pernapasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2), atau sering disebut virus Corona. Virus ini merupakan patogen zoonotik yang memiliki tingkat mutasi tinggi, dan dapat menetap pada manusia dan binatang dengan presentasi klinis beragam, mulai dari asimptomatik, gejala ringan sampai berat, sampai kematian.[1-3]
Hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien COVID-19 tidak spesifik, tetapi
sering ditemukan limfopenia, peningkatan laktat dehidrogenase, dan peningkatan aminotransferase. Sedangkan pemeriksaan pencitraan toraks dapat menunjukkan gambaran pneumonia.[1,4]
Karakteristik gambaran COVID-19 pada CT scan toraks nonkontras
adalah ground glass opacification (GGO) bilateral, multilobar, dengan distribusi periferal atau posterior. Walaupun kurang spesifik, ultrasonography (USG) dan rontgen toraks juga dapat membantu menegakkan diagnosis COVID- 19.Diagnosis baku emas COVID-19 adalah mendeteksi virus RNA dengan pemeriksaan nucleic acid amplification test (NAAT) dengan metode real time polymerase chain reaction (RT-PCR).[1,4]