibenarkan. Dalam
risalahnya yang berjudul Idhohul Maqol Fi Asbabi Zilzal war Roddu ’Ala Malahidah Dzulal, beliau
menyatakan, keyakinan bahwa penyebab gempa bumi hanya sekadar faktor alam semata sangat
bertentangan dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan hadits, dan ini merupakan pemikiran yang
menyimpang” (hal 42).

Karenanya, Ustadz Yusuf Mansur tak henti-hentinya mengajak masyarakat agar senantiasa
‘’menghadirkan’’ Allah SWT dalam setiap persoalan kehidupan. Termasuk dalam menyikapi bala
bencana.

Salah satu jurus jitu menolak bencana adalah sedekah. Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman,
“Wahai Anak Adam, kosongkan gudangmu untuk memenuhi apa yang ada di sisi-Ku. Niscaya Engkau
akan selamat dari kebakaran, kebanjiran, pencurian dan kejahatan “ (HR Thabrani dan Baihaqi).

Dalam banyak hadits, Rasulullah menegaskan pentingnya sedekah sebagai tameng penolak bala.
“Sungguh, sedekah dapat memadamkan panasnya kubur orang yang bersedekah, dan sungguh
orang mukmin akan bernaung pada hari kiamat dengan payungan sedekahnya“ (HR Thabrani).
“Sedekah dapat mencegah 70 macam bencana, yang paling ringan adalah penyakit kusta dan supak“
(HR Thabrani). ”Bersegeralah kalian untuk mengeluarkan sedekah, karena sungguh bencana tak
dapat melewati sedekah“ (HR Thabrani). ‘’Obatilah orang sakit diantara kalian dengan sedekah“ (HR
Baihaqi).

Dalam hadis lain Nabi SAW menerangkan: “Yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling gemar
bersedekah, dan amalan paling dicintai Allah adalah membahagiakan orang mukmin, meringankan
bebannya, membayarkan utangnya, atau menghilangkan laparnya“ (Shahih Al Jami’us Shagrir).

Imam Ibnul Jauzi dalam al-Mudhisy dan Imam as-Suyuthi dalam Kasyfu Sholsholah ’An Wasfi
Zalzalah, mengisahkan gempa bumi dan tsunami pada jaman dulu secara detil tempat dan tanggal
kejadiannya.
Tatkala daerahnya dilanda gempa, Khalifah Umar bin Abdul Aziz segera mengirim instruksi kepada
para gubernurnya untuk bersedekah bersama warganya (dari Abu Nu’aim dalam al-Hilyah no 5/337,
Ibnu Abi Dunya dalam al-’Uqubat no 23).

Jadi, disertai ikhtiar lainnya, mari kita tolak bencana dengan sedekah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sudah terjadi 513 bencana di
tanah air. Angin puting beliung dan banjir jadi mayoritas bencana di Indonesia.

"Dari 513 kejadian bencana tersebut terdiri dari puting beliung 182 kejadian, banjir 157,
longsor 137, kebakaran hutan dan lahan 15, kombinasi banjir dan tanah longsor 10,
gelombang pasang dan abrasi 7, gempa bumi merusak 3, dan erupsi gunung api 2 kali,"
kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat
keterangan tertulisnya, Jumat (2/3/2018).

Anda mungkin juga menyukai