Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 5

BIMBINGAN DAN KONSELING


“PRINSIP-PRINSIP BK”

Dosen Pembimbing :
Dr. Alizamar, M.Pd., Kons.
Team Asisten

Oleh:
Sonali Arta Ully
18065020

PROGRAM JURUSAN
FAKULTAS
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
1. Prinsip Umum Bimbingan dan Konseling
Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoretik dan telaah lapangan yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam
pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber
dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat
manusia, Van Hoose (1969) (dalam Prayitno dan Amti, 2004: 218) mengemukakan
bahwa prinsip-prinsip umum bimbingan dan konseling, yaitu :
1) Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung
kebaikan-kebaikan; setiap pribadi mempunyai potensi dan pendidikan
hendaklah mampu membantu anak memanfaatkan potensinya itu.
2) Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik; seseorang
anak berbeda dari yang lain.

2. Prinsip Khusus Bimbingan dan Konseling


Sejumlah prinsip dan asas mendasari gerak dan langkah penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip dan asas-asas ini berkaitan dengan
tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta berbagai aspek
operasionalisasi pelayanan bimbingan dan konseling.Menurut Prayitno (2007: 27-30)
terdapat empat prinsip khusus bimbingan dan konseling, yaitu:
a. Berkaitan dengan Peserta Didik
Bimbingan dan konseling melayani semua peserta didik tanpa memandang
umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi. Bimbingan dan
konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan
dinamis. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu.Bimbingan dan konseling memberikan
perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadikan orientasi
pokok alasannya.
sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya itu
mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konseling sebagai
berikut :
1. Bimbingan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur,
jenis kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi individu yang
akan diberikan layanan
2. Bimbingan dan konseling berkaitan dengan sikap dan tingkah laku individu
yang terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang kompleks. pelayanan
bimbingan konseling perlu menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi
individu.
3. Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan
kebutuhan individu itu sendiri perlu dikenali dan dipahami keunikan setiap
individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan, dan permasalahan yang
sedang dihadapi oleh individu bersangkutan.

b. Tujuan Pendidikan
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling (baik yang terprogram
atau incidental) dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan
ini selanjutnya akan diwujudkan melalui proses tertentu oleh seorang
konselor. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling konselor
perlu mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam
lembaga maupun dari luar lembaga agar tercapainya perkembangan peserta
didik secara optimal.
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan denga hal tersebut adalah
Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap
individu..
2. Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan
oleh konseli hendaknya atas kemauan konseli sendiri,
3. tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalaha khusus
tersebut.
4. Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Oleh jarena itu
dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dan
latihan latihan khusus dalam bidang bimbingan
konseling                                                                                                      
c. Permasalahan
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2004: 24) (dalam Khofifah, Sano, dan
Syukur, 2017: 47) terdapat 2 permasalahan, yaitu: Bimbingan dan konseling
berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik
individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam
kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh
lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu. Kesenjangan sosial,
ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu
yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan
konseling.

d. Pengorganisasian
Pengorganisasian bimbingan dan konselng dapat dijadikan sebagai salah
satu cara mengatasi masalah-masalah pendidikan di sekolah melalui kegiatan
bimbingan yang terorganisir dan melibatkan banyak elemen-elemen
pendidikan di sekolah. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang dicapai, sehingga tidak
mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
Prinsip Skala Hierarki Dalam suatu organisasi, harus ada garis kewenangan
yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga
dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang, dan pertanggung
jawaban, dan akan menunjang efektifitas jalannya organisasi secara
keseluruhan.
 Prinsip Kesatuan Perintah Dalam hal ini seseorang hanya menerima
perintah atau bertanggung jawab kepada  seseorang atasannya.
 Prinsip Pendelegasian Wewenang Dalam pendelegasian, wewenang
yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan
keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan
mengadakan tindakan tanpa meminta persetujuan lebih dahulu
kepada atasannya.
 Prinsip Pertanggung jawaban Dalam menjalankan tugasnya, setiap
pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
 Prinsip Pembagian Pekerjaan. Adanya kejelasan dalam pembagian
tugas akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang,
pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya
organisasi.
 Prinsip Rentang Pengendalian Artinya bahwa jumlah bawahan atau
staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi
secara rasional. Rentang kendali sesuai dengan bentuk dan tipe
organisasi.
 Prinsip Fungsional Secara fungsional, tugas dan weweang, kegiatan,
hubungan kerja, serta tanggungjawab seorang pegawai harus jelas.
 Prinsip Pemisahan Tanggung jawab tugas pekerjaan seseorang tidak
dapat dibebankan kepada orang lain.
 Prinsip Keseimbanga, Keseimbangan disini adalah keseimbangan
antara struktur organisasi yang efektif dan tujuan organisasi.
 Prinsip Fleksibilitas Organisasi harus senantiasa melakukan
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisais
sendiri (inter factor) dank arena adanya pengaruh di luar organisasi
(external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi
dalam mencapai tujuan.
 Prinsip Kepentingan Dalam organisasi apapun bentuknya, diperlukan
pemimpin atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan
aktifitasnya, karena adanya proses kepemimpinan yang digerakkan
oleh pemimpin organisasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai