Intisari
Kata kunci : Korosi, Unit penukar panas, Kualitas air pendingin, Derajat kejenuhan Langelier, Waduk jatiluhur
Abstract
Keywords : Corrosion, Heat exchanger unit, cooling water quality, Langelier saturation index, Jatiluhur dam
PENDAHULUAN
Air sangat vital dan dibutuhkan untuk Proses korosi yang terjadi pada unit
unit-unit proses air di industri, diantaranya penukar panas sangat komplek dan
sebagai fluida pendingin pada unit penukar seringkali sulit terdeteksi sampai
panas. Akan tetapi, air yang digunakan kebocoran pipa penukar panas terjadi.
sebagai fluida pendingin seringkali Tingkat korosi tergantung pada kualitas air
cenderung korosif terhadap pipa penukar pendingin (kandungan konstituen-
panas dan utilitas yang terbuat dari konstituen agresif seperti ion-ion Cl-, SO4=,
beberapa jenis baja karbon dan juga dapat gas terlarut O2, Cl2, CO2 dan H2S, padatan
menyebabkan pembentukan kerak. terlarut dan kesadahan), jenis material
konstruksi, kondisi operasi seperti laju alir, Gambar 1 sangat luas digunakan di
temperatur dan pH. industri.
Pembentukkan kerak pada unit penukar Material pipa untuk tubular heat
panas dipengaruhi oleh kesadahan kalsium exchanger tergantung pada media
(Ca), padatan terlarut total, alkalinitas total pendingin yang akan digunakan. Bilamana
(m-alkalinitas), pH dan temperatur air media pendingin berasal dari air danau,
pendingin. Kerak atau biofouling yang material yang banyak digunakan untuk
terbentuk pada permukaan pipa penukar tubular heat exchanger adalah baja karbon.
panas dapat menyebabkan korosi sekunder Process fluid out
yaitu korosi sumuran dikarenakan
Nozzle
pembentukkan sel perbedaan aerasi
oksigen dan mempercepat serangan lokal Baffle
di bawah endapan atau biofouling tersebut
[1] Shell
. Cooling water in
Kerugian akibat korosi pada penukar
panas diantaranya meliputi: penurunan Channel U-bend
Support Plate
efisiensi transfer panas, kontaminasi
produk, pergantian material logam. Tubes
Tubes Baffles
2HCO3-
H2O
Gambar 3. Mekanisme korosi sumuran di bawah Kualitas air yang akan digunakan
deposit[6] sebagai air pendingin unit tubular heat
exchanger resirkulasi terbuka dengan
Adanya deposit dan produk korosi pada sistem shell side flow tergantung pada
unit tubular heat exchanger resirkulasi kondisi proses dan jenis material yang
terbuka dengan sistem shell side flow akan digunakan.
menyebabkan korosi sekunder (korosi Yang paling penting bahwa air tersebut
sumuran) di bawah deposit dan produk harus tidak cenderung membentuk deposit
korosi tersebut, yang pada akhirnya dan tidak bersifat korosif, yang mana
mengakibatkan kebocoran pada tubular disebut dengan air stabil. Stabilitas air
pendingin dapat ditentukan dengan
alat spektrofotometer.
Analisa strukturmikro benda uji Gambar 6. Pengaruh temperatur terhadap laju
material baja karbon dari tubular heat korosi baja karbon dalam air pendingin (sampel 1)
exchanger dan utilitas tipe: A179, C1045,
A192 dan A515-70, diamati dengan 18
mengunakan mikroskop metalurgi 16
10
x 10 mm dimonting dalam resin. Sebelum 8
dilakukan pengamatan di bawah 6
10
8
laju korosi logam baja karbon A515-70
6
relatif lebih besar dibandingkan dengan
baja karbon A192, baik dalam larutan uji
4
sampel 1 dan sampel 2 maupun pada
2
variasi tempertur 32, 37 dan 50oC. Hal ini
0
A179 C1045 A192 A 515-70
disebabkan oleh peningkatan efek
Material galvanik.
(a) Pengaruh Kualitas Air Pendingin
16
Terhadap Korosi Logam Baja
14 32 37 50 Komposisi kimia air dari waduk
Jatiluhur, yang digunakan sebagai air
Laju korosi ( mpy )
12
2
harga derajat indek kejenuhan negatif.
1
Oleh karena itu, air dari waduk Jatiluhur
0
A179 C1045 A192 A 515-70
bersifat korosif (lihat Tabel 1, prediksi
Material karakteristik air). Hal ini bisa
(a) mengakibatkan kebocoran tubular heat
exchanger disebabkan oleh sifat
12 korosifitas dari air pendingin tersebut
10
Samp. 1 Samp. 2
seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.
Laju korosi (mpy)
14 KESIMPULAN
Laju korosi ( mpy )
12
10
Dari hasil penelitian dapat diperoleh
8 kesimpulan sebagai berikut :
6 Laju korosi material baja karbon tipe:
4 A179; C1045, A192 dan A515-70, baik
2
dalam air dari waduk Jatiluhur sampel 1
0
A179 C1045 A192 A 515-70
maupun sampel 2 meningkat dengan
Material kenaikan temperatur dari 32 sampai
(c) dengan 50°C.
Gambar 14. Hubungan antara material logam baja Laju korosi material tubular heat
dan laju korosi dalam air pendingin untuk sampel 1 exchanger baja karbon tipe: A179
dan 2 pada temperatur (°C); (a) 32, (b) 37, dan (c) relatif lebih rendah dibandingkan
50
dengan baja karbon tipe C1045, A192