Anda di halaman 1dari 39

RAPAT DENGAR PENDAPAT

KOMISI VII DPR RI DENGAN


PT PLN (PERSERO)

27 Mei 2021
Outline

1 Strategi PLN Menuju Carbon Neutral 2060 & Progress


RUPTL PLN 2021 - 2030

2 Perkembangan Program PLN Melistriki Desa Daerah


Indonesia Timur

3 Upaya Penyelesaian Proyek Pembangkit Terkendala

4 Laporan Keuangan PLN 2020 Audited

www.pln.co.id 2
Carbon Neutral 2060
1a

3
Pertumbuhan Kebutuhan Listrik Membuka Ruang Yang Sangat
Besar Untuk Membangun Pembangkit Berbasis EBT

 Produksi energi nasional per hari ini 300


Gap TWh.
1.800TWh
PRODUKS 1800
 Luncuran dari Proyek 35 GW memang
I Energi masih didominasi oleh fossil fuel yaitu
HARI INI Gap 1450 sebesar 21 GW (120 TWh), mengingat
1.070 TWh
Gap
proyek tersebut dirancang pada tahun
1100
TWh

530TWh 2015, dan akan beroperasi sampai


Gap 800 dengan PPA berakhir.
660
30 TWh
450
560  Proyeksi produksi energi tahun 2060
300
365 akan menjadi 1.800 TWh. Ada gap
300TWh dengan kondisi hari ini sebesar 1.380
2021 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 TWh.
Tahun  Sisa gap sebesar 1.380 TWh (sekitar
Produksi Energi (TWh) 230 GW) diusahakan akan diisi dengan
pembangkit EBT.

www.pln.co.id |4
Timeline Retirement PLTU Batubara Menuju Carbon Neutral
2060

REPLACEMENT
RENCANA PLTU DAN RETIREMENT RETIREMENT ULTRA RETIREMENT ULTRA
PLTMG DENGAN PLT SUBCRITICAL TAHAP SUPERCRITICAL TAHAP SUPERCRITICAL
EBT BASELOAD 1,1 GW KEDUA (9 GW) PERTAMA (24 GW) TERAKHIR (5 GW)

2021 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060

RETIREMENT PLTU ULTRA SUPERCRITICAL


SECARA BERTAHAP DARI 2045 – 2056
RETIREMENT RETIREMENT PLTU
SUBCRITICAL TAHAP SUPERCRITICAL
PERTAMA (1 GW) (10 GW)

www.pln.co.id
•0
|5
Inovasi Teknologi Baterai Diperkirakan Mampu Membuat EBT
Baseload Berkompetisi dengan PLTU Batubatara

PLTS Base Load Inovasi PLTS Base Load


Generation cost PLTS sebesar 4 Generation cost PLTS sebesar 2,5 s.d 3
cents/kWh cents/kWh
Solid state battery storage Cost 13 Redox flow battery storage Cost 3,5
cents/kWh cents/kWh
Total cost 17 s.d 18 cents/kWh Total cost 6 s.d 7 cents/kWh
Teknologi Baterai : Lithium Ion, Ferro Flow redox battery (Vanadium, Cerium)
Nickel
Note :
PLN sedang melakukan kerja sama dengan seluruh stakeholder baik domestik maupun internasional untuk membangun
baterai dengan skala besar life cycles panjang dan biaya yang lebih murah.

www.pln.co.id |6
Tahun 2060 Seluruh Pembangkit Di Indonesia
Sudah Menggunakan Energi Bersih

Skenario Zero Carbon 2060 (%)


1. Market size utility di 2060 adalah 1.800 TWh, saat ini produksi listrik
adalah 300 TWh ditambah luncuran 120 TWh dari program 35 GW,
120
1 7 9
sehingga ada ruang 1.380 TWh untuk penambahan kapasitas
100
8 29 45 50 53 pembangkit EBT.
80 8

60 2. Mulai 2020 ke depan, porsi kapasitas PLTU diturunkan (dalam grafik,


40 terlihat dari warna hitam yang menurun).
20
68 62 59 24 3. Upaya retirement pembangkit fosil dimulai tahun 2030 dan secara
0 11 7
2020 2025 2030 2040 2045 2050 2060 signifikan turun jumlahnya pada 2040, mengikuti selesainya kontrak
PLTU PLTGU Nuklir PLTA PLTP EBT Lain PLTS + PLTB pembangkit tersebut.
4. Pembangkit nuklir akan masuk pada tahun 2040 untuk menjaga
Skenario Zero Carbon 2060 (TWh) keandalan sistem seiring perkembangan teknologi nuklir semakin
1800
aman.
1600
1400
5. Phase out seluruh pembangkit PLTU batubara pada tahun 2056,
1200 karena sudah tergantikan oleh EBT.
1000
800 6. Sementara, pengembangan pembangkit EBT akan mengalami
600 peningkatan besar-besaran mulai tahun 2028 dikarenakan kemajuan
400
200
teknologi baterai yang semakin murah. Kemudian mengalami
0 kenaikan secara eksponensial mulai tahun 2040. Dan pada tahun
2020 2025 2030 2040 2045 2050 2060
2045, porsi EBT sudah mendominasi total pembangkit. Dekade
PLTU PLTGU Nuklir PLTA PLTP EBT Lain PLTS + PLTB
berikutnya, seluruh pembangkit listrik di Indonesia berasal dari EBT.

www.pln.co.id |7
Agar Sektor Transportasi Bertransisi Menuju Low Carbon
Maka Diperlukan Pergeseran Dari BBM Menjadi Listrik

1. Dengan konsumsi BBM yang meningkat, produksi minyak


semakin menurun. Hal ini akan menambah defisit neraca
perdagangan tahun 2030 sekitar Rp 500 triliun/tahun, dan
terus di 2060 defisit lebih dari Rp 1.000 trilliun/tahun.

2. Proses dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan di tahun


2060 akan mencapai carbon neutral.

3. Pergeseran dari energi BBM menjadi energi listrik


mengubah energi import menjadi energi domestik
sekaligus mengurangi emisi karbon pada sektor
transportasi

4. Penetrasi mobil dan motor listrik sebesar 90% pada tahun


2060 untuk mencapai kondisi carbon neutral pada sektor
transportasi.

www.pln.co.id |8
Konversi Kompor LPG Ke Kompor Induksi Mengurangi Impor,
Mengurangi Subsidi, Dan Menurunkan Emisi CO2

1. Konsumsi LPG terus meningkat dan subsidinya mencapai Rp50T


hingga Rp60T per tahun.
2. Peningkatan konsumsi LPG masyarakat terus meningkat setiap
tahun, dan mengakibatkan subsidi yang diperlukan semakin
besar.
3. Kompor LPG juga menghasilkan emisi karbon CO2.
4. Mengonversi kompor LPG dengan kompor induksi akan
menurunkan subsidi impor.
5. Ketika sumber energi listriknya semakin bersih dan berbasis
produksi domestik, manfaat akan berdampak signifikan dalam
menggerakkan ekonomi yang lebih berkualitas.

www.pln.co.id |9
RUPTL 2021-2030
23% EBT TAHUN 2025
1b

10
Elastisitas Pertumbuhan Kebutuhan Listrik
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

• Realisasi elastisitas rata-rata dari


Realisasi Realisasi tahun 2004 sd 2014 sebesar 1,34
2004- 2014 2015- 2019 RUPTL 2020-2029 merupakan pondasi awal demand
forecart untuk 5 tahun berikutnya.
Melalui Program 35 GW diharapkan
listrik dapat tumbuh 8 sd 11% dengan
ekonomi tumbuh 6 sd 8%.

• Pada kenyataannya setelah tahun


2014, perekonomian tumbuh rata-rata
hanya 5% dan listrik tumbuh rata-rata
hanya 4,3%.

• Akibat pertumbuhan listrik yang


rendah dan selesainya pembangunan
pembangkit Program 35 GW maka
terjadi oversupply pada Sistem
Average Average Average Elasticity Kelistrikan PLN terutama di pulau-
Elasticity 2004- Elasticity 2015- 2020-2029 = 0,78 pulau besar.
2014 = 1,34 2019 = 0,86 2021-2029 = 1,00 • Pandemi Covid-19 semakin menekan
pertumbuhan beban sehingga kondisi
oversupply semakin dominan.

Catatan: - Outlier di 2020, Penjualan turun drastis akibat Pandemic COVID www.pln.co.id |11
- Setelah recovery dari pandemic, penjualan diperkirakan boosting pada tahun 2023/2024
Proyeksi Penjualan Listrik Indonesia 2021-2030:
Terjadi Perlambatan Pertumbuhan Beban Selama 3 Tahun

Average 10 tahun  Grafik garis berwarna merah


menunjukkan prediksi demand forecast
6,42% pada tahun 2019. Sesuai dengan
prediksi tahun 2019, diperkirakan
4,87% demand listrik pada tahun 2025 sebesar
361 TWh.
 Grafik garis berwarna hijau
menunjukkan prediksi demand forecast
pada tahun 2021 setelah terjadi
pandemi Covid-19. Sesuai dengan
prediksi tahun 2021, diperkirakan
demand listrik 361 TWH baru akan
terjadi pada tahun 2028.
 Kesimpulan:
 terjadi perlambatan pertumbuhan
beban selama 3 tahun.
 PLN Tetap berkomitmen
mencapai bauran enerrgi EBT
23% pada tahun 2025.

www.pln.co.id |12
Rencana Penambahan Pembangkit
EBT Lain PLT EBT
3.692 Baseload
9% [VALUE] EBT Lain; PLT EBT
PLTP 4.030; Baseload
[PERCENTA PLTP; 4%
3.490 ;
GE] 5.933;
9% [VALUE];
PLTU 6% [PERCEN
14.992 PLTA; TAGE]
PLTU;
63,2
GW
39,9 38% 14.148;
14%
99,9 44.362;
45%
GW
PLTA
8.986
GW
22% PLTG/MG
PLTG/MG/
/GU/D;
GU/D 30.360;
7.631 30%
Kapasitas terpasang 19%
2020 Kapasitas terpasang
DRUPTL 2021-2030 akhir 2030
 Kapasitas terpasang pembangkit PLN pada tahun 2020 adalah 63,2 GW. Direncanakan penambahan pembangkit sebesar 39,9 GW dalam
waktu 10 tahun ke depan. Penambahan pembangkit yang agresif adalah penambahan pembangkit EBT. PLTU batubara tidak ada
penambahan baru hanya penyelesaian proyek-proyek on going dan sudah PPA.
 Penambahan kapasitas pembangkit EBT sekitar 16,1 GW atau 39,5% yang terdiri dari PLTA 9, PLTP 3,5 GW dan EBT Lain 3,7 GW.
 Kebutuhan PLTU untuk melayani beban dasar setelah tahun 2025 akan dilayani dengan pembangkit EBT yang mampu baseload 24 jam atau
disebut PLT EBT Baseload seperti PLTS+Batere, PLTB+Batere, PLTA, PLTP, PLTBM, dll.
Catatan: Kapasitas tahun 2030 telah memperhitungkan pembangkit retired/mothballed sekitar 3,1 GW www.pln.co.id |13
Akibat Penambahan Kapasitas Yang Sangat Besar (12.998 MW) Dibarengi
Pertumbuhan Beban Yang Lambat Maka Sistem Jawa-Bali Oversupply

Reserve margin sistem Jawa-Bali yang


tinggi karena banyak pembangkit skala
besar yang sedang konstruksi & akan
sinkron sekitar 13 GW, terdiri atas PLN 3,1
GW dan IPP 9,9 GW.
Pembangkit MW COD
PLN 3.094
PLTA Jatigede 110 2021
PLTA Upper Cisokan PS 1.040 2025
PLTGU Jawa-Bali 1 779 2021
PLTGU Muara Karang 200 2021
PLTGU Muara Tawar Add-on Blok 2, 3, 4 650 2021-2022
PLTU Lontar #4 315 2021
IPP 9.904
PLTU Jawa Tengah/Batang 1.900 2021
PLTU Jawa-1/Cirebon 924 2022
PLTU Jawa-3/Tanjung Jati A 1.320 2025-2026
PLTU Jawa-4/Tanjung Jati B 2.000 2021
PLTU Jawa 9-10/Suralaya 2.000 2025-2026
PLTGU Jawa-1/Cilamaya 1.760 2021
Jumlah 12.998

www.pln.co.id |14
Akibat Penambahan Kapasitas Yang Sangat Besar (5.548 MW) Dibarengi
Pertumbuhan Beban Yang Lambat Maka Sistem Sumatera Oversupply

Reserve margin sistem Sumatera yang


tinggi karena banyak pembangkit skala
besar yang sudah on going/ konstruksi
sampai tahun 2025 adalah sebesar 5.548
MW ( PLN 617 MW, dan IPP 4.931 MW)
PEMBANGKIT MW COD
PLN 617
Peusangan 1-2 88 2022/23
Kumbih-3 45 2025
Asahan III (FTP2) 174 2023/24
Hululais (FTP2) 110 2025
Riau Peaker 200 2025
IPP 4.931
Batang Toru (Tapsel) 510 2025
Merangin 350 2025
Lumut Balai (FTP2) 55 2022
Sorik Marapi (FTP2) 195 2021-24
Muara Laboh (FTP2) 65 2025
Rantau Dedap (FTP2) 146 2021/25
Rajabasa (FTP2) 110 2025
Riau 275 2021
Meulaboh (Nagan Raya) #3,4* 400 2023
Sumsel-1 600 2023
Sumsel-8 1200 2022
Sumbagsel-1 300 2024
MiniHydro tersebar 385,31 2021-25
Bio Tersebar 39,7 2023/24
www.pln.co.id |15
RUPTL 2021-2030: Pencapaian 23% EBT Tahun 2025

EBT: 23,1% BB: 62,1% Dalam rangka mencapai bauran EBT 23% pada tahun 2025 dan
Gas: 14,4% BBM: 0,4% mengurangi bauran energi batubara dari 62,4% menjadi 58,5% pada tahun
Skenario Low Carbon 2030, maka dilakukan upaya sbb:
1. Penyelesaian Program 7 GW FTP II dan 35 GW diselesaikan pada
tahun 2026 (bauran batubara paling tinggi 62,4%). Dengan skenario
Low Carbon bauran energi batubara diturunkan menjadi 58,5% di
tahun 2030.
2. Implementasi co-firing biomasa pada PLTU PLN dengan porsi rata-
rata 10% untuk PLTU di Jawa-Bali dan 20% untuk PLTU di luar Jawa-
Bali, dengan CF 70%, total kapasitas ekuivalen 2.700 MW, dan
membutuhkan biomassa 8 sd 16 juta ton/tahun.
3. Kontribusi dari co-firing dalam bauran energi adalah sekitar 3-6%.
4. Program Dediselisasi PLTD tersebar 588 MW menjadi PLTS 1,2 GWp
dan Batere.
5. Pembangunan 1,1 GW PLTS dan 1 GW PLTB untuk mencapai bauran
EBT 23% pada tahun 2025.
6. Kebutuhan sekitar 1,1 GW PLTU setelah tahun 2025 digantikan
dengan PLT EBT Baseload seperti PLTS+BESS, PLTB+BESS, PLTA,
PLTBM, maupun PLTP.

Bauran EBT Tahun 2025: 7. Retirement 1,1 GW PLTU Sub Critical di Muarakarang, Priok,
PLTA 8,0%, PLTP 7,6%, Biomassa 6,0%, EBT Lain 1,5%, Total Tambaklorok dan Gresik pada tahun 2030.
23,1%.

www.pln.co.id |16
Co-firing Sebagai Upaya Utama Untuk Memenuhi Bauran
23% EBT Pada Kondisi Oversupply

SUMATERA • Pemenuhan 23% EBT pada kondisi


13 Lokasi PLTU oversupply dilakukan dengan
(5 Ujicoba: 38,46%) SULAWESI meminimalkan penambahan kapasitas
2315 MW KALIMANTAN 6 Lokasi PLTU pembangkit baru & mengimplementasikan
(2 Ujicoba : 33,33%) MALUKU & PAPUA program co-firing pada PLTU PLN.
0,4764 GW Cofiring 10 Lokasi PLTU 3 Lokasi PLTU
(4 Ujicoba : 40%) 478 MW
(0 Ujicoba : 0%) • PLN memilih program co-firing karena
979 MW 0,1792 GW Cofiring
41 MW tidak memerlukan biaya Capex
0,2488 GW Cofiring 0,0344 GW Cofiring (pembangunan pembangkit baru) dan
hanya mengoptimalkan biaya Opex (harga
biomassa).
• PLN telah melakukan uji co-firing pada 23
unit PLTU dari 52 lokasi PLTU.
• Program ini rata-rata menggunakan 10 sd
20% dari kapasitas PLTU PLN untuk
cofiring atau ekivalen sekitar 2.700 MW.
JAWA & MADURA • Perlu dukungan kebijakan dari pemerintah
16 Lokasi PLTU dan legislatif untuk program co-firing
(9 Ujicoba : 56,25%) BALI & NUSA TENGGARA terkait penyediaan feedstock maupun dari
14.845 MW 4 Lokasi PLTU (3 Lokasi : 75%) sisi komersial biomassa.
0,8005 GW Cofiring 237 MW
0,0433 GW Cofiring

www.pln.co.id |17
Pentingnya Konversi
Roadmap PLN untuk 15 Juta pengguna Kompor LPG ke Kompor Induksi dalam 10 Tahun

2030
15 juta

2027-2029 80,71 TWh

12 juta 63,85 T

2025-2027 65,95 TWh 192,94 kg

9 juta 52,17 T
42,32 TWh 157.648 kg
2021-2025
33,48 T
5 juta
101.177 kg
24,6 TWh
2021
19,46 T
1 juta
58.824 kg
984 GWh
Keterangan Asumsi
778 M Jumlah pengguna Rata-rata penggunaan LPG = 11 kg/bln
2.353 kg Kenaikan Penjualan kWh Rata-rata penggunaan Kompor Induksi = 82 kWh/bln
Penurunan Subsidi LPG Subsidi LPG = Rp 5.692/kg
Penurunan Emisi Gas Karbon Emisi Gas Karbon = 17,2 mg/kg

*Dasar perhitungan diambil dari berbagai sumber www.pln.co.id |18


Program Dediselisasi:
Konversi PLTD menjadi Non-BBM
± 5200 unit mesin , tersebar di 2130 lokasi
• Program Dediselisasi dilaksanakan dalam 3 inisiatif
utama:
1. PLTD menjadi EBT+Bat pd lokasi-lokasi Remote
dgn kapasitas PLTD kecil sd 5 MW.
2. PLTD memakai gas dgn Program Gasifikasi pada
lokasi-lokasi Remote dgn kapasitas PLTD besar >
5 MW.
3. PLTD dikoneksikan ke Sistem Besar melalui
interkoneksi menggunakan jaringan transmisi.
Tahap 1 : 265 MW Lokasi tersebar

• Program dediselisasi tahap 1 sebesar • Program dediselisasi tahap 2,


265 MW, yang dipilih adalah pada sebesar +2.000 MW akan dilakukan
sistem-sistem isolated dengan secara bertahap menggunakan
pertimbangan, biaya variable cost dari pembangkit renewable (PLTS/PLTB)
BBM lebih tinggi dari PLTS+Baterai. atau menginterkoneksikan dengan
transmisi ke sistem besar sampai
Total konversi PLTD tersebut menjadi
dengan 2025/2026.
PLTS+Baterai adalah 660 MW.

www.pln.co.id |19
Optimalisasi Aset Pembangkit ke Sistem Luar Jawa

1. Rencana relokasi dari Jawa ke Bali


DMN Usia
No. Pembangkit Konfigurasi COD Rencana relokasi pembangkit dengan tujuan
(MW) (Tahun)
1 PLTGU Grati Blok 1 3 GT + 1 steam 456 1997 23 untuk memanfaatkan pembangkit yang
utilisasinya rendah di sistem Jawa-Bali untuk
2. Rencana relokasi dari Jawa ke Regional Sumatera (Dumai) meningkatkan reserve margin di sistem luar Jawa,
No. Pembangkit Konfigurasi
DMN
COD
Usia serta mengurangi biaya investasi pembangkit.
(MW) (Tahun)
1 PLTGU Muaratawar Blok 5 1 GT + 1 steam 214 2011 9

3. Regional Kalimantan & Sulawesi


Kebutuhan: Kandidat relokasi pembangkit dari Jawa:
No Pembangkit Kapasitas (MW) Target COD DMN Usia
No. Pembangkit Konfigurasi COD
(MW) (Tahun)
1 PLTG Kalbar Peaker 100 2022
1 PLTGU Muara Tawar Blok 1 3 GT + 1 steam 615 1997 23
2 PLTG/MG Kalteng 100 2024
2 PLTGU Tambaklorok Blok 1 3 GT + 1 steam 405 1997 23
3 PLTG/MG/GU Kalsel 200 2022-2023 3 PLTGU Tambaklorok Blok 2 3 GT + 1 steam 405 1997 23
4 PLTGU Makassar 200 2023 4 PLTGU Priok Blok 2 3 GT + 1 steam 475 1994 26

Catatan: diperlukan kajian relokasi pembangkit untuk memperoleh biaya yang optimal dan garansi manufacture untuk beroperasi selama 15 sd 20 tahun

www.pln.co.id |20
PERKEMBANGAN
02 PROGRAM PLN MELISTRIKI
DESA DAERAH INDONESIA
TIMUR

21
PETA KELISTRIKAN DESA INDONESIA TIMUR – S.D. APRIL 2021

17.958 2.864 3.678 333


PLN LTSHE NON PLN GELAP GULITA

TOTAL
98.66 97.32
24.833 DESA
Daerah Indonesia Timur
RDB (%) RE (%)

www.pln.co.id |22
Upaya Melistriki “433 Desa” Belum
Berlistrik NTT 4/4 desa
PENCAPAIAN Grid
61 desa Papua 5/9 desa
100 DESA Pabar 40/48 desa

Maluku 1/1 desa


PLTD Sewa/Hybrid
Papua 16/16 desa
PAPUA : 47/325 desa 23 desa
Pabar 4/6 desa
PABAR : 47/102 desa
TALIS
MALUKU : 1/1 desa
Papua 15/36 desa
PLTS
NTT : 5/5 desa 52 desa PLTS
Pabar 3/16 desa

GRID

NTT 1/1 desa PLTD Sewa/Hybrid


Update M2 Mei 2021 Talis + SPEL (PV)
Papua 11/264 desa
297 desa
Pabar -/32 desa

Program Talis/APDAL oleh EBTKE (Tahun 2021)


Program CSR PLN untuk 12 Desa (Tahun 2020)
Rencana
Eksekusi Program AI PLN untuk memenuhi kebutuhan SPEL
Terdapat 58 desa rawan belum survei (Tahun 2021) www.pln.co.id | 23
P. Morotai
SEBARAN 97 PLTD UP3 TOBELO
UIW MMU
P. Halmahera

UP3 SOFIFII
UP3 TERNATE
P. Bacan

P. Obi

P. Misool P. Papua
P. Taliabu
P. Sulawesi
UP3 MASOHI

P. Seram
P. Buru
P. Ambon

UP3 AMBON

Kep. Aru
UP3 TUAL
UP3 SAUMLAKI
Jarak Lokasi :
Utara  Selatan : 1.164 KM
Timur  Barat : 1.248 KM P. Wetar P.Yamdena

P. Alor - NTT
Timor Leste
P. Lakor www.pln.co.id| |
www.pln.co.id
Rencana Menyalakan Lisdes 97 lokasi PLTD

Tahap 1
Relokasi 60 SPD dari PLTD Eksisting dengan kapasitas 5,9 MW
untuk 28 PLTD

Tahap 2
Tahapan Penyalaan
Penyediaan 169 SPD dengan kapasitas 15,48 MW untuk 84 PLTD
Lisdes (termasuk tambahan SPD untuk 16 PLTD Tahap 1)

Tahap 3
Pembangunan PLTS Hybrid di 97 Lokasi PLTD

Dari 97 lokasi terdapat 1 lokasi PLTD (Pulau Dai terdiri dari 3 desa) yang akan ditarik jaringan dari PLTD eksisting
terdekat.

www.pln.co.id |25
PENYELESAIAN PROYEK
03 PEMBANGKIT TERKENDALA

26
SULAWESI
34 Pembangkit KALIMANTAN
Operasi
17. PLTU Gorontalo 2x25 MW
Terkendala Operasi
8. PLTU Malinau 2 x 3 MW
18. PLTU Ampana 2x3 MW
21. Kendari Extension 1 x 10 MW
11. PLTU Tanjung Redep 2x7 MW
On Progres On Progres
Status Jumlah Kap (MW) 6. PLTU Parit Baru 2 x 50 MW 16. PLTU Talaud 2 x 3 MW
MALUKU PAPUA
7. PLTU Bengkayang 2 x 27,5 MW 19. PLTM Lapai 2 2 x 2 MW On Progres
Operasi 7 114 10. PLTU Tanjung Selor 2 x 7 MW 8. PLTM Buleleng 2 x 0,6 MW
30. PLTU Sofifi 2 x 3 MW
Dilanjutkan 15 336,8 13. PLTU Sampit 2 x 25 MW Tidak Dilanjutkan
15. PLTU Kotabaru 2 x 7 MW 32. PLTM Kalibumi 2 x 1,3 MW
Tidak Dilanjutkan 12 177 Tidak Dilanjutkan
22. PLTU Raha 2 x 3 MW 33. PLTU Timika 4 x 7 MW
Total 34 627,8 23. PLTU Wangi-wangi
9. PLTU Tarakan Tidak Dilanjutkan
24. PLTU Bau Bau
12. PLTU Kuala Pambuang 8 34. PLTU Jayapura 2 x 15 MW
9
14. PLTU Buntok 2 x 7 MW 31. PLTU Ambon 2 x 15 MW
10
SUMATERA 4 11
Operasi 16
7 17 30
1. PLTU Tembilahan 2x7 MW
1 6
Tidak Dilanjutkan 18
2
2. PLTU Kuala Tungkal 2x7 MW 3 14
13
3. PLTU Bengkalis 2x10 MW 34
12 15
5 19 20 31 32
4. PLTU Ipuh Seblat 2x3 MW
21 33
5. PLTU Tembilahan (IPP) NUSA TENGGARA
22 24
2x5,5 MW
23 Operasi

Operasi 25. Sumbawa Barat 2 x 7 MW

On Progres 26 27 On Progres
25
Tidak Dilanjutkan 28 26. PLTU Bima 2 x 10 MW
27. PLTU Alor 2 x 3 MW
29
28. PLTU Atambua 4 x 6 MW
29. PLTU Rote 2 x 3 MW www.pln.co.id |27
7 PROYEK DILANJUTKAN - SELESAI DAN BEROPERASI

NO. NAMA PROYEK STATUS


REGIONAL SUMATERA KALIMANTAN
1 PLTU Tembilahan (2 x 7 MW) Unit 1 dan unit 2 operasi pada Juli 2018
Unit 2 operasi pada Nov 2019
2 PLTU Tj. Redep (Berau) (2 x 7 MW)
Unit 1 operasi pada Juli 2020
Unit 1 operasi pada Des 2020
3 PLTU Malinau (2 x 3 MW)
Unit 2 operasi pada Mei 2021
REGIONAL SULAWESI MALUKU PAPUA NUSA TENGGARA
Unit 2 operasi pada Sep 2019
4 PLTU Gorontalo (2 x 25 MW)
Unit 1 operasi pada Feb 2020
Unit 2 operasi pada Agu 2020
5 PLTU Ampana (2 x 3 MW)
Unit 1 operasi pada Mar 2021
6 PLTU Kendari Ext. (1 x 10 MW) Operasi pada Desember 2019
Unit 1 operasi Okt 2019
7 PLTU Sumbawa Barat (2 x 7 MW)
Unit 2 operasi Des 2019

www.pln.co.id |28
15 PROYEK DILANJUTKAN DALAM TAHAP PENYELESAIAN

NO PROYEK PROGRES (%) EST. COD


REGIONAL SUMATERA KALIMANTAN
1 PLTU 1 KALBAR (Parit Baru) 2x50 MW 85,57 2022
2 PLTU 2 KALBAR (Bengkayang) 2x27,5 MW 86,13 2022
3 PLTU Tanjung Selor 2x7 MW 81 2022
4 PLTU Kota Baru 2x7 MW 79,61 2022
5 PLTU Sampit 2x25 MW 52.80 2023
REGIONAL SULAWESI MALUKU PAPUA NUSA TENGGARA
6 PLTU Talaud 2x3 MW 91,53 2022
7 PLTM Buleleng 2x0,6 MW 3,11 2023
8 PLTM Lapai -2 2x2 MW 52,81 2023
9 PLTU Rote 2x3 MW 64,26 2023
10 PLTU Bima 2x10 MW 30,03 2023
11 PLTU Alor 2x3 MW 32,8 2023
12 PLTU Atambua 4x6 MW 78,24 2023
13 PLTU Sofifi 2x3 MW 74,67 2021
14 PLTM Kalibumi 2 x 1,3 MW 0 2025
15 PLTU Timika 4 x 7 MW 39,34 2022
www.pln.co.id |29
MITIGASI 12 PROYEK TIDAK DILANJUTKAN
PENGGANTI
NO. PROYEK TIDAK DILANJUTKAN
INSFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN

• GI 150 kV Kuala Tungkal 30MVA, Progress 78,81 % estimasi operasi Desember 2021
1 PLTU Kuala Tungkal (2x7 MW)
• Transmisi 150kV Muara Sabak - Kuala Tungkal, progres 39,39 %, dan estimasi operasi Desember 2021
• GI 150 kV Muko-Muko 60MVA, progres 27,17 %, dan estimasi operasi Desember 2022
2 PLTU Ipuh Seblat (2x3 MW)
• Transmisi 150 kV Tapan – Muko-Muko, progres 29,65 %, dan estimasi operasi Desember 2022
• GI 150 kV Bengkalis 30 MVA, estimasi operasi Desember 2023
3 PLTU Bengkalis (2x10 MW)
• Transmisi 150 kV KID – Bengkalis, estimasi operasi Desember 2023
• Pembangunan Gardu Induk 150 kV Tembilahan 60 MVA, dalam tahap konstruksi progres 88,4% dan target COD Jun 2021
4 PLTU Tembilahan IPP (2x5,5 MW)
• Transmisi 150 kV Rengat – Tembilahan 120 kms, dalam tahap konstruksi progres 94,37% dan target COD Jun 2021
• Pembangunan Gardu Induk 150 kV Kuala Pambuang 30 MVA, dalam tahap konstruksi progres 62,66% dan target COD Des 2021
5 PLTU Kuala Pambuang (2x3 MW)
• Transmisi Sampit – Kuala Pambuang 160 kms, dalam tahap konstruksi progres 56,32 % dan target COD Des 2021
• Gardu Induk 150 kV Buntok 30 MVA, sudah operasi Maret 2018
6 PLTU Buntok (2x7 MW)
• Transmisi Tanjung – Buntok, sudah operasi Maret 2018
7 PLTU Tarakan (2x7 MW) • PLTMG Gunung Belah 2x18 MW, estimasi Desember 2022

• GI 150 kV Raha 60 MVA, progres 22,98%, dan operasi Jun 2022


8 PLTU Raha (2x3 MW)
• Transmisi 150 kV Bau-Bau – Raha, progres 38,27%, dan estimasi operasi Jun 2022

9 PLTU Wangi - Wangi (2x3 MW) Disubstitusi dengan PLTD tersebar (daerah 3T) dan operasi 2018

10 PLTU Bau-Bau (2x10 MW) Disusbtitusi dengan PLTMG Bau-Bau dan, operasi September 2019

11 PLTU Jayapura (2x15 MW) Disubstitusi dengan PLTMG MPP Jayapura, dan operasi pada November 2018

12 PLTU Ambon (2x15 MW) Disubstitusi dengan Relokasi BMPP Sambelia dan PLTMG Ambon, dan direncanakan operasi pada akhir 2023
www.pln.co.id |30
LAPORAN
04 KEUANGAN PLN 2020
AUDITED

31
LAPORAN KEUANGAN (LK) & EFISIENSI
EXECUTIVE • LK PLN yang diaudit oleh KAP Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis &

SUMMARY Rekan (PwC Indonesia) telah diterbitkan tanggal 24 Mei 2021 dengan opini KAP adalah
wajar tanpa modifikasian (WTP).
• Tahun 2020, Perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp5,99 T naik sebesar
38,7% dibandingkan tahun 2019 yang membukukan laba sebesar Rp4,3 T. Peningkatan
laba ini terutama disebabkan oleh efisiensi beban usaha (beban usaha turun Rp14,4 T)
Sehingga meskipun pendapatan usaha turun, perusahaan masih mampu membukukan
Pencapaian Kinerja Keuangan laba.
• Total Aset per 31 Desember 2021 sebesar Rp1.589,1 T naik sebesar 0,3%
Tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 . Kenaikan ini terutama disebabkan kenaikan piutang
kepada pemerintah. Total ekuitas per 31 Desember 2020 sebesar Rp939,8 T naik
sebesar 1,1% dibandingkan tahun 2019 dikarenakan adanya kenaikan profitabilitas.
• Efisiensi tahun 2020:
1. Catatan BPK, komponen utama BPP turun sebesar Rp32,5 T
2. Asersi non BPP lebih wajar dengan penurunan koreksi BPK sebesar Rp1,3 T
dibandingkan tahun 2019

RASIO KEUANGAN
• EBITDA Tahun 2020 sebesar Rp86,8 T naik sebesar 6,2% dibandingkan tahun 2019
yang mencapai sebesar Rp81,7 T dan EBITDA Margin sebesar 25,1%. Apabila tahun
2020, PLN tidak menerapkan PSAK 72 maka nilai EBITDA adalah Rp92,7 T naik
sebesar 13,2% dibandingkan tahun 2019
• DSCR tahun 2020 sebesar 1,84x sehingga covenant pinjaman perusahaan terpenuhi
• Saldo Interest Bearing Debt per 31 Desember 2020 Rp452,4 T turun sebesar 0,4%
dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar Rp454,2 T. Penurunan ini
terutama disebabkan adanya pelunasan lebih besar dibandingkan penarikan utang
baru

ARUS KAS OPERASI


• Pada tahun 2020, Arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi Rp95,2 T. Arus
kas bersih yang dikeluarkan untuk aktivitas investasi Rp68,7 T dan Arus kas bersih dari
aktivitas pendanaan Rp18,5 T sehingga Saldo Akhir Kas pada posisi per 31 Desember
www.pln.co.id |32
2020 menjadi Rp54,7 T.
FINANCIAL SUMMARY
(Triliun) (vs RKAP Tahun 2020) (YoY)

Rp86,8 Rp95,2 Rp1.589,1


EBITDA
CFO Rp452,4 Total Aset
143,7% dari RKAP
Desember 2020 revisi
Rp5,99 235,1% dari RKAP Debt 98,3% dari saldo RKAP
Desember 2020 revisi Desember 2020 revisi
yang ditetapkan Net Income 91,2% dari saldo RKAP
sebesar Rp60,4 Tn yang ditetapkan yang ditetapkan
Pencapaian melebihi sebesar Rp40,5 Tn Desember 2020 revisi sebesar Rp1.617 Tn
Naik 6,2% RKAP Desember 2020 yang ditetapkan
Naik 139,9% sebesar Rp496,2 Tn Turun 0,3%
dibandingkan tahun revisi yang ditetapkan
dibandingkan tahun dibandingkan saldo 31
lalu (yoy) karena rugi sebesar Rp20,7 Tn Turun 0,4%
lalu (yoy), terutama Des 2019 terutama
peningkatan laba dibandingkan saldo 31
Naik 38,7% karena penerimaan karena penurunan
usaha sehubungan Des 2019 terutama
dibandingkan tahun piutang kompensasi piutang kepada
efisiensi beban karena pelunasan
lalu (yoy) dikarenakan pemerintah
efisiensi beban usaha pinjaman &
prepayment

www.pln.co.id |33
Laba Rugi
(Rp. Triliun, kecuali dinyatakan lain)
Tahun 2020 Tahun 2019 YOY % Change Pencapaian 2020 terhadap RKAP Tahunan

Pendapatan Usaha
Pendapatan Usaha 279,5 285,6 -2,1%

Subsidi dan Kompensasi 65,9 74,0 -10,9% 107 Program


transformasi dan
% efisiensi
Pendapatan Usaha + Subsidi 345,4 359,6 -3,9%
memberikan
Beban Usaha (301,0) (315,4) -4,6% dampak:
Subsidi + Kompensasi
• Pendapatan
EBIT 44,4 44,2 0,5% usaha mencapai
107% dari RKAP
Beban Keuangan (27,4) 2020.
(24,6) 11,4% 78%
Selisih Kurs (7,7) 9,5 -181,6% • Subsidi dan
kompensasi
Lain-lain 3,0 (2,9) 204,5% Beban Usaha sebesar 78% dari
RKAP.
Laba (Rugi) Sebelum Pajak 12,3 26,1 -52,9%
• Beban usaha
Manfaat (beban) pajak (6,3) (21,8) -71,1% 93% mencapai 93%
dari RKAP 2020
Laba (Rugi) Bersih 5,99 38,7%
4,3

Tahun 2020, Perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,0 T meningkat 38,7% dari tahun lalu
terutama disebabkan efisiensi beban usaha sehingga beban usaha sebesar 4,6% atau Rp14,4 T
www.pln.co.id |34
NERACA
(Rp. Triliun, kecuali dinyatakan lain)

1.492,5 1.585,1 1.589,1 454,2 452,4


1.272,2 1.334,9 388,3
Total Aset 274,5 317,0 Interest-Bearing
Debt
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020
Total asset turun sebesar 0,3% dari saldo per 31 Desember 2019 Interest-bearing debt turun sebesar 0,4% dari saldo per 31 Desember 2019
dikarenakan penurunan piutang kepada pemerintah dikarenakan adanya prepayment

54,7 878,4 869,4 927,4 929,4 939,8


46,6
Kas & Setara 41,9 42,3
Ekuitas
33,3
Kas

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020
Kas dan setara kas meningkat sebesar 17,5% dari saldo per 31 Desember
2019 dikarenakan adanya upaya prioritasi investasi dan penggunaan kas Ekuitas naik sebesar 1,1% terutama dikarenakan meningkatnya profitabilitas
serta adanya penerimaan piutang kompensasi

www.pln.co.id |35
ARUS KAS
(Rp. Triliun, kecuali dinyatakan lain)
CF Waterfall s.d. 31 Des 2020 vs 2019 Pencapaian vs RKAP 2020

95,2 (68,7)

Incl. Penerimaan Saldo Akhir Kas 34,3 54,7 159,7%


kompensasi Rp45,4 T
(18,5)
CF Pendanaan (18,5) 22,2 -83,6%
0,2 54,7
46,6

CF Investasi (68,7) (75,0) 91,6%

So Awal CF Operasi CF Investasi CF Pendanaan Penyesuaian So Akhir


Kurs
140% CF Operasi 40,5 95,2 235,1%

RKAP 2020 - Rev Januari s.d Des 2020


-32%

-125% Dibandingkan dengan RKAP 2020:


• Saldo akhir kas per 31 Des 2020 mencapai 159,7%
• CFO mencapai 235,1%, tingginya pencapaian karena
Dibandingkan realisasi s.d Des 2019: penerimaan kompensasi
• CFO meningkat sebesar 140% atau Rp55,5 T dikarenakan penerimaan • CF Investasi mencapai 91,6%
kompensasi. • CF Pendanaan 83,6%, karena adanya prepayment dan
• CF investasi lebih rendah sebesar 32% atau Rp32,3 T dikarenakan adanya berkurangnya penarikan pinjaman. Nilai loan prepayment
upaya prioritisasi capex kurang lebih sebesar Rp30,4 T yang teridiri dari mata uang IDR
sebesar Rp29,2 T dan sisanya dalam mata uang USD sebesar
• CF pendanaan lebih rendah sebesar 125% atau Rp90,6 T dikarenakan adanya
$83,1 juta
prepayment dan berkurangan penarikan pinjaman www.pln.co.id |36
PENDAPATAN USAHA
(RP. TRILIUN, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

Komponen Pendapatan Usaha Tahun 2020 YOY % Change vs RKAP 2020 % Change Catatan
• Komponen terbesar pendapatan usaha tahun 2020
adalah penjualan TL yaitu mencapai 80% dari
0% 20% 40% 60% 80% 100% pendapatan usaha atau sebesar Rp274,9 T.
Sedangkan pendapatan subsidi dan kompensasi
sebesar Rp65,9 T atau sebesar 19% dari pendapatan
Penjualan TL 274,9
usaha
0% 8%
• Dari sisi kWh jual, tahun 2020 mengalami penurunan
sebesar 0,8% dari semula di tahun 2019 sebesar
245.518 GWh menjadi sebesar 243.583 GWH di tahun
Subsidi + Kompensasi
2020
65,9
-11% -22%
• Secara total pendapatan usaha tahun 2020 lebih
kecil sebesar 3,9% atau Rp14,2 T dibandingkan tahun
2019 yang membukukan pendapatan usaha sebesar
Lain-lain
Rp359,6 T
4,3
63% -29%
• Penurunan ini terutama disebabkan penurunan
pendapatan penyambungan pelanggan sebagai akibat
penerapan PSAK 72 di tahun 2020.
Penyambungan pelanggan 0,3
-86% • Apabila dibandingkan dengan RKAP tahun 2020,
-95%
pendapatan usaha + subsidi tahun 2020 lebih rendah
sebesar 0,2% atau Rp0,8 T.
345,4 -0,2%
-4% • Pencapaian tersebut terutama disebabkan efisiensi
sehingga pendapatan subsidi dan kompensasi lebih
rendah 22% dibandingkan RKAP 2020

www.pln.co.id |37
Beban Usaha
(Rp. Triliun, kecuali dinyatakan lain)
Komponen Beban Usaha Tahun 2020 YOY % Change vs RKAP % Change Catatan
• Komponen terbesar BPP tahun 2020 adalah
beban bahan bakar (BBM) yaitu sebesar
0% 10% 20% 30% 40% Rp106,0 T atau mencapai 35% dari beban
usaha.
BBM 106,0 -22,1% -13,2%
• Secara total beban usaha tahun 2020 lebih
kecil sebesar 4,6%% atau Rp14,4 Tn
Pembelian TL 98,7 18,1% -1,8%
dibandingkan tahun 2019

5,5% • Penurunan ini terutama disebabkan efisiensi


Penyusutan 39,1 10,8%
yang dilakukan perusahaan sehingga fuel mix
BBM membaik serta didorong penurunan harga
Kepegawaian 25,0 -3,6% -6,4% komoditas energi primer terutama Harga
Batubara Acuan (HBA) dan ICP sehingga
beban bahan bakar (BBM) tahun 2020
-1,7% -11,0% mengalami penurunan sebesar 22,1% atau
Pemeliharaan 21,9
Rp30,1 T dibandingkan tahun 2019.
-16,6% -18,1%
Administrasi 7,2 • Apabila dibandingkan dengan RKAP 2020,
Beban usaha realisasi tahun 2020 lebih rendah
-14,3% 0,0% sebesar Rp21,9 T atau sebesar 6,8%%
Sewa 3,1

301,0 -4,6% -6,8%

www.pln.co.id |38
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai