A.PENGERTIAN AGREGAT
1
B. GOLONGAN AGEREGAT
2
Dengan menggunakan agregat Batu Barit, dapat dicapai
D. PENYIMPANAN AGREGAT
Bahan:
Agregat halus dan
Agregat kasar
3. Langkah Kerja
Cara Pertama
1. Siapkan Splitter dengan dua tampah pada
kiri kanannya
2. Masukkan Agregat halus atau kasar
secara sendiri-sendiri ke dalam Splitter.
3. Agregat halus atau kasar sudah terbagi dan
masukkan dalam tampah ambil salah satu tampah
untuk contoh uji.
4. Ambil agregat halus atau kasar sesuai
syarat sampel uji dan simpan dalam wadah
tertutup rapat.
Cara Kedua
1. Ambil Agregat halus atau kasar secara
acak dari tumpukannya ± 50 kg
2. Letakan pada tempat yang bersih dan datar
lalu aduk sampai merata.
3. Ratakan dan dibagi empat bagian lalu
beri nomor, perhatikan gambar 1
4. Ambil bagian A dan D , aduk kembali
hingga rata, lalu dibagi 4 bagian gambar 2.
5. Bagian A & D digabung dan aduk hingga
merata lalu dibagi lagi 4 bagian, seterusnya
bagian A & D dimasukkan kedalam karung,
diikat, diberi label dan disimpan dalam ruangan
pada suhu kamar denganjumlah sesuai besar
butir seperti pada tabel 1 di atas.
CARA PERTAMA
C D C D
A B
C D
G. KEKUATAN AGREGAT
Kekuatan dan elastisitas agregat tergantung dari jenis
batuan, susunan mineral dan tekstur butiran atau
kristalnya, kekuatan agregat sangat berpengaruh terhadap
kekuatan beton, agregat yang lemah tidak akan menghasilkan
beton yang kuat, sedangkan untuk membuat beton berkekuatan
tinggi haruslah dipakai agregat yang tinggi kekuatannya.
Untuk berbagai jenis batuan, kekuatannya dinyatakan dengan
kekuatan hancur yang diperoleh dengan cara menguji kekuatan
tekan sampai hancur.
Kekuatan agregat beton diperoleh dengan cara pengujian
kekuatan, yaitu diuji sejumlah sampel dalam bentuk beberapa
ukuran butir pada volume tertentu (secara bulk). Pada
pengujian kekuatan terdapat beberapa cara dan istilah
yang digunakan oleh beberapa negara antara lain:
a. Untuk agregat kasar BS. 812 - 1967, memakai
istilah nilai kuat hancur (crushing value), nilai
kuat pukul (Impact value), dan 10 % fin
Bahan
Agregat kasar
3. Langkah Kerja
1. Ambil agregat kasar
2. Cuci bersih hingga tidak ada debu dan tanah
yang melengket
3. kering tetapkan dengan suhu 105 ± 5º C
4. Pisahkan butiran agregat sesuai dengan tabel
dan pengujian
5. Ambil agregat masukkan dalam bejana
6. Tambahkan bola baja
7. Tutup bejana rapat-rapat
8. Putar bejana dengan kecepatan 30 – 33 putaran
per menit jumlah putaran
9. keluarkan butiran agregat dari bejana, butiran yang
besar diayak dengan ayakan 2 mm.
10. Cuci bersih butiran kasar dan butiran yang tertinggal
pada ayakan
11. Keringkan dalam oven sampai kering tetap
12. Timbang beratnya
13. Hitung kekerasan agregat dengan rumus :
A B
C 100%
A
Keterangan :
A = Berat contoh semula kering tetap
B = Berat contoh sesudah digiling, dicuci dan kering
tetap.
C = Ketahanan aus (geser) hancur.
Syarat daya tahan geser ini maksimum 50 % hilang
Tabel 2
BLANKO PENUJIAN “ABRATION TEST”
PENGUJIAN KETERANGAN
NO JENIS
PENGUJIAN I II III
1 Berat Kerikil
Awal (A) gr
2 Berat Setelah A B
digiling dan C 100%
di Ayak (B) gr A
3 Ketahanan Aus
(C)
Tabel 3
SUSUNAN BUTIR CONTOH YANG DIUJI
JUMLAH BOLA BAJA DAN JUMLAH PUTARAN MESIN
Ø Ayakan
( mm ) Berat Contoh Yang Diuji
Lewat 1 2 3a 3b 4 5 6
Tinggal
75 2500±50
63
63 2500±50
50
50 5000±50 5000±50
37,5
37,5 5000±25 5000±25 1250±25
25
25 5000±25 1250±25
19
19 1250±10 2500±10
12,5
12,5 1250±10 2500±10
9,5
9,5 2500±10
6,3
6,3 2500±10
4,8
4,8 5000± 10
2,4
Jml contoh diuji 10.000±100 10.000±75 10.000±50 5.000±10 5.000±10 5.000±10 5.000±10
Jml bola baja 12 butir 12 butir 12 butir 12 butir 11 butir 8 butir 8 butir
Jml putaran
bejana 1000 x 1000 x 1000 x 500 x 500 x 500 x 500 x
Referensi: Buku Manual Mesin Los Angeles
I. BERAT ISI DAN BERAT JENIS AGREGAT
1. Berat Isi
Berat agregat yang mengisi suatu tempat/ruang dalam
satuan volume tertentu disebut berat isi agregat (bulk
density), dimana sebagian tempat/ruangan agregat terisi
oleh rongga antar partikel dari agregatnya. berbeda
dengan berat jenis. Contoh: Kerikil sungai mempunyai
berat isi 1,5 kg/liter sedangkan berat jenisnya 2,60.
dan Pasir sungai berat isi 1,4 kg/liter sedangkan berat
jenisnya 2,55.
Untuk agregat dengan berat jenis yang sama dapat
memberikan nilai berat isi yang berbeda-beda, tergantung
bagaimana padatnya kita mengisikan, bentuk butiran dan
susunan besar butirnya. Nilai berat isi ini biasanya
digunakan untuk mengkonversikan sesuatu jumlah dalam
satuan berat kepada satuan volume.
Pengujian
No Jenis I II III Keterangan
1 Berat liter +
Kerikil
Berat isi =
2 Berat literan
Berat Kerikil
3 Berat Kerikil Volume liter
4 Volume literan
5 Berat isi
Tabel 5
BLANKO BERAT ISI PADAT KERIKIL
Pengujian
No Jenis I II III Keterangan
1 Berat liter +
Kerikil
Berat isi =
2 Berat literan
Berat Kerikil
3 Berat Kerikil Volume liter
4 Volume literan
5 Berat isi
14
Gambar 6. MESIN KETUK
3. Langkah Kerja
1. Timbang literan, misalnya A gram dan catat kan
pada tabel
2. Isi literan dengan pasir sampai penuh, ratakan
dan timbang literan yang berisi pasir penuh,
catat kan beratnya misalnya B gram
3. Maka berat isi Gembur = B gram dikurang A gram
dibagi volume literan
4. Lanjutkan berat isi padat pasir dengan langkah sbb:
a. Isi literan separoh dengan pasir
b. Tempatkan pada mesin ketuk, ketuk sebanyak 30
kali. c. Penuhkan literan, ketuk sebanyak 30 kali.
d. Ratakan permukaan literan, timbang beratnya misalkan C
gram
Tabel 6
BLANKO BERAT ISI GEMBUR PASIR
Pengujian
No Jenis I II III Keterangan
1 Berat liter +
Pasir
2 Berat literan
Berat isi =
3 Berat
Pasir Berat Pasir
4 Volume Volume liter
literan
5 Berat isi
Tabel 7
BLANKO BERAT ISI PADAT PASIR
Pengujian
No Jenis I II III Keterangan
1 Berat liter +
Pasir
2 Berat literan
Berat isi =
3 Berat
Pasir Berat Pasir
4 Volume literan Volume liter
5 Berat isi
L. BERAT JENIS KERIKIL
1. Tujuan :Setelah melakukan praktikum, Praktekan
dapat menentukan berat jenis kerikil dalam kondisi Nyata
atau Jenuh Kering Muka
2. Alat dan Bahan yang diperlukan
a. Alat :
1. Bejana kapasitas 1 liter
2. Timbangan ketelitian 0,1 gram
3. Sendok Semen
4. Gelas Ukur
b. Bahan :
Kerikil kondisi Nyata dan Jenuh Kering Muka (SSD),
3. Langkah Kerja
Kerikil
1. Timbang Kerikil Kondisi ssd atau Kondisi Nyata (X gr)
2. Timbang Tabung dan Air penuh (Y gr)
3. Timbang tabung, Kerikil dan Air penuh (Z gr)
4. Volume = (Y gr) + (X gr) - (Z gr) = Q
5. BJ = X
Q
Tabel 8
BLANKO BERAT JENIS KERIKIL NYATA
No Jenis Pengujian Keterangan
I II III
1 Berat Kerikil 250 250 250
kondisi Nyata
2 Berat tabung dan … ….. …
Air penuh
BJ Kerikil=
3 Berat Tabung, …. ….. …..
Kerikil dan Air Poin 1
Penuh Poin 4
4 Volume (2 + 1)-3 …. ….. ….
5 B J = Berat/Volume …. …. ….
= 1/4
Tabel 9
BLANKO BERAT JENIS KERIKIL “SSD CONDITION”
Pengujian
No Jenis I II III
1 Berat Kerikil 250 250 250
kondisi SSD
2 Berat tabung dan … ….. …
BJKerikil =
Air penuh
3 Berat Tabung, …. ….. ….. Poin 1
Kerikil dan Air Poin 4
Penuh
4 Volume (2 + 1)-3 …. ….. ….
5 B J = …. …. ….
Berat/Volume =
1/4
Tabel 10
BLANKO BERAT JENIS PASIR NYATA
Pengujian
No Jenis I II III
1 Berat Pasir kondisi 100 100 100
Nyata
BJ Pasir =
2 Berat tabung dan … ….. …
Air penuh
Poin 1
3 Berat Tabung, Pasir …. ….. ….. Poin 4
dan Air Penuh
4 Volume ( 2 + 1) - 3 …. ….. ….
5 B J = Berat/Volume = …. …. ….
1/4
Tabel 11
BLANKO BERAT JENIS PASIR “SSD CONDITION”
Pengujian
No Jenis I II III Keterangan
1 Berat Pasir 100 100 100
kondisi SSD
2 Berat tabung dan … ….. …
BJ Pasir =
Air penuh
3 Berat Tabung, …. ….. ….. Poin 1
Pasir dan Air Poin 4
Penuh
4 Volume (2 + 1)-3 …. ….. ….
5 B J = …. …. ….
Berat/Volume =
1/4
Gbr. 11.TIMBANGAN Gbr.12.MENIMBANG BEJANA
Tabel 12
KOEFISIEN PENGEMBANGAN LINIER PENGARUH THERMAL BATUAN
Bahan :
Agregat halus 1.000 gr dan
Agregat Kasar 2.000 gr
3. Langkah Kerja
Agregat Halus (Pasir)
1. Ambil Pasir 3 x 100 gr masing-masing masukkan dalam mangkok
porsellin/nikel
2. Ketiga mangkok tersebut dimasukkan dalam oven dengan suhu
110º C ± 5º C selama 2 jam
3. Keluarkan dari oven, dinginkan dalam desikator supaya
pendinginan tidak terpengaruh udara luar
4. Keluarkan dari desikator, timbang beratnya.
5. Pemanasan, pendinginan dan penimbangan dilakukan sampai
berat pasir tidak berubah lagi/tetap, misal X gr.
Cara lain untuk pengujian pasir sudah kering tetap :
Letakan potongan kaca di atas permukaan pasir yang
dipanaskan selama ± 1 menit sembari diperhatikan
permukaan kaca.
Apabila ada uap air yang menempel pada kaca, berarti
pasir masih mengandung air, maka lanjutkan pemanasan.
Seandainya uap air tidak ada lagi yang menempel, pasir
sudah kering tetap, maka dikeluarkan dan dingikan.
100 x
Hitung kadar airnya : ka 100%
x
Pasir SSD :
1. Sisa pasir di atas direndam selama 24 jam
2. Keringkan perlahan-lahan sehingga didapatkan jenuh
kering muka (SSD) dengan jalan :
3. Letakkan kerucut terpancung di atas tempat yang datar
4. Isi sepertiga bagian, tumbuk 8 kali
5. Isi sepertiga bagian lagi, tumbuk 8 kali
6. Isi penuh, dan tumbuk 9 kali ( jumlah semua tumbukan
25 kali )
7. Ratakan permukaan pasir, bersihkan keliling
kerucut, angkat kerucut tegak lurus. Pekerjaan ini
dilakukan selama
10 menit.
8. Perhatikan keadaan pasir sesudah kerucut diangkat
9. Pasir tetap utuh seperti kerucut, berarti pasir
masih dalam keadaan basah gambar 1
10. Teruskan pengeringan pasir sampai pasir rontok sebagian,
berarti pasir sudah kering muka (SSD) gambar 2
11. Pasir rontok semua berarti pasir sudah kelewat SSD,
pekerjaan harus diulangi lagi gambar 3
12. Pasir yang sudah SSD ambil 3 x 100 gr, masukkan dalam
mangkok porselin/nikel . Keringkan dalam oven sampai
kering tetap, dinginkan dalam desikator, timbang beratnya
misal y gr.
100 y
ka SSD 100%
y
Tabel 13
BLANKO KADAR AIR PASIR NYATA DAN “SSD CONDITION”
Pengujian
No Perlakuan I II III
1 Berat semula 100 100 100
2 Berat kering KA:
tetap selisih
3 Selisih 100%
BeratKerin gTetap
4 Berat SSD 100 100 100
5 Berat kering
tetap
6 Selisih
Kerikil Nyata
1. Timbang kerikil 3 x 250 gr
2. Masing-masing masukkan dalam mangkok porselin/nikel
3. Keringkan dalam oven sampai kering tetap, dan
dinginkan dalam desikator, timbang beratnya q gr.
4. Kadar air :
250 q
ka 100%
q
Kerikil SSD
1. Ambil sisa kerikil di atas, rendam selama 24 jam
2. Setelah direndam, keluarkan dan letakkan di atas kain,
lap kerikil tersebut hingga air yang menempel pada
kerikil tidak menetes lagi, ini dinamakan sudah SSD
3. Ambil 3 x 250 gr masing-masing masukkan dalam
mangkok porselin/nikel
4. Keringkan dalam oven hingga kering tetap
5. Dinginkan dalam Desikator dan keluarkan,
timbang beratnya,misal w gr
250 w
6. Kadar air : ka 100%
w
Tabel 14
BLANKO KADAR AIR KERIKIL NYATA DAN “SSD CONDITION”
Pengujian
No Perlakuan I II III
1 Berat semula 250 250 250
2 Berat kering
tetap
Kadar Air:
3 Selisih
selisih
4 Kerikil SSD 250 250 250 100%
BeratKerin gTetap
5 Berat kering
tetap
6 Selisih
KESIMPULAN
Simpulkan hasil pengujian dan kaitkan dengan persyaratan kadar
air agregat.
Kerikil
1. Ambil kerikil ±1000 gr, keringkan dalam oven
dan dinginkan dan timbang beratnya. Lakukan pekerjaan
ini sampai berat kerikil kering tetap.
2. Kerikil yang kering tetap ambil 3 x 250 gr
masing- masing masukkan dalam tampah / ember
3. Rendam sambil diaduk-aduk sehingga terpisah
bagian partikel yang menempel, kemudian buang airnya.
Lakukan pekerjaan ini sampai air pencuci kerikil
bersih.
4. Tumapahkan air beserta kerikilnya ke atas
saringan no.100
5. Ambil kerikil yang berada di atas saringan
masukkan kedalam cawan porselin dan panaskan dalam
oven sampai kering tetap.
6. Dinginkan dan timbang beratnya. Misal q gr
250 q
7. Maka kadar lumpurnya adalah : kl 100%
250
Tabel 15
BLANKO KADAR LUMPUR PASIR DAN KERIKIL
SIMPULAN
Simpulkan hasil pengujian dan kaitkan dengan persyaratan
0.5 25.4 2
3/8 19.0 1
1 3 12.7 0.5
/4 atau /16
9.5 0.2
menembus ayakan no
6.3 atau 4.8 0.1
7
menembus 2.4
Referesi : Teknologi Bahan 2 PEDC Bandung 1997
7 1.18 0 0 100.00 0
8 0.6 0 0 100.00 0
9 0.3 0 0 100.00 0
10 0.15 0 0 100.00 0
11 0.075 0 0 0 0
Keterangan :
1. Kolom 1 adalah no urut
2. Kolom 2 adalah lubang ayakan
3. kolom 3 adalah berat tertinggal pada ayakan
4. kolom 4 adalah berat tertinggal di atas ayakan dibagi
berat total dikali seratus
5. kolom 5 adalah penjumlahan dari persen tertinggal yang
ada pada kolom 4 kecuali ayakan 0,075 tidak termasuk ini
sama dengan kadar abu pada pasir.
6. kolom 6 adalah 100 kurang poin-poin yang ada pada kolom 5
7. Menghitung angka kehalusan”fenenes mudulus” adalah jumlah
persen tertinggal komulatif (kolom 5) dibagi jumlah persen
tertinggal(kolom 4)
3. Angka Kehalusan
Suatu perhitungan dari hasil analisa ayak yang dipergunakan
terutama di Amerika serikat adalah angka kehalusan (Fineness
Modulus).
Menurut Prof . D. A. Abrams, angka kehalusan ialah jumlah
persen tertinggal komulatif pada tiap-tiap ayakan dari suatu
seri ayakan yang ukuran lubangnya berbanding dua kali lipat,
dimulai dari ayakan berukuran lubang 0.15 mm (150 mikron),
dibagi jumlah persen tertinggal yaitu :100 (lihat contoh pada
table di atas)
Perlu diingat bila seluruh butir-butir agregat lebih besar
dari suatu lubang ayakan umpamanya 1.18 mm, maka persen
tertinggal komulatif adalah 100%. Demikian pula untuk ayakan
berikutnya 0.60 mm, 0.30 mm, dan 0.15 mm harus dimasukan
sebagai 100% pula. Angka kehalusan ini kurang dapat memberikan
gambaran tentang susunan besar butir, karena pada angka
kehalusan yang sama dapat terjadi susunan besar butir (grading)
yang berbeda-beda.
Gradasi agregat akan lebih baik digambarkan dengan grafik
pembagian besar butir.
70
Persen Tembus Komulatif
70
Persen Tembus Komulatif
60
60
50
50
40
40
30 30
20 20
10 10
0 0
0.15 0.30 0.60 1.18 2.40 4.76 9.52 0.15 0.30 0.60 1.18 2.40 4.76 9.52
Lubang Ayakan Lubang Ayakan
100
90
90
80
80
70
Persen Tembus Komulatif
70
Persen Tembus Komulatif
60
60
50
50
40
40
30
30
20
20
10 10
0 0
0.15 0.30 0.60 1.18 2.40 4.76 9.52 0.15 0.30 0.60 1.18 2.40 4.76 9.52
Lubang Ayakan Lubang Ayakan
KURVA ASTM C-33-74
100
90
80
70
50
40
30
20
10
0
0.15 0.30 0.60 1.18 2.40 4.76 9.52
Lubang Ayakan
Tabel 22
SYARAT SUSUNAN BESAR BUTIR AGREGAT KASAR
(PBI) 1971-NI-2
Tabel 26
CONTOH REKAPITULASI DATA PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS
SPESIFIKASI
No PARAMETER HASIL SATUAN METODE
MAX/MIN
1. Analisa Saringan
Susunan saringan :
1 ½ @ 38.1 mm - -
¾ @ 19.0 mm - -
3/8 @ 9.5 mm - -
No : 4 @ 4.8mm 100 % -
8 @ 2.4 mm 95 % - SNI-1968-1990-F
16 @ 1.2 mm 79 % -
30 @ 0.6 mm 40 % -
50 @ 0.3 mm 8 % -
100 @ 0.15 mm 3 % -
200 @ 0.075 mm - - -
2 Zone 2 -
3 Modus kehalusan FM= 2.73 Warna Std
Kotoran organik No 2 Max No 3
4
SNI-03-2816-1992
5 Passing No 200 1.05 %
Max 5%
6 Berat isi Padat 1.40 Kg/l Min. 1.2 kg/l PB-0208-76
7 Berat jenis
PB-0204-76
Apparent 2.59
Min 2.3
Ssd Condition 2.54 - Min 2.3
8. Penyerapan air 1.46 % Max.5 % SNI-1970-1990-F
SNI-1970-1990-F
Tabel 27
CONTOH REKAPITULASI DATA PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR
1 ½ @ 38.1 mm 100 % -
SNI-1968-1990-F
¾ @ 19.0 mm 65 % -
3/8 @ 9.5 mm 38 % -
No : 4 @ 4.8mm 15 % -
8 @ 2.4 mm 05 % -
16 @ 1.2 mm 0 % -
30 @ 0.6 mm 0 % -
50 @ 0.3 mm 0 % -
100 @ 0.15 mm 0 % -
200 @ 0.075 mm - -
-
2 Modulus kehalusan FM= 6.73
5 Berat jenis
apparent 2.50 Min 2.3 SNI-1970-1990-F
-
ssd basis 2.57
-
Min 2.3
1. Analisa Saringan
Susunan saringan :
1 ½ @ 38.1 mm - -
SNI-1968-1990-F
¾ @ 19.0 mm - -
3/8 @ 9.5 mm - -
No : 4 @ 4.8mm …. % -
8 @ 2.4 mm …. % -
16 @ 1.2 mm …. % -
30 @ 0.6 mm …. % -
50 @ 0.3 mm …. % -
100 @ 0.15 mm …. % -
200 @ 0.075 mm …. - -
2 Zone …. FM= -
3 Modulus kehalusan …. No:
7 Berat jenis …. -
apparent …. - Min 2.3
ssd basis
Min 2.3 SNI-1970-1990-F
Kadar air Pasir …. %
8. …. Max.5 %
Nyata
SSd Condition
SNI-1970-1990-F
Tabel 29
BLANKO REKAPITULASI DATA PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR
SPESIPIKASI
No PARAMETER HASIL SATUAN MAX/MIN METODE
1. Analisa Saringan
Susunan Saringan :
1 ½ @ 38.1 mm …. % -
SNI-1968-1990-F
¾ @ 19.0 mm …. % -
3/8 @ 9.5 mm …. % -
No : 4 @ 4.8mm …. % -
8 @ 2.4 mm …. % -
16 @ 1.2 mm …. % -
30 @ 0.6 mm …. % -
50 @ 0.3 mm …. % -
100 @ 0.15 mm …. % -
200 @ 0.075 mm - - -
Kg/l
3 Passing No 200 …. Max 1% PB-0208-76
Kg/l
Σ=258 Σ=703
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Langkah 2- 5
100 100
98
90
90
80
79
70
% lewat Pasir % lewat Kerikil
60
52 50
40
30
20
18
10
5
0
60
% lewat Kerikil
% lewat Pasir
52 50
40
30
20
18
10
5
0
65 % Kerikil 35 % Pasir
: Batas atas spsifikasi agregat
: Batas bawah spsifikasi agregat
Tabel 31
PENGECEKAN KEDALAM AGREGAT GABUNGAN
100
90
80
% LEWAT AYAKAN
72,5 70
Garis gabungan pasir dengan kerikil
60
57,7
50
40
37,5
30
31,5
27,6
20
18,2
10
1,7 6,3
0
0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 9,6 19 38
100
90
80
70
62,5
% Lewat Komulatif
60
50
47,5
40
35
30
275
21
20
15
9
10
4
Langkah 7 – 10
100
90
% Lewat Komulatif
80
70
62,5
60
50
47,5
40 35
27,5
21
20
15
9
10
4
100
90
80
72,5 70
% LEWAT AYAKAN
Garis gabungan pasir dengan kerikil
60
57,7
50
40
37,5
30
31,5
27,6 20
18,2
10
1,7 6,3 0
0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 9,6 19 38
Tabel 34
BLANKO ANALISA AYAK KERIKIL