OLEH
KELOMPOK 5
1. 15120200110 (SUHARDIMAN SUWAKBUR)
2. 15120200118 (DIAN RAHAYU)
3. 15120200119 (DWI JAYANTI)
4. 15120200124 (FAUZIAH SYAMSUDDIN)
5. 15120200143 (MAHFHUMUL ZULHIJJAH)
6. 15120200145 (RIZKA ASHOKAWATI)
7. 15120200162 (NUR FATNILA)
8. 15120200164 (MUCHLISHAH)
9. 15120200168 (NUR ALFIAH)
10. 15120200190 (DELLA LESTARI)
11. 15120200191 (NINDY PRECYLLIA RIZALDY)
Suhardiman (110)
Narkotika Permenkes No. 44 tahun 2019
Narkotika terbagi menjadi 3 golongan yaitu :
Golongan 1 : Contohnya opium, hanya digunakan untuk
pengembangan dan penelitian dan tidak digunakan dalam
terapi pengobatan berotensi mengakibatkan ketergantungan.
Golongan 2 : Contohnya Fentanyl, morpin, pethidine dll,
hanya digunakan dalam pengembangan dan penelitian serta
pilihan terakhir dalam pengobatan kesehatan.
Golongan 3 : Contohnya codein, digunakan untuk terapi
kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan skenario terdapat obat fentanyl pada resep dan jika
dilihat dalam permenkes tersebut fentanyl masuk kategori narkotika
golongan 2
Psikotropika Permenkes No. 49 tahun 2018
Bahwa obat psikotropika terbagi 4 golongan yaitu Golongan 1 , 2, 3
dan 4 terdapat obat alprazolam diresep yang mana masuk dalam
kategori psikotropika gol 4.
Muchlisah (164)
Permenkes No. 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek
Konseling proses interaktif antara apoteker dengan
pasien untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku
dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang
dihadapi pasien.
Rizka
Pada skenario apoteker harus menjelaskan konseling ttg obat obat
obat khusus
Swamedikasi apoteker telah melakukan swamedikasi ttg salep gatal
dan diare
Nur Fatnila
Pada pasal 1 apoteker
Implementasi melakukan praktek profesi dilihat dari kasus yang ada
apoteker yang bertugas telah melakukan diliht dari pemberian
dextromrtopran, tidak melayani pasien yang berbeda provinsi,
apoteker menghubungi saat apoteker ingin mengganti obat,
Pada pasal 9 apoteker harus me
Implementasi dalam skenario memberi informasi pada ibu yang
meminta pil kb
Dwi jayanti
Kode etik apoteker terhadap pasien menjunjung tinggi
Apoteker tidak melayani, sebaiknya apoteker tetap melakukan
memberi obat Pereda nyeri,
Pada saat apoteker ingin mengganti obat, dimana apoteker tidak
lupa menghubungi dokter untuk penggantian obat tersebut
4. Diman : Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana cara
penggunaan atau pemakaian obat-obat khusus yang terdapat
pada skenario (Suppositoria, insulin dll)
Mafhummul :
Suppositoria
Mencuci tangan
Jika suppositoria melunak maka dimasukkan ke lemari pendingin
agar mengeras kembali
Keluarkan suppositoria dari kemasan
Atur posisi tubuh berbaring menyamping kaki bagian atas ditekuk
bagian perut
Masukkan suppositoria ke anus pastikan benar benar masuk, atur
posisi tubuh tetap berbaring selama 5 m2nit
Inhaler
1. Semprotkan inhaler ke telapak tangan apakah inhaler berfungsi
dgn baik
2. Tarik nafas, masukkan inhaler kedalam mulut tutup inhaler
dengan bibir
3. Tekan tombol inhaler untuk mengeluarkan obat tahan nafas
selama 10 detik kemudian buang nafas secara perlahan
4. Setelah selesai kumur2
Tablet sublingual
Minum dan berkumurlah, letakkan tablet dibawah lidah jangan
minum makan sebelum tablet
Dwi
Sesuai dengan skenario yang ada Omeprazol dalam skenario
sebaiknya tidak diberikan 10 tablet karena jumlah harus diberikan 7
tablet
Triamcinolone 1 tube
Pil kb pasien belum pernah melakukan konsultasi pada dokter
sehingga tidak bisa dilayani oleh apoteker
Dian
Wulansari, 2014 dalam obat mengandung kandungan babi salah
satunya parnaparin,
Uud 2014 bahan berasal dari hewan yang diharamkan yaitu bahan
mengandung bangkai, darah babi, hewan yang disembelih tidak
sesuai syariiat islam.
Nur
Al-Maidah ayat 3 diharmkan bagimu memakan bangkai, darah,
daging babi, dan daging yang disembelih tidak a
Kesimpulan :
Obat yang diganakan harus halal dan suci tidak mengandung bahan
haram, dimana parnaparin masuk dalam kategori obat haram
karena mengandung babi.
Penggunaan obat haram najis diperbolehkan jika memenuhi syarat :
1. Dalam kondisi terpaksa
2. Rekomendasi para medis
Melindungi pasien
Pasal 3
1. Pengelolaan bahan farmasi
2. Farmasi klinik
3. Pengelolaan bahan habis pakai,
4. Pengelonaan farmasi klinik
Pasal 6
Menjamin ketersedian habis pakai
Suhardiman
Permenkes
1. Apoteker harus melayani sesuai tanggung jawab
2. Jika terdapat merk dagang yang akan diganti harus
3. Apaila pasien tidak dapat menebus maka dapat diganti
4. Jika resep
5. Apabila penulis resep
Nur
Permenkes 73 tahun 2016
Prasaran untuk menunjang pelayanan
1. Ruang penerimaan resep
2. Ruang pelayanan resep dan peracikan
3. Ruang penyerahan obat
4. Ruang konseling
5. Ruang penyimpanan sediaan farmasi alkes dan bahan medis habis
pakai
6. Ruang arsip
Kesimpulan
Della